Bab 11

Doni mencoba memejamkan matanya, berharap ketika bangun hari sudah berganti. Namun pikirannya yang dipenuhi oleh wajah Arini membuatnya semakin sulit terlelap hingga malam itu terasa begitu panjang.

Dengan penuh semangat pagi itu Doni segera bersiap berangkat ke restonya.

" Wajah mu terlihat seger banget Nak, pasti tidurmu nyenyak?" Tanya sang ibu sambil menyiapkan sarapan untuk putra bungsunya itu.

"Benarkah Bu?" Jawab Doni yang malah bertanya balik pada ibunya.

Mungkin karena rasa bahagianya menemukan sosok Arini itulah yang membuat wajahnya berseri meski kurang istirahat.

Resto masih sepi, belum banyak pegawai yang datang termasuk Arini. Doni menuju ruangannya, membuka berkas data diri pegawainya dan akhirnya dia menemukan lembar yang dia cari, lembar yang berisi data Arini.

" Bodohnya aku yang bahkan tidak memperhatikan pegawaiku sendiri." Gumam Doni menyalahkan dirinya sendiri, yanh acuh pada pegawainya hingga tidak menyadari diantara mereka ada sosok yang dicarinya selama ini.

Setelah yakin sosok itu adalah Arini, Doni beranjak dari kursinya melangkah keluar berharap melihat sosok secepatnya.

Setelah mencari di beberapa ruangan, akhirnya terlihat sosok Arini sedang sibuk membersihkan bahan makanan di dapur. Doni memperhatikannya dari kejauhan tanpa disadari oleh Arini.

"Tatapan yang sayu itu tidak berubah, masih sama seperti Arini yang ku lihat 4 tahun silam." Gumam Doni dalam hati dengan senyumnya.

"Tolong ambilkan daging di belakang!" Ucap Chef menyuruh Arini. Arini segera beranjak mengambil apa yang diminta oleh Chef. Ketika Arini melangkah dia dikagetkan dengan sosok laki-laki tampan dengan pakaian rapi yang baru pertama kali dia lihat. Laki-laki itu seperti tengah memperhatikannya.

"Hai bos, tumben sempet ke dapur?" Sapa Chef pada Doni, Doni pun menghampiri Chef kepercayaannya itu.

"Apa dia si pemilik resto ini, sungguh baru kali ini aku melihatnya." Arini membatin dalam keterkejutannya.

Arini memang tidak tau menau tentang Doni, karena Juna tidak pernah memperkenalkan sahabatnya itu padanya. Sementara Doni beberapa kali melihat bahkan memperhatikan Arini saat masih bersama Juna.

Arini segera melanjutkan langkahnya sementara Doni berada di dapur, entah apa yang dia bicarakan dengan Chef yang sedang mempersiapkan bahan masakannya.

Saat kembali ke dapur, Arini berpapasan dengan bosnya tersebut. Dia menundukan kepalanya tanda hormat pada atasan, yang dibalas Doni dengan senyum dinginnya.

Mulai hari itu Doni mulai banyak memperhatikan Arini, dia sering berkeliling resto hanya untuk sekedar melihatnya.

Seminggu berlalu tidak ada yang berubah, Doni hanya sekedar memperhatikan Arini dari kejauhan.

Jam-jam makan siang resto selalu dipadati pengunjung, begitu juga dengan hari itu. Di tengah kesibukannya tiba-tiba tangan Arini ditarik oleh seseorang yang lalu menyeretnya ke belakang. Seseorang itu adalah Ranti yang hampir sebulan ini tidak bisa menghubungi Arini.

" Apa kamu kerja full di sini, sampai kamu lupa jalan menuju kampus?" Tanya Ranti geram dengan sikap Arini yang tiba-tiba menghilang.

"Ran, maafkan aku. Aku terpaksa mengambil keputusan ini. Aku sudah tidak sanggup membayar biaya kuliah sementara aku juga butuh uang untuk mencukupi kebutuhan keluargaku." Akhirnya Arini mampu berkata jujur pada sahabatnya itu.

" Kamu menghilang begitu saja, menyimpan bebanmu sendiri. Apa kamu tahu aku bahkan tidak berani menanyakan keberadaanmu pada ibumu, karena pasti ibumu akan curiga, dia akan sangat kecewa jika tahu akan hal ini." Ranti masih tidak habis pikir tentang keputusan Arini.

Arini hanya terdiam, dia sadar dengan kesalahannya. Namun dia tidak mau merepotkan orang lain terutama Ranti yang selama ini sudah sangat banyak membantunya.

" Kembalilah ke kampus mulai besok, masih ada waktu untuk mengejar mata kuliah yang sebulan ini sudah kamu tinggalkan!"

Arini memeluk sahabatnya itu. "Jangan lagi menyimpan bebanmu sendiri, kita ini bersahabat sudah lama. Kamu ingatkan janji kita untuk lulus sama-sama." Ucap Ranti membalas pelukan Arini sambil menitikkan air mata.

Tanpa sepengetahuan Arini maupun Ranti, Doni ternyata mendengar percakapan mereka berdua.

"kamu menyimpan banyak hal di balik senyummu,"

Doni membatin.

Sudah waktunya resto tutup, Arini berdiri di luar resto menunggu hujan reda. " Hujan begitu lebat, bagaimana aku bisa pulang." Batin Arini dalam kegelisahannya. Dia bahkan tidak membawa payung ataupun jaket sekedar untuk menutupi kepala dari derasnya hujan.

"Ikut mobilku saja, aku akan mengantarmu pulang.!" Tawaran Doni membuat Arini terkejut.

" Oo...emm..., terimakasih pak aku sudah memesan ojek online." Jawab Arini dengan gugup, karena ini kali pertama bertegur sapa dengan bosnya.

"Pakailah ini!" Doni melepas jaket kulitnya dan memberikan pada Arini.

" Tidak usah pak, saya sudah biasa kena air hujan kok." Jawab Arini sungkan menerima jaket dari Doni.

" Pakailah!" Doni tetap menyodorkan jaketnya hingga Arini terpaksa menerimanya.

Doni melangkah menuju mobil dengan sedikit berlari menghindari guyuran air hujan. Di dalam mobil dia menatap Arini, ada kekhawatiran di hatinya melihat gadis itu sendirian. Setelah terlihat ojek menghampiri Arini, barulah Doni merasa lega dan mulai menstarter mobilnya.

Arini sampai rumah dengan keadaan setengah basah. Dia terkejut melihat ibunya yang tengah duduk dengan wajah dinginnya.

"Kenapa ibu belum tidur?" Tanya Arini pelan.

"Ambil ini, lunasi semua biaya kuliahmu sampai selesai!" Ucap Bu Mira sambil menyodorkan amplop tebal yang berisi cukup banyak lembaran uang.

"Bu, ini uang dari mana, bukankah kita sudah tidak punya simpanan lagi?"

" Jika ayahmu tahu akan jadi seperti ini, dia tidak akan pernah mengizinkanmu mengasuh anak itu."

Kalimat itu membuat Arini tidak mampu lagi berkata apapun. Dia hanya menunduk dengan derai air mata sambil mengucapkan kata maaf.

Ternyata sudah beberapa hari ini Bu Mira penasaran dengan tingkah Arini, dia tidak pernah melihat Arini mengerjakan tugas kuliahnya seperti biasa. Bahkan tak terlihat Arini membawa buku-bukunya setiap dia berangkat pagi-pagi.

Hingga hari itu Bu Mira memutuskan mengikuti kemana Arini pergi. Bu Mira sangat terkejut saat melihat Arini justru masuk ke sebuah resto dan terlihat bekerja di sana, padahal jam itu adalah jam kuliah Arini.

Bu Mira sangat terpukul melihat keadaan putrinya, dia tidak rela jika Arini putus kuliah. Sampai akhirnya Bu Mira memutuskan untuk meminjam sejumlah uang pada rentenir dengan jaminan sertifikat rumahnya.

Esok harinya Arini menuruti perintah ibunya, dia pergi ke kampusnya melunasi tagihan biaya kuliahnya. Sebelum ke kampus Arini menyempatkan diri pergi ke resto tempat dia bekerja untuk mengajukan pengunduran diri.

Arini mengetuk pintu ruangan Doni.

Tok...tok...tok...

"Masuk!" terdengar sahutan dari dalam ruangan itu, Arini pun segera masuk.

" Sebelumnya saya minta maaf pak, saya mohon pamit berhenti bekerja dari resto bapak." Ucap Arini hati-hati sambil menyodorkan surat pengunduran dirinya.

" Kenapa kamu mau berhenti bekerja?" Tanya Doni menatap Arini.

" Maaf pak, saya mau melanjutkan kuliah saya." Jawab Arini dengan menundukkan kepalanya.

"Kamu bisa kerja part time, tidak usah berhenti." Tegas Doni yang memang sudah mengetahui keadaan Arini.

"Tapi pak..., bukankah di perjanjian awal saya harus kerja full time?"

"Turuti saja perintahku, mulai hari ini kamu masuk setelah kuliahmu selesai." Ucap Doni dengan tegas.

" Kalau begitu saya pamit dulu pak, terimakasih atas keringanan yang bapak berikan." Jawab Arini yang segera beranjak keluar dari ruangan itu.

***

Mohon maaf ya beberapa part masih fokus sama Arini dan Doni dulu ya.

happy reading

Terpopuler

Comments

Catur Fitri Kumalasari

Catur Fitri Kumalasari

arini sama doni aja

2021-05-03

0

MUKAYAH SUGINO

MUKAYAH SUGINO

Jodoh arini

2021-02-01

0

komodo

komodo

bundaaaa....

2021-01-28

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Ekstra part
73 Bab 73 Terlambat Mengerti 2
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
131 Bab 131
132 Bab 132
133 Bab 133
134 Bab 134
135 Bab 135
136 Bab 136
137 Bab 137
138 Bab 138
139 Bab 139
140 Bab 140
141 Bab 141
142 Bab 142
143 Bab 143
144 Bab 144
145 Bab 145
146 Bab 146
147 Bab 147
148 Bab 148
149 Bab 149
150 Bab 150
151 Bab 151
152 Bab 152
153 Bab 153
154 Bab 154
155 Bab 155
156 Bab 156
157 Bab 157
158 Bab 158
159 Bab 159
160 Bab 160
161 Bab 161
162 Bab 162
163 Bab 163
164 Bab 164
165 Bab 165
166 Author Menyapa
167 Ekstra Part
Episodes

Updated 167 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Ekstra part
73
Bab 73 Terlambat Mengerti 2
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130
131
Bab 131
132
Bab 132
133
Bab 133
134
Bab 134
135
Bab 135
136
Bab 136
137
Bab 137
138
Bab 138
139
Bab 139
140
Bab 140
141
Bab 141
142
Bab 142
143
Bab 143
144
Bab 144
145
Bab 145
146
Bab 146
147
Bab 147
148
Bab 148
149
Bab 149
150
Bab 150
151
Bab 151
152
Bab 152
153
Bab 153
154
Bab 154
155
Bab 155
156
Bab 156
157
Bab 157
158
Bab 158
159
Bab 159
160
Bab 160
161
Bab 161
162
Bab 162
163
Bab 163
164
Bab 164
165
Bab 165
166
Author Menyapa
167
Ekstra Part

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!