(Mila)
Hari ini aku melakukan rutinitas seperti biasa, aku tidak lagi bersedih, aku sudah mulai terbiasa menerima takdirku, aku tidak yakin hubungan rumah tangga ku akan bisa di pertahan kan lagi.
Yang jelas aku berjuang supaya anak anak ku tetap bahagia, aku tidak ingin merusak masa depan anakku karna masalah yang sedang terjadi antara aku dan mas Rido.
Setelah mengantar Gea anak sulungku ke sekolah, aku berniat singgah di danau buatan yang ada ditengah tengah taman kota, bersama anak lelaki ku aku mencari tempat duduk dan tidak lupa membeli cemilan dan minuman untuk anak ku.
Aku berharap aku bisa menenangkan diri disini, udara nya sejuk, anginnya sepoi sepoi membuat aku betah berlama lama berada di sini.
Sedang asik melihat memandangan tiba tiba datanglah seorang pria,ku rasa aku mengenal nya.
" Hello Gani om boleh main disini ngak,om lagi bosan nih kita main bareng yuk, om ada bola nih, " dia menyapa anakku dan mengajaknya bermain.
Dia adalah Mas Rangga tetangga samping rumah ku seorang duda satu anak, istrinya telah tiada meninggalkan dunia ini.
"Boleh om, "Gani lalu berdiri mengejar mas Rangga yang sedang menggiring bola.
"Hati hati ya nak, "kata ku,sebenarnya aku tidak enak, aku tidak ingin ada yang salah paham, jangan sampai ada yang melihat aku sedang bersama Mas Rangga disini, aku takut nanti timbul fitnah.
Aku melihat Gani sangat bersemangat bermain, dia kelihatan senang bermain bola dengan Mas Rangga, hal itu yang tidak pernah dia dapatkan dari mas Rido.
Mas Rido terlalu sibuk, tidak ada waktu bermain dengan anak nya, pulang kerja dia selalu sibuk dengan hpnya. Sehingga anak anak tidak ada yang dekat dengan mas Rido.
Pernah Gani mengajaknya bermain, tapi mas Rido malah marah,dia tidak mau di ganggu, dia tidak suka anaknya mendekatinya apalagi anak nya menangis, dia tak segan segan memukul, sungguh mas Rido bukan lah ayah yang baik.
"Gani om capek, om istrahat dulu ya, kamu main sendiri dulu ya, "
"Iya om, " Gani melanjutkan permainan nya, mas Rangga mendekati ku dan duduk di seberang ku.
"Hoi mintak minum dong, " kata mas Rangga ngos ngosan karna bermain tadi.
" Enak aja beli sendiri, ngak modal banget sih, ".
"Pelit, udah jelek pelit lagi, " mas Rangga mengejekku.
" Eeeh ngatain lagi, kalau main kesini modal dong, ini gaya nya aja sok keren tapi kikir," kataku tak kalah pedasnya.
Mas Rangga menyumbing kan bibirnya, entah kenapa aku terpanah di buatnya, aku mengelengkan kepalaku karna memikir kan yang bukan bukan, aku nih kan istri orang.
" Bajumu lucu, itu baju baju bekas yang di bawa suamimu kemaren ya," sontak aku kanget dari mana dia tau aku dapat baju baju bekas kemaren.
" Sok tau, sibuk saja sama urusan orang, "padahal aku sangat penasaran dari mana dia tau ya.
"Ya taulah, dan sempat dengar juga kalian ngomong, duh kasian suami dapat baju baru bininya dapat baju bekas," kata mas Rannga cengengesan.
" Eh jadi orang jangan suka ikut campur urusan orang, kelamaan jomblo sih, mungkin ngak laku juga,ya lagian siapa juga yang mau sama laki laki ember kayak kamu," aku mulai naik pitam.
" Idih galak amat, pantasan aja laki mu minggat ke wanita lain sudah jelek mulutnya pedes lagi, "perkataan mas Rangga sontak membuat aku membeku tak terasa mataku mulai berkaca kaca.
Melihat aku menunduk spontan mas Rangga memintak maaf kepada ku, mungkin dia merasa bersalah telah membuat aku bersedih.
" Maaf, maaf aku telah lancang, ya mau dimana lagi aku semalam dengarin kalian bertengkar, brisik sekali, aku jadi tidak bisa tidur, "kata mas Rangga.
" Aku juga minta maaf telah mengganggu tidurmu, " kataku sambil menahan tangis.
" Sudahlah jangan kamu pikir kan lagi, yang terpenting sekarang lanjutin hidupmu, kamu tau yang terbaik untukmu, lebih fokus ke anak anak.
Cari kesibukan sendiri, contohnya ya perawatan diri, cantik itu bukan semata mata ingin membahagia kan orang lain apalagi mencari pujian dari orang lain".
"Tapi bukti rasa bersyukur kita kepada diri kita sendiri yang telah berjasa menemani kita selama ini", panjang kali lebar mas Rangga menjelaskannya kepadaku.
"Ya ya ya omongan kamu lama kelamaan udah kayak ustad propesional saja, " kata ku.
" Ya jelas dong calon ustad tampan,menawan dan mempesona, kamu saja sempat terpesona karna wajah ku yang rupawan ini, " Mas Rangga mulai menghalu.
" Blek, tampan kata eyang mu kali, bagi ku biasa saja, ngak ada manis manis nya, yang ada pahit sepahit mulutmu, " kataku judes.
"Pahit memang pernah mencobanya? ".
"Duh ogah amit amit, ".
sedang sibuk berdebat seseorang menghampiri kami, matanya bak singa mulutnya komat kamit seolah olah akan menerkam kami.
"Eh ada nek lampir eh salah mbak Lilis main disini juga ya, "kata ku .
" Kurang aj*r ngatain aku nek lampir, awas ya aku bilang suamimu nanti, kamu tuh selingkuh," mbak Lilis mengancam aku.
"Enak aja selingkuh aku kesini cuma dengan anak ku doang,tau tau nih bapak bapak yang satu nih juga ikutan nongol disini, "kataku tidak terima dituduh.
"Enak aja bapak bapak, masih muda gini, aku calon ayah nya Gani, iyakan Gani, " kata mas Rangga sambil mengendong Gani, Gani hanya senyum senyum saja.
"Enak saja mending kalian aja berdua yang PDKT disini, yang satu j0mbl0 akut yang satunya lagi j4blay, kalian cocok," kataku sambil mengambil Gani dari gendongan mas Rangga dan meninggalkan mereka berdua.
" Idih ogah, eh Rangga kamu tuh suka si Mila kan ngaku aja, " kata mbak Lilis.
"Kamu nanya? Tuh tanya sama kodok, "mas Rangga juga meninggalkan Lilis sendirian.
" Awas kalian, ku bilang ke Rido biar tau rasa kalian," kata mbak Lilis mengancam.
" Bodo amat, " jawab ku kompak dengan mas Rangga.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments