Chapter 17. Kembali Ke Rumah Sakit

Andrian menyerahkan dimsum yang dibawanya ke arah Lucia sebelum Lucia bertanya lebih jauh lagi.

"Maaf, Lucia, aku pergi terlalu lama, ada kejadian yang begitu tiba-tiba," Cerita Andrian menceritakan pengalamannya pagi ini.

Hanya pada bagian yang Andrian ikut terlibat dalam

pembayaran yang dia tidak ceritakan kepada Lucia. Tidak perlu berkoar-koar bukan untuk uang yang sudah dikeluarkan.

"Kasihan sekali Lisa, Andrian, apakah bayinya tampan?" tanya Lucia.

"Entahlah, aku juga belum melihatnya. Aku terburu-buru kesini tadi. Aku khawatir denganmu, Lucia!" kata Andrian lagi dengan mencondongkan badannya ke arah Lucia.

"Aku baik-baik saja, Andrian, kalau aku tidak mengenalmu, pasti aku sudah mengira kalau kau jatuh cinta kepadakub!" kata Lucia dengan cemberut.

'Jangan berkata begitu, Lucas bisa jatuh cinta lagi kepadamu," kata Miks sambil tersenyum.

"Apa yang kaukatakan, Andrian, Lucas sudah jatuh cinta kepadaku!"

"Lucia, apa aku sudah bercerita mengenai Luna yang kesini?" tanya Andrian.

"Belum, tentu saja kau belum menceritakannya. Ceritamu masih berkisar mengenai Lisa,"

Andrian akhirnya menceritakan pertemuannya tadi malam dengan Luna Abraham dan John Abraham, tidak lupa juga Daniel yang datang dan sedikit menghina Andrian, tidak luput dari cerita Andrian.

"Daniel selalu membuat masalah, sepertinya dia harus dipukul oleh ibu-ibu sepertiku. Tunggu saja, Andrian, aku akan membalas Daniel. Kalau aku bertemu dengannya," kata Lucia dengan meggebu-gebu.

"Aku hanya menceritakan kepadamu, Lucia. Ingat, jangan membalas orang lain dengan perbuatan yang sama," kata Andrian lagi.

"Andrian, apakah yang diluar mobilmu ?" tanya Fernandes.

Fernandes masuk ke dalam counter untuk menuntaskan rasa penasaran dengan mobil hitam yang sepintas seperti milik Andrian tapi dengan tampilan yang berubah.

Fernandes adalah salah satu kurir yang mengirim paket.

"Benar, Fernandes, apakah kamu mau meminjam mobilku?" tanya Andrian sambil merogoh kuncinya untuk diserahkan kepada Fernandes.

Kadangkala, memang mereka meminjam mobil Andrian untuk membeli sesuatu di luar.

"Tidak, aku hanya memastikan bahwa itu mobilmu, Andrian, dan itu keren sekali. Berapa biaya yang kau habiskan untuk modifikasi?" tanya Fernandes lagi.

"Tidak banyak, aku juga lupa berapa tepatnya!" Andrian mencoba mengelak.

Nanti dia harus mecari tahu berapa biaya yang dihabiskan untuk model modifikasi mobilnya. Menyebutkan biaya yang salah akan memambah runyam masalah.

Dan tentu saja Andrian tidak akan melakukannya.

Andrian melirik ke arah Lucia, dan tersenyum canggung ketika Lucia juga menatap ke arahnya.

"Apa kau memodifikasi mobilmu,

Andrian?"

"Betul, Lucia, kau sendiri tahu aku sudah sejak lama ingin melakukannya. Sebenarya bukan memodifikasi, Lucia. Memperbaiki, banyak yang perlu diperbaiki soalnya!" kata Andrian mencoba mengelak.

"Apapun yang kau lakukan, Andrian, aku turut senang. Karena itu semua demi kebaikanmu," Lucia tersenyum tulus kepada Andrian yang membuat Andrian juga ikut tersenyum.

Dalam keadaan seperti ini, mempunyai seorang sahabat seperti Lucia adalah kebahagiaan tersendiri. Dia belum menemukan wanita

idamannya, semoga saja Andrian segera menemukannya.

"Dua hari lagi kita liburan, kamu mau kemana?" tanya Lucia lagi.

"Bukan liburan, Lucia, tapi kita memang libur!" kata Andrian mengoreksi ucapan Lucia.

Hari liburnya dua hari yang akan datang akan digunakan Andrian untuk melihat apa saja yang perlu diperbaiki dalam rumahnya.

Ada beberapa genteng yang bocor dan harus segera diganti yang baru. Mumpung masih ada sedikit dana di rekeningnya, jadi tidak ada

salahnya jika Andrian melakukan hal tersebut.

"Andrian, kamu ternyata sekarang kaya ya, Andrian, apakah aku bisa melihatnya?" tanya Lucia.

"Aku tidak seperti yang kau bicarakan, aku masih Andrian Sanders yang biasanya kita lihat saja nanti Lucia," kata Andrian sambil tersenyum.sambil

mengatakan hal tersebut.

"Ngomong-ngomong, apakah aku boleh kedepan untuk melihat mobilmu, Andrian?" Lucia bertanya sekali lagi.

"Silakan saja ke depan, Lucia!"

Lucia membuka pintu belakang untuk berjalan ke halaman parkir dan melihat mobil Andrian dan

menghampirinya untuk melihat mobil itu dengan lebih jelas.

"Wow ini keren, benar-benar keren ya meskipun masih mobil Andrian yang lama, cuma mobil ini sudah bertransformasi dengan lebih baik lagi. Baguslah paling tidak supaya si Daniel menyebalkan itu tidak mengejek Andrian lagi. Kalau itu terjadi aku yang akan membuat perhitungan dengan Daniel yang menjengkelkan itu," kata Lucia bersungut-sungut dan masuk kembali lagi kembali ke dalam counter.

"Andrian, mobilmu keren sekali, sangat bagus seperti yang tadi Fernandes katakan!"

"Kamu sudah melihatnya, Lucia?"

"Sudah, keren, aku suka, aku suka dengan kemajuan yang menyertai dari dirimu. Coba katakan apakah kau mempunyai investasi sehingga pendapatanmu lebih besar akhir-akhir ini?" kata Lucia dengan memandang penuh misterius kepada Andrian.

"Aku hanya mempunyai sedikit tabungan, sedikit tabungan untuk bisa mencapai semua itu," kata Andrian lagi

"Jangan berbohong kepadaku Andrian," seru Lucia lirih.

"Kenapa aku harus berbohong? aku benar-benar tidak mempunyai investasi semacam itu, yang kau bicarakan aku hanya mempunyai hati yang tulus dan wajah yang tampan!" kata Andrian sambil tergelak.

"Hmm, wajah yang tampan? kenapa kau jadi menjengkelkan seperti ini Andrian? kenapa rasa percaya dirimu semakin tinggi sekarang? pasti ini karena kemampuan bela dirimu ya? Baguslah"

"Kau lebih percaya diri kepada dirimu sendiri, karena dengan begitu kau bisa mengalahkan Daniel dan sikapnya yang menjengkelkan itu."

"Kau benar, Lucia!"

"Akalku menginginkan itu., oh ya Andrian Aku ingin menjenguk Bayi Lisa, katamu kan mereka berasal dari Selatan, pasti mereka sedang kesulitan keuangan sekarang, bagaimana kalau kita ke sana? aku akan membelikan bayi Mereka sesuatu." Rengek Lucia.

"Begitukah? baiklah, aku akan mengantarmu ke sana."

"Apakah sebenarnya kau tidak ingin kesana, Andrian?"

"Aku sebenarnya capek, Lucia, aku ingin beristirahat di rumah,"

"Boleh ya, ke sana hari ini? Ayolah antar aku."

"Ayolah buat sahabatku ini, apa yang tidak?"

Ketika jam pulang kerja, mereka bersama ke rumah sakit di pusat kota untuk menjenguk bayi Lisa dan Steve Morgan.

"Aku mau beli apa ya, Andrian? untuk mereka?

padahal, Andrian aku tidak kenal tapi mendengar dari ceritamu aku merasa kasihan karena mereka yang jauh-jauh dari selatan kemudian datang ke sini mau ke rumah saudaranya Lisa, malah saudaranya tidak ada,"

"Memang seperti itu, Lucia Itulah kehidupan kadang pasang dan surutnya kita juga tidak pernah tahu, maka dari itu ketika kita di atas kita tidak boleh sombong Lucia, kita tetap harus

rendah hati dan juga baik,"

"Itu yang aku suka sama kamu, Andrian, Ngomong-ngomong mobilmu ini sangat nyaman sekarang,"

Dulu Lucia pernah menumpang mobil Andrian ketika dia tidak dijemput Lucas dan Lucia mengeluh kepanasan karena memang AC di mobil Andrian rusak jadi mereka menggunakan Ac alami.

Dan sekarang mobil Andrian jauh lebih baik daripada dulu. Tentu saja itu membuat Monika merasa senang.

Di rumah sakit mereka bertemu dengan

Lisa dan Steve, mereka berdua sudah berada di ruang perawatan.

Karena sudah ada deposit sebesar 20 Juta Rupiah, maka Lisa ditempatkan di ruang perawatan kelas 2.

Steve sangat senang mengetahui Andrian telah datang.

"Aku senang malaikat penolongku telah datang, terima kasih Andrian."

"Sama-sama, Steven, bagaimana keadaan istrimu dan bayi kalian?" tanya Andrian.

"Semuanya sehat,"

"Ini temanku, Lucia, mau melihat bayi kalian,"

"Selamat malam, Steve, senang bertemu denganmu, aku membawa sedikit bingkisan untuk Lisa dan bayi kalian." Lucia meletakkan bingkisan yang dibawanya ke atas meja kecil yang terdapat di sebelah ranjang.

"Tidak usah repot-repot, Nona, aku sangat merepotkan Tuan Andrian. Kami sangat berhutang budi pada Anda, Tuan" Kali ini Lisa yang mengucapkan ucapan terima kasihnya.

Andrian berusaha memberi isyarat agar Lisa tidak berkata apa-apa kepada Lucia apalagi mengenai uang yang dikeluarkannya.

Andrian bingung bagaimana harus memberi alasan nantinya. Terlambat, Lisa tampaknya tidak mengerti bahasa isyaratnya.

"Iya, Nona Lucia. Kalau tidak ada Tuan Andrian yang membantu suamiku untuk menaruh deposit rumah sakit ini, pasti sekarang tidak tahu bagaimana nasibku, Nona, aku sangat beruntung sekali bertemu dengan Tuan Andrian pagi ini, memang benar apa yang dibilang suamiku Tuan Andrian adalah malaikat penolong kami. Tanpa Tuan Andrian, entah apa yang terjadi pada kami,"

Cerita Lisa menggebu-gebu tetapi dengan suara

yang terkontrol. Karena bagaimanapun juga, Lisa baru selesai menjalankan operasi. Tidak baik jika bergerak terlalu lama.

Terpopuler

Comments

Al^Grizzly🐨

Al^Grizzly🐨

Franklin jadi daniel..Lucia jadi monica...jangan aneh aneh thor???

2023-04-15

0

Zafrullah Effendy

Zafrullah Effendy

Thor, koq jadi Stacy. Kan kemarin dia dengan Luna Abraham?

2022-12-29

2

PASYA VOLDIGOD

PASYA VOLDIGOD

up lg thor

2022-12-28

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!