Di ruang kantor yang sekaligus menjadi tempat tinggalnya, Juna melamun mengingat gadis kecil yang menolongnya enam tahun lalu.
Flashback on
Gadis berseragam SMP berjalan sendiri menuju toko buku langganannya. Di tengah jalan dia melihat seperti tengah terjadi kerusuhan, dia pikir tawuran antar mahasiswa karena yang dia lihat kerumunan mahasiswa tengah dilerai oleh aparat keamanan.
Gadis itu pun mundur mengurungkan niatnya, padahal toko buku yang dia tuju sudah dekat dari lokasi tersebut. Saat dia berbalik dengan langkah cepatnya, tiba-tiba gadis itu terjatuh seperti ada yang menarik satu kakinya.
Gadis itu terkejut saat melihat ke belakang ada seorang pria mengenakan jas almamater suatu perguruan tinggi dengan kondisi yang memperihatinkan bersandar pada pot tanaman hias di tepi trotoar.
Seluruh tubuhnya penuh luka seperti habis dipukuli dan sepertinya mahasiswa tersebut juga sudah kehilangan banyak darah karena ada luka tusuk di bagian perutnya yang masih terus mengucurkan darah segar.
Gadis itu kebingungan sekaligus ketakutan, ingin lari tapi tidak tega ingin menolong dia tidak tau bagaimana menolongnya. Melihat ada mobil pick up yang sedang melaju tanpa pikir panjang gadis itu langsung berlari menyetop mobil tersebut sampai hampir menabraknya, membuat sopir mobil marah-marah.
Arini pun segera minta maaf dan memohon agar Pak Sopir mau membantunya membawa mahasiswa itu tersebut ke rumah sakit.
Juna memperhatikan dengan samar apa yang dilakukan gadis itu sampai matanya terpejam tak sadarkan diri. Pak Sopir akhirnya mengiyakan permintaan gadis itu dan segera memapah Mahasiswa tersebut ke mobil pick up lalu membawanya ke rumah sakit.
Sesampainya di rumah sakit, Juna langsung ditangani oleh petugas medis yang yang berjaga di IGD. Dengan gelisah gadis itu menunggunya di luar. Gadis itu adalah Arini, siswa kelas 2 di salah satu SMP negeri di Jogja yang usianya baru menginjak 13 tahun.
Di tengah perasaan Arini yang kacau, Pak Sopir pamit untuk segera pergi karena ada masih banyak barang yang harus dia antar. Arini pun tidak bisa menahannya karena mau membantunya membawa ke rumah sakit saja dia sudah sangat bersyukur.
Hampir satu jam Arini menunggu dengan harap-harap cemas, akhirnya Dokter keluar dan mengabarkan bahwa kondisi pasien sudah stabil. Jika terlambat sedikit saja mungkin akan fatal akibatnya bagi pasien, kata Dokter.
Di tengah kelegaannya mendengar berita itu, Arini mulai terpikir apa yang harus ia lakukan kemudian. Bagaimana biaya rumah sakit, dan kekhawatiran lain di luar jangkauanya. Karena di usianya yang terbilang masih kecil ini tentu nalarnya belum seperti orang dewasa.
" De, bisa ikut saya sebentar! " Panggilan Suster membuyarkan lamunannya. Arini pun langsung beranjak mengikuti Suster yang memanggilnya tadi.
" De, pasien itu siapanya kamu?" tanya Suster.
" Saya sama sekali nggak kenal dia Sus, tadi saya melihatnya penuh luka jadi saya segera minta bantuan untuk membawanya ke rumah sakit." Jawab Arini dengan panik.
" Berarti kamu nggak tau identitas pasien itu? Baiklah saya tadi menemukan ini, semoga ada kontak keluarganya yang bisa dihubungi." Jelas Suster sambil menunjukan handphone yang ia temukan di saku jas pasien.
Suster mencari kontak pada handphone tersebut dan ia menemukan nama Ibu, segera Suster memencet tombol panggilan dan benar nomor tersebut adalah ibu pasien yang memastikan akan segera menuju rumah sakit.
Mendengar kabar tersebut Arini akhirnya bisa bernafas lega, ia duduk di bangku tunggu menyandarkan punggung melepas lelahnya.
Arini melihat jam di tanganya, ia kaget sudah hampir jam lima sore. Ia pun segera beranjak meninggalkan rumah sakit tanpa berpamitan dengan siapapun karena tidak ada orang yang bisa dipamiti pikirnya.
sebelum Arini melangkah Suster memanggilnya.
" De, baju kamu kotor penuh noda darah, pakailah kaos ini kalau kamu mau," ucap Suster sambil menyodorkan kaos pada Arini.
" Makasih Sus..?" jawab Arini dengan senyumnya menerima kaos yang diberikan Suster.
Dari tadi Arini tidak menyadari kalau seragamnya penuh darah. Beruntung ada Suster yang baik, segera Arini mengganti seragamnya dengan kaos milik suster baik tadi. Dan seragam putih yang penuh noda darah itu tertinggal begitu saja.
Arini pulang sebelum keluarga pasien sampai di rumah sakit sehingga tidak ada yang tau siapa yang menolong Juna. Suster tadi pun tidak sempat menanyakan nama pada Arini.
3 tahun setelah lulus kuliah, Juna kembali ke Jogja untuk membantu cabang baru usaha ayahnya. Dia masih mencari sosok gadis yang menolongnya meski tanpa petunjuk. Sampai dia merasa menemukan sosok itu pada seorang gadis SMA anak dari Pak Haris sahabat ayahnya.
Tempat Juna tinggal kebetulan berhadapan dengan kediaman Pak Haris, sehingga dia bisa lebih mudah mendekati gadis itu. Walau belum tentu gadis itu adalah gadis penolongnya, tapi Juna cukup penasaran.
Dari awal juna sudah tertarik pada gadis itu, meski selisih usia mereka cukup jauh.
Sampai akhirnya ia mengutarakan perasaannya pada Arini, nama gadis itu. Beruntung perasaannya disambut pula oleh Arini. Hubungan mereka segera diikat dengan pertunangan setelah diketahui oleh orang tua masing-masing. Karena orang tua mereka memang sahabat dari muda sehingga mereka sangat mendukung hubungan anak-anak mereka tersebut.
Baru satu tahun lebih pertunangan mereka, muncul sosok yang menggoyahkan Juna. Berawal dari pertemuan yang tak disengaja saat Juna menunggu Arini di depan kampusnya. Ada Iren sahabat Arini yang juga sedang menunggu Arini. Sosok yang ditunggu akhirnya muncul juga, Arini menyapa keduanya. Belum sempat mereka berbincang ada yang memanggil Arini.
"Rinn, kamu dipanggil Dosen!" Teriak teman Arini dari kejauhan.
" Maaf Mas, Ren, aku tinggal sebentar ya, kalian ngobrol dulu. Oya Mas kenalkan ini Iren sahabatku dari kecil." Arini memperkenalkan Iren pada Juna. Sementara Arini keburu pergi sebelum mengenalkan pada Iren kalau Juna adalah tunangannya.
" Ternyata kamu juga menunggu Arini, apa kamu pacarnya Arini?" tanya Iren menyelidik.
" Iya...kami sudah bertunangan," jawab Juna dengan dingin.
"Apa kamu ingat peristiwa kerusuhan beberapa tahun lalu?" selidik Iren secara tiba-tiba .
" Dari mana kamu tahu?" tanya Juna tegas. Iren hanya menyunggingkan senyumnya menyimpan banyak makna yang membuat Juna semakin penasaran.
" Rupanya kamu masih belum tau tentang gadis itu, jika gadis itu bukan Arini apa kamu akan mengejarnya?" Iren membatin dengan pikiran jahatnya.
Arini banyak cerita pada Iren bahwa ia bertunangan dengan pria yang ditolongnya tapi pria itu belum tau kalau Arini yang menolongnya.
Setelah melihat sosok Juna, Iren mulai berpikiran licik. Iren ingin memanfaatkan rasa penasaran Juna dengan mengaku dialah gadis penolongnya. Awalnya Iren hanya ingin mengetes seberapa besar perasaan Juna pada Arini tapi dia malah terpikat dan jatuh hati pada Juna.
"Maaf, aku ada urusan. Tolong sampaikan maaf sama Arini aku pulang duluan," pamit Iren pada Juna.
" Tunggu, kenapa kamu tau peristiwa itu, dari mana kamu tau?" tanya Juna sambil meraih tangan Iren.
Iren hanya tersenyum sambil menarik tangannya dari genggaman Juna. Saat itu Juna sangat penasaran apakah dia adalah gadis yang menolongnya.
***
Ups...ada yang jahat..yang pengin tahu sejahat apa si Iren...ikuti terus ceritanya ya..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 167 Episodes
Comments
Yani Cuhayanih
Aku juga pernah punya sahabat pembohong seperti itu yg akhirnya menghancurkan pertemanan kami karena menggoda pacarku dgn segala tipu daya nya.oh maaf aku berbeda jd bisa mengetahui kebusukan seseorang melalui indera ke enam ku.....wadaw bercanda...peace...
2023-08-03
1
amalia gati subagio
gw bersahabat dgn diri gw sendiri & berteman dgn siapapun tanpa memandang strata or sara, selama pribadinya baik 🙈 cuma itu...gw masuk gol yg curigaan & sulit masuk mode wow kekaguman 😁jd penasaran gmn rasanya dikadalin org 😜tp hidup gw gak lempeng jg, malah penuh warna, krn gw banyak ngumpul dikomunitas... sok sok gni masuk dunia halu novel, cerpen, cerbung, komik utk kepo rasanya di tindas kadal buntung & or rubah betina 😈 ok thor gw lanjut baca ya 😎❤🙏💪💪
2021-09-26
0
Sintike Situmorang
nanti si irennya datang ngakuin anak nya lagi
2021-06-21
0