^^^Azza dan Alister^^^
^^^.^^^
^^^.^^^
^^^tous demandent, des nouvelles de l'amour^^^
^^^(semua bertanya, berkabar akan cinta)^^^
...----------------...
Senyum terpancar di bibir Azza ketika hari ini adalah hari perpisahan di sekolah dengan berbagai acara.
Gadis berisi itu begitu cantik memakai kebaya merah yang kontras dengan kulit putihnya. Rambutnya yang di sanggul rapi dengan anak rambut yang dibiarkan mengenai pipi chubby nya.
Azza duduk di samping kedua orang tuanya sambil menatap ke depan dimana para adik kelasnya memperlihatkan pentas seni, menyanyi, membaca puisi dan masih banyak lainnya.
Kepalanya menoleh kearah Alister yang tak berada jauh darinya. Begitu tampan memakai kemeja putih di baluti jas hitam. Azza tersenyum tipis namun ia segera mengalihkan pandangannya karena sadar bahwa dia bukan untuknya.
Ya, Azza lebih baik mundur saja dari pada sakit hati akibat ketidakpedulian Alister dan mengharapkan cinta yang tak akan pernah ia dapatkan.
Tangannya meremas sapu tangan yang ada di genggaman. Mencoba bersikap seperti biasa walau hatinya masih sakit karena cinta bertepuk sebelah tangan.
Acara perpisahan begitu lancar tanpa ada halangan sedikitpun hingga semua siswa-siswi kelas 12 itu berkumpul untuk berfoto bersama orang tuanya, teman sekelas, guru-guru dan juga teman beda kelas.
Azza tersenyum di depan kamera yang diapit Papa dan Mamanya. Setelah itu berfoto dengan sahabatnya yaitu Linda. "Lihat tuh," Linda menyenggol lengan Azza, menunjuk dengan ekor matanya ke arah Naomi yang mencoba mendekati Alister.
Tatapan Azza mengikuti petunjuk sahabatnya lalu tersenyum kecut. Lihatlah betapa cantiknya Naomi dengan kebaya hijaunya dan Alister yang terlihat gagah dan dewasa memakai tuxedonya yang begitu pas di tubuh tinggi dan tegapnya.
Azza mengalihkan tatapannya dari sana, Azza tak mau menatap mereka berdua yang begitu sangat serasi.
"Mama sama Papa kesana dulu ya Sayang," ucap Mamanya menunjuk kearah Om Abas dan Tante Amber. Calon mertua yang tak jadi.
"Iya Ma," Azza mengangguk dan tersenyum.
Walau Azza tak mau menatap Alister, tapi matanya mengkhianati, mata Azza ingin menatap laki-laki itu dan Azza tahu, ia merindukan dia.
"Dia ke sini?" Gumam Azza saat melihat Alister berjalan ke-arahnya. Lalu Azza segera menggelengkan kepalanya, tak mungkin Alister menghampirinya. Pasti laki-laki itu hanya melewatinya saja.
Azza terkesiap ketika tangannya di genggam begitu hangat oleh tangan besar Alister. Kepala Azza mendongak untuk melihat Alister yang tersenyum tipis kearahnya.
"Faiz!!" Teriak Alister memanggil Faiz yang berfoto ria dengan para perempuan. Tangan Alister melambai sehingga membuat Faiz berdecak kesal, acara berfoto dengan para cewek-cewek di ganggu oleh Alister yang sialnya kenapa ia mendekat juga!
"Apa?! Mengganggu saja kau ini ,Al." Dengus Faiz saat melihat wajah tak berdosa Alister.
"Eh ada Azza, mau foto bareng sama aku ya?" Faiz tersenyum kearah Azza untuk memperlihatkan betapa mempesona dirinya ini.
Azza tersenyum tipis dan menundukkan kepalanya. Ingin sekali Azza melepas tangan besar Alister yang menggenggamnya, tapi ternyata tangannya diam saja seolah menikmati genggaman Alister.
Alister mengeluarkan ponselnya dari sakunya dengan tangan kiri dan menyerahkan pada Faiz.
"Tolong foto kamu berdua!" Ucapnya dengan nada perintah bukan meminta.
"Oke, senyum loh ya jangan kaku gitu.
Yang tampan ya Al, jangan jelek-jelek."
"Senyum," bisik Alister tepat di telinga Azza, Azza menoleh sekilas kearah Alister lalu menatap ke depan mencoba mengulas senyum terbaiknya.
Tangan Alister melepas genggamannya dan beralih ke pinggang Azza, Azza terkesiap dan memegang kaku bahkan Azza menahan nafas saat melihat betapa dekatnya mereka saat ini.
Azza bisa bernafas lega ketika Faiz mendekat kearah mereka dan menyerahkan ponsel Alister.
"Jangan lupa transfer karena pakai jasa aku ya Al," ucap Faiz yang di acuhkan oleh Alister. Faiz yang merasa tak ditanggapi mendengus kesal, beralih menatap Azza yang terlihat sangat cantik.
"Kamu cantik banget Za, kalau masih sendiri pasti sudah aku ajak pacaran. Sayang kamu punya singa galak! Duluan ya cantik." Faiz memuji Azza dengan tulus dan jujur, Azza memang cantik dengan kebaya merahnya apalagi polesan make up yang semakin mempercantik Azza. Sangat di sayangkan jika kecantikan itu dimiliki Alister, laki-laki yang sialnya lebih tampan darinya.
Alister tak melepas tangannya dari pinggang Azza meski matanya menatap foto dirinya dan Azza dalam ponsel.
Azza menggigit bibirnya tak berani menatap wajah Alister. Bagaimana bisa Alister bersikap seperti ini disaat ia mencoba menyerah. Apa mau mu Alister, kenapa membuat Azza bingung dengan tingkahmu!! Tak tahukah bahwa ini bisa saja membuat Azza goyah!!
"Kak, bisa lepas tangan kakak di pinggang Azza?" tanyanya pelan dan tak berani menatap Alister.
"Kenapa?"
"Emm, Azza tak nyaman."
Bukannya melepas, Alister semakin merapatkan tubuh mereka, membuat Jantung Azza berdegup kencang.
"Kenapa? Bukannya harusnya kamu suka?"
Azza mendongak menatap raut wajah Alister yang biasa saja.
"Aku..."
Alister melepas tangannya dari pinggang Azza, melirik di sekitar yang ternyata semua sibuk sendiri. Beruntung posisi mereka di pojok bukan di tengah-tengah. Sahabat Azza yaitu Linda telah pergi sejak Alister mendekati Azza.
Alister mencium sekilas bibir Azza dan meremas bokong Azza sebelum melenggang pergi meninggalkan Azza yang syok dengan perilakunya barusan.
Tak jauh dari sana, Naomi melihat dengan jelas bagaimana Alister mendekati Azza dan betapa intimnya mereka berdua. Dan itu membuat Naomi tak suka, benar benar tak suka.
"Alister itu milikku!!"
Tangannya mengepal erat, Azza benar-benar saingan yang harus disingkirkan. Senyum sinis tercetak di bibir Naomi.
"Lihat nanti Alister,"
Setelah perpisahan di sekolah. Dua hari kemudian semua siswa 12 itu mengadakan promnight di hotel. Acara yang di selenggarakan untuk kenang-kenangan sebelum berpisah untuk melanjutkan kejenjang yang lebih tinggi.
"Ma, apa ini tidak berlebihan?" tanya Azza saat melihat rambutnya ditata begitu indah. Tak dapat di pungkiri bahwa Mamanya ini sangat ahli dengan merias wajah maupun rambutnya.
"Tidak lah Sayang, malam ini Mama mau kamu tampil cantik," ucap sang Mama yang puas dengan hasil tangannya.
"Tapi tidak dengan ini kan Ma," tunjuknya pada hiasan di kepalanya, Azza tak percaya diri berdandan seperti ini. Azza biasanya hanya menguncir satu dan menggerai rambutnya tanpa di bando atau diberi pita.
"Udah deh Za, sekali-sekali menurut sama Mama. Sudah lama loh sejak kamu bisa dandan sendiri Mama tak pernah lagi menyentuh rambut kamu."
"Iya Ma," pasrahnya saat Mamanya tak ingin dibantah. Azza tersenyum di depan cermin, ia begitu terlihat lebih tua dari pada usia sebenarnya kalau berdandan seperti ini.
"Kamu berangkatnya di antar atau dijemput Alister?"
"Di antar Mama aja."
***
"Nanti kalau pulang telpon Mama ya," ucap Aluna pada putrinya setelah sampai di tempat tujuan.
Azza mengangguk dan mengambil tas kecil yang berisi dompet dan ponselnya.
"lya Ma, hati-hati di jalan ya Ma."
"Oke."
Mata Azza menatap mobil Mamanya sampai tak terlihat lagi. Azza menghembuskan nafas pelan, melangkah memasuki hotel itu seorang diri meski ada beberapa temannya yang juga berjalan masuk kesana.
"Azzaaaa!!" Teriak seseorang membuat Azza menoleh ke belakang dan tersenyum ketika mendapati Linda yang berlari kecil menghampirinya.
"Untung ada kamu, jadi aku ada temennya." Linda berdiri di samping Azza bersyukur ia masuk tak sendirian.
"Iya, aku kira kamu tadi udah berangkat. Aku telpon tidak kamu angkat sih."
"Hehe maaf ya. Tadi ada masalah di rumah, kakakku tidak mengizinkan aku ikut, untung ada Mama."
Azza mengangguk mengerti. Mereka berjalan menuju keruang acara di selenggarakan.
"Bagus banget ya," Linda terperangah saat melihat dekorasi begitu indah dan di tata sedemikian rupa.
"Iya, kayak acara pernikahan saja," Azza juga takjub dengan apa yang ia lihat. Mereka menyapa teman yang dikenal dan duduk di tempat yang disediakan.
"Kayaknya ada yang bawa pasangan deh, kita aja yang sendiri,"
"Iya," Azza mengangguk mengiyakan ucapan Linda.
"By the way, kamu cantik banget Za,"
"Masa sih?"
"Kamu tak sadar apa, dari tadi diliatin sama laki-laki di sana," bisiknya menunjuk ke kerumunan para pria tak jauh di sana dengan lirikan matanya.
"Aku harap Alister menyesal sudah pernah tolak kamu. Lihat tuh..."
Azza melihat tak jauh dari sana. Beberapa laki-laki yang ternyata benar melihat kearah mereka—Azza dan Linda.
"Yang di lihat bukan aku Lin, tapi kamu," Linda itu cantik layaknya barbie, tak mengherankan banyak sekali laki-laki yang suka dengan Linda, sangat disayangkan jika Linda malah mencintai seseorang yang tak boleh dicintai.
"Selamat malam semuanya!!
Terimakasih untuk kalian yang datang di acara promnight ini, saya Allard selaku ketua panitia disini mengucapkan selamat dengan kelulusan yang membahagiakan ini. Semoga acara kali ini dapat menjadi perpisahan termanis sebelum kita semua berpisah untuk menuju keperguruan tinggi.
Walau berpisah jangan sampai memutuskan persaudaraan kita semua ya!!! Dari pada saya banyak bicara lebih baik kita mulai, oke?! Selamat menikmati acaranya guys!!"
Azza menikmati acara yang begitu meriah, ada yang berdansa ada juga hanya duduk sambil mengobrol ria. Azza tersenyum ketika Linda diajak berdansa oleh laki-laki beda kelas yang lumayan tampan.
Azza menyesap minuman yang ada di genggamannya. Daritadi ia mencari sosok Alister namun tak menemukannya, jujur saja Azza itu rindu sekali. Tapi Alister sama sekali tak kirim pesan sama sekali setelah laki-laki itu membuat Azza bingung dengan perilakunya yang selalu membuat Azza bersemu sendiri.
Hingga tatapannya tertuju di pintu masuk di mana Alister berpakaian rapi dan begitu tampan hanya memakai kemeja hitam dan celana jeans, tapi seketika ia merasa dadanya sesak saat melihat di sampingnya Naomi memegang tangan Alister seperti pasangan umumnya dan sangat ... serasi.
**** Alister!!!
..._____...
Jangan lupa tinggalkan jejak wahai saudaraku!!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
viva vorever
nyeseknya sampai kejantung😢😢
mencintailah sewajarnya za,dan wajib pakai logika bkn hati
2023-01-05
1