Tempat tinggal baru

Pagi ini Ara sudah siap dengan koper miliknya dan surat pengunduran diri ditangannya.Tekadnya sudah bulat untuk pergi membawa aib yang akan membuat Bibinya malu.Menggugurkan tak berani Ara lakukan,ia tak mau lagi menambah dosa dengan membunuh nyawa yang tak berdosa.Yang berdosa adalah kedua orang tuanya.Biarlah semuanya ia tanggung sendiri ditempat tujuannya nanti.Dan untuk Bibinya suatu hari nanti ia akan berkata jujur tidak untuk sekarang karena akan membahayakan nyawa Bibinya karena sakit yang diderita.

"Ara...hati hati ya Nak!.Kabari Bibi jika sudah sampai",ucap Bibi memeluk keponakannya itu dengan perasaan tak menentu.

"Iya Bi...",lirih Ara tersenyum tipis.

"Maafkan Ara Bi.Ara takut Bibi kecewa pada Ara",batin Ara.

"Aurora..."

Ara menatap orang yang baru saja memanggilnya.Orang yang membuatnya dalam masalah rumit ini.

"Areta...",gumam Ara.

"Mau kemana Ra?.Kenapa satu bulan ini kamu ngehindari aku?",tanya Areta pada sahabatnya itu.

"Gak Areta...aku hanya sibuk dengan pekerjaan baruku",bohong Ara berusaha tenang.Ingin rasanya ia berteriak pada sahabatnya ini yang sudah membuatnya dalam masalah rumit bahkan menghadirkan nyawa dirahimnya.Namun ia tahan karena ia tak ingin orang lain tau bahkan sahabatnya sendiri tau jika ia tengah mengandung.

"Lalu apa ini,mau kemana Ra?",tanya Areta menatap koper Ara yang sudah rapi.

"Di mutasi ke kantor pusat",jawab Ara sekenanya.

"Mutasi?.kemana?",tanya Areta menatap sahabatnya itu penuh selidik.

"Ke kota A",jawab Ara tenang agar sahabatnya ini tak curiga padanya.

"Ra aku mau tanya sesuatu sama kamu,malam itu--

"Areta...maaf aku harus pergi",potong Ara agar tak ingin mengungkit lagi malam laknat itu.

"Ra...ada apa?.Apa yang terjadi?,setelah malam itu kamu menghindari aku?",tanya Areta mendesak sahabatnya itu.

"Stop Areta...aku hampir telat.Aku juga harus ke kantor untuk mengurus sesuatu hal lebih dahulu.Dan untuk malam itu makasih atas jebakannya",gumam Ara yang masih bisa didengar oleh Areta.

Ara kemudian pamit pada Bibirnya yang berdiri tak jauh dari mereka.Meninggalkan Areta yang mematung mencerna ucapan sahabatnya itu.

Ara bergegas keluar rumah menuju taksi yang sudah ia pesan untuk mengantarnya ke stasiun.

Areta berusaha mengejar sahabat itu untuk menjelaskan semuanya.Ia paham sekarang jika sahabatnya itu salah paham padanya.Namun Ara sudah memasuki taksi membuat Areta kesulitan untuk menjelaskan pada sahabatnya itu.

"Ra...kamu salah paham",teriak Areta mengetuk kaca pintu mobil.

Ara tak peduli dengan penjelasan sahabatnya itu.Biarlah kini ia menjauh lebih dahulu untuk menenangkan pikirannya dan membawa aib ini ke suatu tempat yang takkan ada orang yang mengenalnya.

"Jalan Pak!",ujar Ara pada sang sopir tak mempedulikan sahabatnya itu terus berteriak.

Tes

Air mata jatuh begitu saja di pipi mulusnya,ia begitu kecewa dengan Areta yang telah ia anggap sebagai saudara sendiri.Tapi malah dengan tega menjebaknya di malam itu dengan pria asing yang tak ia kenal sama sekali.

Setibanya di area kantor Ara turun untuk memberikan surat pengunduran dirinya pada HRD.Ia tak mungkin lagi berada disini ditengah tengah orang yang akan mencapnya sebagian wanita yang tak bisa menjaga diri.

Setelah memberikan surat pengunduran diri kepada HRD meski sedikit mendapatkan kesulitan karena tak mudah mengundurkan diri secara mendadak apalagi ia baru satu bulan bekerja.Ara kembali memasuki taksinya yang akan mengantarkannya pada stasiun kereta api.

Sedangkan di kota A di rumah mewah miliknya seorang pria tengah memuntahkan isi perutnya.Ia begitu mual dengan masakan yang dibuatkan pelayan untuknya.Padahal makanan itu adalah makanan kesukaannya.

Hoek...

Pria itu kembali memuntahkan isi perutnya,wajahnya tampak begitu pucat.Sang Mama pun tampak begitu kuawatir dan sedikit curiga pada putranya ini.Karena ia tau mual yang di alami oleh anaknya bukanlah karena masuk angin seperti apa yang dikatakan anaknya padanya.

"Vin...kamu baik baik saja Nak?",tanya Mama Andita yang mengusap tengkuknya anaknya untuk mengurangi rasa mual itu.

"Aku baik baik saja Ma.Masuk angin kayaknya",jawab Kevin yang sudah tampak lemas.

"Mama panggil dokter ya",ujar Mama Andita yang cemas melihat keadaan putranya yang begitu memprihatinkan.

"Gak usah Ma...nanti sembuh sendiri kok",jawab Kevin.

Mama Andita menggeleng pelan melihat sikap keras kelapa sang anak.Kevin memang memiliki sikap keras kepala yang menurun dari suaminya.Tapi dia anak yang sangat menghormati kedua orangtuanya.

Kevin merebahkan tubuhnya diatas kasur miliknya.Rasa mualnya sedikit berkurang setelah meminum wedang jahe yang dibuatkan oleh pelayan dirumahnya.

Mama Andita meninggalkan sang anak yang tampak memejamkan matanya.Wanita paruh baya itu tengah berpikir keras dengan kecurigaannya.

"Apa yang sudah kamu lakukan diluaran sana Kevin",batin Mama Andita yang tau jika anaknya tengah mengalami mual yang tak biasa.

Saat bersamaan kini Ara telah sampai di stasiun kereta.Wanita itu sedang menunggu keberangkatannya menuju kota A untuk memulai hidup baru dengan suasana baru juga tentunya.

Setelah menempuh perjalanan selama dua jam perjalanan kini Ara sampai di stasiun kota A.Ia mengahampiri sebuah taksi untuk mengantarkannya menuju kontrakan kecil untuk ia tinggali sementara waktu.

Ara memang sudah menentukan tujuannya di kota ini.Tak lama taksi yang ditumpangi Ara berhenti di sebuah kontrakan yang telah ia cari sebelum datang melalui internet.

Setelah turun Ara memasuki kontrakan yang tak begitu luas.Ia tampak sudah ditunggu oleh pemilik kontrakan.

"Dengan Mbak Ara?",tanya seorang gadis yang usianya Ara kira dibawah dirinya.

"Ya...kamu pemilik kontrakan ini?",ujar Ara.

"Bukan...aku anak pemilik kontrakan kebetulan Ibu lagi ikut arisan.Kenalkan aku Mayang",ujar gadis itu mengulurkan tangannya.

"Ara...",dengan senyuman tipis Ara menyambut uluran tangan gadis itu.

"Ayo masuk Mbak...",ajak gadis itu mengeluarkan kunci untuk membuka pintu rumah kontrakan itu diangguki oleh Ara.

"Assalamualaikum...",ucap mereka bersamaan.

"Silahkan dilihat dulu Mbak...",ujar Mayang mempersilahkan Ara melihat lihat kontrakan yang akan ia sewa.

"Oke cocok...",jawab Ara lalu mengeluarkan sebuah amplop yang berisi uang untuk menyewa kontrakan itu.

Ara memeberikan uang yang telah ia siapkan itu pada Mayang.

"Kalau begitu aku permisi dulu Mbak... mau kuliah soalnya",ujar gadis itu terkekeh kecil setelah menerima uang yang diberikan oleh Ara dan memberikan kunci kontrakan pada Ara.

"Oh ya Mbak kalau butuh sesuatu jangan sungkan.Rumah kita dua rumah dari sini",timpal gadis itu sebelum menghilang dibalik pintu dan diangguki kembali oleh Ara.

Ara memandangi seluruh ruangan,cukup nyaman baginya untuk tinggal berdua nantinya dengan sang anak.

"Maafkan Mama sayang hanya rumah kecil ini yang akan menjadi tempat kita berteduh mulai saat ini",gumam Ara mengusap perutnya yang masih rata.

...****************...

Terpopuler

Comments

~v

~v

bukan salh paham Areta kalau kamu sahabat baik gk mukin ngajak sahabatmu sendiri ke tempat maksiat

2024-10-16

2

Athallah Linggar

Athallah Linggar

salah paham gimn,orang situ yg ngajak ke club malam. Sahabat yg baik hesnya ga ngajak ke tmpt maksiat kya gitu tau sahabatnya lg ada masalah. Dasar goblog,😡😡😡

2024-05-19

2

Leng Loy

Leng Loy

Rasain Kevin yang ngidam parah

2024-04-14

3

lihat semua
Episodes
1 Pergi
2 Ara hilang
3 Bersama pria asing
4 Kekalutan Ara
5 Gadis mana yang Lo hamilin?
6 Positif
7 Tempat tinggal baru
8 Mulai mencari
9 Bertemu
10 Dia pewarisku
11 Wanita keras kepala
12 Morning sicknes
13 Pergi
14 Aku mau Daddy ku Mommy
15 Ingin bertemu Daddy
16 Bertemu kembali.
17 Tunggu sebentar lagi
18 Yeay...Daddy pulang
19 Terima kasih
20 Kebingungan Ara
21 Permohonan Kevin
22 Salah tingkah
23 Kebahagiaan Ara
24 Kolam renang impian Kanza
25 Fiiting
26 Bertemu Harun
27 Permintaan Ara
28 Fakta sebenarnya
29 Harapan Ara
30 Takut kehilangan
31 Pindah ke Paviliun
32 Berusaha mencintainya
33 Cerewetnya Kanza
34 Harapan Bibi Helena
35 Pernikahan.
36 Resepsi
37 Merasa devaju
38 Akhirnya...
39 Bulan madu
40 Aku mencintaimu
41 pengumuman
42 Kamu tujuan hidupku
43 Tamu tak diundang
44 Ancaman Kevin
45 Ulah Harun
46 Terimakasih
47 Kue buatan Ara
48 Positif
49 Tiba tiba mual
50 Kebahagiaan Kevin
51 Kedatangan Cleo
52 Rencana Kevin untuk Ralin
53 Berkunjung ke rumah Bibi Helena
54 Bertemu Areta
55 Kevin vs Vicky
56 Gombal kamu Mas
57 #57
58 Daddy we love you
59 Lepas kendali
60 Bertemu Laras
61 Cemburu
62 Periksa kandungan
63 Ngidam
64 Temani aku
65 Ulet Keket
66 Pingsan
67 Baik baik saja
68 Anya semakin berulah
69 Amarah Kevin
70 Daddy pahlawanku
71 Dirawat
72 Pulang
73 Badres
74 Permintaan Anya
75 Tamu di malam hari
76 Cleo lagi
77 Baik baik saja
78 Manjanya bumil
79 Keluarga Argadana
80 Jangan kegenitan,Kanza
81 Kekacauan di loby kantor
82 Perkara warna kuning
83 Rencana baby moon
84 Kalian hidupku
85 Kedatangan Andika
86 Cubby
87 Ancaman Kevin
88 Percobaan penculikan
89 Katakan...!
90 Dalang penculikan
91 Trauma
92 Siapa Mas?
93 #93
94 Nasi kebuli
95 #95
96 Kedatangan Bibi Helena
97 Permintaan Bibi Helena
98 Rencana Nyonya Argadana
99 Aku merindukanmu
100 Siapa kau sebenarnya?
101 Pemimpin sebenarnya
102 Pembalasan Kevin
103 #103
104 Kamu segalanya untukku
105 Beruntung memilikimu
106 Bangkrut
107 Ancaman Bibi Helena
108 Istana pasir
109 Mommy yang terbaik
110 Meninggal
111 #111
112 Memanipulasi
113 Pengumuman
114 Terbongkar
115 Aku membencimu
116 Kamu itu istriku
117 Kontraksi
118 Ending
119 pengumuman
120 pengumuman
Episodes

Updated 120 Episodes

1
Pergi
2
Ara hilang
3
Bersama pria asing
4
Kekalutan Ara
5
Gadis mana yang Lo hamilin?
6
Positif
7
Tempat tinggal baru
8
Mulai mencari
9
Bertemu
10
Dia pewarisku
11
Wanita keras kepala
12
Morning sicknes
13
Pergi
14
Aku mau Daddy ku Mommy
15
Ingin bertemu Daddy
16
Bertemu kembali.
17
Tunggu sebentar lagi
18
Yeay...Daddy pulang
19
Terima kasih
20
Kebingungan Ara
21
Permohonan Kevin
22
Salah tingkah
23
Kebahagiaan Ara
24
Kolam renang impian Kanza
25
Fiiting
26
Bertemu Harun
27
Permintaan Ara
28
Fakta sebenarnya
29
Harapan Ara
30
Takut kehilangan
31
Pindah ke Paviliun
32
Berusaha mencintainya
33
Cerewetnya Kanza
34
Harapan Bibi Helena
35
Pernikahan.
36
Resepsi
37
Merasa devaju
38
Akhirnya...
39
Bulan madu
40
Aku mencintaimu
41
pengumuman
42
Kamu tujuan hidupku
43
Tamu tak diundang
44
Ancaman Kevin
45
Ulah Harun
46
Terimakasih
47
Kue buatan Ara
48
Positif
49
Tiba tiba mual
50
Kebahagiaan Kevin
51
Kedatangan Cleo
52
Rencana Kevin untuk Ralin
53
Berkunjung ke rumah Bibi Helena
54
Bertemu Areta
55
Kevin vs Vicky
56
Gombal kamu Mas
57
#57
58
Daddy we love you
59
Lepas kendali
60
Bertemu Laras
61
Cemburu
62
Periksa kandungan
63
Ngidam
64
Temani aku
65
Ulet Keket
66
Pingsan
67
Baik baik saja
68
Anya semakin berulah
69
Amarah Kevin
70
Daddy pahlawanku
71
Dirawat
72
Pulang
73
Badres
74
Permintaan Anya
75
Tamu di malam hari
76
Cleo lagi
77
Baik baik saja
78
Manjanya bumil
79
Keluarga Argadana
80
Jangan kegenitan,Kanza
81
Kekacauan di loby kantor
82
Perkara warna kuning
83
Rencana baby moon
84
Kalian hidupku
85
Kedatangan Andika
86
Cubby
87
Ancaman Kevin
88
Percobaan penculikan
89
Katakan...!
90
Dalang penculikan
91
Trauma
92
Siapa Mas?
93
#93
94
Nasi kebuli
95
#95
96
Kedatangan Bibi Helena
97
Permintaan Bibi Helena
98
Rencana Nyonya Argadana
99
Aku merindukanmu
100
Siapa kau sebenarnya?
101
Pemimpin sebenarnya
102
Pembalasan Kevin
103
#103
104
Kamu segalanya untukku
105
Beruntung memilikimu
106
Bangkrut
107
Ancaman Bibi Helena
108
Istana pasir
109
Mommy yang terbaik
110
Meninggal
111
#111
112
Memanipulasi
113
Pengumuman
114
Terbongkar
115
Aku membencimu
116
Kamu itu istriku
117
Kontraksi
118
Ending
119
pengumuman
120
pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!