Chapter 8. Kemampuan Hadiah System!

"Andrian, Kenapa dengan wajahmu?" Tanya Lucia keesokan harinya ketika melihat wajah Andrian yang penuh dengan memar.

"Tidak masalah Lucia, jangan khawatir hanya jatuh sedikit ketika berburu kemarin! " Jawab Andrian sambil sibuk menyiapkan komputernya dan menata semua peralatan tempurnya seperti menyalakan timbangan digital, menata lakban, menyiapkan cutter dan merapikan yang sudah rapi.

Tentu saja membuat Lucia heran dan meminta Andrian untuk menghentikan kegiatannya.

"Jangan berbohong kepadaku Andrian, Aku bukan anak kemarin sore yang bisa kamu bodohi dengan alasan konyol seperti itu!" Lucia berkata dengan kesal kepada Andrian.

Jam buka masih kurang 10 menit lagi. Waktu yang dirasa cukup bagi Lucia untuk memberi ceramah kepada Andrian mengenai kejujuran.

"Katakan kepadaku Adrian, Dengan siapa kamu berkelahi, itu ada luka bekas perkelahian. Oh tidak. Adrian! itu adalah bekas pemukulan. Coba katakan padaku Andrian siapa yang memukulmu?" Tanya Lucia kali ini dengan ada yang marah.

Andrian hanya meringis mendengar tebakan lucu ya yang 100% tepat. Entah dari mana Lucia mendapatkan tebakan jitu seperti itu. Apakah feeling seorang wanita atau memang pengalaman Lucia yang lebih dalam mengenai masalah seperti ini.

Padahal tadi pagi, Andrian melihat bekas lebam pada wajahnya tidak seperti kemarin malam. Bekas itu sudah tidak terlalu kelihatan lagi. Meskipun memang masih terlihat dengan jelas kalau diperhatikan baik-baik. Apalagi oleh Lucia sebagai partner kerja Adrian. Perubahan kecil apapun yang dilakukan oleh Andrian akan dapat dilihat dengan jelas oleh mata tajam Lucia.

"Katakan Andrian! atau aku akan menyelidiki ini sendiri!" Kata Lucia lagi ketika melihat Andrian tidak segera menjawab pertanyaannya.

Andrian tentu saja tidak mau hal itu terjadi. Menyelidiki Andrian adalah hal mudah yang dapat dilakukan oleh Lucia. Apalagi dengan tambahan kekayaan yang dimiliki suaminya akan membuat Lucia semakin mudah mendapatkan informasi.

Andrian tidak ingin dirinya diselidiki. Bisa-bisa jadi panjang dan merembet ke urusan yang lain. Menilik lebih dalam sifat Lucia, pasti Gadis itu akan meminta Andrian untuk melaporkan Franklin ke polisi.

Jangan sampai Lucia melakukan hal tersebut, kalau itu benar terjadi maka urusannya akan semakin panjang. Jadi lebih baik kalau Andrian menceritakan yang sebenarnya kepada Lucia.

"Andrian jawab!" Seru Lucia lagi sembari mengambil ponsel genggamnya. Tujuan Lucia tentu saja menghubungi Lukas untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi kepada Andrian.

Suaminya itu bisa sangat berguna di saat-saat seperti ini.

"Oh Ayolah Lucia jangan melibatkan Lukas untuk hal-hal yang remeh seperti ini!" Kata Andrian menenangkan Lucia dan bergegas mengambil ponsel wanita itu lalu menyimpannya dengan aman.

"Baiklah aku akan mengatakannya kepadamu!" Kata Andrian sambil melihat jam di pergelangan tangannya. Masih ada waktu yang tersisa 5 menit sebelum jam buka counter. Dan Andrian harus membalikan tulisan close menjadi Open di pintu masuk.

Kemudian di waktu yang tersisa, Andrian menceritakan segala yang terjadi di pinggiran hutan kota. Dimuali dari bagaimana Franklin melakukan pengeroyokan kepadanya dibantu dengan teman-temannya.

Andrian yang menceritakan semuanya tanpa ada dikurangi maupun ditambahi. Hanya sampai Andrian ditolong oleh pengemudi truk dan putranya. Selebihnya biar Andrian dan Tuhan yang tahu karena itu adalah rahasianya.

Tentu saja Lucia sangat terkejut mendengar cerita Andrian. Sesekali Lucia mengungkapkan kekesalannya akan tidak akan yang dilakukan oleh Franklin. Mungkin kalau Franklin Muncul lagi Lucia sendiri akan memukul Franklin karena kesalnya dengan Franklin.

"Nanti kita lanjutkan lagi Andrian, kita harus bekerja!" Kata Lucia sambil berdiri untuk membalik tulisan close menjadi open. Tugas yang biasanya dilakukan oleh Andrian, tetapi kali ini dilakukan oleh Lucia karena tentu saja Lucia merasa kasihan dengan Andrian.

Pelanggan pertama mereka adalah seorang pensiunan guru. Beliau sendiri yang bercerita kepada Andrian dan Lucia yang didengarkan dengan antusias.

"Saya juga punya seorang putri yang berusia 22 tahun dan saat ini mencari suami. Ini kartu nama saya, barangkali suatu hari nanti kalian berdua membutuhkan teman untuk bercerita!" Kata Lelaki pensiunan itu sambil menyerahkan kartu namanya.

"Terima kasih, senang berkenalan dengan Anda!" Andrian menerima kartu nama tersebut dan menyimpannya di laci.

"Sepertinya pria itu mencari menantu, Andrian!" Kata Lucia kembali menggoda Andrian ketika dipastikan guru pensiunan itu sudah pergi.

"Jangan mulai lagi, Lucia.Kamu tahu sendiri aku masih belum memikirkan tentang wanita. Jadi jangan mencoba mempengaruhi ku dengan ide yang ada di dalam benakmu itu!" Kata Andrian kembali.

Lucia hanya terkekeh geli mendengar jawaban Andrian. Sepanjang pagi sampai menjelang siang tidak ada begitu banyak pelanggan yang datang sehingga Lucia bisa dengan mudah melanjutkan pembicaraannya yang tertunda mengenai Franklin.

"Tapi aku benar-benar tidak habis pikir Andrian, Kenapa kamu tidak mau melaporkan Franklin? ini adalah salah satu tindakan kriminal!" Lucia mengutarakan kekesalannya dengan cemberut.

"Aku tidak mau menambah rumit masalah Lucia. Kau tahu sendiri hukum di negeri ini seperti apa, apalagi untuk orang kaya seperti keluarga Zeeling. Lebih baik tidak memperpanjang masalah dengan melakukan hal yang sudah jelas sia-sia!"

Lucia terdiam mendengar penjelasan Andrian yang dirasanya memang masuk akal. Hukum di negara ini memang hanya berlaku untuk yang mempunyai uang. Namun, tidak semuanya seperti itu.

"Aku akan mentraktirmu makan malam hari ini bersama Lucas bagaimana? Pulang kerja kita bisa langsung ke sana, ada restoran keluarga di pusat kota yang terkenal dengan salad buah dan sayuran, tidak enak kalau aku makan sendirian" Kata Andrian sambil tersenyum ramah seperti biasanya.

Andrian berharap Lucia akan melupakan masalah tentang Franklin dan tidak membicarakannya lagi. Lagi pula Andrian juga sudah tidak mempermasalahkan hal itu lagi.

"Wah Andrian, Kenapa akhir-akhir ini kamu begitu loyal dan juga begitu boros?" Tanya Lucia dengan tidak percaya.

"kamu pasti mendapatkan warisan secara tiba-tiba ya?" Selidik Lucia lagi. Tentu saja Lucia menjadi sedikit curiga karena akhir-akhir ini Andriann mengeluarkan uang lebih dari biasanya.

"Lupakan Lucia, aku akan mengajak Esther kalau kau keberatan menerima traktiran makan malam bersamaku!" Kata Andrian sambil bersiap-siap keluarkan karena jam makan siang sudah tiba.

"Jangan begitu Andrian, aku hanya bercanda Maafkan aku, Lukas pasti senang memenuhi undangan makan malam yang kamu berikan rencana makan siang ini apa Andrian?"

"Entahlah, aku ingin masakan sumatera barat. Mungkin Nasi Rendang dari Minangkabau bisa menjadi pilihan!"

"Pilihan yang tepat Andrian, Seandainya aku tidak membawa bekal, aku akan milih menu yang sama denganmu!" Kata Lucia sambil menunjukkan bekal nasi merah yang dibawanya.

"Apakah kamu mau aku belikan Lucia?"

"Tidak tidak, terima kasih atas tawarannya Andrian. Siang ini aku akan memakan bekalku saja!" Kata Lucia menolak kebaikan Andrian.

Lagi pula Lucia tidak bisa memakan semua makanan tersebut dalam satu waktu. Jadi menolak tawaran Andrian adalah jalan terbaik.

Andrian pergi ke restoran yang terdapat bermacam-macam makanan dari Asia dengan berjalan kaki. Lumayan bisa sambari olahraga.

Mulai hari ini Adrian akan melakukan saran-saran seperti itu mulai dari berolahraga seperti jalan kaki. Berlatih menjaga staminanya maka akan menambah kekuatan tubuhnya.

Meskipun Andrian juga tidak tahu akan digunakan untuk apa kekuatan yang dia miliki saat ini. Memang waktunya cukup singkat tetapi Andrian pikir cukup lumayan untuk menjaga diri dari orang-orang seperti Franklin dan teman-temannya.

Restoran yang akan Andrian tuju sudah terlihat dari ujung jalan tempatnya berjalan.

Tiba-tiba ada seorang gadis muda yang berlari ke arahnya sambil menangis. Nafas gadis itu tersengal-sengal. Di belakang Gadis itu ada sekelompok pemuda yang kelihatannya sedang mengejar gadis itu.

"Tolong aku, Tuan, mereka mengejarku!" Kata sang gadis sambil berlindung di belakang Andrian.

"Serahkan nggak di situ kepada kami!" Kata seorang pemuda yang kelihatannya pemimpin gerombolan itu.

"Tidak akan, dia dalam perlindunganku sekarang!" Andrian berkata seperti itu sambil netranya mengawasi kelima Pemuda itu.

Mata kelimanya memancarkan nafsu untuk menghabisi Andrian. Meskipun Andrian sendiri tidak tahu apa masalah yang sedang dihadapi oleh gadis itu, tetapi Andrian tidak mau ambil pusing.

Masalah apa yang harus dihadapi oleh seorang gadis, apalagi menghadapi gerombolan Pemuda sudah pasti mereka berniat jahat kepada gadis itu.

Gadis itu juga penampilannya cukup sopan, dengan celana jeans biru dan juga kaos lengan panjang berwarna coklat yang menutupi bagian bawah perut.

Tidak ada yang penampilan yang mencolok yang memungkinkan pelecehan seksual. Tidak ada semua itu pasti ada alasan.

Andrian tidak perlu lagi memikirkan apa alasan yang mendasari pengeroyokan itu. Ketika salah satu pemuda di hadapannya melayangkan tendangan ke arah Andrian yang ditangkisnya dengan mudah oleh Andrian.

Andrian tersenyum, ternyata pilihannya kemarin untuk memilih kekuatan ada adalah hal yang tepat.

Siapa yang mengira kalau kekuatan itu akan Andrean gunakan secepat ini. Apakah sekedar insting belaka ketika Andrian memilih kekuatan sebagai hadiahnya kemarin.

Ada yang bergerak di belakang Andrian, dan Andrian dengan kecepatan tangan yang sangat cepat langsung menangkap benda yang ternyata adalah sebuah pisau kecil.

Andrian memandang dengan geram ke arah 5 orang yang sedang berdiri dihadapannya.

Dua orang di belakang Andrian, satu orang di samping kiri dan kanan Adrian. Rasanya tidak ada celah namun Andrian merasa yakin mampu menghadapi mereka.

"Awas!" Kata dari gadis itu ketika melihat ke arah belakang dan melihat dua pemuda di belakang Andrian akan melayangkann pukulan ke arah Andrian.

Dengan kekuatan yang mencengangkan Andrian merengkuh pinggang gadis yang berada di belakangnya dan membawanya melompat sembari kaki Andrian melayangkan tendangan mematikan yang membuat dua orang itu tersungkur ke aspal jalanan.

Mereka berdua hanya mengadu kesakitan sambil terkapar di jalan.

Tinggal 3 orang di hadapannya. Itupun akan dengan mudah Andra dan lumpuhkan seperti rekan-rekannya.

Melihat kedua orang temannya yang sudah jatuh terkapar, ketika orang tersebut mencoba melayangkan pukulan demi pukulan secara bertubi-tubi dan tidak beraturan kepada Andrian.

Andrian hanya tersenyum dan menghindari pukulan yang dilengkan kepadanya dengan ringan. Sambil tetap memegang tangan gadis tersebut untuk tetap berada di dalam perlindungannya.

Ketiga pemuda itu sudah kelelahan dengan pukulan-pukulan mereka yang bisa dihindari secara telak oleh Andrian.

Tiba saatnya Andrean membalas, hanya dengan dua pukulan saja pada masing-masing pemuda itu membuat mereka bertiga ikut terkapar bersama dengan teman-temannya yang lain.

Suara sirine mobil patroli polisi dari kejauhan membuat kelima Pemuda tersebut terkejut dan segera berlari meninggalkan jalanan. Yang tidak bisa berdiri dibantu di papah dengan teman-teman yang lain. Andrian hanya memandang kelimanya sambil tersenyum meskipun tidak ada niat untuk membantu mereka.

"Nona Kamu tidak apa-apa?" Tanya Andrian sembari menenangkan gadis depannya.

Gadis itu menghapus sisa-sisa air matanya sambil memandang ke arah Andrian.

"Terima kasih Tuan telah menolongku!" Kata gadis tersebut sembari mengulurkan tanggannya.

"Namaku Luna nama, Tuan siapa?"

"Adrian, Adrian Sanders!"

"Apa aku perlu mengantarkanmu, Nona Luna?"

"Tidak perlu Tuan Adrian, ada kakakku yang sebentar lagi akan menjemputku"

Selesai mengatakan hal tersebut, ada sebuah mobil Mercedes tipe terbaru berhenti tidak jauh dari tempat mereka berada.

"Aku harus pergi, Tuan Andrian ini kartu Namaku. Terima kasih banyak, aku akan berterima kasih lagi lain kali, aku permisi dulu!" Kata Luna sambil berlari ke arah mobil yang menjemputnya.

Andrian memandang kartu nama di tangannya dan membaca nama gadis itu baik-baik.

Luna Abraham dengan alamat di kota sebelah. Andreas segera memasukkan kartu nama tersebut dan bergegas menuju ke restoran Asia. Masih ada cukup waktu untuk menikmati makan siangnya.

"Andrian, kamu kenapa lama sekali?!" Lucia langsung mencecarnya dengan berbagai macam pertanyaan ketika Andrian tiba di kantor ekspedisi JNOS

"Ada sedikit masalah tadi di jalan, Lucia!" Jawab Andrian sambil menceritakan tentang apa yang terjadi tadi ketika perjalanannya ke tempat makan.

"Sungguh hebet sekali Andrian. Tapi tunggu, Bukankah ini suatu kebetulan yang luar biasa. Ngomong-ngomong Andrian Kenapa hari ini kamu bisa melawan preman yang berjumlah 5 orang. Sedangkan kemarin kamu tidak berhasil melumpuhkan Franklin dan teman-temannya yang berjumlah 4 orang, bukankah sungguh menggelikan Andrian!" Lucia bertanya dengan heran.

"Entahlah Lucia mungkin kekuatanku baru berfungsi saat ini!" Andrian menaikkan bahunya sambil mengatakan hal tersebut.

"Yang penting kamu selamat Adrian! Syukurlah"

"Atau jangan-jangan karena yang kamu selamatkan adalah seorang gadis maka kamu bersikeras untuk melawan mereka?!" Kata Lucia lagi yang masih bingung kenapa hari ini Andrian bisa melawan 5 orang dengan tangan kosong.

.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!