Serba Salah

Pov diki

Namaku diki wisesa, anak pertama dari 4 bersaudara. Aku lahir dari keluarga sederhana. Aku bekerja disebuah pabrik Garment besar dikotaku. Disini posisiku lumayan, walaupun aku tidak sekolah tinggi seperti adik-adikku tapi berkat keuletan dan kemampuanku menyelesaikan pekerjaan dan menyelesaikan setiap permasalahan aku dipercaya memegang posisi Supervisor di bagian Produksi.

Bapakku bekerja serabutan semenjak bapak pensiunan sebagai Guru Sekolah Dasar. Uang pensiunnya tidak besar tapi lumayan lah bisa untuk makan. Sedangkan ibuku biasa dipanggil Amah hanya seorang IRT tapi berkat kepintarannya mengatur uang atau lebih tepatnya berkat kepelitannya amah bisa membeli rumah dan memiliki kontrakan, bahkan sempat memiliki warung nasi di pasar dekat rumah kami. Dari yang kudengar Amah sangat cerewet pada pembeli, sehingga banyak pembeli yang kabur dan beralih ke warung nasi yang lain.

Adik perempuanku bernama cantika, dia sudah menikah dan memiliki 2 anak laki laki, anak pertama nya seusia dengan althaf anak laki-laki ku dan anak keduanya masih balita berusia 3 tahun. Suami cantika bekerja di sebuah bank swasta kudengar posisinya lumayan, tapi aku tak tau pasti jabatannya apa karena kami tidak terlalu dekat.

Sedangkan adik laki-laki ku bernama robi wisesa dia sudah menikah dan memiliki 1 anak perempuan yang masih balita yang baru lahir. Robi bekerja sebagai guru di sebuah sekolah dasar negeri dikota kami.

Walaupun dia bersekolah tinggi tapi mungkin belum rezekinya sehingga setelah bertahun tahun dan beberapa kali ikut tes PNS di masih belum lolos juga, sampai sekarang posisinya masih sebagai guru honorer.

Entah mengapa amah sangat bangga pada robi walaupun statusnya guru honorer tapi amah selalu membanggakan dan mengelu-elukannya ketika bertemu saudara atau sedang berkumpul dengan tetangga.

Padahal kalau aku niat berhitung apa yang kuberikan untuk amah lebih besar. Setiap bulan habis gajian dari total gajian 7 juta kuberikan 4 juta untuk amah, 2 juta untuk novia, 1 juta untuk bensinku dan rokok. Tapi di pertengahan bulan amah selalu minta tambahan dengan alasan untuk bekal adikku si bungsu yang masih sekolah, atau buat jajan para keponakanku.

Kalau sudah begitu terpaksa aku minta lagi uang pada novia, padahal itu uang dapur yang aku beri untuk novia. Walaupun dengan omelannya yang panjangnya ngalahin tembok china tapi tetap saja akhirnya dia berikan juga.

Adik ketiga ku bernama Ikbal Wisesa, dia masih sekolah di sebuah SMK swasta. Ikbal jarang sekali bergaul dia sering diam di dalam kamar. Bahkan aku tak pernah sekalipun melihat ada temannya berkunjung. Dia anak yang tertutup, lebih senang menghabiskan waktu untuk main game berjam jam. Kadang untuk makan saja amah harus mengantarkannya ke kamar.

Dulu aku bertemu novia istriku di tempat kerja, aku melihat novia sebagai sosok yang ceria, manis dan enak diajak ngobrol.

Flash back on

Pagi ini aku datang aku lebih awal, kudengar dari atasanku ada barang yang harus keluar secepatnya karena deadlinenya sudah hampir habis. Padahal minggu minggu ini aku sering lembur pulang malam agar target produksi terkejar.

Tapi ada saja masalah tak terduga , mulai dari kedatangan material terlambat, hasil dari cutting tak sesuai planning dan kadang barang yang sudah ready tiba tiba di reject dengan alasan barang tidak sesuai standar.

Ketika aku melewati pos satpam kulihat banyak orang orang berbaris biasanya itu kumpulan orang orang yang berniat melamar kerja. Dari beberapa orang yang berbaris aku lihat perempuan yang terlihat masih muda sepertinya baru lulus sekolah kalau kutaksir usianya sekitar 19 tahun.

Kulirik dengan mataku tanpa sengaja ternyata dia juga sedang melihatku. Mata kami saling menatap entah mengapa terasa berdesir. Ya Allah apa ini jodohku ya setelah sekian lama menjomblo hahaaa..

Tatapan kami terhenti ketika terdengar suara bel tanda masuk dari beberapa gedung tempat kami bekerja. Kulihat juga banyak karyawan yang setengah berlari. Rupanya bukan aku saja yang kesiangan heheee.

Tepat bel berhenti aku selesai menggesek kartu absenku dan menuju ruanganku. Ku buka planning kerja yang sudah kubuat dari kemarin. Ternyata pekerjaanku sangat menumpuk karena aku tidak memiliki adm untuk membantu.

Sebenarnya aku sudah membuat permintaan pada atasanku meminta 1 orang adm supaya dapat menghandle beberapa pekerjaanku yang berhubungan dengan tulis menulis, tapi sampai sekarang masih belum ada. Selesai membaca planning aku segera ke produksi untuk mengawasi anak-anak bekerja. Tepat jam 10 ada panggilan wa masuk dan mengharuskan aku datang ke bagian HRD.

Sesampainya disana aku melihat anak perempuan tadi, terduduk sedang berhadapan dengan ibu Dona bagian HRD. Kebetulan di ruangan sekitar dinding dan pintu dari kaca sehingga bisa terlihat dari luar.

Tok tok tok..

Aku mengetuk pintu dan mengangguk "Pagi bu". Bu Dona mempersilahkan aku masuk "Silahkan Pak diki masuk. maaf pak saya memanggil bapa.

Sesuai permintaan Pak diki beberapa minggu kebelakang meminta 1 orang adm saya baru bisa menuhinya hari ini. Dikarenakan banyaknya kesibukan jadi sedikit terlupakan. Maaf ya pak. Perkenalkan ini novia nabila adm untuk membantu bapak. Per hari ini bisa langsung bekerja"

Novia pun tersenyum dan kami bersalaman, senyumnya manis sekali " Oh iya Bu Dona gapapa saya mengerti. Terima kasih, saya mau langsung pamit ke ruangan agar novia bisa langsung bekerja" tanpa berlama lama aku pun pamit kembali ke ruangan kami.

Di perjalanan ke ruanganku aku bertanya sedikit tentang novia, dia sedikit bercerita kalau dia anak bungsu yang tinggal bersama ibu dan kakak perempuannya.

Itulah awal pertemuanku dan istriku, setelah melewati beberapa drama pacaran akhirnya aku bisa menikahinya dan sekarang memiliki 2 orang anak. Setelah kami menikah novia pindah bagian menjadi adm di gudang karena peraturan perusahaan kami tidak membolehkan suami istri, atau saudara kandung untuk bekerja di satu bagian.

Flashback off

Hari ini rasanya tidak semangat bekerja semalam aku dan novia istriku ribut dikarenakan uang arisan yang seharusnya novia dapatkan tidak ada. Aku menampar novia karena emosi dia bilang keluargaku maruk memeras tenaga dan uangnya.

Dia sampai mendorongku keluar dari kamar dan menguncinya. Aku tak mau menambah keributan jadi aku pulang ke rumah amah dan mengadu kalau aku tidak dibolehkan masuk ke dalam rumah.

Posisiku serba salah aku tau uang itu hak novia karena dia dengan susah payah menyisihkan uang gajiannya mengikuti arisan keluargaku dengan niat membeli tanah atau rumah sederhana untuk kami.

Awalnya novia tidak berminat karena khawatir akan terjadi masalah di kemudian hari dan kekhawatiran itu benar benar terjadi. Sebenarnya novia menang arisan setahun yang lalu tapi amah memberitahu novia kalau dia dapat di urutan terakhir ya itu bulan ini bulan ke 24.

Novia percaya karena pada saat pengocokan nomor dia tidak bisa hadir dikarenakan lembur. Novia sendiri jarang ikut berkumpul dengan keluargaku amah sedikit membatasinya mungkin amah khawatir novia bakal tau kalau arisan tersebut sudah diatur amah dan uang novia sudah dipakai amah untuk biaya perkawinan adikku robi .

Arisan tersebut sengaja dibuat panjang karena kami keluarga besar dan berharap arisan ini menjadi ajang silaturahmi selain itu biar nilai uangnya juga besar.

Aku berangkat sendiri ke kantor menggunakan motor yang disimpan setiap harinya di rumah amah karena rumah kami berada di lantai 2 dan tidak memiliki teras, biasanya aku berangkat bersama novia karena berhubung lagi kesal aku berangkat sendiri.

Aku masih memikirkan bagaimana menghadapi nanti sore rasanya malas untuk pulang dengan permasalahan uang arisan novia yang tidak ada. Sebenarnya aku tahu hanya saja aku tidak bisa menolak permintaan amah karena amah selalu mengancam surgaku terletak di kaki amah. Nasib nasib huhhhhh

Episodes
1 Drama Arisan
2 Prolog
3 Sarapan pagi
4 Bahan gosip di pagi hari
5 Serba Salah
6 Bertemu mantan
7 Bertemu Mnatan 2
8 Novia Nabila
9 Minta Bantuan
10 Oh Ternyata...
11 Kedatangan Paman
12 Keputusan Paman Arif
13 Keputusan Untuk Novia
14 Rencana Amah
15 Rencana Yang Jadi Bencana
16 Kabar dari Lori
17 Status WA Ayu
18 Kelakuan Keenan
19 Bertemu Diki
20 Rapat Darurat
21 Keputusan Rapat Keluarga
22 Kedatangan Manda
23 Rombongan Keluarga Diki
24 Novia Menolak Pulang
25 Kesedihan Diki
26 Ide Licik Ayu
27 Mengecek Kondisi Warung
28 Mendatangi Bu Ningsih
29 Perasaan Iri Ayu
30 Uang Sewa Ningsih
31 Bertemu di Toko Kelontong Ningsih
32 Manda VS Ayu
33 Ancaman Penjara
34 Ancaman Balik
35 Ide Robi
36 Panik
37 Meluluhkan Hati Novia
38 Kekecewaan Pak Imam
39 Kegigihan Bu Murni
40 Amah dan Ayu Meminta Maaf
41 Gosip Novia
42 Usaha Perdamaian
43 Tidak Ada Titik Temu
44 Keresahan Cantika
45 Pertengkaran Cantika Dan Keenan
46 46. Rencana Menjual Warung
47 Cerai
48 Tetangga Julid
49 Bertemu Rival
50 Pesta Kejutan
51 Diki Membuat Ulah
52 Pertengkaran Di Pabrik
53 Bersimpati
54 Masalah Bertubi
55 Hot Gosip
56 Diki VS Robi
57 Rebutan Motor
58 Demi Gengsi
59 Kabar Dari Bu Siti
60 Panas Panas Panas
61 Motor Baru
62 Rencana Usaha
63 Restu Amah
64 Diki Selingkuh?
65 Kepergok Manda
66 Pamer Motor Baru
67 Dasar Riya
68 Janda Muda
69 Acara Lamarankah?
70 Acara Pengajian
71 Opening Keyla Fashion
72 Keyla Collection
73 Keluarga Lebay
74 Kencan Terpaksa
75 Jadi Beneran?
76 Surat Dari Pengadilan
77 Final
78 Tuntutan Di Sidang Perceraian
79 Bujukan Amah
80 Sidang Pertama
81 Gosip Cerai
82 Fokus Novia
83 Sama Sama Julid
84 Rengekan Ayu
85 Bersaing Dengan Novia
86 Merayu Amah
87 Akhirnya Ada Kucuran Dana
88 Sidang Perceraian Kedua
89 Cari Perkara
90 Keributan Di Tempat Parkir
91 Masih Di Lapang Parkir
92 Kalah Perang
93 Mencari Tahu
94 Tentang Nuri
95 Gagal
96 Kejutan Dari Amah
97 Melepas Novia
98 Mencari Karyawan
99 Makan Malam
100 Kecewa
101 Manda Dan Candra
102 Sidang Terakhir
103 Kalung Ayu
104 Curiga
105 Pembagian Nasi Kotak
106 Gara Gara Nasi Kotak
107 Nasib Nasi Kotak
108 Kejutan Tentang Adrian
109 Opening Cantik Fashionable
110 Modal Toko
111 Status Di Facebook
112 Membalas Komentar
113 Melabrak Tetangga
114 Siapa Yang Mulai
115 Ganti Rugi
116 Hukuman
117 Ide Siapa?
118 Persaingan Novia Dan Cantika
119 Jalan Tikus
120 Mencari Pemilik Toko
121 Lamaran Adrian
122 Membalas Novia
123 Drama Robi
124 Bertemu Pemilik Bangunan Toko
125 Bukti Kebohongan Robi
126 Perjanjian Robi Dan Warso
127 Cantika Mengamuk
128 Ayu Jadi Sandera
129 Cantika Mengamuk
130 Ayu Jadi Sandera
131 Robi Terusir
132 Tangisan Bu Murni
133 Diki Bertemu Adrian
134 Adrian Melamar Novia
135 Diki Patah Hati
136 Obrolan Di Meja Makan
137 Pesona Mantan
138 Bagai Luka Di Siram Garam
139 Hadiah Dari Adrian
140 Ancaman Nuri
141 Kasihan Diki hahaaa
142 Mencoba Motor Baru
143 Rumah Untuk Novia
144 Pilihan Adrian
145 Ngeri Ngeri Sedap
146 Dapat Ganti Sultan
147 Mantan Aneh
148 147. Kedatangan Keluarga Adrian
Episodes

Updated 148 Episodes

1
Drama Arisan
2
Prolog
3
Sarapan pagi
4
Bahan gosip di pagi hari
5
Serba Salah
6
Bertemu mantan
7
Bertemu Mnatan 2
8
Novia Nabila
9
Minta Bantuan
10
Oh Ternyata...
11
Kedatangan Paman
12
Keputusan Paman Arif
13
Keputusan Untuk Novia
14
Rencana Amah
15
Rencana Yang Jadi Bencana
16
Kabar dari Lori
17
Status WA Ayu
18
Kelakuan Keenan
19
Bertemu Diki
20
Rapat Darurat
21
Keputusan Rapat Keluarga
22
Kedatangan Manda
23
Rombongan Keluarga Diki
24
Novia Menolak Pulang
25
Kesedihan Diki
26
Ide Licik Ayu
27
Mengecek Kondisi Warung
28
Mendatangi Bu Ningsih
29
Perasaan Iri Ayu
30
Uang Sewa Ningsih
31
Bertemu di Toko Kelontong Ningsih
32
Manda VS Ayu
33
Ancaman Penjara
34
Ancaman Balik
35
Ide Robi
36
Panik
37
Meluluhkan Hati Novia
38
Kekecewaan Pak Imam
39
Kegigihan Bu Murni
40
Amah dan Ayu Meminta Maaf
41
Gosip Novia
42
Usaha Perdamaian
43
Tidak Ada Titik Temu
44
Keresahan Cantika
45
Pertengkaran Cantika Dan Keenan
46
46. Rencana Menjual Warung
47
Cerai
48
Tetangga Julid
49
Bertemu Rival
50
Pesta Kejutan
51
Diki Membuat Ulah
52
Pertengkaran Di Pabrik
53
Bersimpati
54
Masalah Bertubi
55
Hot Gosip
56
Diki VS Robi
57
Rebutan Motor
58
Demi Gengsi
59
Kabar Dari Bu Siti
60
Panas Panas Panas
61
Motor Baru
62
Rencana Usaha
63
Restu Amah
64
Diki Selingkuh?
65
Kepergok Manda
66
Pamer Motor Baru
67
Dasar Riya
68
Janda Muda
69
Acara Lamarankah?
70
Acara Pengajian
71
Opening Keyla Fashion
72
Keyla Collection
73
Keluarga Lebay
74
Kencan Terpaksa
75
Jadi Beneran?
76
Surat Dari Pengadilan
77
Final
78
Tuntutan Di Sidang Perceraian
79
Bujukan Amah
80
Sidang Pertama
81
Gosip Cerai
82
Fokus Novia
83
Sama Sama Julid
84
Rengekan Ayu
85
Bersaing Dengan Novia
86
Merayu Amah
87
Akhirnya Ada Kucuran Dana
88
Sidang Perceraian Kedua
89
Cari Perkara
90
Keributan Di Tempat Parkir
91
Masih Di Lapang Parkir
92
Kalah Perang
93
Mencari Tahu
94
Tentang Nuri
95
Gagal
96
Kejutan Dari Amah
97
Melepas Novia
98
Mencari Karyawan
99
Makan Malam
100
Kecewa
101
Manda Dan Candra
102
Sidang Terakhir
103
Kalung Ayu
104
Curiga
105
Pembagian Nasi Kotak
106
Gara Gara Nasi Kotak
107
Nasib Nasi Kotak
108
Kejutan Tentang Adrian
109
Opening Cantik Fashionable
110
Modal Toko
111
Status Di Facebook
112
Membalas Komentar
113
Melabrak Tetangga
114
Siapa Yang Mulai
115
Ganti Rugi
116
Hukuman
117
Ide Siapa?
118
Persaingan Novia Dan Cantika
119
Jalan Tikus
120
Mencari Pemilik Toko
121
Lamaran Adrian
122
Membalas Novia
123
Drama Robi
124
Bertemu Pemilik Bangunan Toko
125
Bukti Kebohongan Robi
126
Perjanjian Robi Dan Warso
127
Cantika Mengamuk
128
Ayu Jadi Sandera
129
Cantika Mengamuk
130
Ayu Jadi Sandera
131
Robi Terusir
132
Tangisan Bu Murni
133
Diki Bertemu Adrian
134
Adrian Melamar Novia
135
Diki Patah Hati
136
Obrolan Di Meja Makan
137
Pesona Mantan
138
Bagai Luka Di Siram Garam
139
Hadiah Dari Adrian
140
Ancaman Nuri
141
Kasihan Diki hahaaa
142
Mencoba Motor Baru
143
Rumah Untuk Novia
144
Pilihan Adrian
145
Ngeri Ngeri Sedap
146
Dapat Ganti Sultan
147
Mantan Aneh
148
147. Kedatangan Keluarga Adrian

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!