Chapter 2. Misi Baru Lagi!

Andrian menggulir layar ponselnya untuk membuka aplikasi My Banking miliknya. Netra matanya seketika membulat tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Saldo yang tadinya hanya sisa dua juta saja, sekarang menjadi enam juta. Keajaiban apa ini. Segera Andrian mengecek lagi mutasi rekeningnya untuk melihat siapa pengirim uang itu. Namun nihil, tidak ada jejak apapun dalam transaksi terakhirnya. Seolah olah uang empat juta itu memang ada di dalam rekening Andrian sebelumnya.

Andrian menghembuskan nafasnya secara perlahan karena masih tidak percaya dengan apa yang terjadi padanya. Khususnya tidak percaya dengan uang yang dia dapatkan hari ini. Apa mungkin efek lapar yang menyebabkan Andrian berhalusinasi.

Sepertinya Andrian harus menyiapkan makan malam terlebih dahulu supaya pikirannya bisa lebih waras lagi dan menerima semua kejadian yang terjadi padanya dengan lebih bijaksana.

[Ting!]

[Misi baru terdeteksi]

[Misi : Tuan Rumah harus memasak makanan dari daging dan juga sayuran

Hadiah : Rp. 4.000.000

Hukuman : Tuan Rumah akan kehilangan Rp. 2.000.000 ]

Suara sistem terdengar kembali dalam telinga Adrian. Dengan tergesa-gesa Andrian membuka pintu lemari es yang terletak di dapur untuk melihat apa yang bisa dimasaknya sesuai dengan misi yang diberikan. Tambahan uang 4 juta sungguh menggodanya.

Tetapi tidak dapat dipungkiri lagi jika Andrian juga takut Bagaimana kalau Andrian gagal dalam menyelesaikan misi yang dijalaninya. Kehilangan 4 Juta sungguh membuat Andrian merasa tidak rela. Meskipun kalau dihitung-hitung Andrian tidak akan merasakan kerugian apapun malahan Adrian mendapat keuntungan 2 Juta, jika Andrian gagal menjalankan misinya.

Andrian melihat ke dalam lemari esnya untuk melihat ada bahan apa saja yang tersedia di sana. Seingat Adrian ada beberapa lembaran daging beku yang dibelinya dengan harga obral di supermarket beberapa saat yang lalu. Untuk sayuran ada selada ada juga jagung manis dan kemasan beku, dan tak lupa buah kaleng yang ia beli bersamaan dengan daging obral itu.

Baiklah sepertinya Andrian akan membuat salad dan juga daging asap untuk menu makannya malam ini.

Andrian menempatkan lembaran-lembaran daging dan memanggangnya dalam bentuk Baluran bumbu dalam wajan barbeque. karena Andrian tidak punya peralatan cukup canggih. Sedangkan untuk selada jagung dan buah-buahan kaleng tadi diletakkan oleh Andrian dalam mangkok kaca dengan ukuran sedang dan juga diberi saus mayones dan juga diberi tambahan sedikit saus keju sebagai penambah cita rasa.

Daging asapnya sudah siap pun diletakkan Andrian ke dalam piring bulat dan lebar yang berwarna putih.

Adrian meletakkan semua yang dimasaknya malam itu ke atas meja makan di ruang yang menyatu dengan dapur tempat Andrian memasak hidangan makan malamnya. Aroma daging asapnya menguar memenuhi ruangan itu membuat Andrian segera mengambil pisau dan garpu untuk memulai memotong-motong daging asapnya dengan penuh minat dan memakannya dengan lahap.

Setelah habis barulah Andrian memakan salad sayur dan buah-buahan yang dibuatnya tadi, sungguh makanan malam yang nikmat meskipun tanpa nasi di dalamnya.

Setelah meminum segelas air putih dan duduk bersandar di kursi makan untuk sekedar agar semua yang dimakannya bisa terserap sempurna. tiba-tiba terdengar lagi suara sistem dalam benaknya.

[Ting!]

[Tuan Rumah berhasil menyelesaikan misi dengan baik, hadiah sebesar 4Juta sudah dikirimkan ke dalam rekeninh Bank atas nama Tuan Andrian Sanders]

Sejenak, mikir tersenyum senang. Dengan selesainya misi ini. Andrian menjadi tidak sabar apa misi selanjutnya dan hadiah apa yang akan sistem berikan kepadanya.

Dengan segera Andrian memeriksa saldo yang ada di dalam rekeningnya dan bibirnya kembali tersenyum senang melihat rekening Itu sudah bertambah dengan sendirinya. apakah mulai hari ini kehidupan Adrian akan berubah? Tentu saja hal itu yang Andrian selalu harapkan.

Sambil membawa sekaleng jus dingin yang ada di tangannya. Andrian beralih duduk ke ruang tamu. Dan mengenyakan tubuhnya dalam sofa lusuh tapi masih kelihatannya nyamanan itu. Netramata Andrian berkeliling menetap rumah yang ditempatinya.

Rumah itu merupakan warisan dari kedua orang tuanya. Orang tuanya meninggal ketika Andrian berusia 20 tahun. Pertama ayahnya meninggal karena serangan jantung, yang disusul ibunya berselang satu bulan kemudian karena mungkin sang Ibu tidak kuat menghadapi hidup sendirian tanpa Ayah Andrian.

Andrian yang masih muda, dan masih menempuh kuliahnya di semester 4. Harus lapang dada dan menerima bahwa dia sekarang hidup Sebatang Kara.

Ada beberapa kerabat dari ibu dan ayahnya untuk dia tinggali bersama tetapi di negeri seberang. Andrian dengan sopan dan mengatakan bisa hidup dengan Mandiri.

Lagi pula Andrian tidak ingin menyusahkan kerabat yang orang tuanya miliki, Adrian yakin bisa hidup Mandiri berbekal dengan sedikit warisan dari orang tuanya.

Tidak banyak harta yang ditinggalkan oleh orang tua Andrian. Hanya tabungan beberapa Juta dan juga rumah serta mobil sedan tua. Namun, Andrian tetap bersyukur, paling tidak Andrian tidak perlu menggelandang atau tidur di jalanan.

Uang warisan Andrian gunakan untuk bertahan hidup dan membayar uang kuliahnya. Paling tidak, Andrian harus menyelesaikan kuliahnya sampai sarjana.

Itu yang menjadi keinginan orang tuanya dan juga Andrian tentunya. Dengan tertatih-tatih dan terseok-seok Adrian menuntaskan kuliahnya.

Setiap kali ada teman Adrian yang menginformasikan pekerjaan sambilan pasti Adrian akan ambil. Paling tidak bisa menambal kebutuhan sehari-harinya.

Akhirnya tepat di usianya yang ke-22 tahun Andrian berhasil menuntaskan kuliahnya meskipun dengan nilai yang sedang-sedang saja. Tidak terlalu tinggi dan juga tidak terlalu rendah.

Bagi Andrian bisa menyelesaikan kuliah tepat waktu dan mendapatkan gelar sarjana, itu sudah cukup baginya.

Meskipun dengan gelar sarjana juga tidak menjamin bahwa Andrian akan mendapatkan pekerjaan yang bagus. Namun, Adrian yakin, ijazahnya akan berguna suatu saat kelak.

Kalaupun tidak ada gunanya dalam kerjaan mungkin bisa Andrian tunjukkan di depan anak-anaknya kelak bahwa Andrian pernah mengenyam pendidikan tinggi. Suatu hal yang patut dibanggakan bukan.

Teringat akan adanya anak suatu hari nanti, Andrian teringat kembali kepada kehidupan asmaranya yang begitu minim.

Mungkin, gadis-gadis zaman sekarang tidak hanya cukup wajah tampan saja. Harus ditunjang dengan kekayaan juga. Minimal mobil keren yang menjadi tunggangan bisa untuk dilirik. Apalah daya Andrian yang hanya bisa mempunyai mobil sedan tua saja. Pasti gadis-gadis itu juga akan memandangnya dengan sebelah mata.

Adrian berharap sistem yang datang dalam kehidupannya kali ini akan membuat hidupnya lebih baik lagi.

 

Seperti biasa, pagi itu Andrian jam 05.00 sudah bangun untuk bersiap-siap melakukan aktivitasnya hari ini. Dengan tambahan uang dalam saldo rekeningnya, membuat Andrian merasakan lebih ringan lagi. Belum terpikirkan ingin membeli apa-apa. Yang pasti, Andrian merasa senang karena paling tidak dia bisa melewati bulan ini tanpa perlu berhemat secara berlebihan.

[Ting!]

[Dikarenakam suasana hati Tuan Rumah sedikit bagus, sistem memberikan bonus sebesar 3 Juta]

[Bonus sudah dimasukan ke rekening Tuan Andrian Sanders]

Meskipun sudah beberapa kali ada suara sistem di dalam benaknya, namun mengalaminya lagi selalu memberikan efek yang mengejutkan bagi Andrian. Apakah ini memang hanya ilusi mata atau mimpi yang benar-benar indah.

Jikalau ini mimpi Andrian tidak ingin terbangun lagi. Karena rasa penasaran Andrian mengangkat tangannya dan memastikan Apakah ia sedang bermimpi atau tidak dengan mencubit pipinya. Ada sedikit rasa rasa sakit di pipinya yang berarti itu tidak mimpi ini adalah kenyataan.

Sudah tidak ada lagi gunanya memeriksa rekening, karena pasti itu benar adanya. Pasti seperti yang dikatakan sistem tadi bahwa ada tambahan saldo 3 juta ke dalam rekeningnya.

Andrian menyiapkan sarapannya dengan bersenandung ria. Pagi ini, Andrian hanya menyediakan Sandwich dengan isi telur mata sapi ditambah irisan tomat dan selada ditambah dengan segelas susu. Cukup untuk menjadi sarapannya.

Makan siang biasanya dibeli di rumah dekat sekitar tempatnya bekerja. Hanya Rp15.000 saja sudah lengkap dengan minumannya. Hanya makanan biasa tetapi cukup membuat Andrian kenyang soal rasa itu nomor kesekian bagi Andrian.

Terkadang setelah gajian Adrian akan sesekali makan siang di cafe yang terletak tidak jauh dari tempatnya bekerja meskipun harga yang dikeluarkan cukup mahal tetapi sepadan dengan makanannya dan rasanya.

Sebagai garda terdepan yang menerima paket pelanggan, Adrian harus tampil menawan. Meskipun tidak berlebihan kaos Polo berkerah warna merah dengan logo ekspedisi JNOS melekat di badannya dengan rapi dan apik.

Ditambah dengan celana jeans berwarna biru tua dipadu dengan sepatu kets berwarna putih rambut yang hitam dengan sedikit bergelombang disisir dengan rapi. Wajah yang bersih dari bulu-bulu menambah angka pada penampilannya.

Meskipun dengan adanya bulu-bulu halus juga tidak akan mengurangi ketampanan. Rahang yang kokoh, hidung mancung dengan mata yang menyerap tajam tetapi dengan iris berwarna hitam pekat membuat Andrian semakin tampan.

Jam kerjanya dimulai pada pukul 08.00 pagi tepat. Jam 08.00 kurang seperempat, Andrian sudah datang. Rekannya sesama front office adalah seorang wanita berumur 25 tahun. Sudah menikah, tetapi belum mempunyai anak.

"Selamat pagi, Adrian, Apakah kemarin mengalami mimpi indah?" Tanya Lucia Jawson ketika melihat Adrian masuk ke ruang depan dengan berseri-seri.

"Tidak, hanya mimpi seperti biasanya, Lucia!". sahut Adrian dengan tersenyum sambil duduk di kursi yang berada di sebelah Lucia.

"Hmmm, sebaiknya memang kamu harus punya kekasih Andrian. Apa kamu mau aku mengenalkanmu kepada model model Lucas?" Usul Lucia dengan sorot mata berbinar mengira bahwa usulnya sudah teramat bagus.

Lucas Jawson, suami Lucia mempunyai sebuah Agency SPG. Tentunta SPG yang berada di bawah bendera Agency Lucas sudah bisa dipastikan lolos seleksi dengan kriteria A. Satu hal yang bisa dipastikan adalah, mereka pasti cantik.

Sebenarnya Lucia juga tidak perlu bekerja lagi. Lucas cukup mapan untuk bisa menghidupi keluarga kecilnya. Apalagi Lucas merupakan putra tunggal, jadi bisa dibilang meskipun Lucia tidak bekerja. Harta orang tua Lucas dan penghasilan Lucas sendiri bisa menghidupi Lucia meskipun hanya berbelanja saja.

Apa itu 2 Juta perbulan, Lucas lebih bisa memberikan lima belas juta perbulan. Namun, Lucia senang dan nyaman akan pekerjaannya sekarang. Lagipula bisa sambil menyibukkan diri selama Lucas bekerja. Tidak ada yang bisa dilakukan di rumah sembari menunggu Lucas pulang kerja pada jam lima sore. Jadi keputusan untik bekerja adalah keputusan yang tepat.

"Hahaha, tidak, Lucia. Terimakasih atas tawarannya. Tetapi sungguh aku tidak mau terlibat urusan asmara untuk sementara waktu. Lagipula kalau menjalim dengan SPG, aku tidak akan sanggup untuk membiayai kehidupan mereka, Lucia."

Bukan rahasia umum lagi kalau kebutuhan SPG itu besar. Dan kebanyakan materialistis. Namun, dijama sekarang, memang uang berperan besar. Untuk ke toilet saja harus bayar. Jadi, memang bukan salah mereka jika para SPG itu sedikit materialistis.

Namun walaupun begitu Andrian tetap tidak menyukainya. Dirinya sendiri saja masih pas pasan, jadi sebaiknya jangan melibatkan diri dalam urusan asmara.

"Jangan terlalu menahan diri, Andrian, dunia luar lebih berwarna!" Saran Lucia sambil mengulurkan satu botol air mineral kepada Andrian.

Botol botol air mineral memang disediakan oleh pemilik ekpedisi JNOS dan bisa dinikmati sepuasnya oleh seluruh pegawai JNOS.

Percakapan mereka terhenti ketika ada seorang wanita paruh baya yang mendorong pintu kaca dan duduk di hadapan Andrian untuk mengirimkan paketnya. Wanita yang sudah berambut putih dengan memakai kalung mutiara itu terlihat bertempat tinggal tidak jauh dari kantor tempat ekspedisi JNOS berada.

Karena ketika wanita itu datang, tidak terlihat membawa kendaraan. Selain paket di tangan kanannya, wanita itu membawa kucing putih di tangan kirinya.

Setelah mengetik prosedur yang harus ditulis ke dalam komputer di hadapannya Andrian, menginformasikan harga kiriman yang harus dibayar oleh pelanggan tersebut. Entah kenapa memang usianya sudah tua atau memang kucing wanita itu yang terlalu aktif.

Kucing putih itu memberontak dan lari ke arah pintu belakang Andrian yang terbuka. Sontak wanita itu terkejut dan spontan hendak berdiri untuk mengejar kucingnya. Namun, Andrian memperhatikan kejadian itu langsung berdiri dan berkata kepada Lucia.

"Lucia, Tolong bantu ambil alih transaksi Nyonya Jane, aku yang akan mencari kucing Nyonya Jane, Nyonya Tenanglah, Nyonya bisa tunggu di sini". Pinta Andrian yang dijawab dengan aku kan kepala dari Nyonya Jane.

Andrian berjalan keluar melalui pintu belakang yang langsung menghubungkan dengan tempat di mana paket-paket yang akan dikirim disortir sesuai tempat tujuannya.

Ada sekitar 10 orang petugas yang ada di dalam ruangan itu. Mereka sibuk dengan tugasnya masing-masing. Andrian sendiri tidak ingin mengganggu mereka dan memutuskan untuk mencari kucing putih itu sendiri.

Andrian melangkah dengan hati-hati diantara tumpukan-tumpukan kardus yang baru datang dari kantor cabang yang lain. Ekspedisi JNOS hanya mempunyai empat kantor cabang yang tersebar di 4 Kota. Jadi kalau ada pengiriman ke lain kota, maka ekspedisi JNOS akan melalaikannya kepada ekspedisi lain yang melayani kota tersebut.

Tidak efisien sebenarnya. Itu juga yang menyebabkan semakin lama pelanggan yang menggunakan jasa ekspedisi JNOS semakin menurun. Namun mau bagaimana lagi. Masih ada puluhan karyawan yang masih menggantungkan penghidupannya kepada ekspedisi JNOS ini. Andrian salah satunya.

Andrian melihat ekor kucing putih itu bergerak di salah satu paket yang berada di sudut ruangan. Dengan berhati-hati Adrian melangkah agar tidak menimbulkan ketakutan kepada kucing tersebut.

Sepertinya kucing itu tahu kalau Andrian mendekatinya. Dengan cekatan, kucing itu berlari lagi menjauhi Andrian dan berlari ke atas ke lantai 2. Andrian menghembuskan nafas panjang. Sepertinya Si Putih, sebutan spontan Andrian kepada kucing itu, ingin membuat Andrian berolahraga.

Andrian setengah berlari ke arah tangga di lantai 2. Ada beberapa ruangan yang memang digunakan untuk beristirahat para pegawai ekspedisi JNOS.

Untunglah pintu-pintu kamar di atas hampir semuanya tertutup, hanya pintu kamar di ujung dan kamar mandi yang terbuka, jadi pasti akan dengan mudah menemukan si putih.

Di sepanjang lorong lantai 2 itu tidak terlihat adanya si putih, maka tinggal dua pilihan Andrian. Kamar paling ujung dan juga kamar mandi.

Dengan hati-hati, Andrian melangkah masuk ke dalam kamar paling ujung, tetapi nihil. Tidak nampak sesuatupun yang nampak berwarna putih. Meskipun Andrian sudah menjulurkan kepalanya sedemikian rupa tetapi Si Putih tidak kelihatan.

Terpopuler

Comments

Zafrullah Effendy

Zafrullah Effendy

Tadi katanya hadiahnya 4 juta. Tapi sekarang kok jadi 2 juta?

2022-12-28

1

Drag

Drag

wah antrian nya berapa orang tor sampe 15 rebu cukup?:>

2022-12-25

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!