SELAMAT TAHUN BARU SEMUA!!!
TIDAK SANGKA KITA MASIH DI UMUR, RAGA, DAN HATI YANG INSYAALLAH BERKAH.
PANGERAN ATLANTIS INGIN MEMINTA MAAF JIKA SELAMA INI ADA HAK YANG KURANG MENGENAKAN DALAM KITA MENJALIN SILATURAHMI ONLINE DI NOVELTOON INI.
KARENA INI AKHIR TAHUN YA, SAYA UPLOAD 4 BAB NOVEL AZZA DAN ALISTER.
SEMOGA DI TAHUN BERIKUTNYA KITA MENJADI PRIBADI YANG LEBIH BAIK LAGI DAN TENTUNYA SEMUA YANG KITA KERJAKAN DI RIDHOI OLEH ALLAH SWT.
DAN SELAMAT MEMBACA YA!!!
...****************...
^^^Azza dan Alister^^^
^^^.^^^
^^^.^^^
^^^decision in the rope of hope^^^
^^^(keputusan dalam tali pengharapan)^^^
...----------------...
Azza meringkuk di atas ranjang dengan selimut membungkus tubuhnya. Azza sedari tadi merasa pusing dan juga mual. Ia sudah memuntahkan isinya namun hanya cairan bening saja keluar, Azza juga sudah minum obat masuk angin tapi tetap saja belum sembuh.
Saat ini Azza hanya merintih dan menangis saat rasa pusing mendera. Mual kembali terasa namun dirinya tak mau lagi masuk keluar dari kamar mandi terus menerus.
Saat ini yang paling Azza ingin lihat adalah Alister, laki-laki yang pergi datang sesuka hatinya. Disaat ia ingin melupakan, dia muncul dan disaat Azza rindu, dia menghilang.
Mata Azza terbuka saat merasakan elusan tangan di rambutnya. Azza menatap wajah cantik Mamanya yang tersenyum kearahnya.
"Mama,"
"Kamu sakit Sayang? Mama tunggu di bawah kok tidak turun-turun sampai Papa udah berangkat kerja. Makanya Mama ke sini."
"Azza pusing sama mual Ma," rengeknya memeluk tubuh ramping Aluna. Sang Ibu yang melihat tingkah manja putrinya tersenyum kecil dan mengelus rambut hitam Azza.
"Mama antar ke dokter ya," tawarnya.
Azza menggelengkan kepalanya.
"Cuma masuk angin Ma," tolaknya.
"Nanti juga sembuh sendiri."
Azza membengkap mulutnya dengan tangan saat merasakan mual lagi menyerang. Hingga ia melepas pelukannya dari Mama dan berlari menuju kearah kamar mandi.
Lagi dan lagi hanya cairan bening yang keluar sehingga membuat Azza kesal sendiri. Azza keluar dari kamar mandi dan menatap Mamanya yang melihat kearahnya.
"Dari tadi kamu muntah begini?"
"Iya Ma," angguk Azza berjalan menuju kearah ranjang.
"Kayak orang hamil saja Za,"
Sontak ucapan Mamanya membuat Azza menegang. Tangan Azza terkepal dan jantungnya berdetak lebih kencang.
"Mama bicara apa sih," ucapnya dibuat sekesal mungkin, padahal Azza berusaha menutupi wajah tegangnya dari sang Mama.
"Makanya, semalam disuruh makan malam alasannya belum lapar. Pasti maag kamu kambuh 'kan? Nanti Mama belikan obatnya," ucap sang Mama.
Azza mengangguk kaku, mencengkeram selimut yang saat ini ia pegang. Ada rasa takut yang Azza rasakan dan semoga apa yang ia rasakan saat ini tidaklah benar.
Ya semoga saja. Itu yang ia harapkan. "Kamu istirahat aja. Nanti sekalian Mama beliin bubur."
"Oke Ma."
Sepeninggalan Mamanya, Azza segera bangkit dari ranjang dan berjalan menuju ke arah meja belajarnya. Azza mengambil kalender kecil di tangannya dengan gemetar. Azza membolak-balik kalender itu dari bulan lalu dan sekarang.
"Lewat 1 minggu," bisiknya lirih. Menatap sekali lagi kalendernya.
Berapa kali pun ia menatap kalender itu, hasilnya sama. Azza sudah lewat 1 minggu dari seharusnya ia mendapatkan menstruasinya.
"Pasti ini karena siklus ku tidak lancar." Azza mengangguk dan tersenyum ketika berpikir seperti itu.
Nyatanya, dua hari berlalu rasa mualnya masih tak kunjung hilang, makan pun lidahnya terasa pahit, hingga Azza menutupinya dari sang Mama dan juga Papanya yang tak ingin curiga sebelum Azza memastikan sendiri.
Dengan modal nekad, Azza keluar dari kamar hanya memakai pakaian santai dan jaket melekat pada tubuhnya, Azza akan ke apotik untuk membeli tespack tanpa perlu ke rumah sakit.
"Mau kemana?"
Azza menoleh saat mendapati Papanya duduk sambil membaca koran.
"Azza mau keluar sebentar Pa,"
"Sama siapa Za?"
"Sendiri Pa, Azza pergi dulu ya." Azza mencium tangan Papanya sebelum melenggang keluar dari rumah.
***
Azza keluar dari mobilnya sambil menenteng dompet saja, tak lupa ia memakai masker sebelum masuk ke dalam apotik.
Azza berdiri di depan mbaknya yang langsung melayani.
"Cari apa Mbak?"
"Emm, testpack Mbak."
"Tespacknya yang apa?"
"Memang ada berapa macam ya Mbak?"
"Sebentar saya ambilkan,"
Azza mengangguk dan menunggu. Tak lama kemudian Mbaknya datang membawa beberapa merk testpack yang pertama kali ia lihat secara langsung.
"Saya ambil semua aja Mbak," ucap Azza yang dari pada bingung lebih baik membeli semuanya.
Setelah membayar Azza segera keluar dari apotik menuju ke mobilnya. Azza sedari tadi merasa deg-degan saat membeli testpack tadi dan sekarang Azza sudah lega setelah keluar dari apotik.
Azza menatap kantung kresek berisi 5 testpack di tangannya. Azza berharap apa yang ia takutkan tak akan menjadi kenyataan.
Azza masuk ke kamarnya dan melempar kresek hitam itu di atas ranjangnya. Kata Mbak apotik tadi, akan lebih akurat jika dilakukan saat pagi hari. Dan Azza harus menunggu besok pagi untuk mencoba alat tes kehamilan itu. "Kuharap itu hanya ketakutanku saja." Rampalnya dalam hati. Berdoa bahwa semua akan baik-baik saja.
...----------------...
Dukungan nya ya guys!!!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
viva vorever
pasti hamil dari tanda2 nya,btw bukannya azza disuruh minum pil pencegah kehamilan???klo kebobolan fix..pilnya nggak diminum
2023-01-11
1