Bab 5

Matahari mulai terasa panas menyengat permukaan kulit, membuat wajah Arini yang putih mulus nampak memerah. Arini menapaki jalanan komplek perumahan, tentunya rumah orang tua Iren yang dia tuju.

Sampailah Iren di rumah tersebut, terlihat sepi namun Arini mencoba mengetuk pintu sambil mengucapkan salam dengan suara keras. Seorang wanita paruh baya nampak membukakan pintu itu.

"Assalamu'alaikum..., maaf Bi apa Iren ada di rumah?" tanya Arini dengan sopan.

" Maaf Mba, Mba Irennya sudah hampir lima bulan ini tidak pernah pulang ke rumah," jawab wanita itu, yang sepertinya asisten rumah tangga keluarga Iren.

"Apa Bibi tahu dimana Iren?"

"Terakhir Non Iren telepon saya, dia bilang tinggal di kantornya Mba?" jawab wanita itu sambil mengingat-ingat.

"Bi tolong beri tahu aku alamatnya, Bibi tahu kan?" tanya Arini lebih jauh, Arini akhirnya mendapatkan alamat tersebut.

Arini segera memanggil tukang ojek yang mangkal di komplek itu. Kurang dari satu jam Arini sampai di alamat yang diberikan wanita tadi. Yang dimaksud kantor adalah sebuah apartemen yang cukup mewah yang terletak di pusat kota.

Iren memang menyewa sebuah apartemen yang digunakan untuk segala kegiatan yang menunjang karirnya. Segera Arini memencet tombol lift menuju lantai tujuh No. 11 sesuai alamat yang dia dapatkan.

Tidak sulit untuk menemukan apartemen Iren, Arini memencet bel beberapa kali namun tidak ada tanda-tanda pintu terbuka.

Setelah lebih dari satu jam menunggu di koridor apartemen tersebut tanpa hasil, Arini memutuskan untuk pergi. Arini ingat kalau Ranti ada jadwal kuliah siang, dia segera kembali ke rumah Ranti bergantian menjaga bayi itu.

Arini duduk dengan lesu. "Gimana rin, ketemu Irennya?" tanya Ranti sambil menggendong bayi Iren.

"Di rumahnya nggak ada, di apartemennya juga sepi?" jawab Iren dengan lesunya.

"Tenanglah, pasti bakalan ada jalannya," Ranti mencoba menenangkan Iren.

"Kamu kan ada jadwal kuliah siang, cepet berangkat sana takutnya telat entar kena marah dosen killer," perintah Arini dengan mencoba bercanda.

Keesokan harinya Arini datang lagi ke apartemen itu, menunggu dan menunggu sampai berjam-jam namun masih belum ada tanda-tanda kemunculan Iren. Sampai hari ke 3, 4 dan 5 Arini belum mendapatkan hasil tapi masih yakin Iren bakalan datang ke apartemen tersebut.

Sampai hari ke 6, Arini datang kembali ke apartemen itu. Beruntung hari itu Ranti tidak ada jadwal kuliah jadi dia bisa lebih lama memata-matai tempat itu. Hampir seharian Arini menunggu, sampai dia tak tahan lagi mematung di tempat yang sama berjam-jam. Dengan putus asa Arini memilih pergi dan memutuskan untuk tidak kembali ke apartemen itu.

Arini masuk lift menuju lantai dasar. Belum sampai pintu lift tertutup, seorang pria menenteng beberapa paper bag nampak keluar dari apartemen Iren.

"Pasti pria itu ada hubungannya dengan Iren." Arini membatin.

Arini berdiri di halaman luar apartemen menunggu pria tadi keluar. Pria tadi tak juga nampak, Arini lupa mungkin saja pria tadi ke tempat parkir dan keluar dengan mobilnya.

" Bisa aja dia keluar pake mobil, kenapa aku nggak mikir sampai ke situ, bodoh." Arini kesal dengan dirinya sendiri.

Tiba-tiba terlihat sebuah mobil melaju melewati Arini, Arini yakin yang mengedarai mobil itu adalah pria yang keluar dari apartemen Iren. Arini segera lari mengejar, dia meminta tukang ojek untuk membawanya membuntuti mobil tadi.

" Pak tolong cepet ya, ikuti mobil silver yang baru melaju tadi, "pinta Arini tergesa-gesa.

" Baik mbak," jawab tukang ojek sembari siap-siap mengejar mobil silver tadi.

Sudah sekitar satu jam tapi mobil itu belum nampak sampai ke tujuannya. Arini terus mengikuti dengan hati-hati, takut diketahui si pengendara mobil. Tiba-tiba mobil itu belok ke sebuah komplek perumahan sederhana.

"Pak..., kita dari jauh aja. Takut dia curiga," ucap Arini sambil mengarah ke mobil yang mereka buntuti.

Mobil berhenti di depan sebuah rumah sederhana namun nampak nyaman. Arini mengamati dari kejauhan, pria dalam mobil keluar dengan barang bawaanya yang cukup banyak. Pria itu mengetuk pintu, dan seorang perempuan muda membukakan pintunya.

"Ternyata kamu di sini Iren," Arini membatin, melihat perempuan itu yang tidak asing baginya.

Arini sudah tak tahan ingin menemui Iren. Arini mendekat dan mengetuk pintu rumah itu sambil meredam emosinya, mencoba untuk tenang. Seorang pria membukakan pintu itu, tanpa basa-basi Arini langsung menanyakan Iren.

"Aku mau ketemu Iren", ucapnya dengan tegas.

"Biarkan dia masuk," ucap seorang wanita dari dalam yang tidak lain adalah Iren.

Arini mendekat dan langsung melayangkan tanganya ke pipi mulus Iren.

" Kenapa kamu lakukan ini pada ku hah..., dan ibu macam apa kamu meninggalkan anakmu begitu saja," teriak Arini penuh emosi. Iren hanya tersenyum sinis sambil memegangi pipinya yang terasa panas.

Pria tadi yang adalah asisten Iren ingin membantu Iren namun Iren melarangnya. Iren memberikan kode agar asistennya meninggalkan mereka.

" Kenapa diam..., kenapa diam...?" Teriak Arini dengan air mata yang sudah tak bisa dia tahan sambil mendorong Iren sampai akhirnya mereka terjatuh bersama.

"Aku mesti gimana, memang semuanya adalah salahku," jawab Iren dengan santainya.

"Kamu adalah temanku yang paling baik, kita berbagi beban bersama, bukankah itu adil?" Iren masih berbicara santai dengan senyum sinisnya.

"Apa maksud kamu berbagi beban, apa kesalahan yang kamu lakukan harus aku yang menanggung?" tanya Arini masih emosi yang tidak habis pikir dengan pemikiran Iren.

"Anak itu tidak akan ada jika bukan karena kamu." Ucap Iren yang mulai nampak terbawa perasaan.

"Apa hubunganya denganku hah...?" tanya Arini yang semakin bingung.

"Hahahahaha..., kenapa aku selalu sial dan kamu yang beruntung," Iren malah tertawa sambil menangis meratapi nasibnya.

"Sudahlah nggak usah bertele-tele lagi, sekarang ambil kembali bayi kamu, rawatlah dia dengan baik lalu menikahlah. Jadilah istri dan ibu yang baik." Ucap Arini ingin segera merampungkan masalahnya.

Arini hendak berdiri namun tanganya ditarik oleh Iren. Iren memeluknya," jika aku membawanya denganku sama artinya aku membunuhnya. Untuk apa aku melahirkannya jika nantinya aku yang membunuhnya." Ucap Iren dengan terisak.

" Pergilah, jika kamu tidak mau merawat bayiku, buang saja seperti yang aku lakukan padanya.

Usir Iren dengan raut wajah putus harapan sambil melepaskan pelukannya pada Arini. Arini masih tidak mengerti dengan semua penjelasan Iren.

"Siapa ayahnya, biar aku antarkan dia pada ayahnya." Tanya Arini melembut.

"Bayi itu ditakdirkan untuk jadi anak kamu, rahimku hanya untuk menitipkanya sementara." Ucap Iren yang makin membuat Arini kesal.

"Sepertinya kamu sudah gila Iren, omonganmu nglantur nggak jelas maksudnya." Jawab Arini sambil bangkit dan berlalu meninggalkan Iren. Perjuanganya mencari Iren hingga menemukanya hanya sia-sia tidak memberinya jalan keluar.

"Jika saat itu yang terlihat di matanya adalah aku mungkin tidak akan terjadi hal seperti ini, di matanya hanya ada Arini..., Arini...," ucap Iren yang sudah seperti orang linglung. Arini terhenti saat mendengar apa yang dikatakan Iren.

"Apa sebenarnya yang mau kamu katakan?" tanya Arini singkat.

" Yaaa..., seharusnya itu anak kamu, karena di mata Juna saat itu adalah kamu hingga dia menginginkannya, Jika saat itu dia sadar yang dihadapannya adalah aku maka tidak akan terjadi seperti ini." Kalimat-kalimat Iren membuat Arini terkejut.

" Juna..., Juna..., maksud kamu ayah bayi itu adalah Juna?" tanya Arini dengan mata memerah.

"Apa kamu tau rasanya, saat bersama dengan seorang pria tapi nama yang selalu disebutnya adalah perempuan lain?" Iren bercerita dengan tatapan kosong. Sementara Arini hanya terdiam berurai air mata.

" Arini..., Arini..., dan Arini... nama itu yang selalu Juna sebut, padahal yang bersamanya adalah aku, yang dia tiduri adalah aku," Iren kembali menjelaskan berurai air mata.

***

Tahan...tahan...!!

Ditahan ya emosinya...!!

dilanjut besok lagi...

Terpopuler

Comments

Ranze_Shuun😊☺️

Ranze_Shuun😊☺️

udh kasih aja k Juna anaknya.

2021-10-21

0

Fi Fin

Fi Fin

bener2 biadab iren

2021-06-06

0

Putri Rahma

Putri Rahma

woy maemunah kalo ajeh elo kaga kecentilan godain juna duluan kaga bakal begeneh ceritanya😂😂😂

2021-03-26

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Ekstra part
73 Bab 73 Terlambat Mengerti 2
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
131 Bab 131
132 Bab 132
133 Bab 133
134 Bab 134
135 Bab 135
136 Bab 136
137 Bab 137
138 Bab 138
139 Bab 139
140 Bab 140
141 Bab 141
142 Bab 142
143 Bab 143
144 Bab 144
145 Bab 145
146 Bab 146
147 Bab 147
148 Bab 148
149 Bab 149
150 Bab 150
151 Bab 151
152 Bab 152
153 Bab 153
154 Bab 154
155 Bab 155
156 Bab 156
157 Bab 157
158 Bab 158
159 Bab 159
160 Bab 160
161 Bab 161
162 Bab 162
163 Bab 163
164 Bab 164
165 Bab 165
166 Author Menyapa
167 Ekstra Part
Episodes

Updated 167 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Ekstra part
73
Bab 73 Terlambat Mengerti 2
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130
131
Bab 131
132
Bab 132
133
Bab 133
134
Bab 134
135
Bab 135
136
Bab 136
137
Bab 137
138
Bab 138
139
Bab 139
140
Bab 140
141
Bab 141
142
Bab 142
143
Bab 143
144
Bab 144
145
Bab 145
146
Bab 146
147
Bab 147
148
Bab 148
149
Bab 149
150
Bab 150
151
Bab 151
152
Bab 152
153
Bab 153
154
Bab 154
155
Bab 155
156
Bab 156
157
Bab 157
158
Bab 158
159
Bab 159
160
Bab 160
161
Bab 161
162
Bab 162
163
Bab 163
164
Bab 164
165
Bab 165
166
Author Menyapa
167
Ekstra Part

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!