Sudah beberapa hari mertua ku dirumah, mereka berencana mau pulang kampung, setelah beberapa pengobatan mertuaku tidak mengeluh sakit kaki lagi.
Mereka pun berpamitan dan mas Rido mengantarkan mereka ke terminal, dan ternyata anak anak mau ikut, tinggal lah aku sendirian dirumah.
Aku beres beres membersihkan kamar bekas yang di pakai mertua, setelah itu aku mengangkat jemuran di belakang, sepertinya akan turun hujan.
Ternyata angin begitu kencang, semua baju bajuku terbang kemana mana, salah satu baju baju ku hilang entah kemana, aku bingung pergi kemana baju itu, sedang serius mencari, aku mendengar orang memanggilku.
"Hoi, ini salah satu baju bekas yang kamu dapat ya? kok jelek amat cocok sama kayak yang makai, " Kata mas Rangga yang berada di teras belakang rumah nya.
" Woi kembaliin baju aku, kok ada di sana sih, " kataku heran kok jauh bener terbang nya sampai ke teras tetangga.
" Bisa jalan kali, kalau mau sini ambil, " Kata mas Rangga.
" Hai jangan macam macam siniin baju aku, nanti kotor karna tangan kamu, kamu kan dekil, " kataku kesal.
" Ngak mau kesini, ambil sendiri, main nyuruh nyuruh, memang nya aku suruhan mu, " Kata mas Rangga meneteng neteng bajuku ke udara.
" Jangan begitu dong aku dah capek nyucinya, nanti kotor lagi, " aku menuju mas Rangga yang masih memegang baju ku.
Aku sudah di hadapan mas Rangga, tapi masih tetap mas Rangga tidak mau memberikan baju dia malah pergi membawa baju ku, aku kesal lalu mengejar mas Rangga.
"kesiniin baju aku, jangan di mainin baju aku nanti kotor, itu baju kesayangan aku, "kataku.
" Baju bekas ini , kesayangan, ntar aku beliin baju baru, buang aja ini, "kata mas Rangga.
"Enak saja itu baju aku jahit sendiri tau, karya pertama aku, jangan di mainin nanti rusak, " kataku.
" Masak sih ngak percaya tu, " tiba tiba mas Rangga tersandung. " Aduh ," baju yang mas Rangga robek karna tersangkut besi tajam.
" Aah baju ku, tega kamu mas, siniin, " aku merampas baju ku dari tangan mas Rangga, mas Rangga mematung tidak bergerak sama sekali.
"Tega kamu, kan sudah ku bilang baju ini kesayangan aku, masih saja tak ngerti, trus harus bagai mana ini tidak bisa di perbaiki, " Kataku dengan emosi yang tak tertahan kan.
" Aku mintak maaf, aku akan ganti baju kamu".
" Tak perlu, jangan ganggu aku lagi mengerti, " Kataku dengan lantang, tapi mas Rangga melirik ke belakang ku.
"Pengawalmu datang, " kata mas Rangga spontan aku berbalik badan ternyata ada mas Rido sudah ada di belakangku.
" Mas Rido!.
" Ada apa ini? " tanya mas Rido.
" Eh ngak ada mas, baju ku terbang sampai kesini karna angin kencang, " dan aku pun balik masuk ke rumah meninggalkan mas Rido dan mas Rangga.
samar samar aku mendengar mas Rido menggertak mas Rangga.
" Jangan pernah ganggu istriku lagi, dia itu milikku, jika kamu masih mengganggunya, kamu ber urusan dengan aku, ingat itu, " kata mas Rido dengan tegasnya, mas Rangga hanya membalas dengan senyum sumpang.
Mas Rido menghampiri aku dan lalu berkata.
" Mas tidak suka kamu dekat dekat dengan lelaki itu, dia bukan laki laki baik, kamu mengerti, jauhi dia, paham" kata mas Rido sedikit membentak ku, lalu aku hanya mengangguk.
Setelah hal itu mas Rido mulai lagi membisu pada ku, aku heran hanya karna itu dia tidak mau menyapaku lagi apakah mas Rido cemburu, dan aku masih berfikir apakah mas Rido mulai dingin lagi padaku.
Apakah benar dugaan ku mas Rido baik dengan ku hanya di depan orang tuanya, malam nya mas Rido kembali tidur di kamar tamu, aku pun bertanya tanya, dan apakah aku hanya sebagai boneka nya saja.
Jika itu mau mu mas, aku siap dengan permainan mu, kamu jualan aku pembeli nya.
Pagi pagi pintu depan di ketuk orang, aku membuka pintu, ternyata nek lampir, ups mbak Lilis maksudnya.
"Ada apa mbak? " tanyaku tampa basa basi.
" Mas Rido ada?, aku butuh bantuan nya, " kata mbak Lilis.
" Mintak bantu apa? " kataku tiba tiba mas Rido muncul di belakang ku.
" Ada apa? ada yang bisa saya bantu" tanya mas Rido.
" Eh mas Rido, ini loh mas Lampu kamarku meleduk tadi malam, pengen ganti yang baru mas bantuin ya, plisss" kata mbak Lilis sedikit mengoda suamiku.
" Ya sudah, Mila mas kesana bentar ya, " Aku hanya mengerutkan kening, padahal aku pengen ngomong tak boleh, tapi tak enak.
Seberapa lama," aku jadi heran kok mas Rido ngak balik balik juga, emangnya ganti lampu lama ya, aneh". aku mulai merasakan perasaan yang tak karuan dan mulai menduga duga.
Tak beberapa lama Mas Rido keluar juga, aku menatap wajah nya penuh keringat, dan aku pun mulai bertanya.
" Mas kok keringatan, ganti lampu bisa berkeringat gitu ya, apa lampunya gede ya? tanya ku sok polos padahal curiga.
" Tuh kamar Lilis pengap, panas mas keringatan jadinya, " kata mas Rido dengan enteng nya.
" Masak kok keringatan nya gede gede kayak abis olah raga, " kataku masih curiga.
" Sudahlah mas mau mandi dulu, mas mau berangkat kerja".
" Kan mas dah mandi tadi, " kataku mengejek nya.
" Benarkah?? Tapi mas masih gerah mau mandi lagi, " kata mas Rido Sambil meninggalkan aku.
' Mas mas jangan pikir aku bodoh, aku akan membalas mu, lihat saja nanti, setelah uangku terkumpul banyak, nanti akan ku layangkan gugatan cere kepadamu, bersiaplah mas, mulai hari ini aku bukan Karmila yang dulu lagi' kataku dalam hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments