Wanita keras kepala

"Ara...keputusanku sudah bulat jika aku akan bertanggungjawab atas kehamilan kamu",ujar Kevin.

"Bapak tidak bisa memaksa saya untuk menikah dengan bapak.Saya berhak memilih siapa yang akan menjadi pendamping saya kelak dan ayah untuk--

"Aku tidak akan membiarkan orang lain yang akan menjadi ayah dari anakku",desis Kevin yang mulai tersulut amarah.

"Tapi anda juga tidak berhak mengatur hidup saya",jawab Ara.

Kevin menyugar rambutnya ke belakang,bicara dengan Ara membuatnya frustasi dengan sikap keras kepalanya.Banyak wanita yang menginginkan menjadi istrinya tapi tidak dengan wanita yang tengah mengandung anaknya ini.Dia menolak untuk dinikahi oleh nya.

Tak lama ponsel Kevin berdering tampak panggilan dari Ralin.Pria itu tak langsung mengangkatnya.Kevin memandangi Ara yang juga menatapnya setelah beberapa kali panggilan akhirnya Kevin mengangkat telfon dari Ralin.

Ralin;[Sayang... kenapa lama mengangkat telfon ku]

Kevin;[Maaf aku sedang sibuk]

Ralin;[Kamu masih marah sama aku karena belum bisa menikah dalam waktu dekat ini?.Ayolah sayang aku masih mau mengejar mimpiku disini]

Kevin;[Terserahmu keputusan ku sudah bulat kita menikah atau kita putus jika tetap menolak ku],Kevin masih menatap Ara yang tampak terkejut dengan ucapannya barusan.

Ralin;[Pilihan macam apa itu sayang.Beri aku waktu satu tahun lagi]

Kevin;[Jawab menikah denganku bulan depan atau kita putus]

Ralin;[Maaf...aku belum bisa untuk menikah dalam waktu dekat kamu tau--

Kevin;[Jadi kita putus dan pertunangan kita dibatalkan]

Ralin;[Kevin--

Kevin;[Jawab Ralin...!]

Ralin;[Ya...kita putus dan pertunangan kita batal]

Klik

"Masalahku selesai Ara...ayo kita menikah!",ujar Kevin seolah olah batalnya pertunangannya dengan Ralin tak berpengaruh apapun dalam hidupnya.

"Dasar pria sinting...tadi mengajak wanita lain menikah kini malah mengajakku menikah",batin Ara.

"Ara..."

"Ya...",jawab Ara gelagapan.

"Bagaimana...?",tanya Kevin.

"Apanya?",jawab Ara.

Kevin menghela nafas panjang."Jawaban kamu Ara...",ujar Kevin yang mulai kenal dengan wanita ini.

"Gak...aku tidak mau menikah dengan Bapak",jawab Ara kekeuh.

"Ra--

Tok tok tok

Kevin kembali menghela nafas panjang."Masuk...!"

Pintu terbuka tampak asisten Jo berdiri didepan pintu."Maaf Bos...kita ada meeting satu jam lagi",ujar pria itu.

"Batalkan Jo...!",ujar Kevin.

"Tapi Bos ini--

"Apa kau tak mendengarku Jo",ucap Kevin dengan wajah datarnya.

"Baiklah Bos...", jawab asisten Jo dengan patuh dan menatap sekilas kearah Ara yang juga menatapnya.Setelah itu ia kembali menutup pintu meninggalkan Bosnya itu berdua dengan wanita itu.

Sementara di negara lain tepatnya di Paris seorang wanita tengah terlihat kesal dengan tubuh polosnya yang didekap erat oleh seorang pria.

"Sudahlah sayang masih ada aku disini",bujuk pria itu.

"Tapi Kevin adalah batu loncatan ku agar karirku semakin meningkat",kesal wanita itu menggeram kesal karena tak bisa membuat Kevin bersabar lebih lama lagi.

"Aku bahkan lebih kaya dari mantan tunanganmu itu bahkan akulah pria yang bisa membuatmu men***** nikmat sayang",bisik pria itu.

"Ck...kau benar Alex.Tapi aku belum mampu meruntuhkan pertahanannya untuk tidur denganku",ujar wanita itu.

"Ayolah Ralin...come on.Ada aku yang akan menemani ranjangmu setiap malamnya",ujar pria yang bernama Alex yang tak lain adalah fotografer sekaligus sutradara film terkenal disana.

"Tapi Lex--

"Jangan membahas pria lain denganku Ralin",ujar Alex menatap tajam wanita yang telah ia kungkung.

Sedangkan diwaktu yang sama tepatnya di negara yang berbeda yaitu Indonesia Kevin masih duduk terdiam disofa ruang rawat inap Ara.Dia begitu frustasi tak bisa mengajak Ara menikah dengannya.

Ara menatap pria yang dari tadi kekeuh mengajaknya menikah.Pria yang tak lain adalah CEOnya di tempatnya bekerja.

Bukan Ara tak mau menikah dengan ayah biologis anaknya itu.Tapi sebenarnya ia belum yakin apa benar pria ini yang tidur dengannya waktu itu.Karena Ara tak begitu memperhatikan wajah pria yang telah mengubah hidupnya dan menitipkan benih dirahimnya.

Ara juga yakin jika kedua orangtua pria ini pasti menolaknya karena ia bukan wanita baik baik.Ya dia bukan wanita baik baik karena wanita baik tidak akan tidur dengan sembarangan laki laki.Dan satu lagi dia dan pria ini jauh berbeda bagaikan langit dan bumi.

Biarlah ia sendiri membesarkan anak anaknya walau tanpa ada sosok ayah untuk kedua buah hatinya kelak.

Ara merasakan perutnya begitu lapar,ia segera bangkitan dari tidurnya dan meraih bubur yang terletak di atas nakas.

Kevin yang menyadari pergerakan Ara segera menatap wanita yang menjangkau bubur dengan sedikit susah.Pria itu segera bangkit dari duduknya dan memberikan bubur itu pada Ara.

"Minta tolonglah jika tak bisa.Bagaimana jika kamu jatuh lagi dan membahayakan calon anak anakku",ujar Kevin mencecar Ara.

"Terima kasih",jawab Ara saat menerima bubur itu.

"Hmmm..."

Kevin menatap Ara yang begitu lahap memakan buburnya."Apakah kamu dan anak kita begitu sangat lapar?", tanya Kevin membuat Ara menghentikan suapannya.

Ara hanya mengangguk samar lalu melanjutkan memakan buburnya itu kembali hingga habis tak tersisa.

Kevin Tersenyum tipis melihat Ara yang tidak begitu tersiksa mengandung anaknya."Jangan buat Mommy kalian susah Nak.Cukup Daddy yang kalian siksa dengan rasa mual disetiap pagi hari",batin Kevin.

Pria itu berjanji akan menyakinkan Ara melalui Mamanya.Ya Mamanya pasti bisa menyakinkan wanita keras kepala ini.

...****************...

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***