Pov novia
Pak Candra menghampiri mejaku dan aku lekas berdiri untuk berkenalan, aku belum melihat jelas wajahnya karena pak candra menyebut namaku yang otomatis aku melihat ke arah pak candra " Novia, perkenalkan ini pak Adrian Permana tim audit perwakilan dari pusat"
degh..
kenapa nama itu terasa tak asing, lalu aku mengalihkan pandanganku dari pak candra untuk melihat tamu tersebut.
Haaahh mataku membulat seketika melihat tamu tersebut Loh ini kan mantanku dulu zaman pas sekolah SMA dulu. Ya allah kok bisa ketemu disini.
Ah dia juga ternyata sama kagetnya pas melihat wajahku, dan kita saling memandang. Btw kok makin ganteng aza nih adrian makin tambah keliatan matang, jadi minder nih ketemu hahaaayy..
"Eheeemm udah dong bu novia jangan dipandangin aza pak adrian nya ingat suami sama anak dirumah hehee" ujar pak candra.
" Eh iya pak maaf hehee" aku pun tersenyum malu malu. Maafkan pak ini surprise banget bisa ketemu mantan batinku.
" Perkenalkan pak adrian, ini ibu novia kepala admin di gudang kami. Dan ini pak Adrian ya bu novia perwakilan audit dari pusat. Seperti hasil meeting kemarin untuk beberapa minggu ke depan pak adrian akan berada disini untuk audit " aku dan adrian pun saling mengulurkan tangan dan menyebutkan nama masing masing.
" Adrian "
" Novia "
Dih adrian ini masih aza seperti dulu sedingin kulkas gak ada ramah ramahnya. Senyum dikit napa pelit amat ucapku dalam hati.
" Nah untuk selanjutnya bu novia akan mendampingi bapak untuk berkeliling di departemen kami. Bu novia akan menjelaskan SOP { SOP : langkah langkah atau urutan dimana pekerjaan tersebut dilakukan bagaiamana melakukan, dimana melakukan dan siapa yang melakukan } dan sistem pelaporan yang ada di sini.
Apabila ada pertanyaan atau hal apapun yang kurang jelas silahkan bertanya pada bu novia ya pak " pak candra berkata kembali, dan adrian pun mengangguk.
Setelah cukup perkenalannya aku pun pamit pada pak candra untuk berkeliling di gudang dan mempersilahkan adrian untuk berjalan " Iya pak, kalau begitu saya permisi mau mendampingi pak adrian".
" Iya silahkan" jawabnya. Aku pun berjalan bersama adrian. entah kenapa setelah beberapa menit berjalan lidahku terasa kelu tak bisa berucap saking gak percayanya kok bisa ketemu adrian disini.
Perlu reader tau ya adrian ini salah satu mantanku, kita memang beda sekolah. Dulu kami bertemu di acara tanding persahabatan basket disekolahku.
Adrian ini salah satu pemain idola para kaum hawa. Semua anak perempuan sampai memenuhi lapangan hanya untuk melihat adrian bertanding. Kadang aku mikir ini mau nonton basket atau mau temu idola hahaaa.
Kami bertemu ketika kami sama sama di kelas 3. Walaupun kami tidak lama pacaran, tapi adrian begitu perhatian dan selalu ada jika aku butuhkan.
Ah andai saja setelah lulus adrian tidak pindah ke luar kota mungkin kami masih bersama. Waktu itu keadaan yang membuat adrian harus pindah karena mengikuti ayahnya yang seorang PNS yang harus berpindah tugas.
" Bu novia udah ngelamunnya? ini kita udah jalan loh dari tadi tapi ibu malah ngelamun tidak ada yang dijelaskan " tiba tiba adrian berkata, seketika lamunanku pun langsung buyar.
" Eh iya maaf pak " jawabku malu malu. Ah sudah lah jadi melamun terus, profesional dulu lah kerja ngapain sibuk mikirin adrian lagipula hanya masa lalu.
Lalu aku pun berjalan kembali berkeliling di gudang dan menerangkan SOP di sini dari A sampai Z.
Setelah setengah jam berkeliling akhirnya kami pun selesai. Dari semua yang aku jelaskan tidak banyak yang adrian tanya.
Hanya dia menyampaikan andaikata ada hal yang kurang jelas maka dia akan bertanya kembali dan menghubungi tim kami. Mungkin terlalu banyak yang aku jelaskan sehingga isi kepalanya jadi kepenuhan.
Lagipula rasanya begitu canggung, apalagi kami berpisah karena lost contact.
Setelah dirasa cukup Adrian pun berniat kembali ke ruangan tempat dia bekerja yang disediakan pihak manajemen. Setelah dia pamit lalu dia berjalan ke arah pintu gerbang.
Aku lihat dia berpapasan dengan pak candra dan mereka ngobrol sebentar. Aku pun berlalu menuju mejaku melanjutkan pekerjaanku sebelumnya.
" Udah beres teh ajak tamunya keliling, apa aku bilang tamunya ganteng kan? " aku tersenyum dalam hati aku bilang belum tau dia kalau tamunya itu mantanku kalau tau bisa menjerit jerit hahaaa. " Iya iya deh ganteng ".
" Oh iya teh kok aku perhatiin tadi pas teteh ngajak tamunya keliling kayak beda gitu gak kayan biasanya bawa tamu yang lain. Kayak keliatan gugup gitu tapi sering keliatan senyum senyum sendiri. Teteh udah kenal sama tamu nya ya?"
Duh jangan jangan lori curiga lagi, apa sejelas itu ya keliatan gugupnya aku, wah bisa gawat nih ntar di interogasi lori " ah nggak kok, cuma mungkin lagi banyak fikiran aja gara gara masalah kemarin d rumah ".
" Oh gituu kirain hehee. Oh iya teh nanti sore aku sama anak anak yang lain mau jalan, teteh mau ikut? udah lama nih kita gak makan makan bareng. Ada cafe baru loh sapa tau teteh mau ikutin nongkrong "
" Kayaknya ngga deh ri, teteh mau buru buru pulang mau bahas soal kemarin di rumah amah. Paling mau mampir bentar ke indomei mau beli susu buat keyla sama althaf seperti nya stocknya udah mau abis" aku menolak ajakan lori. Sebenernya pengen sih ikut biar fikiran sedikit fresh tapi kayaknya waktunya gak tepat.
" Ya udah teh gapapa lain kali aza kita jalan berdua ya. Lagian lebih enak jalan berdua lebih enak ngobrolnya " Lalu kami melanjutkan pekerjaan kembali.
Tepat jam 5 sore aku pulang, tapi aku berniat pulang sendiri tanggung ribut lah sm a'diki. Lagian kan mau mampir dulu ke indomei beli susu untuk anak anak.
Jarak Indomei dari tempatku bekerja cukup dengan bisa dengan jalan kaki, aku bergegas ke rak yang aku tuju. Aku hanya belanja sedikit saja karena sekarang bukan jadwal bulanan, kebetulan stock susu althaf habis sekalian aku ambil coklat dan sedikit cemilan untuk keyla serta buah buahan untuk ibu. Tiba tiba hp ku berbunyi
drrttt drrttt...
Ku baca ada wa dari ibu menyuruhku segera pulang.
[ Assalammualaiku neng cepetan pulang ya! ]
[ waalaikum salam, Iya bu neng lagi beli susu buat ade ]
Saking asiknya aku membaca pesan aku tak melihat jalan di tambah keranjang belanjaan terasa menghalangi
Buugghh, sepertinya aku menabrak seseorang.
" Aduh maaf ya, saya gak sengaja " kilahku.
" Ok gapapa " jawabnya
degh..
Eh kok suaranya gak asing ya, aku mendongakkan wajahku. Ya ampun ternyata adrian. Tapi kok sekarang dia tersenyum ya.
" Mmhhh maaf pak saya gak sengaja " aku menunduk sambil memungut barang belanjaanku.
" Gak papa via, disini gak usah panggil bapa panggil az ryan seperti dulu " ujarnya sambil membantu memunguti belanjaanku yang terjatuh. " sendirian az vi ?"
" mmmhh iya, kebetulan aza sekalian pulang. Maaf ya aku mau buru buru pulang anak anakku sudah menunggu " aku buru buru pamit, jangan sampe ada yang liat rasanya gak nyaman az.
" Ok gapapa, kamu udah menikah vi? " dia menatapku sendu.
" Iya, maaf ya aku buru buru " aku mengakhiri obrolanku agar secepatnya keluar dari minimarket ini. Walau kakiku terasa berat entah kenapa ada sedikit rasa rindu.
" Ya sudah hati hati ya, salam buat ibu bilang aku kangen masakannya. Vi bolehkan aku minta no hp kamu? "
Duhhh kasih jangan ya ???
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 148 Episodes
Comments