Bab 14

Acara pertunangan Iren dan Juna pun akhirnya digelar dengan sederhana, Iren terlihat sangat cantik mengenakan dress warna putihnya.

Sayangnya acara itu sama sekali tidak membuat Juna bahagia. Belum acara usai, Juna naik ke balkon di lantai dua. Dia termenung dengan tatapan kosongnya.

"Aku harap kamu tidak menyesal dengan keputusan kamu." Ucap Melin kakak Juna yang membuatnya terkejut.

"Semoga memang aku tidak menyesal Kak."Jawab Juna

"Belajarlah menerima Iren dengan tulus, kamu yang memilihnya sejak awal bukan? Arini pasti sudah bahagia sekarang, dia gadis baik."

Juna hanya diam mencerna setiap kalimat kakaknya itu.

Esok harinya di tempat lain, Arini kembali beraktifitas normal. Dia berangkat ke kampusnya untuk mengambil undangan wisudanya. Akhirnya setelah perjuangan yang cukup berat Arini mampu meraih gelar sarjananya.

Setelah mendapatkan undangan itu, Arini pergi ke resto. Saat Arini meletakan tas ke loker, undangan itu terjatuh. Arini pun mengambilnya, saat itu terlintas kenangan tentang Juna. Dimana Juna pernah mengajaknya segera menikah, Arini mengiyakannya dengan syarat setelah lulus kuliah.

Tidak mau berlarut dalam kenangan itu, Arini memukul pipinya sendiri agar segera sadar.

Hari yang ditunggu pun tiba, Arini sangat cantik dengan balutan kebaya simpel warna nude ditambah riasan tipis yang membuat wajahnya cantik natural.

Acara berlangsung hikmat, Arini didampingi oleh ibunya tanpa Cila di sampingnya. Setelah acara selesai berlanjut sesi foto-foto. Arini foto bareng beberapa temannya termasuk Ranti. Mereka semua terlihat sangat bahagia.

Kemudian Arini menghampiri ibunya untuk foto berdua. Tanpa mereka sadari sosok pria gagah memperhatikannya dari kejauhan sambil mencuri foto Arini. Pria itu nampak kagum dengan kecantikan alami Arini.

Tidak tahan hanya melihat dari kejauhan, pria itu pun segera menghampiri Arini dan ibunya.

"Maaf, sepertinya kita pernah ketemu. Kenalkan aku Roy." Roy ingat gadis itu adalah pegawai di resto milik Doni.

"Aku Arini," Jawab Arini singkat dengan ragu.

" Senang berkenalan denganmu." Belum selesai Roy bicara, terdengar suara memanggil namanya. Akhirnya Roy pamit pergi ada Arini.

Setelah menghadiri acara wisuda adiknya, Roy mampir ke resto Doni. Kebetulan Doni tidak terlalu sibuk.

Roy memperlihatkan foto yang baru dia dapatkan.

" Bukankah ini pegawai kamu yang waktu itu?" Tanya Roy sambil menyodorkan kameranya ke depan Doni.

Doni hanya diam, ada kekecewaan di hatinya kenapa Arini tidak mengabarinya. Meski dia sadar memang dia bukanlah siapa-siapa bagi Arini.

" Tadi aku kenalan sama dia, namanya Arini. Apa dia Arini mantan tunangan Juna?" Tanya Roy penasaran.

"Nama Arini nggak hanya satu." Jawab Doni singkat membuat Roy merasa curiga dengan ekspresi wajah Doni yang terlihat tidak nyaman.

Keesokan harinya Arini kembali masuk kerja, untuk sementara dia bisa masuk full sebelum mendapatkan pekerjaan yang lebih sesuai.

Baru beberapa minggu Arini mendapat gelar sarjana yang bahkan belum terpakai untuk menemukan pekerjaan baru. Rentenir yang pernah dipinjami uang oleh Bu Mira mulai menagih.

Beberapa hari ini rentenir itu selalu datang dengan anak buahnya bahkan tak segan membuat keributan. Hingga suatu ketika Arini pulang mendapati sang ibu sedang menangis tersungkur dengan kondisi rumah yang porak poranda.

"Bu, ada apa sebenarnya Bu?" Tanya Arini sambil meraih tubuh ibunya dan menuntunnya untuk duduo di kursi.

"Maafkan ibu nak, rentenir datang menagih ibu hampir setiap hari." Ucap Bu Mira tersedu.

"Apa ibu punya hutang pada rentenir itu? Jika benar, untuk apa ibu berhutang pada rentenir bu?" Tanya Arini dengan pelan.

"Sebenarnya dulu untuk membayar biaya kuliah kamu, ibu meminjamnya ke rentenir dan sekarang sudah jatuh tempo."

Betapa kagetnya Arini mendengar ucapan ibunya, dia merasa sangat bersalah pada ibunya.

"Ibu nggak salah Bu, ini semua kesalahanku. Maafkan aku Bu!" Ucap Arini sambil memeluk ibunya.

"Berapa jumlah hutang ibu, biar aku yang berusaha membayarnya."

"Dulu ibu hanya mengambil 50 juta, setelah di tambah bunga ibu harus membayar 75 juta nak. Dari mana kamu bisa mendapatkan uang sebanyak itu dalam waktu singkat Rin."

"Sekarang ibu istirahat saja, aku akan mencari pinjaman besok."

Hari ini lebih pagi dari biasanya, suara gedoran pintu memecahkan telinga. Arini yang tengah menyuapi Cila segera membukakan pintu, rentenir itu langsung masuk begitu saja tanpa permisi. Lalu duduk di kursi ruang tamu sambil menatap Arini dari atas hingga ke bawah. Membuat Arini tidak nyaman.

"Ternyata kamu punya anak gadis yang cantik juga Bu Mira." Ucap rentenir itu dengan senyum penuh maksud.

"Aku sudah bilang, akan segera melunasinya. Jadi tolong jangan ganggu kami." Ucap Bu Mira penuh harap.

"Baiklah kalau begitu, aku beri kalian waktu seminggu untuk melunasi semuanya.Jika tidak mampu maka putrimu yang harus membayar dengan menjadi istriku." Ucap rentenir itu sambil menyentuh dagu Arini.

"Ingat hanya satu Minggu." Ucap rentenir dengan penekanan sambil melangkah pergi dari rumah itu.

Jangka waktu yang diberikan sungguh terlalu singkat untuk mencari uang sebanyak itu.

"Sudahlah bu, Arini akan coba cari pinjaman."

Mendengar itu Bu Mira hanya bisa memeluk dan menguatkan hati putrinya.

Arini menemui Ranti dan mengatakan semua masalah yang sedang dihadapinya. Tanpa Arini minta Ranti bertindak dengan segera dia langsung menghubungi kerabatnya minta pinjaman, meski belum ada hasil sesuai harapan.

Selama seminggu ini mereka berdua berjuang keras untuk mengumpulkan uang 75 juta, namun hingga batas waktu hampir habis uang yang mereka kumpulkan belum seberapa.

"Gimana ini Rin, kekurangannya masih sangat banyak. Kita mau cari kemana lagi."

Arini hanya diam dalam kebingungannya.

"Bagaimana kalau pinjam ke bos kamu saja Rin?"

"Aku tidak mau melibatkan orang lain lagi untuk masalahku," jawab Arini.

"Waktu cuma tinggal hari ini, apa kamu memilih nikah sama hidung belang itu hah?" Tanya Ranti dengan marah.

"Jika dia baik padaku, aku bisa memanfaatkan uangnya bukan?" Jawab Arini yang seolah pasrah.

"Terserah kamu aja lah." Ucap Ranti kesal pada sikap Arini.

Batas waktu pun tiba, rentenir itu datang kembali.

"Mana uangnya!" tanya si rentenir dengan tatapan tajam.

Arini dan ibunya hanya diam menundukkan kepalanya.

"Sudah aku duga kalian tidak akan mampu membayarnya secepat itu. Tapi aku justru senang karena sebagai gantinya aku mendapatkan gadis cantik ini." Ucap Si rentenir itu dengan tatapan yang menjijikan.

"Apa tidak ada pilihan lain Tuan?" tanya Bu Mira memelas.

"Aku tidak ingin memberi kalian pilihan lagi. Kalian harus siap, nanti sore aku akan datang dengan segala perlengkapan pernikahan. Dan kamu berdandan lah yang cantik." Ucap rentenir sambil mengelus kepala Arini. Yang di balas dengan tatapan tajam oleh Arini.

Waktu terasa begitu cepat, Arini duduk di depan cermin memakai kebaya putih dengan perasaan yang hancur lebur.

"Apa akhirnya nasibku harus seperti ini, menikah dengan pria yang sangat tidak aku harapkan. Ya Alloh tolonglah hamba..." Arini membatin dengan berurai air mata.

Sementara Ranti akhirnya memutuskan pergi ke resto tempat Arini bekerja untuk menemui Doni. Beruntung Doni ada di tempat saat itu.

Ranti menceritakan masalah Arini pada Doni. Mendengar itu semua, Doni segera pergi ke rumah Arini mencegah pernikahan itu terjadi.

****

Semoga Doni datang tepat waktu...

Terimakasih untuk semua yang sudah mendukung karyaku.

Happy reading

Terpopuler

Comments

MUKAYAH SUGINO

MUKAYAH SUGINO

Lanjut

2021-02-01

0

Astria

Astria

kira kira apa ya karma iren....haduh gemezzzzz gemez bnget akuh thooorrr

2020-12-11

0

Tarie Maryadi

Tarie Maryadi

bodoh ya Arini knpa ga ngasih tau Juna tentang anaknya

2020-11-24

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Ekstra part
73 Bab 73 Terlambat Mengerti 2
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
131 Bab 131
132 Bab 132
133 Bab 133
134 Bab 134
135 Bab 135
136 Bab 136
137 Bab 137
138 Bab 138
139 Bab 139
140 Bab 140
141 Bab 141
142 Bab 142
143 Bab 143
144 Bab 144
145 Bab 145
146 Bab 146
147 Bab 147
148 Bab 148
149 Bab 149
150 Bab 150
151 Bab 151
152 Bab 152
153 Bab 153
154 Bab 154
155 Bab 155
156 Bab 156
157 Bab 157
158 Bab 158
159 Bab 159
160 Bab 160
161 Bab 161
162 Bab 162
163 Bab 163
164 Bab 164
165 Bab 165
166 Author Menyapa
167 Ekstra Part
Episodes

Updated 167 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Ekstra part
73
Bab 73 Terlambat Mengerti 2
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130
131
Bab 131
132
Bab 132
133
Bab 133
134
Bab 134
135
Bab 135
136
Bab 136
137
Bab 137
138
Bab 138
139
Bab 139
140
Bab 140
141
Bab 141
142
Bab 142
143
Bab 143
144
Bab 144
145
Bab 145
146
Bab 146
147
Bab 147
148
Bab 148
149
Bab 149
150
Bab 150
151
Bab 151
152
Bab 152
153
Bab 153
154
Bab 154
155
Bab 155
156
Bab 156
157
Bab 157
158
Bab 158
159
Bab 159
160
Bab 160
161
Bab 161
162
Bab 162
163
Bab 163
164
Bab 164
165
Bab 165
166
Author Menyapa
167
Ekstra Part

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!