يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱسْتَعِينُوا۟ بِٱلصَّبْرِ وَٱلصَّلَوٰةِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلصَّٰبِرِينَ
Arti: "Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar" (Qs. Al-Baqarah 153)
Nissa menatap rumah yang akan segera ia masuki, rumah yang asing, rumah yang kini akan menjadi tempat tinggalnya yang baru.
Ia melangkah kan kakinya masuk ke Rumah suaminya yang disambut oleh ibu mertuanya dan disusul Ikhsan dari belakang.
"Nak ini adalah rumahmu sekarang, jangan sungkan untuk melakukan apa saja disini nak, sekarang kamu adalah anggota baru di keluarga kami." Titah ibu Siti
"Terimakasih ibu sudah menerima Nissa dengan baik." kata Nissa sambil memeluk ibu mertuanya.
"Ikhsan segera antar istrimu ke kamar kalian, dan istirahatlah ini sudah malam dan pastinya menantuku ini lelah." perintah ibu
"baik Bu..ibu juga istirahat ya!"timpal ikhsan tersenyum pada ibunya.
Nissa mengikuti langkah suaminya menuju kamar mereka. tiada suara hening dan suasana yang canggung antara mereka.
Ikhsan membuka pintu kamar, Nissa terkagum melihat kamarnya cantik seperti kamar pengantin pada umumnya. Bunga kelopak yang bertaburan di atas ranjang, menjadikan ruangan ini harum dan bernuansa romantis.
Nissa melirik pada jam menunjukan sekarang pukul 8 malam.
Nissa pun mencoba memulai pembicaraan dengan Ikhsan.
"Mas aku mau izin ganti baju dan sholat isya, sekarang sudah jam 8." katanya sambil menatap jam.
"Ada kamar mandi di sebelah sana, tak perlu meminta izin padaku. silahkan bersiap siap kita akan sholat berjama'ah." sambil menunjuk kamar mandi di kamarnya tanpa melihat ke arah Nissa.
"Ba baik Mas " Ucap Nissa gelagapan
Nissa segera mengambil baju ganti dan jilbab di kopernya dan segera mengganti bajunya dalam kamar mandi dan segera berwudhu.
sedangkan Ikhsan memilih untuk wudhu ditempat wudhu belakang.
Nissa keluar dari kamar mandi yang sudah lengkap dengan gamis dan khimarnya tak lupa juga cadarnya. meskipun ia tau sekarang pun sebenarnya sudah halal untuk suaminya melihat wajahnya bahkan rambutnya. Namun ia masih malu dan belum siap.
kini Ikhsan terpaku menatap istrinya yang memakai setelan gamis dan cadar, heran dan tertegun. namun dia tak terlalu memikirkannya. segera ia menggelar sajadahnya dan di ikutin Nissa tepat satu saf dibelakang nya.
setelah selesai sholat berjamaah. Nissa melanjutkan kegiatan rutinnya setiap hari yaitu Membaca Al Qur'an.
beberapa saat dering telfon Ikhsan terdengar dan segera Ikhsan meraih dan mengangkat telefon itu.
"Assalamu'alaikum mas ikhsan." Suara perempuan yang tertera bibi tasya di layar hp ikhsan
"Wa'alaikumussalam Bi..ada apa ya nelfon ikhsan?"
"Gini san, Tasya 2 hari ini belum balik rumah, bibi khawatir. kamu tau dimana Tasya berada?"
"Tasya..kemana Tasya pergi?
saya juga tidak tau bi, baiklah bibi tenang saja saya akan mencarinya sekarang!" wajah cemas Ikhsan.
Percakapan Ikhsan itupun sontak menarik perhatian Nissa yang mendengar percakapan via telfon suaminya yang menyebut nama "Tasya" bukankah nama itu yang ia dengar sewaktu ikhsan di rumahnya menghubungi kekasihnya yang juga bernama "Tasya".
Nissa menatap lekat ke arah Ikhsan, hatinya kini hancur sehancur hancurnya. Dia tau benar pernikahan ini atas dasar perjodohan dan tidak ada cinta didalamnya tapi kenapa Ikhsan menyiksa batinnya seperti ini. Sungguh baginya ini sangat melukai perasaannya. Di malam pertama suaminya meninggalkannya dan pergi mencari kekasihnya yang hilang entah kemana.
Ikhsan cemas dengan pacarnya yang hilang dan memutuskan akan segera pergi mencarinya dan meninggalkan Nissa sendiri dalam kesedihannya. sungguh bukan pernikahan seperti ini yang ia impikan. Bahkan suaminya seperti menganggap dirinya tidak ada disitu.
air matanya menetes dan segera ia hapus tak mau memperlihatkan air matanya. ia berusaha tegar.
Ikhsan berbalik menatap Nissa yang terduduk menunduk dan menghampirinya.
"saya mau keluar." ucapnya dingin tidak berperasaan
"Mau kemana?" tanya Nissa masih menunduk
"Mau mencari Tasya, nanti saya kembali jika sudah menemukan nya." balasnya dingin
"Oh Tasya pacar pacar kamu itu yah mas?"
menatap mata Ikhsan dengan matanya yang sendu, dan seringai senyum paksa dibalik cadarnya.
Ikhsan hanya diam dan pergi meninggalkan Nissa yang sudah tak bisa menahan genangan air mata matanya yang kini membasahi cadarnya. ia terus tertunduk dan meratapi nasib malam pertamanya yang begitu menyedihkan.
"Yaa Robb ku ujian apa ini? kenapa begitu menyakitkan, lapangkan lah hatiku ya Robb menerima segala ketentuan mu,
cintaku PadaMu lebih besar dibanding rasa sakit ini."
"hiks hiks kamu jahat mas." tangisnya pecah sampai akhirnya ia tertidur dengan mata yang sembab.
Jam menunjuk pukul 12 malam Ikhsan baru saja pulang, ia melirik ke arah Nissa yang sudah tertidur dan segera merebahkan badannya disofa yang berada di kamarnya. ia terlelap karena kelelahan dengan aktivitas seharian ini yang menguras tenaganya.
Nissa bangun pukul 03.00 dini hari. segera ia turun dari ranjangnya menuju ke kamar mandi untuk mengambil wudhu. didapatinya Ikhsan yang terlelap di sofa ia ingin sekali membangunkannya tapi ia kembali urungkan niatnya.
"Kenapa kamu menyakitiku mas, kenapa kamu Setega itu padaku?" gumamnya dalam hati.
selesai wudhu Nissa menggelar sajadahnya melaksanakan sholat tahajjud dan berdoa dengan khusyuk hingga ia terisak, suara Isak Nissa terdengar oleh Ikhsan yang langsung membuka matanya menatap lurus wanita yang kini dihadapannya sedang bersimpuh bermunajat disepertiga malam.
Merasa Nissa sudah selesai Ikhsan pun kembali melanjutkan tidurnya.
setelah sholat tahajjud Nissa melanjutkan membaca Al Qur'an...terdengar suara indahnya melantunkan ayat suci, yang kembali membangunkan Ikhsan
"sungguh indah suaranya membaca ayat demi ayat, dia kriteria istri ideal. dia cantik, baik, Sholehah, taat tapi aku tidak mencintainya. maafkan aku Nissa." gumamnya dalam hati sambil memperhatikan Nissa yang tengah mengaji.
Tak mau dipergoki memperhatikan Nissa diam diam. dia pun bangun dan segera mengambil wudhu bersiap siap melaksanakan sholat subuh.
hening, tiada satupun yang mengajak bicara, dan suasana yang sangat canggung, seakan terjadi perang dingin dalam kamar itu.
Ikhsan pun membuka suara memecahkan keheningan itu.
"Mau berjama'ah?
Nissa hanya menganggukan kepalanya tidak punya nyali untuk menatap atau berbicara pada suaminya. karena sakit itu tidak mau pergi darinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 137 Episodes
Comments
hf
kok aq yg skt hati ya.
2021-04-24
0
Farihahfalabibassyarief
pernah ngalamin thor😭sakitt😭😭😭tp alhmdllh skrg udah saling cinta😍
2021-01-01
1
Rika Amanda
😭😭😭 kasihan banget nisa nya
2020-12-13
0