setelah seminggu sudah berlalu setelah acara pernikahan. baik Ikhsan maupun Nissa masih canggung. begitulah kisahnya entah sampai kapan takdir akan mempersatukan hari kedua insan ini..
Nissa menuruni anak tangga menuju dapur. dan melihat ibu mertuanya serta seorang wanita berumur sedang memasak di dapur.
"ehh anak mantu ibu udah bangun, kenapa cadarnya belum kamu lepas nak, disini cuma cuma ada suami kamu satu satunya laki laki". Ibu tersenyum dan mengangkat alisnya menatap anak mantunya.
"ehh iya Bu, maaf ya Nissa lupa. ia berbohong demi menjaga perasaan ibu mertuanya dan segera melepas cadarnya.
"MaasyaaAllah...sungguh cantik anak ibu ini..
udah gitu Sholehah pula. ucap ibu yang takjub melihat paras cantik Nissa
"aamiin bu...ibu bisa aja. ibu juga cantik, baik hati dan perhatian. sambil mengembangkan senyumnya.
"Oya Bu ibu masak apa hari ini ? Nissa bantu ya?
"ibu mau masak sayur lodeh dan ikan gurame asam manis nih, boleh banget nak kalau mau bantu ibu masak, tapi emang kamu bisa masak nak?
"Wah...sedap tuh Bu.. hehe bisa dong Bu.. ya udah Nissa potong potong sayurnya dulu." ucap Nissa
"Iya sayang, beruntung ikhsan mendapatkan istri sepertimu nak, rajin dan pinter masak pula." ucap Ibu memuji mantunya.
"Nak kenapa kau memakai cadar dalam rumah, di rumah kan hanya ada suamimu lelaki satu satunya" tanya Ibu menaikan alisnya
"ohh iya Bu, maaf Nissa lupa (berbohong bahwa sebenarnya dirinya memang belum membuka cadarnya sejak tadi malam)
" hehe ya sudah nak, kalau begitu lepas cadarmu, ibu mau liat wajah menantu ibu" perintah ibu terkekeh
"baik ibu, Nissa buka sekarang" (melepas tali cadarnya)
tanpa disadari sejak tadi Ikhsan berada tepat depan pintu dapur menyaksikan Nissa dan ibunya sedang berbincang bincang.
Ikhsan ingin melihat wajah Nissa yg kini tengah melepaskan cadar yang dikenakan dan berdiri membelakanginya, karena sejak awal Ikhsan tidak pernah melihat wajah istrinya itu.
"sejak kapan kamu disitu nak" tanya ibu mendapati sosok putranya.
"sejak ibu dan Nissa berbincang"
Sontak Nissa berbalik menatap lelaki depan pintu dapur itu dan mata mereka bertemu. Ikhsan sempat tak berkedip beberapa saat memandangi istrinya tanpa cadar yang biasa dikenakan.
ibu membuyarkan suasana dan bertanya penuh keheranan
"ehemm... duh pagi pagi udah natap istrimu seperti itu saja Ikhsan, seakan akan kamu baru pertama melihat istrimu saja". Ujar ibu
"hmm ti tidak kok Bu,, (gugup sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal)
sedangkan Nissa hanya memalingkan pandangannya sambil menggigiti jari jarinya.
" Yaa udah ibu dan Nissa masak dulu, dan kita sarapan sama sama nanti" ucap ibu
"Baik Bu, kalau begitu Ikhsan mau ke atas dulu , siapin berkas berkas buat nanti" ucapnya lalu menaiki anak tangga.
"Udah selesai nih nak masaknya. kamu panggil suamimu ya nak, kita sarapan sama sama".perintah ibu
"Baik ibu.. Nissa ke atas dulu" tukasnya
lalu menaiki anak tangga
Nissa memasuki kamarnya, mendapati suaminya tengah merapikan dasi depan cermin rias.
"Mas ibu memanggil mas untuk kita sarapan bersama" ucap Nissa
"Hhmm..."(Ikhsan hanya berdehem)
Nissa pun merapikan handuk yang dipakai ikhsan tadi berceceran di atas kasur. sedangkan Ikhsan mencuri curi Padang melirik wajah istrinya.
"Dia memang istri idaman mama tak salah memilihnya, tapi aku tidak mencintainya. ntah sampai kapan pernikahan ini bertahan. Dimalam pertama saja aku sudah cukup menyakitinya dengan meninggalkannya dan dia hadir dalam hidupku membuat masalah antara aku dengan Tasya. (Gumamnya dalam hati)
lalu berdecak kesal sembari memegang keningnya. Dan setelah itu memilih jalan duluan kebawah untuk sarapan.
"kenapa kamu setega itu mas, aku tau pernikahan ini bukan yang kamu harapkan. tapi kenapa kau menyakitiku bahkan bersikap dingin denganku.
Ya Allah lapangkan hatiku menerima segala kehendakmu. karena sungguh kau mengetahui apa yang baik dan tidak untuk hambamu (gumamnya dalam hati) menitihkan air mata yang sudah tak dapat dibendung lagi.
Nissa menuruni anak tangga dan ikut gabung sarapan bersama Ibu mertua dan suaminya.
Sesekali Nissa melirik ke arah Ikhsan yang sibuk melahap makanannya.
"kamu makannya lahap sekali, emang istrimu pintar masak, masakannya enak" suara ibu memecah keheningan
"Hhmm..lumayan Bu..tapi kan ibu juga ikut masak"
"Ibu hanya membantu sedikit, ibu bangga punya anak mantu yang serba bisa dan manis" ucap ibu sambil mengelus pucuk Khimar Nissa
"Terima kasih Bu, ibu bisa aja" Jawab Nissa sambil tersenyum.
setelah sarapan usai Ikhsan pamit dan mencium tangan ibunya.
"Nissa cium tangan suamimu dan berdoalah untuk kebaikan nya agar rezeki yang didapati berkah". Nasehat ibu
"Iya ibu baik" ucap Nissa
Dan ikhsan pun mengulurkan tangannya yang langsung diterima oleh Nissa. membuat Nissa gemetar karena ini kedua kalinya dia menyentuh suaminya yang sebelumnya bukan mahrom.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 137 Episodes
Comments
hf
percuma u lu2san pesantren tpnkelakuan bgtu san
2021-04-24
0
Anonymous
ikhsan , ilmu agamanya gak diamalkn. sulit memang kalo sudah dibutakan cinta yg blm halal.
2021-02-08
0
Lailatus syarifah732
huh dasar cwo kt'y syang ibu'y eh mlh istri'y di abaikan mlah milh pacr'y.....😞😞😞
2021-01-26
0