Setelah makan bersama
Nissa kembali ke kamarnya dan juga di ikuti Ikhsan dari belakang.
"Kenapa kamu berbohong"?
tanya Ikhsan
"berbohong?? apa maksud mas?" balasnya sama sekali tidak menatap ke arah Ikhsan
"kamu berbohong kepada ibu, mengatakan saya memakan masakanmu dengan lahapnya?" Tanya Ikhsan dengan nada tinggi
Nissa menarik nafas menatap ke arah Ikhsan
"Aku hanya tidak mau ibu kecewa dengan putranya, aku tidak mas dan ibu berseteru, aku bahagia melihat senyum di wajah ibu meski aku harus menutupi perihal sebenarnya, yang jelas sangat menyakitiku!!" jelasnya tanpa melihat ke arah Ikhsan dengan senyum getir.
Ikhsan diam dan mencerna baik kata kata Nissa.
"Lalu kamu kemanakan makanan itu"?
"aku memberinya kepada anak yang ngamen dijalanan, dengan begitu aku merasa bahwa makanan yang kubawa tak sia sia, karena ada yang lebih membutuhkan dan lebih menghargainya." ucapnya berusaha untuk tetap tegar tidak menangis.
"Maafkan aku Nis" ucapnya merasa bersalah dan entah kenapa kalimat itu muncul dengan sendirinya.
"Untuk apa? untuk apa mas minta maaf padaku? Jelas seseorang akan lebih memilih pemberian dari orang yang dicintai dibanding dengan orang yang tidak berarti dalam hidupnya. bukan begitu mas" suaranya yang memberat menahan tangis.
Ikhsan sudah muak dengan semua unek unek yang dikeluarkan Nissa lantas membalikan Tubuh Nissa menatap lurus kepadanya.
"aku meminta maaf tapi kenapa kau malah memojokkan ku??" gertaknya dengan suara lantang membuat Nissa terlonjak dan menangis.
Nissa hanya menunduk dan tak bergeming
"Jawab aku Nissaa.." Gertak Ikhsan lagi
"aku tahu mas pernikahan ini bukan atas kemauanmu ataupun kemauanku, aku tau jika pernikahan ini tidak ada dasar cinta didalamnya, aku tau sebelum kita menikah kau memiliki pacar bernama Tasya, aku tau kehadiranku hanyalah mengganggumu. aku tau bukanlah aku yang kamu harapkan menjadi pendamping mu..." Ucap Nissa
"Dan kamu mas apa yang kau tau tentang diriku, lukaku, perasaanku??
Sungguh aku pun menerima perjodohan ini karena ingin berbakti kepada ummi dan Abi, setelah itu aku coba untuk menerima taqdir ini karena keyakinanku pada Robb ku, Allah adalah maha pemberi yang tebaik termaksud hadirnya dirimu dalam hidupku, tapi kenapa begitu sakit, kenapa banyak luka yang mas torehkan kepadaku?? aku coba untuk berdamai dengan diri sendiri dengan cara menepis dan menutup semua luka meski harus dengan berpura pura terlihat bahagia bersamamu." Timpalnya lagi dengan tangis
"Harus mas pahami disini bukan hanya tentang rasa mas tapi juga tentang rasaku. mungkin belum ada cinta dalam hatiku, tetapi aku sakit setiap kali mengingat aku adalah seorang istri yang tidak dicintai suaminya, bahkan suamiku tidak pernah menganggap ku, sungguh itu jauh membuatku sakit mas." Ucapnya dengan suara yang sudah gemetar
"aku hanya ingin menikah sekali, dari itu aku akan bersabar menanti saatnya mas akan membukakan hati untukku. Dan aku pun akan belajar mencintai mas meski itu perih tapi sudah kukatakan. Aku ingin mencintai mas KarenaNya, maka apapun rintangannya, bagaimana pun keadaaan nya, dan separah apa luka yang kudapat itu semua akan terkalahkan ketika Cinta Allah bersamaku." Ucap Nissa menunduk
"Tapi jika saatnya nanti benar benar tidak ada ruang untukku di hati mas, maka aku akan menyerah, aku akan pergi jika mas yang memintanya" Ucap Nissa menatap lekat mata Ikhsan
Nissa mengeluarkan semua unek unek nya dengan tangis yang tak henti... membuat Ikhsan menatapnya sendu dan tak berkutik sekalipun. Hatinya serasa sakit dengan setiap penuturan yang Istrinya luapkan.
Ikhsan tanpa aba aba langsung mendekap Nissa kedalam pelukannya. ia memeluk Nissa dengan erat.
"Maafkan aku Nissa, maafkan karena semua luka yang harus kamu rasakan, maafkan atas semua sikapku, maaf aku belum bisa mencintaimu, tapi aku akan belajar mencintai mu dan terimakasih masih bertahan sampai saat ini." kata Ikhsan dengan terus memeluk istrinya dengan erat.
"mas tahu bukan pacaran itu tidak boleh dalam Islam, mas anak keluaran pesantren pasti mas tau." hiks hiks... tengah menagis nya Nissa kembali menasehati Ikhsan
"iya mas tau, tapi entah kenapa iman mas sangat down sejak ayah meninggal kan kami. yang membuat mas semakin jauh dari agama dan tuhan." Ucap Ikhsan sendu
"maafkan mas telah gagal menjadi suami yang membimbing mu, maafkan mas yang penuh salah dan khilaf ini, maafkan mas.._
katanya terpotong sesaat Nissa membungkam mulutnya dengan tangannya.
"sudah mas, jangan diteruskan. tak ada guna untuk menyesali..sekarang kita buka lembaran baru. dan mulai sama sama memperbaiki diri." sahut Nissa yang menatap dalam suaminya...
tatapan mata keduanya terkunci sesaat.
"Terimakasih Nissa" ucap Ikhsan tulus
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 137 Episodes
Comments
Nia Kurnianingsih
gitu dong nis
masalah harus d selesaikan bukan untuk d pendam sendiri...
2022-01-17
0
Anonymous
dewasa banget y Nissa. padahal br lulus SMA.
2021-02-08
0
Azlaini Azwan
Dewasa mmg tak memandang usia... Salut dg sikap Nissa yg tk mencerminkan bhw dia anak yg br lulus SMA. Trmksh u author yg udh buat crt yg sarat ilmu n makna.
2021-01-25
0