^^^Azza dan Alister^^^
^^^.^^^
^^^.^^^
^^^une équation linéaire devient une référence pour hiérarchiser un sentiment^^^
^^^(persamaan linear menjadi patokan peringkat sebuah perasaan)^^^
...----------------...
Naomi mendengus ketika melihat Bara tak ada bosannya mengejarnya. Bara memang tampan tapi tak setampan Alister yang selalu membuat Naomi tertantang untuk mendapatkannya.
"Kami cinta sama aku kan?"
Bara tentu saja mengangguk, tak ada yang bisa menolak pesona Naomi termasuk dirinya. Bara memang sudah mengejar Naomi dari kelas 10 tapi hubungan mereka cuma di gantung tanpa ada kepastian.
Dan tentu saja, Bara sang berandalan tak akan mungkin hanya mencintainya tanpa bisa merasakan tubuhnya.
"Kalau kamu cinta sama aku, aku ingin kamu memenuhi apa yang aku mau. Sanggup?!"
"Apapun itu sayang," ucap Bara yang sedang asyik mencium pundak telanjang Naomi.
Naomi tersenyum sinis, Naomi akan memanfaatkan
Bara untuk memuluskan rencananya dan juga memberi pelajaran untuk si buruk yang sudah lancang menyukai Alister.
"Bagus, aku harap kamu jangan tolak, kalau sampai menolak, aku tidak mau di sentuh lagi!"
Bara terkekeh dan berdiri tanpa mempedulikan tubuh telanjangnya.
"Memang aku harus apa?" tanyanya sambil memakai celananya kembali. Setelah acara perpisahan di sekolah, Bara langsung menyeret Naomi dan mengajaknya berpesta berdua dan tentu saja di ranjang paling utama.
Senyum Naomi tercetak di bibir tipisnya. la berdiri menghampiri Bara dan membisikan tepat di telinga Bara. Bara hanya manggut-manggut saja, mengiyakan untuk memenuhi permintaan Naomi.
***
Naomi turun dari mobil setelah memarkirkan di parkiran. Senyumnya mengembang saat melihat Alister berjalan tak jauh darinya.
"Memang jodoh." Pikirnya tersenyum dan berlari kecil melangkah di belakang Alister.
Naomi langsung memegang tangan Alister setelah masuk kedalam ruang di mana acaranya dimulai. Alister yang merasakannya menoleh ke samping dan menemukan Naomi yang tersenyum kepadanya.
"Bisa dilepas?"
"Tidak bisa, udah menyangkut," ucapnya manja sambil menggelengkan kepalanya.
Memang agresif begitulah yang pantas di sematkan pada Naomi. Alister menyentak tangan Naomi setelah Alister menemukan Faiz bersama para perempuan.
"Aku tidak suka tingkahmu!" Ucapnya berlalu meninggalkan Naomi yang menganga tak percaya bagaimana sakitnya lengan tangannya disentak oleh Alister.
Tangan Naomi mengepal erat betapa melihat Alister yang menolak disentuh olehnya. Lihat saja, Naomi akan membuat Alister tunduk di kakinya. Alis Naomi naik sebelah dan tersenyum puas saat membayangkan Alister memohon padanya.
Mengambil ponselnya ia mengirim pesan seseorang untuk memulai permainannya. Naomi tersenyum culas dan melirik kearah Azza yang tak jauh darinya.
Naomi mendekat ke arah Alister dan duduk di sebelahnya, manatap Alister dengan tatapan memuja tanpa menyadari bahwa Alister begitu risih dilihat olehnya.
"Kau cantik sekali Mi," puji Faiz berdecak melihat pakaian Naomi yang begitu seksi menurutnya. Naomi yang dipuji sedemikian tersenyum senang, tapi matanya masih menatap Alister sambil mengigit bibir merahnya.
Faiz menggelengkan kepalanya, yang muji siapa tapi yang dilihat siapa. Menyesal sudah Faiz memuji Naomi yang langsung percaya diri menggoda si kulkas.
"Alister," panggil Naomi saat melihat Alister tak menatapnya.
"Kamu lihat apa sih,"
Naomi mencoba melihat ke objek mana yang dilihat Alister dan ternyata si buruk rupa. Sebenarnya apa sih yang ada pada diri Azza sehingga Alister tak melihat dirinya yang duduk cantik di sampingnya.
"Kamu lihat Azza? Kamu sama dia tidak ada apa-apanya kan? Kamu tak mungkin suka dia kan?" tanyanya lagi, mendekatkan lengannya pada lengan Alister.
Alister menoleh ke arah Naomi yang langsung tersenyum lebar. Menjilat bibirnya, Naomi menatap wajah tampan Alister sambil mengedipkan matanya.
"Bukan urusanmu!"
Bibir Naomi mengerucut bertanda bahwa ia sangat kesal mendapat respon singkat Alister. Tangan Naomi merogoh sesuatu di tasnya dan melirik ke kanan dan ke kiri, semua pada sibuk menikmati pestanya begitu juga dengan Faiz. Kalau Alister sudah jangan ditanya, fokus Alister hanya pada Azza yang duduk sendiri.
Naomi memasukan sesuatu itu kedalam minuman Alister yang sudah diminum oleh laki-laki itu. Ia langsung tersenyum setelah larut bercampur dalam minuman. Sebentar lagi, Naomi akan menikmati malam yang panjang bersama Alister. Memikirkan saja sudah membuatnya basah.
"Alister, minumanmu." Naomi menyerahkan gelas itu di depan Alister. Naomi pun juga memegang segelas minuman di tangan kirinya.
"Cheers," ajaknya yang ternyata di sambut oleh Alister. Naomi meminum minumannya sambil melirik kearah Alister yang juga minum. Jari lentik Naomi mengetuk gelas tiga kali berharap Alister segera menghabiskan minumannya.
Tapi sayang, Alister langsung berdiri tanpa minum sedikitpun dan malah berlalu meninggalkannya menuju ke arah lain.
"Sialan!" Umpatnya memukul meja dengan keras. Hanya sebentar lagi ia bisa memiliki Alister dan sialnya Alister malah menghampiri Azza.
"Hancur sudah rencana ku!! Bara sialan!! Bodoh!!" Umpatnya kesal.
***
Azza risih saat laki-laki tak dikenal yang mengaku teman sekolah duduk di sampingnya. Sebenarnya Azza tak mau dia duduk di kursi samping, tapi apa daya Azza juga tak mau dikatakan sombong apalagi dirinya jarang berkomunikasi dengan laki-laki lain, yah kecuali Alister. Kalau Alister, ia seakan jadi perempuan genit dan tak punya malu.
"Kamu cantik."
"Terima kasih,"
Azza canggung apalagi melihat tatapan mesum yang ia ketahui bernama Bara yang katanya sudah menatapnya dalam kejauhan.
"Mau?" Sodornya segelas minuman didepannya.
"Tidak."
"Ayolah, dari tadi kamu cuma diam tanpa mencicipi minuman ataupun makanan. Aku tak masukkan apapun kok disini, jadi tenang aja." Bujuknya lagi.
Dengan terpaksa Azza menerima segelas minuman bening itu, mungkin ini hanya air putih pikirnya. Akhirnya Azza meminumnya sedikit setelah laki-laki itu terus memaksa. Azza mengernyit saat merasakan pahit di lidahnya.
"Kok pahit,"
"Tapi enakkan?!"
Azza mengangguk dan meminum lagi hingga habis tak tersisa. Bara yang melihat gelas itu sudah tak ada isinya tersenyum senang.
Matanya menatap tubuh berisi Azza dengan penuh minat, tatapannya dari tadi begitu mesum bahkan miliknya sudah bangun.
Azza tak menyangka bahwa Naomi menyuruhnya untuk menjebak dan menikmati tubuh Azza. Tentu saja Bara mau-mau saja jika perempuannya seperti Azza yang begitu menggoda hanya memakai dress hitam selutut dengan bahu terbuka.
Bara berpikir kenapa ia tak menemukan perempuan secantik Azza ini dan pastinya masih perawan.
Membayangkan bahwa miliknya dijepit oleh milik Azza membuat miliknya bertambah sesak. Bara sudah tak sabar menikmati tubuh Azza di bawah kuasanya.
"Kamu baik-baik saja?" Bara memegang paha Azza dan mengusapnya. Azza yang melihat tangan Bara di pahanya segera menepisnya.
Azza tak tahu kenapa ia merasa kepanasan, sentuhan Bara tadi membuat tubuhnya merasa aneh. Azza mengepalkan tangannya saat rasa panas pada tubuhnya semakin bertambah.
Tangan Bara menyentuh lengan Azza dan meremasnya lembut. Ingin sekali Azza menepis tangan lancang itu tapi apa yang terjadi, ia tak menepis sama sekali bahkan ia mendesis dan semakin ingin disentuh.
Azza ingin menangis saat tubuhnya tak sesuai dengan hatinya. Azza tak tahu kenapa ia jadi begini.
"Aku bisa membantumu."
"Apa maksudmu," desis Azza setelah tangan Bara terlepas dari lengannya. Hatinya lega tapi tubuhnya mendamba, membuat Azza bingung sendiri.
Bara tersenyum, memegang tangan Azza dan menyeretnya keluar.
"Lepaskan tanganku!!" Azza mencoba melepas tangannya namun di genggam begitu erat.
"Lepas katamu?? Tidak mungkin!" Mana mungkin Bara melepas mangsanya ini bahkan miliknya ingin segera di bebaskan dan masuk kedalam sarang hangat.
"Kamu bawa aku ke mana?!"
"Kita akan bersenang-senang Sayang. Tentu saja kita akan menghabiskan malam yang panjang." Balasnya dengan tatapan mesum.
Azza segera menggelengkan kepalanya. Azza tahu Bara akan melakukan tak baik padanya. Air mata Azza menetes begitu saja, membayangkan jika ia disentuh oleh Bara.
"Jangan, aku mohon!!"Azza merintih menahan rasa ingin disentuh dan ingin melepas. Azza tak mau ia nanti menyesal karena menuruti tubuhnya yang aneh ini.
Bara tersenyum jahat dan semakin menyeret Azza keluar dari ruangan ini. Tak akan ada yang peduli dengan mereka berdua karena semuanya menikmati apa yang mereka lakukan. Dan ini momen paling pas untuk berbuat jahat.
Menikmati hidangan yang lezat, benar kan Bara?
..._____...
Jangan lupa favorit, like, vote, hadiah ,dan follow dong akun penulis Pangeran Atlantis!!! Bisa yuk bisa!!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
viva vorever
wow....si anak SMA uda pinter ngadalin temannya..benar2 definisi kid zamam now
2023-01-06
0