Andrian bangun dengan perasaan yang ringan. Perasaan bahagia sungguh memenuhi benaknya.
Hari Minggu besok adalah hari liburnya. Andrian sudah mempunyai banyak berbagai macam rencana dalam benak nya.
Andrian merencanakan untuk membeli banyak barang keesokan harinya. Perasaan mempunyai uang memang membuat orang menjadi bahagia apalagi kalau uang itu kita bisa dapatkan tanpa kerja keras yang berarti mendapatkan uang dengan mudah.
Bukan tanpa kerja keras, ralat, karena Andrian juga melakukan kerja keras dan keberuntungan yang menyertai Andrian sepertinya masih akan berlangsung.
Dengan semangat membara, Andrian menuju ke tempat kerjanya. Perasaan bahagia juga selalu melingkupi dirinya di tempat kerja. Hari-hari berlangsung dengan cepat tanpa terasa. Andrian menyelesaikan rutinitas hari itu dengan baik.
"Andrian, nanti ada waktu? Lucas mengundangmu makan malam," kata Lucia kepada Andrian.
Andrian menimbang sejenak sebelum memutuskan untuk memenuhi undangan Lucas.
Setiap hari dia selalu keluar setelah bekerja tapi tidak mengapa, karena Andrian memang di rumah juga tidak ada siapa-siapa yang menunggunya. Kecuali kalau dia memang sudah mempunyai istri.
Lebih baik Andrian melupakan soal istrinya tersebut, seorang istri pasti akan datang pada waktu yang tepat bagi Andrian, tinggal Andrian harus sabar menunggu waktu itu tiba. Tentu saja Andrian menyadari akan hal tersebut.
"Baik, Lucia, aku akan memenuhi undangan Lucas, terima kasih sebelumnya."
"Kalau begitu kita bisa pergi bersama-sama ke rumahku aku tidak membawa mobil hari ini," kata Lucia lagi.
"Bisa diatur, Lucia,"
Tidak terasa waktu menunjukkan pukul lima sore yang berarti itu sudah waktunya untuk pulang. Andrian dan Lucia berkendara menuju rumah Lucia.
Disana Andrian bertemu dengan Lucas dan mengucapkan, "selamat malam, Lucas, senang
kau mengundangku makan malam hari ini,"
"Sama-sama, Andrian, ini adalah balasan untuk undangan makan malam minggu lalu"
"Jangan seperti itu, Lucia sudah aku anggap sebagai sahabatku,"
"Bukan dianggap Andrian, Lucia memang sahabatmu," kata Lucas.
"Iya benar, Maaf, kalau aku mengatakan hal yang salah!"
"Kau kutinggal sama Lucas di sini ya, Andrian, aku akan menyiapkan makan malam untuk kalian." Lucia beranjak dari tempat duduknya.
Lucia menyiapkan makan malam dan menghidangkannya ke meja. Makan malam itu sudah disiapkan oleh pelayan di rumah Lucas.
Lucas mempersilakan Andrian untuk pergi menuju meja makan karena makanan telah disiapkan oleh Lucia.
Orang tua Lucas sendiri sudah pergi keluar untuk makan malam berdua.
Sebenarnya tidak masalah kalau orang tua Lucas makan malam bersama mereka tetapi orang tua Lucas sendiri yang merasa bahwa tidak ingin mengganggu acara anak muda. Jadi mereka bertiga makan hanya bertiga saja makan malam di rumah Lucas.
Berbagai hidangan dari ayam daging dan juga ikan memenuhi meja ruang makan rumah Lucas.
"Ini adalah makanan yang benar-benar enak," kata Andrian kepada Lucas dan Lucia.
"Terima kasih sudah mengundangku ke sini, lumayan aku bisa mendapatkan makan malam gratis hari ini, bisa menghemat biaya makan
malam," kata Andrian kini merendah.
"Oh, Lucas, sekarang Andrian sudah kaya," kata Lucia.
"Oh, ya senang mendengarnya, Andrian, investasi apa yang kau lakukan? barangkali aku bisa mengikutimu. Aku juga ingin kaya Andrian," kata Lucas.
"Bercanda, Lucas,!" kata Andrian
"Kenapa aku harus bercanda?" tanya Lucas.
"Kau sudah kaya, kenapa kau ingin kaya lagi?" tanya Andrian
"Kau tidak bisa menaruh berbagai uang kita di satu investasi saja, jadi taruhlah uangmudi berbagai macam investasi maka tidak perlu khawatir kalau misalnya investasi yang satu jatuh masih ada investasi yang lainnya," jelas Lucas kepada Andrian.
"Itu yang kulakukan selama ini, Andrian, jadi aku selalu menaruh uangku di berbagai macam keranjang investasi."
"Paling tidak aku tidak akan mengalami kerugian yang banyak kalau misalnya yang satu menurun maka ada keranjang yang lain seperti itu," Papar Lucas panjang lebar.
"Oke, Baiklah aku akan pelajari lagi tentang pelajaran investasi. Bolehkah aku belajar darimu Lucas?tanya Andrian kepada Lucas.
"Tentu saja, silahkan aku akan dengan senang hati mengajarimu," kata Lucas.
"Nanti saja kita bahas tentang masalah investasi ini, Silahkan kalian makan," kata Lucia.
Andrian mengambil ikan, Cumi, dan juga
ayam crispy serta acar kemudian ada udang berbalut tepung yang dimasak melalui resep khusus oleh keluarga Lucas.
Setelah mereka selesai makan mereka berkumpul di ruang tamu sambil meminum
minuman dingin. Lucas menawarkan sekalian bir yang ditolak oleh Andrian.
"Maaf Lucas, aku tidak minum minuman keras kau tahu kan aku nanti pulang dengan mengendarai sendirian, aku memang tidak mau minum." Andrian memandang Lucas dengan tatapan meminta maaf.
"Kalau rokok?" tanya Lucas.
"Hanya satu dua sih tapi aku jarang jarang merokok," kata Andrian.
"Kriteria semua pemuda yang baik ada dalam diri Andrian, Lucas, kau akan sulit mengalahkannya!" kata Lucia sambil menghampiri mereka yang sedang duduk di ruang tamu.
Andrian menoleh ke arah Lucia dan tersenyum canggung.
"Bukan begitu, Lucia, kau tahu keadaan keuanganku, daripada dibuat untuk hal-hal seperti itu, lebih baik kalau dibuat untuk makan, tetapi itu hanya prinsip dan pendapatku, Lucia,
dan Lucas. Jangan menjadikannya patokan!" Kata Andrian lagi.
Melihat Lucas yang memegang botol minuman keras dan sebatang rokok membuat Andrian sungkan karena telah mengeluarkan kata-kata seperti itu.
"Tidak masalah, Andrian, aku menghargai pendapat tiap orang, aku memang seperti ini, biasanya kalau selesai makan malam minum segelas dan merokok. Sepertimya aku harus menirumu, Andrian, terima kasih untuk.masukannya!" kata Lucas yang menghilangkan keraguan didalam diri Andrian.
Kebiasaan baik harus ditularkan bukan. Ingat slogan-slogan yang menyebutkan bahwa rokok itu membunuhmu. Itu bisa saja terjadi. Dan untuk minum, memang Andrian juga jarang melakukan itu. Andrian tidak begitu menyukai aliran minuman keras yang mengalir ke dalam tenggorokannya. Rasanya begitu aneh.
"Ini, silahkan dimakan camilannya!" kata Lucia sambil membawa beberapa kue buatan sendiri dan juga kopi untuk Andrian. Paling tidak, kopi mengurangi rasa mengantuk Andrian, jadi nanti bisa fokus mengendarai.
"Oh, ya, Andrian, ngomong-ngomong, aku juga mau bertanya mengenai tanah disebelahmu, temanku tertarik untuk membelinya. Kemarin waktu kalian di rumah sakit, aku sudah melewatinya dan bertanya kepada beberapa orang di sekitar. Tetapi tidak ada yang tahu siapa pemilik tanah itu. Temanku ingin membelinya berapapun harganya. Apa kau tahu siapa pemiliknya, Andrian?" tanya Lucas.
Wajah Andrian sedikit pias mendengar pertanyaan Lucas, apalagi melihat Lucia disebelah Lucas yang juga sedang menatap Andrian penuh minat.
Minat untuk mendengarkan siapa pemilik tanah yang sebenarnya misterius itu. Andrian bimbang, antara mengatakan hal yang sebenarnya atau tidak.
Jika mengatakannga pasti nanti ada teriakan histeris dari Lucia. Itu sudah pasti.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments
PASYA VOLDIGOD
mantappp lanjut
2022-12-29
0