Chapater 9. Makan Malam

"Katakan padaku apakah di itu cantik?" Tanya Lucia penasaran.

"Lumayan, tapi aku tidak terlalu memperhatikan. Hei, Lucia. Kenapa kamu malah menanyakan mengenai gadis itu?" Tanya Andrian tidak habis pikir dengan Lucia.

Lucia hanya tergelak kembali melihat ekspresi Andrian yang sungguh polos. Adrian benar-benar tidak mau membicarakan tentang seorang gadis.

Dalam hati, Andrian tersenyum senang karena mengingat kemampuannya tadi. Sungguh mencengangkan. Ternyata kekuatannya bisa digunakan untuk menolong orang yang membutuhkan.

Untuk dua minggu kedepan, Andrian harus lebih waspada dan berhati-hati. Sepertinya mulai sekarang musuh Andrian akan bertambah. Adanya kejadian dengan Franklin kemarin ditambahkan dengan adanya kejadian hari ini harus membuat Andrian lebih waspada lagi.

Mereka pulang tepat pukul 05.00 dan langsung menuju ke restoran keluarga yang berada di tengah kota.

Lucia dan Lukas meminta Andrian menuju restoran terlebih dahulu karena masih ada yang harus mereka beli.

Andrian melihat daftar menu di hadapannya dan memilih kopi hitam sebagai pesanan pertamanya sembari menunggu Lucia dan suaminya datang.

Suasana restoran keluarga itu cukup ramai, tetapi masih bisa berbicara satu sama lain tanpa terganggu.

Konsepnya antara meja pengunjung yang satu dengan yang lainnya sedikit berjauhan, jadi meskipun suasana cukup ramai karena pengunjung yang ingin menghabiskan waktu bersama keluarganya, tidak ada masalah mengenai itu.

Andrian memilih meja dengan 4 kursi yang berbatasan langsung dengan jendela kaca, jadi dari dalam restoran bisa melihat langsung pemandangan luar.

Andrian memandang keluar melalui jendela kaca dan merasa sangat bersyukur dengan apa yang didapatkannya beberapa hari terakhir.

Andrian mendapati pemandangan yang membuat hatinya miris, ada tunawisma di luar restoran yang mengenakan pakaian compang camping dengan penuh tambalan di sana-sini.

Pemandangan yang membuat hatinya memiris. Meskipun pemerintah sudah memberikan berbagai macam tunjangan untuk tunawisma yang terdapat di sekitar, namun pasti masih ada saja yang lolos dari jangkauan, seperti tunawisma tua yang berada di luar contohnya.

Tunawisma itu nampak kelelahan dan duduk di depan trotoar yang terdapat di pinggir jalan depan restoran. Dengan segera, Andrian memanggil pelayan untuk dibuatkan satu menu lengkap makanan malam untuk dibawa pulang.

Andrian menerima paket menu makan malam itu dan berpesan agar tidak memberikan meja yang di tempatnya kepada pengunjung lain karena Andrian akan segera kembali. Tentu saja setelah Andrian memberikan kartu debitnya sebagai jaminan agar pelayanan itu percaya.

Andrian mendekati tunawisma tua itu dan memberikan makanan yang dibawanya.

"Ini untuk anda, Pak!" Kata Andrian dengan sopan sembari memberikan bungkusan yang dibawanya. Tunawisma itu memandang Andrian dengan pandangan berkaca kaca.

"Terima kasih nak, kamu begitu baik kepada Gelandangan seperti aku"

"Sama-sama Pak. Kita semua manusia dihadapan sang Pencipta." Kata Andrian sambil tersenyum

Tidak cukup di situ Andriam mengambil beberapa lembar uang berwarna merah dari dompetnya.

"Ini untuk anda Pak semoga bermanfaat!" Kata Andrian sambil berlalu dan dari hadapan tunawisma tersebut dan kembali masuk ke dalam restoran.

Tunawisma itu semakin terharu dan menggenggam uang pemberian dari Andrian seakan-akan itu adalah benda yang sangat berharga. Uang yang cukup lumayan untuknya, karena ada cucunya yang sudah menunggu di bangku taman yang terletak tidak jauh dari restoran tersebut.

Tunawisma itu menatap langit sambil tersenyum, ternyata masih ada orang baik di dunia ini. Dengan langkah ringan, tunawisma itu langsung menuju kembali ke taman dengan membawa makanan dan uang dari Andrian.

Andrian kembali duduk di meja yang tadi ditempatinya, tidak lama kemudian pasangan Lucia dan Lukas masuk ke restoran dan mencari keberadaan Andrian.

Dari tempatnya duduk, Andrian melambaikan tangan ke arah Lucia yang kebetulan juga sedang melihat ke arah tempat duduk Andrian.

Dengan memegang lengan Lukas, Lucia berjalan ke arah Andrian dengan riang.

"Selamat malam Andrian!" Lukas yang terlebih dahulu memberi salam kepada Andrian.

"Selamat malam Lukas, Lucia, Silakan duduk senang melihatmu disini, Lukas!"Andrian tersenyum ke arah pasangan itu, di mana Lukas menarikkan kursi untuk istrinya.

"Kamu sudah memesan makanan Andrian". Tanya Lucia Setelah dia sudah duduk dengan nyaman.

"Belum, Aku menunggu kalian datang!"

"Ah, maafkan kami. Kami harus mencari barang pesanan ibu, bisa marah beliau kalau kami pulang tidak membawa barang tersebut!."

"Tidak masalah Lucia. Aku juga santai dan tidak terburu-buru. Kalau begitu aku akan memanggil pelayan agar menyiapkan pesanan kita." Kata Andrian sambil tangannya memberi isyarat agar pelayan datang ke meja makan mereka karena mereka sudah siap memesan.

"Aku dan Lukas memesan,2 menu makan malam saja. Ditambah 2 diet coke dan juga air mineral"

"Kalau begitu aku juga sama ditambah salad buah dan salad sayur tambahan!"

Pelayan mencatat pesanan Andrian dan mengulanginya lagi agar tidak terjadi kesalahan.

Setelah Andrean membenarkan pesanan tersebut, pelayan itu segera berlalu ke belakang untuk memberitahu bagian dapur.

"Lucia tadi bercerita, kamu dua hari ini dikeroyok Andrian," Tanya Lukas.

"Memang benar Lukas, tapi tidak masalah kok aku juga santai menghadapinya, Anggap saja latihan bela diri," Kata Andrian ringan.

"Tapi, Andrian ini hebat loh hari ini sayang, dia bisa dengan mudah melawan yang mengeroyoknya hari ini, bukankah ini suatu yang patut dibanggakan?" Ujar Lucia dengan menggebu-gebu.

"Hal yang kecil jangan dibesarkan!" Kata Andrian dengan tersenyum.

"Benar, Yang penting kamu hebat tapi masih lebih hebat hebat suamiku!" Kata Lucia sambil melayangkan ciuman di udara kepada suaminya.

Andrian dan Lukas sama-sama tertawa mendengar perkataan Lucia. Di mana-mana seorang istri akan selalu memuji suaminya dan mengatakan segala yang hebat tentang suaminya.

Tidak ada yang salah itu adalah hal lumrah yang dilakukan seorang istri kepada suaminya.

Obrolan ringan mereka berhenti ketika menu makanan mereka datang.

Yang dimaksud menu makan malam ini adalah paket menu dengan isian nasi, tumis daging cincang yang ditambah dengan paprika, tumis ayam saus merah, semangkuk kecil sop ayam yang masih panas, satu piring kecil roti mentega sebagai manu pembuka dan, 1 puding vanila ditambah dengan satu wadah kecil salad buah.

Untuk minumannya ada sirup buah. Dengan menu selengkap itu tidak salah kalau restoran ini menjadi restoran keluarga favorit di kota tempat Andrian tinggal.

Mereka bertiga menikmati makan malam dengan lahap. Karena memang rasa makanannya benar-benar enak dan tidak asal masak saja.

"Ngomong-ngomong Andrian aku sudah tahu mengenai Luna Abraham itu!" Kata Lucia ketika menu utama sudah mereka nikmati dan sekarang beralih kehilangan penutup.

Andrian menghentikan suapan pudingnya ketika Lucia memberikan informasi itu.

"Luna Abraham siapa, Lucia?"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!