"Wah... kita lihat siapa yang ada di sini dengan Nona muda dari keluarga Abraham, ternyata Andrian tersayang!" Kata suara yang terdengar familiar di telinga Andrian. Benar hanya Franklin Zeelling yang memanggil Andrian dengan nada yang mengejek seperti itu.
"Franklin jangan berlebihan Andrian adalah temanku!" Seru Luna dengan kesal.
Andrian menautkan keningnya karena ternyata Franklin mengenal Luna. Andrian teringat lagi bahwa Franklin dan Luna berasal dari kelompok sosial yang sama, meskipun mereka berbeda kota tapi tetap saling mengenal.
"Huhuhu, Kenapa kau membela Andrian tersayang, Luna, kau tidak pantas bergaul dengan orang rendah seperti Andrian tersayang!"
"Jangan membuat ulah di sini Franklin. Lagi pula kami juga sudah selesai nikmati makan malammu!" Kata Luna kesal serta langsung bangkit berdiri dari kursinya.
Franklin mendekati Andrian yang juga sedang berdiri mengikuti gerakan Luna. Franklin menggerakkan tangannya untuk memegang wajah Andrian yang langsung ditepis oleh Andrian.
Andrian mendekatkan wajahnya kepada Franklin dan berkata.
"Jangan berani lagi menyentuhku dengan tangan kotormu itu Franklin. Atau kamu akan merasakan pembalasanku!" Tatapan mata Andrian mengintimidasi Franklin membuat Franklin sedikit terkejut melihat itu.
Dengan kesal Franklin berlalu dari hadapan mereka bertiga. Lagi pula Franklin juga sudah tidak bernafsu lagi makan di restoran tersebut. Baginya makan di tempat yang sama dengan Andrian sungguh memuakkan.
Membuat nafsu makannya hilang seketika apalagi melihat Luna yang telah begitu membela Andrian. Dengan hal itu seperti itu kadar kebencian kepada Andrian jadi berlipat ganda.
John mereka di Andrian dan bertanya apakah Andrian baik baik saja. Karena Terkadang ucapan yang tajam bisa menorehkan luka yang lebih tajam daripada goresan luka dengan pedang. Tentu saja karena John sudah mengalaminya sendiri.
"Jangan khawatir John, hal remeh seperti ini tidak akan membuatku sakit Tenanglah!"
"Luna, terima kasih atas makan malamnya. Lain kali aku yang akan mentraktir kalian. Atau bisa juga mengunjungi kalian di kota sebelah. " Kata Andrian lagi. Bukan sekedar basa-basi. Apa yang diucapkannya sebisa mungkin akan dilakukannya.
Janji adalah hutang begitu prinsip Andrian.
Sinar Netra Luna memancarkan harapan karena janji Andrian yang berjanji untuk mengunjungi mereka lain kali. Lagi pula, Luna memang sudah menaruh perhatian lebih kepada Andrian karena telah Andrian menolongnya kemarin siang.
Janji untuk mengunjunginya dianggap hadiah yang indah untuk Luna.
John mengendarai mobilnya menuju ke kantor ekspedisi JNOS, Andrian harus mengambil mobilnya dan kembali pulang.
Sesampainya di jalan depan kantor ekspedisi JNOS, Andrian turun dan melambaikan tangannya kepada Luna dan juga John setelah sekali lagi Andrian berterima kasih atas makan malamnya hari ini.
Dengan bersiul dan melangkah santai, Andrian menghampiri mobilnya.
Dalam kemenangan malam dan hanya terpancar sinar lampu yang terpancar Andrian mengumpat.
"Sial ada, pasti Franklin yang melakukan ini kepadaku. Siapa lagi yang punya karbu seperti ini kalau bukan Franklin!" Andrian menghela nafas dan tidak henti-hentinya mengutukki Franklin karena keempat ban mobilnya bocor.
Sungguh mengenaskan. Dalam hatinya Andrian berjanji akan membalas perbuatan Franklin kepadanya hari ini. Adrian benar-benar geram dengan perbuatan Franklin.
Andrian memandang mobilnya yang sudah tidak bisa dipakai lagi, kecuali Andrian mengganti ban mobil yang bocor tersebut.
Andrian tidak suka melakukan hal seperti itu dan membuat dirinya kotor dengan segala peralatannya. Andrian pun terlalu malas untuk membawanya ke tukang servis malam-malam.
Andrian memilih untuk naik taksi saja. Lagi pula jarak rumahnya dengan kantor ekspedisi JNOS juga tidak terlalu jauh. Paling tidak go-car juga tidak terlalu mahal itu pikiran Andrian. Semua berpusat bagaimana uang itu digunakan.
Tiba-tiba suara sistem berdenting lagi dalam benaknya.
[Ting]
[Misi Tuan Rumah hari ini]
[Tuan Rumah harus pulang dengan berjalan kaki]
[Hadiah kejutan akan menanti di rumah Anda]
[Ting]
[Misi kali ini mempunyai tujuan agar Tuan Rumah semakin berlatih dengan ketahanan dan daya tahan tubuh, supaya jika hadiah kekuatan nanti menghilanh, Tuan Rumah bisa mengandalkan kemampuan diri sendiri]
[Ting]
[Misi sini mempunyai resiko, Tuan rumah harus sampai di rumah dalam waktu 1 jam, karena jika tidak, ada saldo sebesar 50 juta yang akan ditarik dari rekening Tuan Rumah. Itu juga akan berlaku 2 kali lipat, Kalau Tuan Rumah tidak mau menjalankan misi ini.]
Kata-kata yang disampaikan oleh sistem Andrian sarap dengan baik dan cermat. Tentu saja Andrian tidak mau uang 50 juta Rupiah ditarik begitu saja darinya apalagi 100 juta rupiah Jika dia tidak menjalankan misinya.
Meskipun Andrian cuma mendapatkan uang itu secara cuma-cuma. Tetapi memikirkan uang tersebut akan ditarik lagi membuat Andrian tidak terima begitu saja.
Baiklah, Andrian akan melaksanakan misi ini. Hitung-hitung sebagai olahraga seperti yang disampaikan oleh sistem tadi.
[Waktu tersisa 55 menit lagi untuk sampai di rumah Tuan Adrian Sanders]
Suara Sistem menyentak kesadaran Andrian lagi. Dia harus cepat dan bertindak tepat. Tidak ada waktu untuk berpikir lagi. Adrian harus secepatnya berlari dan ataupun berjalan.
Kalau tidak ingin waktu satu jam berlalu dengan cepat. Karena itu berhubungan dengan 50 juta Rupiah dari rekeningnya.
Andrian belum sepenuhnya menikmati uang yang dia dapatkan. Jadi ketika uang itu lenyap tentu saja sangat mengesalkan.
Jarak dari rumah ke kantor ekspedisi JNOS terbilang pendek kalau ditempuh dengan mobil dan, akan jadi lebih lama kalau ditempuh dengan berjalan kaki.
Andrian setengah berlari menyusuri hutan kota yang tentu saja sudah semakin sepi pada jam seperti ini.
[Ting]
[Waktu tersisa 30 menit lagi.]
Andrian semakin mempercepat larinya. Saat ini Andrian sudah menyusuri separuh hutan kota. Hutan kota yang terlihat tepi kelihatan lebih mencekam daripada biasanya.
Andrian jadi membayangkan yang tidak-tidak. Karena perjalanan melewati hutan kota tentu saja berbeda jika dilewati dengan mobil yang memiliki pencahayaan dan Andrian juga merasa lebih aman jika berada dalam mobil.
Berjalan kaki sungguh suatu pengalaman Lain bagi Andrian. Andrian berjalan cepat dan berlari dengan mengesampingkan rasa takutnya agar bisa kembali ke rumah tempat waktu seperti yang disampaikan oleh sistem.
Suara serangga hutan mengiringi Andrian seakan-akan itu adalah instrumen musik yang mengiringi perjalanannya. Andrian semakin mempercepat langkahnya.
Bayangan akan kehilangan 50 juta sungguh menghantui Andrian. Tentu saja itu sangat disayangkan kalau terjadi.
[Ting]
[Waktu tersisa 15 menit lagi. ]
Untunglah hutan kota sudah berakhir dan terlihatlah Swalayan Di Ujung Jalan. Dengan begitu, tempat tinggal Andrian bisa dipastikan sebentar lagi terlihat.
Andrian segera berlari agar kakinya segera sampai ke rumahnya. Andrian tidak ingin mendapatkan halangan apapun. Sebenarnya mengenai hadiah apa yang akan didapatnya Andrian juga tidak terlalu memikirkan hal tersebut.
Yang anterin pikirkan adalah uang 50 jutanya jangan sampai melayang dengan sia-sia.
Andrian sampai di rumahnya dengan tersengah sengah. Sampai akhirnya suara sistem bergema lagi di dalam benaknya.
[Ting]
[Tuan rumah berhasil menyelesaikan misi.]
[Ting]
[Silakan beristirahat dan membersihkan diri terlebih dahulu.]
[Ting]
[Hadiah akan dikirimkan setelah 1 jam. ]
[Satu jam ke depan silakan Tuan Andrian Sanders keluar rumah. ]
[Ting]
[Hadiah akan berada di luar rumah. ]
Dengan nafas yang masih tersengal-sengal Andrian masuk ke dalam rumahnya. Hadiah apa yang akan diterimanya dalam 1 jam semoga saja bukan hadiah yang aneh.
Tetapi apapun hadiah yang akan diterimanya Andrian tetap bersyukur. Satu hal yang pasti, uang 50 juta rupiahnya tetap aman tersimpan di rekeningnya.
Andrian saat ini meluncurkan kakinya ke depan di ruang tamu rumahnya. Perlu waktu bagi Andrian agar menetralkan nafasnya.
Selama ini, Andrian tidak pernah berlari sampai selama itu. Mungkin hanya setengah jam saja dengan berlari kecil di sekitar rumahnya. Itupun dalam suasana santai dan tidak terburu-buru sama sekali.
Sungguh berbeda dengan saat ini Namun Andrian harus menjalani apa yang sudah dipilihnya.
Waktu setengah jam sudah berlalu untuk sekedar mengistirahatkan kakinya. Andrian bergegas untuk ke kamar mandi dan membersihkan badannya.
Paling tidak Andrian akan merasa segar saat menerima hadiahnya nanti. Sehingga tidak terlalu terkejut dengan apa yang diterimanya.
Itu menjadi harapan seorang Andrean Sanders.
Sambil mengguyur tubuhnya dengan air dari shower Andrian berpikir hadiah apa yang diterimanya nanti. Secepatnya Dia menyelesaikan aktivitasnya supaya bisa segera keluar rumah. Karena waktu yang sudag mendekati 1 jam dari yang sistem janji kan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments
Hades Riyadi
lanjut Thor 💪👍👍👍
2023-01-05
0