Bab 17

Sudah satu Minggu Arini dengan pekerjaan barunya, menjadi staf bagian marketing di perusahaan kosmetik. Bukan perusahaan besar, namun lingkungan kerja yang ramah dan menyenangkan membuat Arini merasa betah dan lebih bersemangat.

Selama satu Minggu ini pula Arini sudah banyak belajar mengenai semua tugas yang harus dia kerjakan. Membuat perencanaan pemasaran produk adalah salah satu tugasnya.

Setiap pulang dari kantornya, Arini selalu mampir ke resto Doni untuk menjemput Cila dan juga tetap membantu pekerjaan di resto. Bagaimanapun dia punya banyak hutang budi juga hutang materi pada Doni.

"Apa kamu menikmati pekerjaan barumu?" tanya Doni ketika Arini tengah membersihkan meja pelanggan.

"Iya, aku menikmatinya. Senior dan juga atasanku mengajari ku dengan ramah dan sabar." Jawab Arini.

"Baguslah, apa tidak sebaiknya kamu titipkan Cila di dekat kantor kamu saja?" Jarak kantor Arini bekerja dengan restonya cukup jauh membuat Doni khawatir.

"Maaf Pak, mungkin memang selama ini kami berdua sudah banyak merepotkan Bapak, saya akan mencari tempat penitipan yang baru." Jawab Arini yang terkejut mendengar ucapan Doni.

" Bukan begitu Rin, aku hanya tidak mau kamu terlalu lelah, Cila sama sekali tidak merepotkan ku." Doni panik dengan Arini yang salah paham.

"Terima kasih atas perhatian Bapak." Jawab Arini singkat membuat Doni merasa bersalah sekaligus kecewa dengan sikap Arini.

Setelah pekerjaannya selesai Arini segera menuntun Cila untuk pulang. Seperti biasa Arini pulang dengan ojek online, di perjalanan Arini memikirkan ucapan Doni.

"Memang tidak seharusnya aku membawa Cila setiap hari seperti ini. Udara malam sangat tidak baik untuknya. Maafkan Ibuu Nak." Ucap Arini dalam hati.

Sesampainya di rumah, Arini berpikir keras mencari solusi terbaik untuk Cila. Akhirnya dia menghubungi Doni.

"Assalamu'alaikum Mas!" Sapa Arini saat panggilannya tersambung.

"Ya," jawab Doni singkat masih kecewa dengan Arini.

" Maafkan sikapku yang tadi. Mas, apa boleh aku masuk kerja di resto Mas setelah jam 6?" Arini berniat mengantar Cila pulang dulu baru dia kembali ke resto.

Doni bingung untuk menjawab pertanyaan Arini, di satu sisi dia tidak ingin Arini terforsir, tapi di sisi lain dia ingin bisa melihat Arini setiap hari.

"Terserah kamu saja, bisa melihatmu setiap hari sudah cukup bagiku." Doni menjawab tanpa sadar.

"Baiklah, sudah malam Mas. Sudah waktunya istirahat. Selamat tidur, dan maafkan aku." Arini yang canggung dengan ucapan Doni segera memutuskan panggilannya.

Menyadari ucapannya yang lewat begitu saja tanpa direspon berarti oleh Arini membuat Doni kesal pada dirinya sendiri.

Pagi harinya Doni terpaksa bangun dengan lesu setelah mendengar panggilan kakaknya yang beberapa hari ini tidak mampir ke rumah.

"Hei..., kamu kenapa kok lesu gitu si?" tanya Mirna kakaknya Doni.

"Males bangun aja, masih kecapean." Jawabnya singkat.

"Di tempat kerja kakak ada karyawan baru yang pinter, baik, cantik juga." Ucap Mirna sambil melirik ke arah Doni.

"Apa hubungannya dengan ku?"

" Mau kakak jodohin sama kamu yang sudah jomblo kelamaan." Jawab Mirna tegas.

"Aku bisa nyari sendiri, kakak nggak usah ikut campur." Doni terlihat kesal pada kakaknya itu.

"Ehh..., kalian berdua ini ada apa si, kok ribut kedengaran sampai belakang." Tanya sang ibu yang baru mendekat.

" Ini Doni lagi sensi aja Bu, mungkin lagi galau kali ya." Mirna sedikit mengejek Doni. Doni hanya fokus dengan segelas tehnya tanpa menggubris omongan kakaknya.

Sementara Arini belum juga menemukan jalan keluar untuk masalahnya. Seperti hari biasanya, Arini masih menitipkan Cila di tempat penitipan anak yang sekaligus PAUD yang letaknya di sebelah resto Doni. Arini tidak tega jika harus menitipkan Cila pada ibunya, melihat kondisi fisik ibunya yang tidak lagi bugar seperti dulu.

Setelah mengantarkan Cila, Arini segera berangkat ke kantornya. Dia segera mempersiapkan rencana promo prodak untuk di jelaskan pada rapat nanti.

" Arini..., selamat ya rencana kamu disetujui oleh Bu Mirna, jadi kita harus segera mempersiapkan realisasinya. " Ucap senior Arini dengan rasa bangga.

" Syukurlah kalau begitu mba, ini juga berkat ide juga masukan dari mba juga kok."

"Kamu memang hobinya merendah ya Rin." Ucap seniornya itu.

Ternyata Arini kerja di perusahaannya Mirna yang adalah kakak kandung Doni.

Rencana pemasaran produk yang Arini susun cukup sukses, penjualan produk mereka mengalami peningkatan yang cukup berarti dalam kurun waktu sebulan ini. Sebagai bonusnya Mirna mengajak semua karyawannya mengadakan pesta kecil-kecilan.

"Halo Don, bisa tolong siapkan tempat buat sekitar 20-25 orang nggak?" Tanya Mirna melalui sambungan teleponnya.

"Buat jam berapa Mba?"

"Sekitar jam 4 sepulang kantor saja."

"Baiklah nanti aku siapkan, memang Mba mau ngadain apa?" Tanya Doni penasaran.

"Mba mau syukuran kecil-kecilan, lagi untung besar." Jawab Mirna bercanda.

Sepulang kantor Arini bersama semua rekan kerjanya diajak oleh bosnya ke sebuah restoran. Arini terkejut saat mobil belok ke arah resto yang sangat dia kenal yaitu restoran milik Doni.

Semua karyawan sudah masuk ke dalam tanpa terkecuali Arini. Namun bukannya duduk, Arini malah langsung kebelakang, dia menemui Cila yang sudah sudah di jemput Doni dari TPA, lalu membantu menyiapkan hidangan untuk teman-temannya.

Saat Arini datang dengan membawa beberapa hidangannya, semua rekan kerjanya terkejut termasuk Mirna.

"Lho Arini, kok jadi kamu yang melayani kami si?" Tanya Mirna merasa aneh.

"Sebenarnya tiap pulang kerja saya membantu di sini Bu, sekalian jemput anak saya yang saya titipkan di sebelah." Jawab Arini sambil menghidangkan makanan yang dia bawa.

"Kamu sudah punya anak Rin?" tanya Mirna terkejut.

Arini hanya menganggukkan kepalanya lalu kembali ke belakang.

Semua karyawan terlihat sangat menikmati acara yang Mirna buat, mereka saling becanda, mengobrol santai sambil menikmati hidangan dan pemandangan resto yang cukup menarik. Hingga tanpa terasa sudah cukup malam, satu persatu karyawan lain pun pulang. Sementara Arini sibuk beres-beres di belakang.

"Apa sudah lama Arini kerja di sini?" Tanya Mirna begitu masuk ke ruangan Doni.

"Lebih dari setahun." Jawab Doni singkat.

"Aku nggak nyangka ternyata dia sudah punya anak, dia itu karyawan baruku yang tadinya mau aku kenalkan sama kamu."

" Kaka nggak usah repot-repot buat mencarikan aku jodoh, aku punya pilihan sendiri." Ucap Doni tegas lalu keluar meninggalkan Mirna di ruangannya.

" Apa kamu nggak bisa move on dari mantanmu dulu?" tanya Mirna sebelum Doni keluar yang tidak dihiraukan oleh adiknya itu.

Saat Doni keluar Cila sudah tertidur di sofa yang berada di depan ruangannya. Sementara Arini terlihat sedang membereskan meja yang tadi digunakan untuk acara tersebut.

Setelah selesai Arini segera menghampiri Cila. Saat Arini mau menggendong Cila, Doni mendekat langsung membopong bocah itu.

" Biar aku saja." Ucap Doni sambil membopong gadis kecil itu. Arini hanya mengikutinya dari belakang.

"Kalian naik taksi saja, masuklah!" Ucap Doni menyuruh Arini masuk lalu memberikan Cila saat Arini sudah duduk di dalam taksi yang sudah Doni pesan dari tadi.

"Terima kasih Mas," ucap Arini.

Dari dalam, Mirna cukup terkejut melihat perhatian Doni pada Arini juga anaknya.

" Kamu, apa kamu menyukainya?" tanya Mirna curiga. Sementara Doni hanya berlalu begitu saja.

"Don, dia sudah punya anak." Ucap Mirna mengingatkan.

"Memang kenapa kalau punya anak, yang penting bukan istri orang." Jawab Doni datar.

"Jadi dia sudah janda?" Tanya Mirna yang tanpa di jawab oleh Doni lagi.

"Sosok Arini memang tepat buat kamu, tapi dengan statusnya apa ibu mau menerimanya?"

"Aku sudah dewasa, biarkan aku yang menentukannya. Cukup sekali kalian mencampuri urusanku." Doni ingat jika kehancuran hubungannya dengan kekasihnya dulu adalah karena ibu dan kakaknya yang memisahkan mereka.

Mirna hanya diam mendengar ucapan Doni, dia merasa bersalah akan tindakannya dulu.

Keesokan harinya di kantor, Mirna mengumpulkan beberapa managernya membahas artis yang akan menjadi ambasador untuk produknya. Dan salah satu pilihannya adalah Iren.

*****

Akhirnya bisa up lagi, maaf buat semua yang sudah nunggu ya. Authornya kemarin seharian sibuk sama kerjaan wajib jadi mohon dimaklumi ya...

Jangan lupa tetep dukung Author dengan like, komen sama vote, ditunggu juga saran kritiknya biar Author bisa lebih baik.

Buat yang sudah kasih vote banyak terimakasih yang sebesar-besarnya...

happy reading

Terpopuler

Comments

MUKAYAH SUGINO

MUKAYAH SUGINO

Doni cepat tembak arini

2021-02-01

0

Desi Ummu Ihsan

Desi Ummu Ihsan

Duh...kenapa harus Iren sih. Nanti kalau Iren ketemu Arini apa yang bakal terjadi ya?

2020-12-07

5

Eni Lestari

Eni Lestari

jangan sampe iren yg jadi ambassadornya aku gk rela

2020-10-22

4

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Ekstra part
73 Bab 73 Terlambat Mengerti 2
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
131 Bab 131
132 Bab 132
133 Bab 133
134 Bab 134
135 Bab 135
136 Bab 136
137 Bab 137
138 Bab 138
139 Bab 139
140 Bab 140
141 Bab 141
142 Bab 142
143 Bab 143
144 Bab 144
145 Bab 145
146 Bab 146
147 Bab 147
148 Bab 148
149 Bab 149
150 Bab 150
151 Bab 151
152 Bab 152
153 Bab 153
154 Bab 154
155 Bab 155
156 Bab 156
157 Bab 157
158 Bab 158
159 Bab 159
160 Bab 160
161 Bab 161
162 Bab 162
163 Bab 163
164 Bab 164
165 Bab 165
166 Author Menyapa
167 Ekstra Part
Episodes

Updated 167 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Ekstra part
73
Bab 73 Terlambat Mengerti 2
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130
131
Bab 131
132
Bab 132
133
Bab 133
134
Bab 134
135
Bab 135
136
Bab 136
137
Bab 137
138
Bab 138
139
Bab 139
140
Bab 140
141
Bab 141
142
Bab 142
143
Bab 143
144
Bab 144
145
Bab 145
146
Bab 146
147
Bab 147
148
Bab 148
149
Bab 149
150
Bab 150
151
Bab 151
152
Bab 152
153
Bab 153
154
Bab 154
155
Bab 155
156
Bab 156
157
Bab 157
158
Bab 158
159
Bab 159
160
Bab 160
161
Bab 161
162
Bab 162
163
Bab 163
164
Bab 164
165
Bab 165
166
Author Menyapa
167
Ekstra Part

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!