Sudah satu Minggu Arini dengan pekerjaan barunya, menjadi staf bagian marketing di perusahaan kosmetik. Bukan perusahaan besar, namun lingkungan kerja yang ramah dan menyenangkan membuat Arini merasa betah dan lebih bersemangat.
Selama satu Minggu ini pula Arini sudah banyak belajar mengenai semua tugas yang harus dia kerjakan. Membuat perencanaan pemasaran produk adalah salah satu tugasnya.
Setiap pulang dari kantornya, Arini selalu mampir ke resto Doni untuk menjemput Cila dan juga tetap membantu pekerjaan di resto. Bagaimanapun dia punya banyak hutang budi juga hutang materi pada Doni.
"Apa kamu menikmati pekerjaan barumu?" tanya Doni ketika Arini tengah membersihkan meja pelanggan.
"Iya, aku menikmatinya. Senior dan juga atasanku mengajari ku dengan ramah dan sabar." Jawab Arini.
"Baguslah, apa tidak sebaiknya kamu titipkan Cila di dekat kantor kamu saja?" Jarak kantor Arini bekerja dengan restonya cukup jauh membuat Doni khawatir.
"Maaf Pak, mungkin memang selama ini kami berdua sudah banyak merepotkan Bapak, saya akan mencari tempat penitipan yang baru." Jawab Arini yang terkejut mendengar ucapan Doni.
" Bukan begitu Rin, aku hanya tidak mau kamu terlalu lelah, Cila sama sekali tidak merepotkan ku." Doni panik dengan Arini yang salah paham.
"Terima kasih atas perhatian Bapak." Jawab Arini singkat membuat Doni merasa bersalah sekaligus kecewa dengan sikap Arini.
Setelah pekerjaannya selesai Arini segera menuntun Cila untuk pulang. Seperti biasa Arini pulang dengan ojek online, di perjalanan Arini memikirkan ucapan Doni.
"Memang tidak seharusnya aku membawa Cila setiap hari seperti ini. Udara malam sangat tidak baik untuknya. Maafkan Ibuu Nak." Ucap Arini dalam hati.
Sesampainya di rumah, Arini berpikir keras mencari solusi terbaik untuk Cila. Akhirnya dia menghubungi Doni.
"Assalamu'alaikum Mas!" Sapa Arini saat panggilannya tersambung.
"Ya," jawab Doni singkat masih kecewa dengan Arini.
" Maafkan sikapku yang tadi. Mas, apa boleh aku masuk kerja di resto Mas setelah jam 6?" Arini berniat mengantar Cila pulang dulu baru dia kembali ke resto.
Doni bingung untuk menjawab pertanyaan Arini, di satu sisi dia tidak ingin Arini terforsir, tapi di sisi lain dia ingin bisa melihat Arini setiap hari.
"Terserah kamu saja, bisa melihatmu setiap hari sudah cukup bagiku." Doni menjawab tanpa sadar.
"Baiklah, sudah malam Mas. Sudah waktunya istirahat. Selamat tidur, dan maafkan aku." Arini yang canggung dengan ucapan Doni segera memutuskan panggilannya.
Menyadari ucapannya yang lewat begitu saja tanpa direspon berarti oleh Arini membuat Doni kesal pada dirinya sendiri.
Pagi harinya Doni terpaksa bangun dengan lesu setelah mendengar panggilan kakaknya yang beberapa hari ini tidak mampir ke rumah.
"Hei..., kamu kenapa kok lesu gitu si?" tanya Mirna kakaknya Doni.
"Males bangun aja, masih kecapean." Jawabnya singkat.
"Di tempat kerja kakak ada karyawan baru yang pinter, baik, cantik juga." Ucap Mirna sambil melirik ke arah Doni.
"Apa hubungannya dengan ku?"
" Mau kakak jodohin sama kamu yang sudah jomblo kelamaan." Jawab Mirna tegas.
"Aku bisa nyari sendiri, kakak nggak usah ikut campur." Doni terlihat kesal pada kakaknya itu.
"Ehh..., kalian berdua ini ada apa si, kok ribut kedengaran sampai belakang." Tanya sang ibu yang baru mendekat.
" Ini Doni lagi sensi aja Bu, mungkin lagi galau kali ya." Mirna sedikit mengejek Doni. Doni hanya fokus dengan segelas tehnya tanpa menggubris omongan kakaknya.
Sementara Arini belum juga menemukan jalan keluar untuk masalahnya. Seperti hari biasanya, Arini masih menitipkan Cila di tempat penitipan anak yang sekaligus PAUD yang letaknya di sebelah resto Doni. Arini tidak tega jika harus menitipkan Cila pada ibunya, melihat kondisi fisik ibunya yang tidak lagi bugar seperti dulu.
Setelah mengantarkan Cila, Arini segera berangkat ke kantornya. Dia segera mempersiapkan rencana promo prodak untuk di jelaskan pada rapat nanti.
" Arini..., selamat ya rencana kamu disetujui oleh Bu Mirna, jadi kita harus segera mempersiapkan realisasinya. " Ucap senior Arini dengan rasa bangga.
" Syukurlah kalau begitu mba, ini juga berkat ide juga masukan dari mba juga kok."
"Kamu memang hobinya merendah ya Rin." Ucap seniornya itu.
Ternyata Arini kerja di perusahaannya Mirna yang adalah kakak kandung Doni.
Rencana pemasaran produk yang Arini susun cukup sukses, penjualan produk mereka mengalami peningkatan yang cukup berarti dalam kurun waktu sebulan ini. Sebagai bonusnya Mirna mengajak semua karyawannya mengadakan pesta kecil-kecilan.
"Halo Don, bisa tolong siapkan tempat buat sekitar 20-25 orang nggak?" Tanya Mirna melalui sambungan teleponnya.
"Buat jam berapa Mba?"
"Sekitar jam 4 sepulang kantor saja."
"Baiklah nanti aku siapkan, memang Mba mau ngadain apa?" Tanya Doni penasaran.
"Mba mau syukuran kecil-kecilan, lagi untung besar." Jawab Mirna bercanda.
Sepulang kantor Arini bersama semua rekan kerjanya diajak oleh bosnya ke sebuah restoran. Arini terkejut saat mobil belok ke arah resto yang sangat dia kenal yaitu restoran milik Doni.
Semua karyawan sudah masuk ke dalam tanpa terkecuali Arini. Namun bukannya duduk, Arini malah langsung kebelakang, dia menemui Cila yang sudah sudah di jemput Doni dari TPA, lalu membantu menyiapkan hidangan untuk teman-temannya.
Saat Arini datang dengan membawa beberapa hidangannya, semua rekan kerjanya terkejut termasuk Mirna.
"Lho Arini, kok jadi kamu yang melayani kami si?" Tanya Mirna merasa aneh.
"Sebenarnya tiap pulang kerja saya membantu di sini Bu, sekalian jemput anak saya yang saya titipkan di sebelah." Jawab Arini sambil menghidangkan makanan yang dia bawa.
"Kamu sudah punya anak Rin?" tanya Mirna terkejut.
Arini hanya menganggukkan kepalanya lalu kembali ke belakang.
Semua karyawan terlihat sangat menikmati acara yang Mirna buat, mereka saling becanda, mengobrol santai sambil menikmati hidangan dan pemandangan resto yang cukup menarik. Hingga tanpa terasa sudah cukup malam, satu persatu karyawan lain pun pulang. Sementara Arini sibuk beres-beres di belakang.
"Apa sudah lama Arini kerja di sini?" Tanya Mirna begitu masuk ke ruangan Doni.
"Lebih dari setahun." Jawab Doni singkat.
"Aku nggak nyangka ternyata dia sudah punya anak, dia itu karyawan baruku yang tadinya mau aku kenalkan sama kamu."
" Kaka nggak usah repot-repot buat mencarikan aku jodoh, aku punya pilihan sendiri." Ucap Doni tegas lalu keluar meninggalkan Mirna di ruangannya.
" Apa kamu nggak bisa move on dari mantanmu dulu?" tanya Mirna sebelum Doni keluar yang tidak dihiraukan oleh adiknya itu.
Saat Doni keluar Cila sudah tertidur di sofa yang berada di depan ruangannya. Sementara Arini terlihat sedang membereskan meja yang tadi digunakan untuk acara tersebut.
Setelah selesai Arini segera menghampiri Cila. Saat Arini mau menggendong Cila, Doni mendekat langsung membopong bocah itu.
" Biar aku saja." Ucap Doni sambil membopong gadis kecil itu. Arini hanya mengikutinya dari belakang.
"Kalian naik taksi saja, masuklah!" Ucap Doni menyuruh Arini masuk lalu memberikan Cila saat Arini sudah duduk di dalam taksi yang sudah Doni pesan dari tadi.
"Terima kasih Mas," ucap Arini.
Dari dalam, Mirna cukup terkejut melihat perhatian Doni pada Arini juga anaknya.
" Kamu, apa kamu menyukainya?" tanya Mirna curiga. Sementara Doni hanya berlalu begitu saja.
"Don, dia sudah punya anak." Ucap Mirna mengingatkan.
"Memang kenapa kalau punya anak, yang penting bukan istri orang." Jawab Doni datar.
"Jadi dia sudah janda?" Tanya Mirna yang tanpa di jawab oleh Doni lagi.
"Sosok Arini memang tepat buat kamu, tapi dengan statusnya apa ibu mau menerimanya?"
"Aku sudah dewasa, biarkan aku yang menentukannya. Cukup sekali kalian mencampuri urusanku." Doni ingat jika kehancuran hubungannya dengan kekasihnya dulu adalah karena ibu dan kakaknya yang memisahkan mereka.
Mirna hanya diam mendengar ucapan Doni, dia merasa bersalah akan tindakannya dulu.
Keesokan harinya di kantor, Mirna mengumpulkan beberapa managernya membahas artis yang akan menjadi ambasador untuk produknya. Dan salah satu pilihannya adalah Iren.
*****
Akhirnya bisa up lagi, maaf buat semua yang sudah nunggu ya. Authornya kemarin seharian sibuk sama kerjaan wajib jadi mohon dimaklumi ya...
Jangan lupa tetep dukung Author dengan like, komen sama vote, ditunggu juga saran kritiknya biar Author bisa lebih baik.
Buat yang sudah kasih vote banyak terimakasih yang sebesar-besarnya...
happy reading
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 167 Episodes
Comments
MUKAYAH SUGINO
Doni cepat tembak arini
2021-02-01
0
Desi Ummu Ihsan
Duh...kenapa harus Iren sih. Nanti kalau Iren ketemu Arini apa yang bakal terjadi ya?
2020-12-07
5
Eni Lestari
jangan sampe iren yg jadi ambassadornya aku gk rela
2020-10-22
4