Kedatangan Paman

#Arisan Bodong Keluarga Suami

Pov Novia

" Jangan bawa bawa nama ibuku. Dan apa amah tidak salah bicara, karena aku tidak pernah merasa kurang didikan ibuku dan pamanku selalu mendidikku dengan baik penuh kasih sayang.

Justru aku lihat amah yang tidak bisa mendidik anak anak amah yang seenaknya dan tidak bertanggung jawab memakai uangku bahkan suamiku tidak bisa bersikap tegas layaknya seorang suami jangan merasa amah lebih baik dari ibuku " aku pun ikut berdiri dan bicara lantang tapi tiba tiba

Plaaakk..

" Jaga ucapanmu novia"

Tiba tiba pipi kiriku terasa perih dan kebas karena ditampar. Ternyata a'diki yang menampar pipiku. Sakit? tentu saja sakit, tapi lebih sakit hati ini.

Dia ya dia suamiku diki wisesa telah menamparku. Aku menatap suamiku dengan rasa tak percaya karena telah berani menamparku. Dan sekilas kulihat senyum puas dari amah, ayu dan robi.

Braaakk

Tiba tiba pintu ada yang mendorong dengan keras, dan kulihat ada paman arif memandang kami dengan tatapan tajam. Kulihat semua kaget, apalagi a'diki dia sampai mundur dan mendekati amah.

Huhhh baru segitu saja dia udah takut dan mau bersembunyi di ketiak ibu nya. Tapi aku sangat bersyukur dengan kedatangan paman setidaknya aku tidak menghadapi mereka sendirian. Paman seperti penyelamat untukku dan memberi tenaga baru.

" Apa maksudnya ini, kenapa novia sampai di tampar? " paman bertanya dengan suara lantang dan menggelegar.

Mereka semua terlihat kaget, apalagi a'diki karena dia takut sekali pada paman arif. Dulu dia pernah melihat paman menghajar 2 orang preman berbadan besar sekaligus sendirian dengan tangan kosong karena mereka berniat mengganggu perjalanan kami ketika kami pergi wisata ke sebuah kota.

" Maaf pak arif, mari silahkan duduk kita bicarakan secara baik baik " ujar ayah yang tak kalah gugup.

" Baiklah tapi saya tegaskan saya tidak terima dengan tamparan yang diterima novia tadi. Seumur hidup saya tidak pernah membentaknya apalagi menyakiti fisiknya.

Dan saya tegaskan pada kamu diki akan ada perhitungan atas apa yang kamu lakukan tadi pada novia " mendengar itu wajah a'diki terlihat pucat.

Kemudian paman segera duduk di kursi yang aku duduki tadi dan aku mengambil kursi untuk duduk di sebelahnya. " Oke saya minta penjelasan dan ingin tau permasalahannya apa sehingga sampai novia ditampar ".

" Iya salah novia ngomong gak sopan seperti tidak pernah di didik atau mungkin memang tidak pernah di didik " ujar ibu sambil membuang muka.

" Ssstttt mah tolong jangan bicara dulu, kita harus bicara dengan kepala dingin. Kita harus hargai kedatangan pak arif sebagai orang tua novia " bapak bicara kepada amah dia keliatan segan pada paman apalagi amah dipandang dengan tatapan mata yang tajam oleh paman.

" Lebih baik saya bertanya pada novia terlebih dahulu pak imam. Coba neng ceritakan pada paman apa permasalahannya!" paman bertanya padaku, sebenarnya paman sudah tau secara garis besarnya karena aku sudah menceritakannya dan mengirimkannya via wa.

Tapi agar lebih jelas lagi maka kuceritakan dari awal. Kulirik dengan ujung mataku a'diki menelan ludahnya dengan kasar sepertinya dia sudah ketakutan.

" Begini paman 2 tahun lalu aku ikut arisan keluarga a'diki, per bulan 3 juta lamanya 2 tahun. Amah memberitahuku kalau aku menang di nomor akhir. Buat aku sebenarnya tidak masalah kalau menang di akhir supaya nanti aku tidak punya hutang lagi.

Nah oktober ini bulan terakhir arisannya lalu aku menanyakan pada amah soal uang arisan itu. Padahal seharusnya aku mendapatkannya minggu kemarin tapi aku menunggu kabar dari amah takutnya butuh waktu dari panitia arisan untuk mengumpulkan uangnya terlebih dahulu.

Namun amah tak pernah menyerahkan uang nya bahkan kabar pun tak ada. Kemarin aku memberanikan diri untuk bertanya pada amah, tapi jawabannya uangnya gak ada dan amah balik marah karena aku mendesaknya meminta jawaban uang itu kemana.

Tentu saja aku tak terima kalau sampai uang itu tak ada, itu bukan jumlah uang yang sedikit. Padahal rencananya uang itu akan aku gunakan untuk membeli rumah sederhana agar kami tak usah mengontrak lagi.

Tadi malam sepulang dari amah aku dan a'diki bertengkar di rumah soal uang arisan tersebut dan berakhir dengan a'diki pulang ke rumah amah dan tidur sini.

Kemudian tadi pagi setelah ribut kembali di rumahku karena amah marah marah bapak memutuskan agar malam ini aku datang kesini untuk membicarakan kembali soal uang arisan tersebut.

Dan ternyata aku mendapat jawaban yang lebih mengejutkan ternyata uang arisan itu sudah digunakan amah untuk biaya robi menikah tahun lalu tanpa sepengetahuanku " aku menghela nafas sebentar untuk melanjutkan ucapanku.

" Terus terang aku kecewa " ucapanku terbata karena menahan tangis, ada perasaan lega karena bisa mengeluarkan rasa kesalku. Selama aku bercerita kulihat a'diki menundukan wajahnya tak berani menatapku dan paman. Sedangkan amah dan ayu memasang wajah ketus. Emang dasar gak tau malu.

" Benar seperti itu kejadiannya pak imam? " tanya paman pada bapak.

" Eh iya pak arif maaf jangan salah faham dulu. Saya atas nama keluarga meminta maaf atas...." bapak tak melanjutkan ucapannya karena dipotong amah.

" Loh kenapa bapak minta maaf kita gak salah wajar dong kita pakai uangnya. itu kan uang Diki uang anak kita " potong amah tanpa rasa malu.

" Nah ini paman omongan yang gak bisa aku terima, amah selalu memakai alasan kalau itu uang a' diki padahal uang itu pure uang gajiku. Aku sering kerja lembur agar mendapat uang lebih supaya kebutuhan rumah tercukupi " aku pun membalas ucapan amah.

" Tapi kan diki memberikan gajinya padamu, jangan selalu merasa itu semua uangmu padahal ada uang diki yang kamu gunakan " ucap amah.

" Memang a' diki selalu memberikan gajinya tapi itu tidak semuanya paman, aku hanya mendapat sisa. Dalam sebulan aku hanya mendapat 2 juta itu pun di pertengahan bulan uangnya akan diminta kembali dengan alasan uang bensin kurang atau amah meminta tambahan uang " aku menjelaskannya pada paman.

" Benar itu diki yang diucapkan novia barusan? " tanya paman pada a'diki. A' diki hanya diam " jawab benar tidak ? " paman membentaknya karena tak juga mendapat jawaban

" Be benar paman " jawabnya terbata.

" Jangan membentak diki dong, salahnya dimana kalau diki memberikan sebagian gajinya untuk ibu dan keluarganya itu hal yang wajar wajar saja.

Sedari kecil saya yang merawatnya dan menyekolahkannya. Novia hanya sebatas istri yang dinikahi ketika dewasa dan mereka bertemu ketika diki sudah berhasil " amah ikut menimpali.

Paman terlihat mengerutkan keningnya mendengar jawaban amah " Tentu saja itu tidak masalah asalkan dalam batas wajar, bukan memberikan sebagian besar gajinya. Karena sesudah menikah seorang suami mempunyai kewajiban untuk memenuhi kebutuhan istri dan anaknya. Apa ibu tidak malu berkata seperti itu, jangan lupa anda punya anak perempuan dan mempunyai mertua yang memiliki keluarga juga. Saya harap anak perempuan anda tidak mengalami apa yang di alami novia "

" Jadi anda mendo'akan hal buruk untuk anak saya " amah merasa kesal dengan ucapan paman.

" Saya tidak mendo'akan hal buruk untuk anak ibu hanya saja saya mengingatkan karena biasanya hal buruk yang kita perbuat akan berbalik pada kita.

Dan 1 lagi yang tadi novia ucapkan apa benar setiap bulan novia harus bayar sewa untuk rumah yang di tempatinya? " paman melanjutkan ucapannya.

" Benar paman, setiap bulan aku harus membayar uang sewa " jawabku. Kulihat bapak dan a'diki menundukan wajahnya.

" Wajarlah kalau harus bayar uang sewa, rumah itu kan memang untuk dikotrakan bukan untuk di isi gratis " timpal amah. Paman memelototkan matanya mendengar ucapan amah dannnn

braaakkk

Paman menggebrak meja di depannya, sampai sampai semua terlonjak kaget. Ayu sampe menggeserkan posisi duduknya makin merapat pada robi dan mereka berpegangan tangan dengan wajah pucat. Amah mengusap dadanya. Sedangkan bapak dan a'diki makin menundukan wajah mereka.

Episodes
1 Drama Arisan
2 Prolog
3 Sarapan pagi
4 Bahan gosip di pagi hari
5 Serba Salah
6 Bertemu mantan
7 Bertemu Mnatan 2
8 Novia Nabila
9 Minta Bantuan
10 Oh Ternyata...
11 Kedatangan Paman
12 Keputusan Paman Arif
13 Keputusan Untuk Novia
14 Rencana Amah
15 Rencana Yang Jadi Bencana
16 Kabar dari Lori
17 Status WA Ayu
18 Kelakuan Keenan
19 Bertemu Diki
20 Rapat Darurat
21 Keputusan Rapat Keluarga
22 Kedatangan Manda
23 Rombongan Keluarga Diki
24 Novia Menolak Pulang
25 Kesedihan Diki
26 Ide Licik Ayu
27 Mengecek Kondisi Warung
28 Mendatangi Bu Ningsih
29 Perasaan Iri Ayu
30 Uang Sewa Ningsih
31 Bertemu di Toko Kelontong Ningsih
32 Manda VS Ayu
33 Ancaman Penjara
34 Ancaman Balik
35 Ide Robi
36 Panik
37 Meluluhkan Hati Novia
38 Kekecewaan Pak Imam
39 Kegigihan Bu Murni
40 Amah dan Ayu Meminta Maaf
41 Gosip Novia
42 Usaha Perdamaian
43 Tidak Ada Titik Temu
44 Keresahan Cantika
45 Pertengkaran Cantika Dan Keenan
46 46. Rencana Menjual Warung
47 Cerai
48 Tetangga Julid
49 Bertemu Rival
50 Pesta Kejutan
51 Diki Membuat Ulah
52 Pertengkaran Di Pabrik
53 Bersimpati
54 Masalah Bertubi
55 Hot Gosip
56 Diki VS Robi
57 Rebutan Motor
58 Demi Gengsi
59 Kabar Dari Bu Siti
60 Panas Panas Panas
61 Motor Baru
62 Rencana Usaha
63 Restu Amah
64 Diki Selingkuh?
65 Kepergok Manda
66 Pamer Motor Baru
67 Dasar Riya
68 Janda Muda
69 Acara Lamarankah?
70 Acara Pengajian
71 Opening Keyla Fashion
72 Keyla Collection
73 Keluarga Lebay
74 Kencan Terpaksa
75 Jadi Beneran?
76 Surat Dari Pengadilan
77 Final
78 Tuntutan Di Sidang Perceraian
79 Bujukan Amah
80 Sidang Pertama
81 Gosip Cerai
82 Fokus Novia
83 Sama Sama Julid
84 Rengekan Ayu
85 Bersaing Dengan Novia
86 Merayu Amah
87 Akhirnya Ada Kucuran Dana
88 Sidang Perceraian Kedua
89 Cari Perkara
90 Keributan Di Tempat Parkir
91 Masih Di Lapang Parkir
92 Kalah Perang
93 Mencari Tahu
94 Tentang Nuri
95 Gagal
96 Kejutan Dari Amah
97 Melepas Novia
98 Mencari Karyawan
99 Makan Malam
100 Kecewa
101 Manda Dan Candra
102 Sidang Terakhir
103 Kalung Ayu
104 Curiga
105 Pembagian Nasi Kotak
106 Gara Gara Nasi Kotak
107 Nasib Nasi Kotak
108 Kejutan Tentang Adrian
109 Opening Cantik Fashionable
110 Modal Toko
111 Status Di Facebook
112 Membalas Komentar
113 Melabrak Tetangga
114 Siapa Yang Mulai
115 Ganti Rugi
116 Hukuman
117 Ide Siapa?
118 Persaingan Novia Dan Cantika
119 Jalan Tikus
120 Mencari Pemilik Toko
121 Lamaran Adrian
122 Membalas Novia
123 Drama Robi
124 Bertemu Pemilik Bangunan Toko
125 Bukti Kebohongan Robi
126 Perjanjian Robi Dan Warso
127 Cantika Mengamuk
128 Ayu Jadi Sandera
129 Cantika Mengamuk
130 Ayu Jadi Sandera
131 Robi Terusir
132 Tangisan Bu Murni
133 Diki Bertemu Adrian
134 Adrian Melamar Novia
135 Diki Patah Hati
136 Obrolan Di Meja Makan
137 Pesona Mantan
138 Bagai Luka Di Siram Garam
139 Hadiah Dari Adrian
140 Ancaman Nuri
141 Kasihan Diki hahaaa
142 Mencoba Motor Baru
143 Rumah Untuk Novia
144 Pilihan Adrian
145 Ngeri Ngeri Sedap
146 Dapat Ganti Sultan
147 Mantan Aneh
148 147. Kedatangan Keluarga Adrian
Episodes

Updated 148 Episodes

1
Drama Arisan
2
Prolog
3
Sarapan pagi
4
Bahan gosip di pagi hari
5
Serba Salah
6
Bertemu mantan
7
Bertemu Mnatan 2
8
Novia Nabila
9
Minta Bantuan
10
Oh Ternyata...
11
Kedatangan Paman
12
Keputusan Paman Arif
13
Keputusan Untuk Novia
14
Rencana Amah
15
Rencana Yang Jadi Bencana
16
Kabar dari Lori
17
Status WA Ayu
18
Kelakuan Keenan
19
Bertemu Diki
20
Rapat Darurat
21
Keputusan Rapat Keluarga
22
Kedatangan Manda
23
Rombongan Keluarga Diki
24
Novia Menolak Pulang
25
Kesedihan Diki
26
Ide Licik Ayu
27
Mengecek Kondisi Warung
28
Mendatangi Bu Ningsih
29
Perasaan Iri Ayu
30
Uang Sewa Ningsih
31
Bertemu di Toko Kelontong Ningsih
32
Manda VS Ayu
33
Ancaman Penjara
34
Ancaman Balik
35
Ide Robi
36
Panik
37
Meluluhkan Hati Novia
38
Kekecewaan Pak Imam
39
Kegigihan Bu Murni
40
Amah dan Ayu Meminta Maaf
41
Gosip Novia
42
Usaha Perdamaian
43
Tidak Ada Titik Temu
44
Keresahan Cantika
45
Pertengkaran Cantika Dan Keenan
46
46. Rencana Menjual Warung
47
Cerai
48
Tetangga Julid
49
Bertemu Rival
50
Pesta Kejutan
51
Diki Membuat Ulah
52
Pertengkaran Di Pabrik
53
Bersimpati
54
Masalah Bertubi
55
Hot Gosip
56
Diki VS Robi
57
Rebutan Motor
58
Demi Gengsi
59
Kabar Dari Bu Siti
60
Panas Panas Panas
61
Motor Baru
62
Rencana Usaha
63
Restu Amah
64
Diki Selingkuh?
65
Kepergok Manda
66
Pamer Motor Baru
67
Dasar Riya
68
Janda Muda
69
Acara Lamarankah?
70
Acara Pengajian
71
Opening Keyla Fashion
72
Keyla Collection
73
Keluarga Lebay
74
Kencan Terpaksa
75
Jadi Beneran?
76
Surat Dari Pengadilan
77
Final
78
Tuntutan Di Sidang Perceraian
79
Bujukan Amah
80
Sidang Pertama
81
Gosip Cerai
82
Fokus Novia
83
Sama Sama Julid
84
Rengekan Ayu
85
Bersaing Dengan Novia
86
Merayu Amah
87
Akhirnya Ada Kucuran Dana
88
Sidang Perceraian Kedua
89
Cari Perkara
90
Keributan Di Tempat Parkir
91
Masih Di Lapang Parkir
92
Kalah Perang
93
Mencari Tahu
94
Tentang Nuri
95
Gagal
96
Kejutan Dari Amah
97
Melepas Novia
98
Mencari Karyawan
99
Makan Malam
100
Kecewa
101
Manda Dan Candra
102
Sidang Terakhir
103
Kalung Ayu
104
Curiga
105
Pembagian Nasi Kotak
106
Gara Gara Nasi Kotak
107
Nasib Nasi Kotak
108
Kejutan Tentang Adrian
109
Opening Cantik Fashionable
110
Modal Toko
111
Status Di Facebook
112
Membalas Komentar
113
Melabrak Tetangga
114
Siapa Yang Mulai
115
Ganti Rugi
116
Hukuman
117
Ide Siapa?
118
Persaingan Novia Dan Cantika
119
Jalan Tikus
120
Mencari Pemilik Toko
121
Lamaran Adrian
122
Membalas Novia
123
Drama Robi
124
Bertemu Pemilik Bangunan Toko
125
Bukti Kebohongan Robi
126
Perjanjian Robi Dan Warso
127
Cantika Mengamuk
128
Ayu Jadi Sandera
129
Cantika Mengamuk
130
Ayu Jadi Sandera
131
Robi Terusir
132
Tangisan Bu Murni
133
Diki Bertemu Adrian
134
Adrian Melamar Novia
135
Diki Patah Hati
136
Obrolan Di Meja Makan
137
Pesona Mantan
138
Bagai Luka Di Siram Garam
139
Hadiah Dari Adrian
140
Ancaman Nuri
141
Kasihan Diki hahaaa
142
Mencoba Motor Baru
143
Rumah Untuk Novia
144
Pilihan Adrian
145
Ngeri Ngeri Sedap
146
Dapat Ganti Sultan
147
Mantan Aneh
148
147. Kedatangan Keluarga Adrian

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!