Positif

Pagi ini Ara merasakan pusing yang sangat hebat saat ia terbangun dari tidurnya.Namun ia berusaha bangkit demi menuntaskan hajatnya.Rasa pusing itu makin terasa membuat wanita itu mengurungkan niatnya untuk mandi.

Ara kembali masuk ke kamarnya untuk merebahkan tubuhnya diatas tempat tidur berharap rasa pusingnya hilang.

Tak lama sang Bibi datang memasuki kamarnya karena Ara tak kunjung keluar kamar.Padahal sebentar lagi wanita harus berangkat kerja.

"Ara...kamu belum bangun?",tanya Bibi saat memasuki kamar Ara karena wanita itu memang tak mengunci kamarnya saat tidur.

Bibi Helena menggeleng melihat sang keponakan masih bergelung didalam selimut.Ia segera menghampiri tempat tidur Ara dan membangunkannya.

"Ra...kamu gak kerja?",tanya Bibi menggoyang-goyangkan tubuhnya Ara dengan pelan.

"Iya...Bi",jawab Ara dengan suara serak khas bangun tidur.

"Kamu gak berangkat ke kantor?",tanya Bibi mendudukan diri di bibir ranjang milik Ara.

"Udah jam berapa Bi",tanya Ara menguap panjang.Rasa pusingnya sudah berangsur hilang.

"Pasti lagi dapet ini membuat kamu malas bangun",kekeh Bibi Helena yang tau kebiasaan Ara akan malas bangun jika lagi dapet tamu bulanannya.

Deg

Ara baru sadar kalau tamu bulanannya bulan ini belum datang.Wanita itu menggeleng pelan menghapus pikiran negatifnya.

"Kenapa melamun, hum?",Bibi menyentuh kaki Ara lembut.

"Ah gak Bi.Ara hanya kecapaian saja",kilah Ara yang masih kepikiran dengan tamu bulanan ya yang belum kunjung datang.

"Ya sudah.Mandi gih setelah itu kita sarapan!",ujar Bibi dengan suara lembut lalu meninggalkan kamar keponakannya itu.

Ara masih termenung mengingat kapan terakhir haidnya.Jantung wanita itu berdebar mengingat sudah satu minggu dia tak mendapatkan tamu bulanannya ditambah dengan dua hari ini dia indra penciumanya begitu sensitif dan merasakan pusing hebat.

"Jangan jangan...ah tidak mungkin mungkin ia gangguan hormon ya benar ia pasti gangguan hormon",batin Ara lalu bangkit dan segera mandi.Dia tak ingin datang terlambat karena ia masih dalam masa ujicoba dalam tiga bulan ini.

Setelah mandi kilat dan berpakaian dia segera keluar kamar dan mengambil sebuah roti bakar dan meminum beberapa teguk susu.Ara pamit pada sang Bibi karena hampir telat.

"Ara berangkat Bi",ujar Ara berlari kecil keluar dari rumah menuju halte.

Untung bus baru akan berangkat terlambat beberapa menit saja Ara sudah ketinggalan bus.

Setibanya di kantor Ara langsung duduk dikursi kerja kerjanya.Kepalanya masih sedikit pusing namun masih bisa ia tahan.Dia berencana akan membeli sesuatu diapotik nantinya setelah pulang dari kerja.

"Ra...baru datang?",sapa Desi yang membawa secangkir teh hangat dari pantri.

"Ya...telat bangun Des",jawab Ara beralibi.

"Oh...oh ya Bu Sonya hari ini minta laporan yang kemarin,udah selesai kan Ra?",tanya Desi.

"Udah Des...",jawab Ara kurang bersemangat.Hatinya masih gelisah karena tamu bulanan tak kunjung datang.Tak biasanya ia seperti ini.

"Kenapa?ada masalah?",tanya Desi melihat Ara yang kurang bersemangat.

"Gak...cuma kurang enak badan aja",kilah Ara tersenyum tipis.

"Minum vitamin Ra!.Kerjaan kita makin hari makin banyak dan kemungkinan akan ada lembur nantinya",ujar Desi diangguki oleh Ara.

Setelah seharian berkutat dengan pekerjaan yang membuat otak begitu mumet akhirnya waktu pulang pun tiba.Ara sengaja pulang paling akhir karena akan mampir dulu ke apotik.

Ara berjalan keluar dari gedung perkantoran tempat ia mengadu nasib.Hanya ada beberapa karyawan yang ia temui.Setibanya diluar Ara segera berjalan menuju apotik yang bersangkutan diseberang setibanya di apotik Ara segara membeli barang yang ia butuhkan itu.Setelahnya wanita itu pulang menggunakan taksi online.

Sesampainya di rumah Ara tak menemukan siapapun.Wanita itu langsung menuju kamarnya dan meraih benda yang ia beli di apotik tadi.

Dengan ragu Ara memasuki kamar mandi untuk menggunakan alat itu.Ia harus membuktikan jika semuanya baik baik saja.

Ara menatap nanar benda yang baru saja ia gunakan.Ia tak percaya dengan apa yang ia lihat.Dua garis merah yang berarti dirinya tengah berbadan dua.Wanita itu mengusap perutnya pelan lalu meneteskan air mata.

"Kenapa Ya Tuhan dengan cara ini Engkau hadirkan dia",gumam Ara terisak lirih.

Ara yakin jika anak ia adalah hasil dari skandal malam itu karena mantan suaminya tidak subur selama ini.

"Apa yang akan aku katakan pada Bibi?",lirih Anaya.Ia tak ingin menggugurkan anak ini,dia tak ingin menambah dosa lagi.

"Aku harus pergi dari sini,ya aku harus pergi.Aku tak mau membuat Bibi malu dengan kehadiran anak ini",gumam Ara.

Ara membuat surat risegn dari laptopnya dan akan memberikan besok setelahnya ia langsung pergi dari kota ini.Setelah selesai Ara mengemas pakaiannya kedalam koper.

Tiba tiba pintu kamarnya terbuka tampak sang Bibi sang terkejut melihat dirinya mengemas pakaiannya.

"Ra...kamu mau kemana sayang?",tanya Bibi dengan raut wajah bingung.

"Bi Ara mulai besok dipindahkan ke kantor pusat,jadi Ara minta maaf tak bisa lagi menemani Bibi disini",dusta Ara yang sudah memikirkan alasannya pergi dari tadi.

"Huh...Bibi pikir ada apa Ra.Jadi pindah kantor toh", jawab Bibi bernafas lega.

"Ya Bi...",balas Ara.

"Kamu hati hati ya disana!. Setelah sampai beritahu Bibi biar sekali kali Bibi berkunjung ke sana",ujar Bibi memeluk keponakannya itu.

"Oh ya...Areta tadi menghubungi Bibi katanya kamu gak angkat telfon dari dia,kalian ada masalah?",tanya Bibi.

"Gak ada kok Bi.Aku sibuk banget belakangan ini jadi jarang pegang ponsel",kilah Ara.

"Oh syukurlah...", jawab Bibi.

Sementara di sebuah rumah mewah Kevin dimintai jawaban atas pilihannya oleh sang Mama.

"Gimana?",tanya Mama Andita.

"Ma...tolong perpanjang waktunya ya menjadi satu tahun.Setelah itu aku akan menuruti kemauan Mama jika Ralin belum juga mau",ujar Kevin dengan tatapan memohon.

Mama Andita sedikit berpikir laku kemudian mengangguk pelan."Kamu harus menepati janjimu Vin",ujar Mama Andita.

"Ya Ma...",jawab Kevin tersenyum sumringah.

Namun tiba tiba ia merasa mual dan segera berlari menuju kamar manumpahkan semua isi perutnya.

Kemudian Kevin keluar dengan wajah pucat denah lemas.Mama Andita terkejut melihat keadaan sang anak bungsunya itu.

"Vin...kamu kenapa Nak?",tanya Mama Andita denga air wajah kuawatir.

"Kayaknya aku masuk angin Ma", jawab Kevin lirih.

"Kita ke dokter ya atau Mama telfonin Dokter Dirga?",ujar Mama Andita.

"Gak usah Ma.Nanti juga sembuh kok",tolak Kevin melangkah menuju kamarnya.

...****************...

Rasain kamu Kevin disiksa calon anak sendiri.

Ayo dukungannya Reader.

Terpopuler

Comments

Diana Silaen

Diana Silaen

biar dia jgn suka celap cellup sembarangan rasakan itu ngidamnya 🤣🤣🤣

2024-05-03

0

Athallah Linggar

Athallah Linggar

ya bner,hrse lebih lg thor biar si kevin kapok main celap celup

2024-05-19

0

In Makatita

In Makatita

bagus dong kllu Kevin yang rasain susahnya ngidam

2024-04-27

0

lihat semua
Episodes
1 Pergi
2 Ara hilang
3 Bersama pria asing
4 Kekalutan Ara
5 Gadis mana yang Lo hamilin?
6 Positif
7 Tempat tinggal baru
8 Mulai mencari
9 Bertemu
10 Dia pewarisku
11 Wanita keras kepala
12 Morning sicknes
13 Pergi
14 Aku mau Daddy ku Mommy
15 Ingin bertemu Daddy
16 Bertemu kembali.
17 Tunggu sebentar lagi
18 Yeay...Daddy pulang
19 Terima kasih
20 Kebingungan Ara
21 Permohonan Kevin
22 Salah tingkah
23 Kebahagiaan Ara
24 Kolam renang impian Kanza
25 Fiiting
26 Bertemu Harun
27 Permintaan Ara
28 Fakta sebenarnya
29 Harapan Ara
30 Takut kehilangan
31 Pindah ke Paviliun
32 Berusaha mencintainya
33 Cerewetnya Kanza
34 Harapan Bibi Helena
35 Pernikahan.
36 Resepsi
37 Merasa devaju
38 Akhirnya...
39 Bulan madu
40 Aku mencintaimu
41 pengumuman
42 Kamu tujuan hidupku
43 Tamu tak diundang
44 Ancaman Kevin
45 Ulah Harun
46 Terimakasih
47 Kue buatan Ara
48 Positif
49 Tiba tiba mual
50 Kebahagiaan Kevin
51 Kedatangan Cleo
52 Rencana Kevin untuk Ralin
53 Berkunjung ke rumah Bibi Helena
54 Bertemu Areta
55 Kevin vs Vicky
56 Gombal kamu Mas
57 #57
58 Daddy we love you
59 Lepas kendali
60 Bertemu Laras
61 Cemburu
62 Periksa kandungan
63 Ngidam
64 Temani aku
65 Ulet Keket
66 Pingsan
67 Baik baik saja
68 Anya semakin berulah
69 Amarah Kevin
70 Daddy pahlawanku
71 Dirawat
72 Pulang
73 Badres
74 Permintaan Anya
75 Tamu di malam hari
76 Cleo lagi
77 Baik baik saja
78 Manjanya bumil
79 Keluarga Argadana
80 Jangan kegenitan,Kanza
81 Kekacauan di loby kantor
82 Perkara warna kuning
83 Rencana baby moon
84 Kalian hidupku
85 Kedatangan Andika
86 Cubby
87 Ancaman Kevin
88 Percobaan penculikan
89 Katakan...!
90 Dalang penculikan
91 Trauma
92 Siapa Mas?
93 #93
94 Nasi kebuli
95 #95
96 Kedatangan Bibi Helena
97 Permintaan Bibi Helena
98 Rencana Nyonya Argadana
99 Aku merindukanmu
100 Siapa kau sebenarnya?
101 Pemimpin sebenarnya
102 Pembalasan Kevin
103 #103
104 Kamu segalanya untukku
105 Beruntung memilikimu
106 Bangkrut
107 Ancaman Bibi Helena
108 Istana pasir
109 Mommy yang terbaik
110 Meninggal
111 #111
112 Memanipulasi
113 Pengumuman
114 Terbongkar
115 Aku membencimu
116 Kamu itu istriku
117 Kontraksi
118 Ending
119 pengumuman
120 pengumuman
Episodes

Updated 120 Episodes

1
Pergi
2
Ara hilang
3
Bersama pria asing
4
Kekalutan Ara
5
Gadis mana yang Lo hamilin?
6
Positif
7
Tempat tinggal baru
8
Mulai mencari
9
Bertemu
10
Dia pewarisku
11
Wanita keras kepala
12
Morning sicknes
13
Pergi
14
Aku mau Daddy ku Mommy
15
Ingin bertemu Daddy
16
Bertemu kembali.
17
Tunggu sebentar lagi
18
Yeay...Daddy pulang
19
Terima kasih
20
Kebingungan Ara
21
Permohonan Kevin
22
Salah tingkah
23
Kebahagiaan Ara
24
Kolam renang impian Kanza
25
Fiiting
26
Bertemu Harun
27
Permintaan Ara
28
Fakta sebenarnya
29
Harapan Ara
30
Takut kehilangan
31
Pindah ke Paviliun
32
Berusaha mencintainya
33
Cerewetnya Kanza
34
Harapan Bibi Helena
35
Pernikahan.
36
Resepsi
37
Merasa devaju
38
Akhirnya...
39
Bulan madu
40
Aku mencintaimu
41
pengumuman
42
Kamu tujuan hidupku
43
Tamu tak diundang
44
Ancaman Kevin
45
Ulah Harun
46
Terimakasih
47
Kue buatan Ara
48
Positif
49
Tiba tiba mual
50
Kebahagiaan Kevin
51
Kedatangan Cleo
52
Rencana Kevin untuk Ralin
53
Berkunjung ke rumah Bibi Helena
54
Bertemu Areta
55
Kevin vs Vicky
56
Gombal kamu Mas
57
#57
58
Daddy we love you
59
Lepas kendali
60
Bertemu Laras
61
Cemburu
62
Periksa kandungan
63
Ngidam
64
Temani aku
65
Ulet Keket
66
Pingsan
67
Baik baik saja
68
Anya semakin berulah
69
Amarah Kevin
70
Daddy pahlawanku
71
Dirawat
72
Pulang
73
Badres
74
Permintaan Anya
75
Tamu di malam hari
76
Cleo lagi
77
Baik baik saja
78
Manjanya bumil
79
Keluarga Argadana
80
Jangan kegenitan,Kanza
81
Kekacauan di loby kantor
82
Perkara warna kuning
83
Rencana baby moon
84
Kalian hidupku
85
Kedatangan Andika
86
Cubby
87
Ancaman Kevin
88
Percobaan penculikan
89
Katakan...!
90
Dalang penculikan
91
Trauma
92
Siapa Mas?
93
#93
94
Nasi kebuli
95
#95
96
Kedatangan Bibi Helena
97
Permintaan Bibi Helena
98
Rencana Nyonya Argadana
99
Aku merindukanmu
100
Siapa kau sebenarnya?
101
Pemimpin sebenarnya
102
Pembalasan Kevin
103
#103
104
Kamu segalanya untukku
105
Beruntung memilikimu
106
Bangkrut
107
Ancaman Bibi Helena
108
Istana pasir
109
Mommy yang terbaik
110
Meninggal
111
#111
112
Memanipulasi
113
Pengumuman
114
Terbongkar
115
Aku membencimu
116
Kamu itu istriku
117
Kontraksi
118
Ending
119
pengumuman
120
pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!