Pindah Rumah

( Mila)

Kejadian itu menjadi buah bibir di kampung ku, aku sangat malu dengan omongan orang orang, aku berniat untuk kembali ke kota, aku ngerasa tidak nyaman untuk tinggal di kampung sekarang.

Ke esokkan harinya aku berpamitan kepada keluarga ku, tapi mereka melarang, tapi aku tetap bersikeras ingin balik ke kota lagi, dengan alasan waktu libur sekolah telah usai, dan anak ku Gea akan mulai sekolah lagi.

Mereka akan melepas ku asal aku di antar sama abang ku Fauzan, mereka cemas melepasku kembali hanya bersama anak anak saja, karna mas Rido masih di periksa di kantor polisi.

Kemudian abangku menaikkan semua barangku ke atas mobilnya, kakak iparku juga ikut mengantarkan aku ke kota, karna dia masih cemas dengan ke adaan ku.

Akhirnya kami berangkat, sepanjang perjalanan aku hanya diam dan tak mau makan, itu membuat abang dan kakak iparku tambah cemas.

"Apa kamu yakin ini yang terbaik? Lebih baik kita di kampung bersama sama, " kata abang ku.

"Terlalu banyak kenangan pahit di kampung bang, aku tak sanggup tinggal di kampung, lebih baik aku mandiri di rantau, setidak nya aku melupakan sedikit masalah ku, " kataku.

" Terus selanjutnya apa yang akan kamu lakukan, apa kamu mau pisah dengan Rido? " kata kakak ipar ku.

"Menurutku itu yang terbaik, tidak ada alasan lagi untuk mempertahan kan rumah tanggaku, semua sudah hancur, harapan ku, kebahagian ku sudah sirna sudah, " mendengar perkataan ku mereka hanya terdiam, mereka membiarkan aku untuk berpikiran tenang.

Beberapa hari di perjalanan kami sampai dirumah ku di kota, abang ku dan istrinya menginap beberapa hari, katanya pengen liburan di kota ini, mereka mengajak anak anakku jalan jalan, aku lebih memilih tinggal dirumah, aku menyimpan barang barangku, karna aku ingin pergi dari rumah ini.

Setelah mereka puas liburan mereka pamit untuk pulang, dan berpesan agar aku jadi wanita kuat, dan mereka juga bersedia menampung jika suatu hari nanti aku tak tentu arah, dan sekarang tinggallah aku dan anak anakku.

" Ibu kita mau pindah ya bu? kita mau kemana, " Kata anak ku Gea.

" Kemana saja nak, kita harus pergi dari sini, karna ini bukan rumah kita, " kataku kepada anak ku, dan anakku sepertinya mengerti.

Kemudian aku duduk di teras, memikirkan tempat tinggal aku selanjutnya, sedang asik berfikir aku melihat mas Rangga juga di depan terasnya, entah angin apa, hatiku tergerak ingin minta bantuan nya, setidak nya apakah dia tau rumah kontrakan di sekitar sini, aku pun melangkah kerumah mas Rangga.

"Eh babe (baju bekas), tumben kesini, mau masak rendang lagi ya, silakan lansung ke dapur, " kata mas Rangga lansung membuat aku kesal.

" Enak saja emang aku asistenmu apa, " kataku.

"Terus ngapain kesini kangen sama aku yah".

"Percaya diri sekali kamu mas, jangan ge er, itu loh anu, aku mau minta bantuan, " kataku tampa basa basi.

" Mintak tolong apaan? minjam duit ya?! " aku hanya merespon perkataan mas Rangga dengan helahan nafas.

" Bukan itu bambang, mmm itu loh, mas tau ngak kontrakan yang kosong dekat dekat sini, aku mau pindah, " kataku menjelaskan.

"Loh kok pindah? Kena usir ya? kasian banget, " kata mas Rangga mengejek ku lagi.

"Enak aja, orang baik sepertiku, aku rasa tak kan ada yang mau mengusirku, " kataku sedikit menyombongkan diri.

" Trus kenapa pindah, nanti kalau kamu kangen sama aku gimana? ntar nangis! " kata mas Rangga.

" Idih ogah, amit amit, mau bantu apa ngak nih, kalau ngak mau ya udah aku minta bantuin orang lain saja," kataku sambil melangkah kan kaki.

" Tunggu! iya deh aku bantuin, tapi boleh tau ngak? kok pindah kenapa? ".

" Maaf aku belum bisa cerita, " kataku singkat.

"Baik lah, kebetulan di gang belakang ada rumah kosong punya teman aku, kamu tinggal di sana saja, bisa di bayar perbulan disana, kamu mau, " kata mas Rangga.

"Ahh yang bener mas bisa bayar perbulan, syukurlah, memang itu yang ku butuhkan, aku lagi ngak punya uang banyak, " Aku sangat kegirangan mendengar berita itu.

" Memang nya suami mu kemana?" pertanyaan mas Rangga seketika membuat aku membeku.

" Emm itu, dia ada urusan, mas aku minta bantuan nya lagi, bisa antarkan aku sekarang aku harus secepat nya pindah dari sini, " Mas Rangga hanya mengangguk mungkin masih banyak yang akan di tanyakan lagi padaku, tapi dengan cepat aku pengalihkan pembicaraan.

"Ya sudah aku telfon teman ku dulu, " Mas Rangga lansung menelfon teman nya dan aku menunggu sambil melamun.

Setelah mereka selesai bicara, mas Rangga menghampiriku.

" Ayo ku antar sekarang, kebetulan kunci rumahnya ada padaku, dia nitip kemaren, kamu bisa bawa barang sekalian biar nanti ngak bolak balik, " kata mas Rangga.

Aku heran kok bisa secepat itu, tapi aku tidak mau ambil pusing, akupun menyetujuinya dan aku di bantu membawa barang masuk ke dalam mobil mas Rangga.

"Cuma itu barang nya? kok sedikit amat, "kata mas Rido.

" Ya cuma itu yang aku punya, nanti motor nyusul saja, " kataku.

Aku hanya membawa kasur santai, lemari plastik kecil, sama alat alat dapur se adaanya, itu barang barang hasil dari keringat ku sendiri, barang barang pembelian dari mas Rido ku tinggal semua.

Nanti tinggal membawa motor saja, karna motor itu juga hasil dari kerja ku sendiri sebagai penjual online, mestipun bekas tapi masih bagus.

"Yo iya mas, mesin jahit mendiang istrimu aku bawa juga ya, aku membutuhkan nya, jika nanti aku ada uang, untuk beli yang baru, punya mas ku kembalikan, " kataku.

"Sudah untuk mu saja, aku sudah ikhlas," kata mas Rangga.

"Mas bersungguh sungguh?," mas Rangga mengangguk.

" Alhamdulillah, makasih ya mas, mesin jahitnya bisa ku pergunakan untuk buka usaha, " Aku sungguh bahagia, mestipun mas Rangga orang nya nyebelin, tapi baik hatinya.

Sedang asik angkat angkat barang, Mbak Lilis muncul.

" Akhirnya kamu pergi juga dari sini, jadi mata ku seger lagi, ngak ada parasit lagi di komplek ini," kata mbak Lilis dengan mulut pedasnya.

" Ooh jadi selama ini itu niat mu, berharap aku pergi dari sini gitu, pantasan kelakuanmu kurang menyenangkan selama ini, " kata ku kesal.

"Betul, makanya jadi orang peka, kamu mana cocok tinggal disini, kampungan, " Kata mbak Lilis dengan sinisnya.

"Ya sudah berbahagia lah kamu, oiya mbak aku ada kenang kenangan untuk mu, aku harap kamu suka, " kataku, mas Rangga hanya diam melihat ku berdebat dengan mbak Lilis, sepertinya mbak Lilis penasaran dengan kejutan yang akan aku berikan.

" Ini loh mbak baju baju yang mbak berikan dulu aku permak ulang, sayang kalau engak ke pakai, ini loh baju baju nya ku buat jadi keset kaki, tarok aja di pintu kamar mandi, dan yang ini buat lap kompor, bagus loh, udah ku kreasikan, mbak terima ya, " Aku memberikan kain itu ke tangan mbak Lilis, mas Rangga tertawa terbahak bahak dengan kelakuan ku, dan mbak Lilis sepertinya akan marah besar.

" Kurang asem kamu ya, ini baju baju mahal tau ngak, masak kamu permak jadi lap kompor sih, aku ngak mau tau kamu balikin seperti semula, " mbak Lilis sangat marah aku hanya tertawa geli.

"Oh tidak bisa, baju bajumu semuanya cocok di jadiin lap, gatal gatal kalo di pakai, mending di jadiin lap, berguna " Spontan aku dan mas Rangga tertawa lepas.

Mbak Lilis hentak kan kaki, dan berlalu meninggalkan kami.

" Rasain makanya jadi orang jangan se enak saja, makan tuh lap, " ocehan ku di tertawakan oleh mas Rangga.

"Apa ketawa ketawa, enak ya dapat tontonan gratis! " kataku.

"Idih sewot banget, terserah aku dong, sudah kita berangkat panggil anak anak mu sana," kata mas Rangga.

" Ya sudah".

Kami pun berangkat menuju kontrakan baru, aku melirik ke mas Rangga spontan mas Rangga juga melirikku, pandangan kami beradu, akupun memalingkan muka, jantung ku berdebar debar tak karuan.

" Mas makasih ya sudah mau bantu aku, " kataku tulus.

" Sudah lah biasa saja, mudah mudahan kamu di sana betah yah, " kata mas Rangga.

"Ya mas mudah mudahan saja kami betah di sana, " Setelah itu kami saling diam, mas Rangga fokus membawa mobilnya.

Episodes
1 Selalu diremehkan
2 Tidak Dihargai
3 Noda lipstik
4 Tergoda
5 Duda sok keren
6 Tamu Yang Tak Diundang
7 Dari Masakan Minang Menjadi Cinta
8 Mesin Jahit Mendiang Istriku
9 Bakat Yang Terpendam
10 Pelampiasan
11 Ke Datangan Mertua
12 Apakah Masih Ada Rasa
13 Bukan Penampung Baju Bekas
14 Tak Kunjung Berubah
15 Pulang Kampung
16 Aib Di Dalam Pesta
17 Pindah Rumah
18 Di Usir
19 Aku Hanyalah Baju Bekas Baginya
20 Nikah Paksa
21 Di Pinang
22 Bibit Pelakor
23 Malam Pertama
24 Malam Yang Tertunda
25 Pilih Kasih
26 Tuhan Jangan Ambil Mata Anakku
27 Di Penjara
28 Aku Pulang
29 Melepas Rindu
30 Healing
31 Apa Yang Terjadi Ayah
32 Rumah Kenangan
33 Muncul Rasa Cemburu
34 Lebih Perhatian Kepadanya
35 Mencari jejak Adik Ipar
36 Bertemu Dengannya
37 Hutang
38 Kehilangan
39 Merasa Di Ujung Tanduk
40 Masih Peduli Padaku
41 Maafkan Aku
42 Penyesalan
43 Ku Anggap Ibu Kandung
44 Talak 3
45 Anak Tidak Sopan
46 Rumah Sakit
47 Di ganggu
48 Bos Cantik
49 Gubrak.
50 Gombal
51 Anak ku pulang
52 Bertemu
53 Tinggal Dengan Ayah
54 Ternyata Dia Dalangnya
55 Apakah Aku Harus Kembalikan
56 Lupa
57 Dimulainya sebuah Jebakan
58 Kado Terindah
59 Aku Mau Mangga.
60 Rahasia Rangga
61 Segelas Susu
62 Dia Bukan Anak Ku
63 Menembus Kesalahan
64 Diragukan
65 Percayalah Padaku
66 Akibat Tidak Mendengarkan Suami
67 Kecewa
68 Hampir Saja
69 Lemas
70 Melahirkan
71 Baby Blues
72 Rangga Berubah.
73 Selalu Saja Salah
74 Tinggal Di Kontrakan
75 Mengenang Masa Lalu
76 Hampir Saja Tergoda
77 Aku Yakin Kamu Baik
78 Kakak yang menyebalkan.
Episodes

Updated 78 Episodes

1
Selalu diremehkan
2
Tidak Dihargai
3
Noda lipstik
4
Tergoda
5
Duda sok keren
6
Tamu Yang Tak Diundang
7
Dari Masakan Minang Menjadi Cinta
8
Mesin Jahit Mendiang Istriku
9
Bakat Yang Terpendam
10
Pelampiasan
11
Ke Datangan Mertua
12
Apakah Masih Ada Rasa
13
Bukan Penampung Baju Bekas
14
Tak Kunjung Berubah
15
Pulang Kampung
16
Aib Di Dalam Pesta
17
Pindah Rumah
18
Di Usir
19
Aku Hanyalah Baju Bekas Baginya
20
Nikah Paksa
21
Di Pinang
22
Bibit Pelakor
23
Malam Pertama
24
Malam Yang Tertunda
25
Pilih Kasih
26
Tuhan Jangan Ambil Mata Anakku
27
Di Penjara
28
Aku Pulang
29
Melepas Rindu
30
Healing
31
Apa Yang Terjadi Ayah
32
Rumah Kenangan
33
Muncul Rasa Cemburu
34
Lebih Perhatian Kepadanya
35
Mencari jejak Adik Ipar
36
Bertemu Dengannya
37
Hutang
38
Kehilangan
39
Merasa Di Ujung Tanduk
40
Masih Peduli Padaku
41
Maafkan Aku
42
Penyesalan
43
Ku Anggap Ibu Kandung
44
Talak 3
45
Anak Tidak Sopan
46
Rumah Sakit
47
Di ganggu
48
Bos Cantik
49
Gubrak.
50
Gombal
51
Anak ku pulang
52
Bertemu
53
Tinggal Dengan Ayah
54
Ternyata Dia Dalangnya
55
Apakah Aku Harus Kembalikan
56
Lupa
57
Dimulainya sebuah Jebakan
58
Kado Terindah
59
Aku Mau Mangga.
60
Rahasia Rangga
61
Segelas Susu
62
Dia Bukan Anak Ku
63
Menembus Kesalahan
64
Diragukan
65
Percayalah Padaku
66
Akibat Tidak Mendengarkan Suami
67
Kecewa
68
Hampir Saja
69
Lemas
70
Melahirkan
71
Baby Blues
72
Rangga Berubah.
73
Selalu Saja Salah
74
Tinggal Di Kontrakan
75
Mengenang Masa Lalu
76
Hampir Saja Tergoda
77
Aku Yakin Kamu Baik
78
Kakak yang menyebalkan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!