Rencana Amah

Pov Diki

Sepulang kerja aku langsung ke rumah amah, dari kemarin aku gak pulang. Waktu itu pulang dan ribut dengan novia. Karena alasan itu di pabrik aku sengaja tidak menemui novia. Selain kesal aku malas kalau nanti dia bertanya lagi soal uang arisannya.

" Baru pulang mukamu udah kusut begitu kenapa dik ? " tanya amah.

Padahal tak usah bertanya pun dia sudah tau kenapa, aku diam tak menjawabnya malas untuk berdebat.

" Ditanya kok gak jawab malah diam saja, gak sopan kamu sama orang tua " amah kembali bicara dan sekarang terdengar ketus.

" Kenapa amah bertanya kan sudah tau masalah apa yang sedang kuhadapi. Ini semua gara gara amah " aku menyalahkan amah.

Ya jelas aku menyalahkannya kan yang punya usul untuk memakai uang arisan itu amah. Padahal aku sudah bilang untuk tidak memakainya.

Aku sudah tau karakter novia walaupun selama ini dia diam bukan karena dia takut, tapi karena dia berusaha bersabar dan berusaha menghargai amah sebagai mertuanya.

Bukan aku tidak tau bagaimana perlakuan amah padanya, dari awal kami menikah amah memang tidak menyukai novia.

Awalnya Novia selalu mengadu semua perlakuan amah tapi aku berusaha menghiburnya supaya sabar. Lama lama aku bosan mendengar dia mengadu jadi aku abaikan saja.

Amah selalu bilang kalau mencari pasangan itu harus tau bibit, bebet, bobotnya.

Amah berharap aku mendapatkan istri yang pekerjaannya bonafit seperti saudara saudara amah yang lain. Mereka mendapatkan menantu guru, PNS atau pekerja kantoran.

Padahal ada juga menantu bi dina menantunya malah tidak bekerja, tapi amah pura pura tidak tahu dan tetap pada pendiriannya.

Dan 1 lagi alasan amah tidak menerima novia karena novia tidak memiliki ayah. Amah selalu berprasangka kalau novia itu anak haram padahal dari keluarga novia sudah menjelaskan kalau novia memiliki ayah.

Tidak mungkin juga novia anak haram, karena dia memiliki kakak yang sebelumnya terlahir ditambah memiliki akta kelahiran yang jelas.

Aku sendiri tidak tau ada permasalahan apa dalam keluarganya yang aku tau novia gadis baik, mandiri dan tentu saja cantik.

Semenjak cantika dan robi menikah amah makin menjadi membandingkan para menantunya.

Karena suami cantika bekerja di bank dan ayu bekerja sebagai sekretaris, walaupun sekarang ayu tidak bekerja karena memiliki anak balita.

Tok tok tok

Aku melihat kearah pintu yang diketuk, tanpa dipersilahkan masuk pintu terbuka. Ternyata ada robi dan istrinya yang menggendong anaknya chila yang masih balita.

" Eeeehhh cucu amah sini sayang chila amah gendong yuk " amah berdiri dari duduknya langsung mengambil chila dari gendongan ayu.

Pemandangan ini berbanding terbalik dengan perlakuan amah pada anak anakku. Mana pernah kulihat amah seramah dan sesayang itu pada keyla dan althaf.

Pantas saja novia selalu protes padaku dan bilang kalau amah sangat pilih kasih memperlakukan cucu cucu nya.

Aku langsung memasang wajah ketus ketika mereka datang, karena gara gara mereka menikah amah berani memakai uang arisan novia.

Harusnya mereka sadar diri kalau tidak punya uang jangan ingin menikah mewah ya sudah sederhana saja seperti ketika aku menikahi novia.

Ah kalau ingat itu aku jadi bersyukur mempunyai istri seperti novia selain baik dan cantik dia juga pandai menabung dan mengurus rumah tangga.

Buktinya aku selalu memberinya uang sedikit tapi kebutuhan rumah tangga kami tercukupi. Padahal aku memiliki 2 anak bersekolah, rumah yang kami tempati pun tiap bulan novia yang bayar sewanya.

Bahkan bayar listrik, air, makan novia yang menanggung. Kurang apalagi coba punya menantu seperti itu. Harusnya amah senang karena aku tidak salah memilih istri.

" Heh diki kenapa muka kamu cemberut, datang saudara bukannya senang " ucap amah.

Kesal aku mendengar amah, aku langsung pergi ke kamar. Pelan pelan aku mendengar mereka ngobrol.

" Gimana mah novia udah tau kalau uang arisannya kita pakai?" aku dengar ayu membicarakan novia.

" Iya makanya amah nyuruh kalian datang. Bapak udah nyuruh novia datang nanti malam kesini untuk membicarakan uang tersebut " jawab amah.

" Tapi mah, aku gak punya uang untuk menggantinya. Kerjaanku honorer buat sehari hari saja aku sering di bantu mertuaku " Huhhh si robi ini emang gak mau rugi. Untung saja mertuanya kaya makanya amah setuju dia menikah dengan ayu.

" Tenang saja amah akan memaksa novia supaya mau dicicil untuk pengembaliannya. Dia pasti takut sama amah " Oohh jadi ini rencana amah. Aku harap novia mau menerima rencana ini toh uangnya kan kembali gak hilang begitu saja.

" Eh ada cucu kakek sini nak kakek gendong " terdengar ada suara ayah di ruang tamu.

" Bal, Ikbal sini sebentar " amah memanggil ikbal yang sedang berada di kamar.

" Kamu ke rumah a'diki ya bilang sama teh novia supaya selepas maghrib segera kesini " aku tak mendengar jawaban ikbal tapi aku mendengar suara pintu di buka kemudian di tutup kembali.

" Diki sini sebentar, jangan di kamar saja " amah memanggilku sambil menggendong chila.

Aku pun segera keluar dan ikut bergabung di ruang tamu " Jadi gini ki bapak sudah ngobrol sama amah tadi siang.

Rencananya nanti malam amah mau minta pada novia supaya uang itu dikembalikan dengan menyicil " Bapak berbicara padaku.

" Apa kalian yakin akan menyicilnya, bukan kah buat biaya sehari hari saja kamu masih dibantu oleh mertuamu? nanti jangan sampe kamu membebankannya padaku lagi ya " jawabku sambil melihat ke arah ayu dan robi.

Robi tidak menjawab hanya nyengir gak jelas, sudah kuduga dia pasti tidak akan bertanggung jawab

" Hehh diki kamu sama saudara sendiri perhitungan sekali sih kalau ada apa apa kamu mau minta tolong sama siapa selain pada saudaramu " amah ngomel ngomel.

" Lah yang ada dia terus yang minta tolong padaku, dia yang nikah aku yang repot uang gentong nya pun entah kemana selepas nikah.

Habis semua kan dipakai bayar hutang bekas pesta? Kalau mau nikah modal sendiri dong " mendengar jawabanku muka diki memerah terlihat marah.

" Sudah sudah jangan ribut, bikin malu saja kalau di dengar tetangga mau ditaruh dimana mukaku " ujar amah.

Masih mikir malu sama tetangga tapi gak mikirin masa depan rumah tanggaku dipertaruhkan.

Tak lama ikbal pun datang dan memberitahukan kalau novia bersedia datang selepas maghrib.

Kalau memikirkan nanti sebenarnya aku ragu novia akan menerima tawaran amah, karena ini bukan solusi yang menguntungkan buatnya.

Lagipula si robi pasti tidak akan mencicilnya. Sebulan dua bulan dia akan mencicil bulan berikutnya sudah bisa dipastikan dia tidak akan membayarnya.

Tapi mau gimana lagi, tidak ada salahnya kan mencoba rencana amah. Lagipula kalau aku mendebat amah sekarang mana mungkin aku menang.

Amah type orang yang tidak mau mengalah, dia akan menggunakan powernya sebagai orang tua dengan dalih surga di bawah telapak kaki ibu.

Kalau sudah seperti itu apalah dayaku...

Episodes
1 Drama Arisan
2 Prolog
3 Sarapan pagi
4 Bahan gosip di pagi hari
5 Serba Salah
6 Bertemu mantan
7 Bertemu Mnatan 2
8 Novia Nabila
9 Minta Bantuan
10 Oh Ternyata...
11 Kedatangan Paman
12 Keputusan Paman Arif
13 Keputusan Untuk Novia
14 Rencana Amah
15 Rencana Yang Jadi Bencana
16 Kabar dari Lori
17 Status WA Ayu
18 Kelakuan Keenan
19 Bertemu Diki
20 Rapat Darurat
21 Keputusan Rapat Keluarga
22 Kedatangan Manda
23 Rombongan Keluarga Diki
24 Novia Menolak Pulang
25 Kesedihan Diki
26 Ide Licik Ayu
27 Mengecek Kondisi Warung
28 Mendatangi Bu Ningsih
29 Perasaan Iri Ayu
30 Uang Sewa Ningsih
31 Bertemu di Toko Kelontong Ningsih
32 Manda VS Ayu
33 Ancaman Penjara
34 Ancaman Balik
35 Ide Robi
36 Panik
37 Meluluhkan Hati Novia
38 Kekecewaan Pak Imam
39 Kegigihan Bu Murni
40 Amah dan Ayu Meminta Maaf
41 Gosip Novia
42 Usaha Perdamaian
43 Tidak Ada Titik Temu
44 Keresahan Cantika
45 Pertengkaran Cantika Dan Keenan
46 46. Rencana Menjual Warung
47 Cerai
48 Tetangga Julid
49 Bertemu Rival
50 Pesta Kejutan
51 Diki Membuat Ulah
52 Pertengkaran Di Pabrik
53 Bersimpati
54 Masalah Bertubi
55 Hot Gosip
56 Diki VS Robi
57 Rebutan Motor
58 Demi Gengsi
59 Kabar Dari Bu Siti
60 Panas Panas Panas
61 Motor Baru
62 Rencana Usaha
63 Restu Amah
64 Diki Selingkuh?
65 Kepergok Manda
66 Pamer Motor Baru
67 Dasar Riya
68 Janda Muda
69 Acara Lamarankah?
70 Acara Pengajian
71 Opening Keyla Fashion
72 Keyla Collection
73 Keluarga Lebay
74 Kencan Terpaksa
75 Jadi Beneran?
76 Surat Dari Pengadilan
77 Final
78 Tuntutan Di Sidang Perceraian
79 Bujukan Amah
80 Sidang Pertama
81 Gosip Cerai
82 Fokus Novia
83 Sama Sama Julid
84 Rengekan Ayu
85 Bersaing Dengan Novia
86 Merayu Amah
87 Akhirnya Ada Kucuran Dana
88 Sidang Perceraian Kedua
89 Cari Perkara
90 Keributan Di Tempat Parkir
91 Masih Di Lapang Parkir
92 Kalah Perang
93 Mencari Tahu
94 Tentang Nuri
95 Gagal
96 Kejutan Dari Amah
97 Melepas Novia
98 Mencari Karyawan
99 Makan Malam
100 Kecewa
101 Manda Dan Candra
102 Sidang Terakhir
103 Kalung Ayu
104 Curiga
105 Pembagian Nasi Kotak
106 Gara Gara Nasi Kotak
107 Nasib Nasi Kotak
108 Kejutan Tentang Adrian
109 Opening Cantik Fashionable
110 Modal Toko
111 Status Di Facebook
112 Membalas Komentar
113 Melabrak Tetangga
114 Siapa Yang Mulai
115 Ganti Rugi
116 Hukuman
117 Ide Siapa?
118 Persaingan Novia Dan Cantika
119 Jalan Tikus
120 Mencari Pemilik Toko
121 Lamaran Adrian
122 Membalas Novia
123 Drama Robi
124 Bertemu Pemilik Bangunan Toko
125 Bukti Kebohongan Robi
126 Perjanjian Robi Dan Warso
127 Cantika Mengamuk
128 Ayu Jadi Sandera
129 Cantika Mengamuk
130 Ayu Jadi Sandera
131 Robi Terusir
132 Tangisan Bu Murni
133 Diki Bertemu Adrian
134 Adrian Melamar Novia
135 Diki Patah Hati
136 Obrolan Di Meja Makan
137 Pesona Mantan
138 Bagai Luka Di Siram Garam
139 Hadiah Dari Adrian
140 Ancaman Nuri
141 Kasihan Diki hahaaa
142 Mencoba Motor Baru
143 Rumah Untuk Novia
144 Pilihan Adrian
145 Ngeri Ngeri Sedap
146 Dapat Ganti Sultan
147 Mantan Aneh
148 147. Kedatangan Keluarga Adrian
Episodes

Updated 148 Episodes

1
Drama Arisan
2
Prolog
3
Sarapan pagi
4
Bahan gosip di pagi hari
5
Serba Salah
6
Bertemu mantan
7
Bertemu Mnatan 2
8
Novia Nabila
9
Minta Bantuan
10
Oh Ternyata...
11
Kedatangan Paman
12
Keputusan Paman Arif
13
Keputusan Untuk Novia
14
Rencana Amah
15
Rencana Yang Jadi Bencana
16
Kabar dari Lori
17
Status WA Ayu
18
Kelakuan Keenan
19
Bertemu Diki
20
Rapat Darurat
21
Keputusan Rapat Keluarga
22
Kedatangan Manda
23
Rombongan Keluarga Diki
24
Novia Menolak Pulang
25
Kesedihan Diki
26
Ide Licik Ayu
27
Mengecek Kondisi Warung
28
Mendatangi Bu Ningsih
29
Perasaan Iri Ayu
30
Uang Sewa Ningsih
31
Bertemu di Toko Kelontong Ningsih
32
Manda VS Ayu
33
Ancaman Penjara
34
Ancaman Balik
35
Ide Robi
36
Panik
37
Meluluhkan Hati Novia
38
Kekecewaan Pak Imam
39
Kegigihan Bu Murni
40
Amah dan Ayu Meminta Maaf
41
Gosip Novia
42
Usaha Perdamaian
43
Tidak Ada Titik Temu
44
Keresahan Cantika
45
Pertengkaran Cantika Dan Keenan
46
46. Rencana Menjual Warung
47
Cerai
48
Tetangga Julid
49
Bertemu Rival
50
Pesta Kejutan
51
Diki Membuat Ulah
52
Pertengkaran Di Pabrik
53
Bersimpati
54
Masalah Bertubi
55
Hot Gosip
56
Diki VS Robi
57
Rebutan Motor
58
Demi Gengsi
59
Kabar Dari Bu Siti
60
Panas Panas Panas
61
Motor Baru
62
Rencana Usaha
63
Restu Amah
64
Diki Selingkuh?
65
Kepergok Manda
66
Pamer Motor Baru
67
Dasar Riya
68
Janda Muda
69
Acara Lamarankah?
70
Acara Pengajian
71
Opening Keyla Fashion
72
Keyla Collection
73
Keluarga Lebay
74
Kencan Terpaksa
75
Jadi Beneran?
76
Surat Dari Pengadilan
77
Final
78
Tuntutan Di Sidang Perceraian
79
Bujukan Amah
80
Sidang Pertama
81
Gosip Cerai
82
Fokus Novia
83
Sama Sama Julid
84
Rengekan Ayu
85
Bersaing Dengan Novia
86
Merayu Amah
87
Akhirnya Ada Kucuran Dana
88
Sidang Perceraian Kedua
89
Cari Perkara
90
Keributan Di Tempat Parkir
91
Masih Di Lapang Parkir
92
Kalah Perang
93
Mencari Tahu
94
Tentang Nuri
95
Gagal
96
Kejutan Dari Amah
97
Melepas Novia
98
Mencari Karyawan
99
Makan Malam
100
Kecewa
101
Manda Dan Candra
102
Sidang Terakhir
103
Kalung Ayu
104
Curiga
105
Pembagian Nasi Kotak
106
Gara Gara Nasi Kotak
107
Nasib Nasi Kotak
108
Kejutan Tentang Adrian
109
Opening Cantik Fashionable
110
Modal Toko
111
Status Di Facebook
112
Membalas Komentar
113
Melabrak Tetangga
114
Siapa Yang Mulai
115
Ganti Rugi
116
Hukuman
117
Ide Siapa?
118
Persaingan Novia Dan Cantika
119
Jalan Tikus
120
Mencari Pemilik Toko
121
Lamaran Adrian
122
Membalas Novia
123
Drama Robi
124
Bertemu Pemilik Bangunan Toko
125
Bukti Kebohongan Robi
126
Perjanjian Robi Dan Warso
127
Cantika Mengamuk
128
Ayu Jadi Sandera
129
Cantika Mengamuk
130
Ayu Jadi Sandera
131
Robi Terusir
132
Tangisan Bu Murni
133
Diki Bertemu Adrian
134
Adrian Melamar Novia
135
Diki Patah Hati
136
Obrolan Di Meja Makan
137
Pesona Mantan
138
Bagai Luka Di Siram Garam
139
Hadiah Dari Adrian
140
Ancaman Nuri
141
Kasihan Diki hahaaa
142
Mencoba Motor Baru
143
Rumah Untuk Novia
144
Pilihan Adrian
145
Ngeri Ngeri Sedap
146
Dapat Ganti Sultan
147
Mantan Aneh
148
147. Kedatangan Keluarga Adrian

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!