Pov novia
Aku tergesa gesa naik tangga dengan menahan amarah. Ku banting pintu kamar sekencang mungkin, aku sudah gak peduli andaikan para tetangga mendengar kegaduhan dirumahku. Ya wajar saja rumahku berada di gang padat penduduk, rumah kecil dengan 2 kamar tidur, 1 kamar mandi, dapur dan ruang tamu dan posisi nya berada di lantai 2 yang ukuran tiap ruangnya paling 2.5 x 3 meter dan disekat triplek. Kecuali kamar mandi. Cocok dengan sebutan RSSSS yang orang bilang rumah sederhana sekali sampai selojoran saja susah.
Rumah 2 lantai ini sebenarnya rumah mertua yang memang sengaja untuk dikontrakan. Lantai pertama di bawah di isi teh ani pengontrak yang sudah bertahun tahun mengontrak di rumah amah ini. Amah adalah ibu mertua ku, rumahnya tepat dibelakang rumah kontrakan ini bahkan temboknya pun masih bersatu.
Jderrrrrr
Pintu aku banting, saking kesalnya menahan amarah sampai aku mengabaikan anak anak dan ibu ku yang berada di kamar sebelah. Lalu aku mendengar suara langkah kaki menuju kamar dan itu pasti suamiku. Dia hanya diam dan tak bersuara. "Kenapa A' hanya diam mana uangku susah payah aku menyisihkan uang untuk arisan. Tapi uangnya raib entah kemana. Sebulan 3 juta itu jumlah uang yang besar buat aku a'. hampir 2 tahun aku menunggu ternyata sia sia wujud uangnya pun aku tak tahu. Amah tega A' sama aku. Aa juga kenapa selalu menutupi. Ini namanya arisan bodong a"
"Maafkan amah neng, aa bingung harus gimana. Sebenarnya aa sudah bilang keberatan tapi aa gak bisa berbuat banyak. Amah surga nya aa, kalau sampai aa melawan aa merasa berdosa" cuma itu terus yang jadi pembelaannya setiap kali kami bertengkar. Entah itu karena ulah ibu nya lah, bapa nya lah, kakaknya atau bahkan adiknya. Padahal sebenarnya itu alasan dia yang memang tidak bisa tegas pada keluarganya. "Cukup a' aku udah cape dengernya. Lelah dan jenuh, selalu saja masalah uang. Aku kurang apa a'? Gaji aa hampir semua di kasih ke amah. Kalian emang keluarga maruk bukan hanya uangku tapi tenaga ku pun kalian peras. Kalian penipu "
Plaakk
"cukup novia aku tak terima kau menjelekan keluargaku" tamparan yang cukup kencang mendarat di pipiku. Panas, perih terasa tapi lebih perih lagi hatiku. Laki laki yang selalu aku coba untuk hormati, laki laki ayah dari anak anakku tega menyakitiku. Aku menangis tergugu "puas a' kamu nyakiti aku?tak perlu kamu jawab aku sudah tau arahnya kemana. Mungkin perpisahan lebih baik buat kita a'.
Aku masih melihat kemarahan di matanya dadanya turun naik menahan amarah. Sekuat tenaga aku mendorong nya keluar kamar lalu mengunci pintu. Aku menangis menahan perih di hati."Ya Allah kenapa seperti ini, bukan ini yang aku mau. Susah payah aku bertahan dikeluarga ini. Aku lelah Ya Allah"
Jam 5 shubuh aku terbangun samar samar aku mendengar ibu mengaji, a' diki juga pasti tidur di rumah amah karena setelah aku kunci sepertinya dia langsung keluar rumah "Ya Allah aku tertidur mataku sampai bengkak begini" sambil bercermin aku memperhatikan mataku kutarik nafas dalam dalam dan berharap kejadian semalam tidak didengar ibu. Aku khawatir akan menjadi beban fikiran untuknya. Tapi rasanya itu mustahil dengan kondisi rumah sekecil ini. Setelah merasa tenang aku berdiri dan aku berlalu ke kamar mandi hendak berwudhu.
Selesai sholat aku berdo'a agar Allah memberi jalan atas masalah rumah tanggaku dan berharap semua baik baik saja. Ya Allah maafkan aku, bukan aku tidak bersyukur atas nikmat - Mu. Andaikata suamiku bisa tegas terhadap amah dan adik adiknya mungkin kejadiannya tidak akan seperti ini. Sudah terlalu sering keluarganya membuat masalah tanpa ada penyesalan ataupun permintaan maaf. Sabar ku pun ada batasnya.
Selesai sholat aku keluar kamar menuju dapur untuk menyiapkan sarapan anak anak karena mereka terbiasa sarapan sebelum berangkat sekolah. Keyla sekarang duduk di bangku kelas 2 Sekolah Dasar sedangkan Althaf baru Paud. Keduanya di asuh ibuku yang kebetulan 1 rumah denganku, itu pun atas seizin a'diki. Sebelumnya ketika Althaf belum lahir kami menumpang di rumah amah, seingatku Keyla tidak dekat dengan amah bahkan keyla akan menangis bila digendong amah. Setelah anak kedua kami lahir yaitu Althaf barulah kami pindah ke rumah yang kami tempati sekarang karena rasanya tidak mungkin kami masih menumpang di rumah amah. Kami hanya diberi 1 kamar sedangkan kami sudah memiliki 2 anak.
Walaupun rumah sekarang terbilang kecil namun itu lebih baik karena terasa lebih leluasa dan juga aku merasa tidak terlalu lelah. Dulu biasanya jam setengah 4 pagi aku harus sudah terbangun membereskan rumah, membantu amah mencuci piring dan perabotan masak karena amah punya warung makan dan sebagian proses memasak dilakukan di rumah, tidak ketinggalan mencuci baju 1 keluarga di rumah ini. Sepulang kerja aktifitasku juga sama saja membereskan dan mencuci peralatan masak amah, dan membantu meracik bumbu untuk dimasak besok shubuh, bahkan sering aku tertidur paling akhir supaya pekerjaan cepat beres. Karena kalau sampai tidak beres amah pasti akan ceramah sehari semalam mengatakan aku malas lah, perhitungan tenaga lah bla bla bla.. Huuhhh itulah resiko numpang di mertua hahaaa
Aku dulu pernah bertanya pada amah kenapa tidak mencari pembantu, tapi amah menolak katanya gak suka kalau ada orang lain di rumah dan gak percaya sama kerjaan orang. Padahal menurut cerita tetangga gak pernah ada pembantu yang bertahan lebih dari sebulan, kadang ada yang baru seminggu sudah mau pulang kampung karena tidak tahan sifat amah yang cerewet, perhitungan dan gak percayaan. Ditambah lagi sekarang ada aku dianggap nya seperti pembantu gratisan. Asal reader tau ya aku di sini gak gratis selain mengeluarkan tenaga, tiap bulan aku yang menanggung biaya listrik, air, dan tektek bengek lainnya. Bahkan seringnya aku yang menanggung biaya makan, walaupun amah punya warung nasi tapi amah gak mau makanan jualannya kita makan. Yang lebih mirisnya gaji a'diki lebih banyak diberikan pada amah dengan alasan berbakti. Ya salaamm gini amat punya mertua aarrggghhh..
Namun warung nasi amah tidak bertahan lama, mungkin karena amah yang cerewet dan bawel sehingga pembeli banyak yang kabur. Alhasil aku diperbolehkan pindah rumah setelah Althaf lahir. Dengan syarat tinggal dirumah kontrakan miliknya supaya tidak jauh dari amah.
Kalau gini ceritanya sama juga bohong lah. Pasti segala sesuatunya masih harus ngikutin amah. Cuma pindah tempat saja hhmmmm
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 148 Episodes
Comments
nayra senia
siyap kak
2023-02-18
0
✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻Mak k⃟ K⃠Adam🥀⃞
aku mampir thor. mampir juga ya di aku
2023-02-18
1