^^^Azza dan Alister^^^
^^^.^^^
^^^.^^^
^^^la plus belle surprise est avec toi^^^
^^^(kejutan terindah adalah bersamamu)^^^
...----------------...
Alister turun dari tangga sambil memakai jam tangannya. Penampilannya begitu rapi meski hanya memakai kaos biasa di baluti jaket levis dengan rambut sedikit berantakan namun malah terkesan seksi.
"Kak Alister mau kemana?"
Alister menoleh kesamping mendapati adiknya yang duduk di sofa menatap ke arahnya.
"Kakak mau keluar."
"Alice boleh ikut? Mama sama Papa keluar, Alice bosan di rumah."
Alister mengangguk dan merasa kasihan dengan adiknya ini.
"Ayo!"
"Tunggu dulu ya kak, Alice ganti baju dulu." Semangatnya dan berlari menuju ke kamarnya.
Tak membutuhkan waktu lama Alice berdiri di depan Alister yang memainkan ponselnya.
"Ayo kak!" Semangatnya tersenyum lebar menampilkan gigi rapinya yang putih. Alister mengusap rambut Alice yang dibiarkan tergerai indah.
Selama perjalanan Alice selalu mengoceh ini dan itu. Syukurnya Alice tak bersama kakaknya, Adeena, bisa-bisa ramai dengan ocehan mereka.
Perempuan dengan segala kecerewetannya.
"Kita kenapa di sini kak? Nonton ya?" tanyanya sumringah sambil menatap gedung mall.
"Jalan-jalan."
Alice cemberut ketika mengikuti langkah lebar kakaknya. Hingga mereka masuk kedalam toko dan Alister berbicara dengan karyawan toko tersebut.
"Kakak beli cincin?" Bisiknya saat menatap jejeran cincin didepannya.
Alister tak menjawab membuat Alice begitu kesal. Kalau ke mall lebih baik bersama kak Adeena dari pada sama kak Alister pikirnya.
"Saya pilih ini." tunjuknya pada cincin yang sederhana namun indah.
"Ini kak kalungnya," tunjuk karyawannya dan membuka kotaknya.
Alister tersenyum dan mengangguk puas. Sesuai dengan yang diinginkannya.
"Sekalian di total sama ini."
"Baik kak, tunggu sebentar ya."
Alister menoleh kesamping dimana adiknya cemberut.
"Nanti kakak belikan es krim. Jangan ngambek gitu." Alice tersenyum sumringah dan mengangguk.
"Sekalian beliin Alice sepatu ya?!"
Alister terkekeh melihat puppy eyes Alice yang menggemaskan. Wajah cantik sang Ibu menurun ke adiknya.
"Iya,"
Alister bertransaksi dengan karyawan sebelum keluar dari toko sambil menenteng tas kertas berlogo itu.
Alister tentu saja membelikan apa yang diinginkan adiknya. Jarang sekali Alister keluar bersama Alice, selain tak serumah lagi, Alister juga sibuk dengan sekolahnya.
Alice ingin bertanya buat apa kakaknya beli kalung dan cincin wanita.
Tapi ia tak jadi jika bertanya. Meski Alister kakaknya, mereka tak sedekat itu selain kakaknya memang tak banyak bicara dan terlampau cuek di sekitar.
***
Saat ini para siswa dan siswi kelas 12 sedang melakukan ujian kelulusan, para siswa sedang fokus untuk mendapatkan hasil yang memuaskan dan masuk ke universitas yang diinginkan.
Begitu juga Azza dan Alister, selama ujian mereka tak pernah bertemu. Meski Azza seringkali ingin mendekati Alister, lalu Azza teringat bahwa Alister mengatakan padanya bahwa dia harus fokus dulu dengan ujian tanpa bertemu yang pastinya berakhir di atas ranjang.
"Pusing aku," keluh Linda saat ujian kelulusan sudah berakhir.
"Rasanya rambut ini ingin aku pangkas hingga habis."
Azza tertawa kecil melihat betapa frustasinya Linda menghadapi ujian. Azza sebenarnya juga begitu, tapi Azza berharap nilai ujiannya memuaskan dan bisa masuk ke universitas yang diidamkan.
Azza dan Linda memilih ke universitas yang sama, selain kampus itu sangat bagus, banyak sekali alumni masuk kesana setelah lulus.
"Kira-kira, pujaan hatimu ke universitas mana?"
Azza tertegun, Azza sama sekali tak bertanya pada Alister dimana dirinya melanjutkan kuliah. Semoga saja dia tak di luar negeri, tak bisa Azza bayangkan jika Alister jauh darinya dan menemukan wanita lain yang lebih segalanya.
"Aku tak tahu,"
"Kayaknya di luar negeri deh dia, orang dia pinter gitu."
"Mu_mungkin," Azza meremas roknya. Tak dapat dipungkiri bahwa kini Azza was-was. Bagaimana kalau Alister memang melanjutkan kuliahnya di luar negeri, apakah hubungan mereka berakhir atau malah LDR.
"Aku duluan ya Lin," Azza tanpa menunggu jawaban Linda segera berlari mencari sosok Alister yang sudah lama tak ia temui.
Namun sayang, saat ia mencari di parkiran, mobil Alister sudah keluar dari gerbang.
Bahu Azza meluruh menatap kepergian mobil Alister yang kian menjauh.
***
Azza memasuki kamarnya dengan lesu, melempar tasnya kesembarang arah dan menghempaskan tubuhnya di atas ranjang. Tangannya ia rentangkan dan kakinya dibiarkan menggantung.
Azza tadi sudah di apartemen Alister namun orangnya tidak ada. Dan Azza malu kalau mencari Alister di rumah orang tuanya.
Meskipun dulu ia suka mengikuti Alister di manapun berada, sekarang sudah berbeda. Apalagi hubungan mereka sudah tak sama dulu, Azza yang genit dan tak pernah putus asa mengungkapkan perasaannya yang berakhir ditolak, sudah sedikit berubah meski tetap saja Azza terus ingin bersama Alister.
Azza bangun dari tidurnya dan masuk ke dalam kamar mandi, membuka satu persatu pakaian yang melekat di tubuhnya dan melempar pakaian itu ke dalam ranjang pakaian kotor.
Dalam kucuran air, mata Azza terpejam membayangkan saat ini Alister berada di belakangnya dan memeluknya. Terlalu rindu Azza dengan Alister, laki-laki cuek tapi banyak ekspresi ketika di ranjang.
"Dasar otak mesum!" Pikirnya, segera menyudahi mandinya. Azza tak ingin berlama-lama di kamar mandi yang katanya para setan sangat suka di tempat seperti ini.
Setelah berpakaian, Azza keluar dari kamar dan berjalan menuju kearah ruang makan berada. Tadi ia ketiduran sehingga tak sadar bahwa sudah hampir jam 7 malam dan waktunya makan malam.
...____...
jangan lupa para reader's tersayang!!! D U K U N G A N N Y A ! ! !
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
viva vorever
pikiran azza sdah terkontaminasi saat ena2 dgn aliszer🤣🤣🤣
gimana ntar klo papanya tahu anaknya sdah melangkah terlalu jauh😥
2023-01-05
1