Pada sore hari aku duduk di teras sambil ber istirahat, aku merasakan sedikit lelah, aku duduk duduk santai bersama anak anak sambil menikmati biskuit dan juga minuman dingin.
Sedang asik bersantai aku ke datangan tamu, dia tetangga samping rumah bernama mak Roimah, dia terkenal orang kaya di RT ini.
"Eh mak, sini kita makan biskuit, " kata ku.
"Eh ngak makan saja, mak kurang suka biskuit, " kata mak Roimah, dia meneteng sebuah kresek lumayan besar.
"Itu apa mak? , kayaknya berat, " tanya ku basa basi.
"Ini loh baju baju cucuku, buat si Gani anak mu, masih bagus, ngak ada yang bolong, sudah kekecilan sama cucuku, "kata mak Roimah.
"O ya sudah makasih ya mak, " kataku sambil menerima pemberian nya.
"Ya atuh, so' cobain Gani," mak Roimah menyuruh Gani mencoba bajunya.
Akupun melepas baju Gani dan mulai memakaikan baju dari mak Roimah.
" Wah pas ya, itu baju kado dari kakeknya cucu ku harga sangat mahal, sebenarnya sangat cocok cucuku yang makai, tapi sayang ngak muat lagi, Gani sedikit gendut jadi kurang cocok, tapi ya sudahlah buat Gani saja, mak pulang dulu ya, " aku mematung tak percaya mak Roimah berkata seperti itu, akupun mengangguk mestipun agak kesal.
Aku semakin heran sama orang kenapa mereka selalu begitu padaku, apakah aku ke liatan seperti orang yang sangat susah. Sehingga mereka ke liatan kasian sama aku, aku tak masalah di beri baju baju bekas, tapi aku hanya ingin dihargai.
Akupun menghela nafas, lalu Gani mengagetkan aku.
"Bu mau beli es krim, tapi yang di supermarket itu ya, es krim nya enak, ada sendok nya lagi, " kata anak ku dengan polosnya.
" Oo jadi Gani mau es krim? ya sudah kita pergi beli es krim sambil jalan jalan sore ya," Serentak anak anak ku ke girangan .
Selesai membersihkan kan teras, akupun mengunci pintu, dan lalu berangkat naik motor ke supermarket.
Setelah beberapa menit kami sampai, kami memasuki supermarket, dan Gani lansung menuju tempat Es krim, dia sangat kegirangan, tiba tiba ada yang mendehem di belakangku.
" E hem, sejak jadi janda enak ya, bisa sering keluyuran, " spontan aku melirik kebelakang ternyata Mas Rido dengan mbak Lilis di belakang ku.
" Ayah.. " spontan anak anak ku memeluk ayah nya, tiba tiba dia mendorong mereka, mas Rido sangat dingin kepada anak anakku, mereka pun jadi sedih.
Aku berbisik ke telinga Gea untuk mengajak Gani untuk duduk di kursi di ujung sana sambil makan es krim, Gea pun mengajak Gani menjauh dari kami.
" Eh bisa ngak tidak kasar sama anak anak ku, kamu itu ayah nya, tidak ada rasa kasiankah kamu sama anak anak, mereka merindukan kasih sayang dari ayah nya, " kataku panjang lebar.
" Mereka bukan urusan ku lagi, kamu yang memilih pisah dengan ku, jadi mereka sekarang tanggung jawabmu," Kata mas Rido dingin.
"Apa? semudah itukah kamu berbicara? " kataku tak percaya.
" Hallah sudahlah lah mas Rido bukan suamimu lagi , jadi kamu tidak ada hak lagi untuk mengatur nya , mulai saat ini mas Rido Itu suamiku, kami sudah menikah kemaren, " aku membeku mendengarnya.
Aku pun menghela nafas.
" oh aku paham sekarang, jadi kalian sudah menikah, tapi setauku kamu punya suami mbak? apakah kamu selingkuh mbak? " kataku.
" Jangan sembarangan kamu bicara, aku sudah pisah dengan suami ku yang dulu, jadi sekarang mas Ridolah suamiku, " kata mbak Lilis.
" Ya kan mas? oh iya mas kamu masih ada rasa ngak sama perempuan kampung ini? " kata mbak Lilis.
" Tentu saja tidak, dia ibarat Baju Bekas bagi ku, tak berguna lagi ,layak untuk di buang, karna dia sangat tidak pantas mendampingiku, aku sangat bersyukur dia pergi secepat itu dari hidup ku, " sekali lagi aku membeku mendengar perkataan mas Rido, hatiku begitu sakit mendengar nya, seperti di sayat sayat pisau silet.
Mbak Lilis tertawa lepas mendengarnya.
" Hahaha kamu dengar kan, kamu itu hanya Baju Bekas bagi mas Rido, dia lebih memilihku, selama ini mas Rido bilang aku lebih sexy, lebih cantik dari kamu," kata mbak Lilis tak tau malu.
" Selama ini? jadi benar selama ini kalian selingkuh di belakangku, berarti waktu kamu minta bantuan mas Rido mau ganti lampu di kamarmu, jangan jangan kalian juga berbuat yang tidak senonoh? ya kebetulan kan kalian hanya berdua di dalam sana, " perkataan membuat mereka membeku dan tak berkutik, berarti benar selama ini mereka selingkuh di belakangku, aku hanya tersenyum sumbang.
" Dan satu lagi kamu di usir dari rumah itu, karna kelakuan kamu yang rendah itu, ternyata kamu! mbak Lilis bersedia menapung lelaki tak tau malu ini, hebat, kalian cocok, kalian pasangan yang sangat serasi, " kataku sengaja mengejek mereka karna aku sudah muak.
" Jaga omongan mu, itu urusan kami, mulai saat ini jangan pernah muncul di hadapan kami lagi, kamu hanyalah parasit bagiku, dan satu lagi jangan bawa bawa anak mu kepadaku, aku tidak yakin mereka adalah anak ku, " kata mas Rido, spontan aku menampar pipinya.
" Jaga mulut mu, kamu boleh merendahkan aku, tapi jangan sekali kali kamu meragukan anak anak aku, jika memang kamu tidak butuh anak anak mu, aku bisa membesarkan nya sendiri, dan setelah ini akan ku pastikan kamu akan menyesal telah menolak anak anakku, dan juga jangan pernah ganggu kami lagi, " kataku dengan mata yang berkaca kaca, aku pun meninggalkan mas Rido, lalu menuju anak anakku,
Dan ternyata mereka juga pergi karna malu, karna banyak orang yang melihat kami berdebat, setelah membayar belanja kami pun pulang.
Di perjalanan aku menahan tangis, bisa bisa mas Rido meragukan anak anak ku, dia tidak tau selama ini yang pernah menyentuh ku hanyalah dia.
Selama ini aku wanita baik baik, tidak pernah pacaran bukan karna tidak laku, tapi dulu aku lebih fokus sekolah, dan waktu kerja pun, aku lebih sibuk dengan pekerjaan ku, sehingga aku berkenalan dengan mas Rido.
Waktu itu dia lansung mengajak nikah, tidak mau pacaran karna dia bilang kalau pacaran itu mengundang dosa.
Dengan bodoh nya aku percaya itu, waktu itu aku sangat yakin dia lah jodoh ku, karna dia lansung mengajak ku nikah dan tidak pernah berucap kasar padaku, dari situlah aku yakin mas rido yang terbaik bagiku.
Tapi sekarang kelakuan berubah terbalik, layaknya seperti monther, yang selalu menghantui, bukan hanya aku yang troma dengan kejadian itu, anak anak ku pun tak luput dari keangkuhan dari ayah nya.
Apa aku salah pada suatu saat nanti aku menjauhkan anak anak ku dari ayah kandung nya, karna mas Rido tidak pantas di sebut sebagai ayah.
Atau apakah aku harus mencari pengganti mas Rido, supaya anak anak ku kelak mendapat kan kasih sayang dari se orang ayah?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments