Chapter 12. Hilangnya Vidio Andrian!

Andrian menggulirkan layar mencari video mengenai dirinya tadi siang. Rasa penasarannya memenuhi benaknya, Andrian ingin melihat seperti apa wajahnya ketika disorot kamera? Apakah tetap tampan.

Adrian tergelak sendiri dalam hati begitu menyadari bahwa ada sisi narsis dan percaya diri yang tinggal dalam dirinya.

Tentu saja percaya diri bukan? Jika tidak, tentu Andrian tidak akan menyebut dirinya tampan.

Andrian hanya menyebutkan pencarian 'lelaki melawan penjahat di Asian Street' Di mesin pencarian dan langsung keluar videonya.

Video itu kelihatannya direkam oleh seseorang yang berada di sekitar Asian Street kala itu. Tetapi entah siapa, Karena pada saat melakukan perlawanan tersebut tadi, jalanan itu memang sepi dari lalu lalang orang orang.

Seharusnya orang yang merekam itu membantu melawan preman-preman itu bukan malah merekamnya seperti ini. Andrian menjadi kesal sendiri, karena wajahnya harus tersebar seperti saat ini.

Namun di zaman sekarang, memang bukan hal yang aneh kalau ada orang lain yang hanya menonton ketika ada perkelahian. Karena mereka takut akan menjadi sasaran berikutnya oleh para preman itu.

Apalagi kalau tidak mempunyai seni bela diri yang mumpuni. Jadi berdiam diri dan menyaksikan adalah satu satunya jalan yang terbaik.

Lalu Adrian tiba-tiba teringat lagi ada sirine mobil polisi yang terdengar. Paling tidak ada yang membantu dengan melaporkan kepada polisi tetapi tidak cukup cepat.

Karena Adrian telah selesai melawan mereka ketika polisi hampir tiba dan mobil patroli polisi itu pun juga lewat ketika gadis yang ditolonginya yaitu Luna sudah berlari ke mobil kakaknya.

Jadi bisa dikatakan mobil patroli itu lewat ketika sudah tidak ada lagi sisa-sisa perkelahian.

Andrian menghela nafas lagi, mudah-mudahan video itu tidak menjadi masalah tersendiri bagi Luna. Apalagi menurut cerita Lucia keluarga Luna adalah keluarga pengusaha yang terkenal di kota sebelah.

Biasanya untuk kalangan atas atau kalangan pengusaha, insiden apapun tidak boleh meluncur di publik. Karena akan dianggap aib.

Bisa jadi begitu Andrian sendiri juga tidak terlalu paham akan hal itu, itu semua menurut cerita yang beredar.

Semoga saja eesok hari tidak terjadi sesuatu yang ditakutkan oleh Andrian. Dikejar-kejar wartawan misalnya. Atau dikerumuni oleh penggemar dadakan seperti Clara tadi.

Adrian tersenyum sendiri memikirkan khayalan itu. Sebaiknya Adrian pergi tidur saja daripada pikirannya mulai berpikir ke hal-hal yang lebih aneh lagi.

Pagi itu Andrian mengendarai mobilnya dengan santai ke kantor ekspedisi JNOS. Sepertinya apa yang menjadi pikirannya semalam hanya menjadi pikirannya belaka. Tidak terjadi kerumunan gadis yang mengejarnya atau meminta tanda tangannya seperti Clara kemarin.

Juga tidak ada wartawan yang meminta untuk wawancara dengannya. Bisa dikatakan, perjalanan Andrian aman sentosa dan damai sejahtera.

Andrian memang hanya berpikir berlebihan kemarin malam. Memang siapa Andrian Sanders sehingga orang ingin mengetahui lebih banyak mengenai dirinya.

Andrian hanya seorang pegawai ekspedisi biasa yang kaya pun tidak. Benar expectasi Andrian memang terlampau jauh.

"Andrian!" Seru Lucia ketika Adrian membuka pintu untuk masuk ke counter dan bersiap melaksanakan pekerjaannya.

"Kenapa Lucia, ada apa?" Tanya Andrian dengan wajah datar karena tidak mengerti apa yang menyebabkan Lucia berteriak.

"Kenapa kamu tidak bercerita kepadaku kalau kamu masuk video, Andrian?" Cecar Lucia yang tidak peduli dengan Andrian yang sedang menunduk di bawah meja untuk mengambil semua peralatannya.

"Video itu? Aku juga baru tahu tadi malam waktu membeli pembersih lantai di supermarket!"

"Andrian, Kamu tahu tidak. tengah malam tadi semakin banyak yang melihat. Apa sudah ada yang minta foto denganmu? atau minta tanda tanganmu?" Goda Lucia dengan raut wajah yang lucu.

Untungnya waktu buka kantor ekspedisi masih lama sehingga Andrian bisa menanggapi celotehan Lucia untuk beberapa saat ke depan. Mungkin sekitar 15 menit sebelum jam buka kantor ekspedisi.

"Jangan menggodaku seperti itu, memang ada yang minta tanda tangan dan foto tapi satu orang gadis saja!"

"Wah, aku mendengar nada kekecewaan dalam suaramu Andrian. Apakah kamu ingin lagi deretan gadis-gadis yang berkumpul untuk minta tanda tanganmu? ataukah kamu menghendaki mereka untuk berfoto mengelilingimu? sepertinya prinsip saudaraku Tuan Adrian Sanders sudah berubah sekarang." Papar Lucia Sambil tertawa kecil.

"Bukan begitu Lucia, kadang-kadang popularitas penting untuk mendukung agar orang bisa merasakan pemasukan tambahan lagi bukankah begitu Lucia?" Tanya Andrian sambil tersenyum.

"Ah, benar, prinsipmu memang belum berubah masih saja lembaran rupiah yang kau pikirkan!" Kata Lucia sambil mendesah kecewa.

"Tapi Andrian, pagi ini video itu sudah tidak ada lagi kenapa ya?"

"Oh ya? aku tidak melihat hari ini, Lucia, mungkin saja ada yang tidak suka apabila video itu beredar!"

"Benar Andrian kamu memang benar pasti ada hubungannya dengan Luna Abraham. Bukankah keluarga Abraham memiliki kekuasaan? Dengan sekali jentikan, mereka bisa membuat video itu menghilang dari peredaran. Kadang-kadang hal semacam itu bisa menjadi skandal yang membuat nama keluarga tercemar!" Lucia memaparkan pemikirannya.

Andrian mengedukkan bahunya pertanda dia tidak terlalu peduli dengan masalah itu. Paling tidak, dengan menghilangnya video itu, berarti masalah Andrian juga ikut menghilang.

Karena Andrian Tahu betul bahwa keberadaan video itu bisa menimbulkan masalah baru untuknya. Untung saja sudah dihilangkan. Entah siapa yang menghilangkan video itu yang jelas Andrian sangat berterima kasih kepada orang itu di dalam hatinya.

"Apa Anda yang ada di dalam video mengenai pengeroyokan kemarin?" Tanya seorang pelanggan ketika mengamati Andrian yang sedang mengukur paket yang di bawahnya dengan serius.

Andrian mendongak dan mau menatap wajah perempuan di hadapannya dengan senyum ramah.

"Benar Nyonya saya yang ada di video itu!" Memang benar itu Adrian, tidak ada untungnya Andrian menutupi hal itu, Lucia yang dii sebelah Andrian hanya tersenyummelihat hal tersebut.

Kalau tidak ingat masih ada pelanggan di hadapan Adrian, pasti Lucia sudah tertawa terbahak bahak sekarang.

"Kau keren sekali anak muda, Apakah gadis yang bersamamu itu adalah Kekasihmu? Tanya wanita itu dengan air muka yang berseri-seri.

"Bukan, bukan Nyonya, kami kebetulan bertemu di tempat itu sehingga mengalami kejadian yang sama" Jawab Adrian.

"Kalau begitu kamu harus berkenalan dengan putriku anak muda, dia adalah gadis yang cantik dengan pekerjaan yang bagus. Pasti akan menyenangkan melihat kalian bisa bersama" Harap wanita itu sambil memandang sorot mata Andrian seolah kejadian itu adalah harapannya.

Andrian hanya tersenyum canggung mendengar perkataan wanita itu.

"Terima kasih Nyonya tapi saya memang belum berpikir ke arah sana. Saya ingin membahagiakan kedua orang tua saya!" Andrian harus tegas menolak dari awal.

Janganlah memberi harapan berlebihan kalau tidak ingin membuat orang lain kecewa. Itu juga salah satu yang diajarkan oleh ibunya dulu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!