(Mila)
Hari hari berjalan dengan lancar lambat laun aku sudah biasa menerima takdir ini, aku mencari kesibukan sendiri, dan membuang semua pikiran berat yang selama ini jadi beban pikiran.
Aku membuat diriku sibuk dengan akifitasku, pagi hari aku bangun, laksanakan ibadah, nyuci, masak dan lain lain dengan begitu sigapnya, dan aku berusaha membersih kan fikiran ku dari kejadian kejadian sebelum nya, jujur itu sangat sulit, untuk saat ini, aku lebih perhatikan perkembangan anak anak, mereka lah sumber terbesar semangat hidupku.
Setelah berberes beres aku beristirahat sejenak dengan berselancar dengan benda pipih ku, aku sibuk promosikan barang barang dari kreasiku, satu persatu karya buatan ku dilirik orang, aku tidak menetapkan harga tinggi pada barang barang yang ku buat, sehingga terjangkau bagi semua kalangan, itu membuatku tambah semangat.
Targetku saat ini para remaja, kebanyakan dari mereka yang memesan barangku berupa tas sandang, karna aku membuatnya semenarik mungkin dan juga mengikuti mode terkini, dengan harga murah dan peminat nya banyak.
Dan aku mencari ide ide terbaru lewat sosial media, setelah mendapat nya ,lalu ku simpan untuk nanti ku jadikan contoh untuk karya jahitku, tiba tiba ada tamu di luar, akupun membukakan pintu.
" Eh ibuk silakan masuk, " ternyata mertua ku datang.
" Mana anak anak, ibuk sudah kangen, "tanya mertua ku.
"Ada di kamar buk lagi main, silakan buk pak masuk dulu, " kedua mertuaku masuk dan lansung mencari anak anakku, mungkin mereka kangen.
"Gea, Gani nenek datang di mana kalian? mertua memanggil manggil anak ku.
Dari arah kamar anak anakku keluar dengan sedikit berlari lari.
" Nenek.. kakek..." serentak mereka mengejar nenek dan kakeknya dan lansung memeluk nya.
Ku akui ke dua mertua ku memang baik, mereka sayang padaku dan juga anak anakku, mereka bela belain jauh jauh hanya ingin bertemu dengan cucu cucunya , mestipun mereka memiliki cucu yang lain dari anak anaknya, tapi entah kenapa, anak anakku yang paling di sayang.
"Buk kok ngak kasih kabar mau kesini, kalau aku tau ibuk dan bapak mau kesini, kan bisa kami jemput ke terminal," kataku.
" Ya kebetulan kami mau berobat ke kota ini, ya sekalian jenguk cucu cucuku ini sudah kangen, " kata bapak mertua sambil memeluk anakku Gani.
"Ya sudah ibuk, sama bapak makan dulu ya aku sudah masak tadi, habis itu istirahat, bapak sama ibuk pasti capek naik bus, "Kataku.
"Iya ntar lagilah, bapak mau main sama Gani ya kan Gani, ".
"Iya kek, " kata Gani.
" Ya udahlah Nenek makan duluan, nenek memang sedang laper, " kata ibu mertua, dan akupun menemaninya kedapur dan membantu ibuk mengambil makanan.
Sedang sedang asik makan ibuk mertua bertanya padaku, pertanyaan nya membuat aku sedikit tersedak.
"Apa Rido sering kasar sama kamu nak? ".
"Uhuk uhuk, ibuk ngomong apa sih, aku baik baik saja kok, " kataku sambil mengalihkan perhatian.
"Tidak, entah mengapa perasaan ibuk akhir akhir ini tidak enak, ibuk teringat kepada kalian terus, makanya ibuk tak tahan lagi, makanya ibuk kesini, "Kata ibuk mertua menjelaskan.
"Ibuk tidak usah kuatir kami baik baik saja, ngomong ngomong ibuk mau berobat kemana?" aku berbohong dan mengalihkan perhatian, aku tidak ingin ibuk mertua tau permasalahan ku dengan mas Rido.
Mertua ku sangat baik tidak seperti anak anak nya, semua anak anaknya begitu s0mbong dan *ngkuh termasuk suamiku mas Rido.
" Rencana ibuk mau terapi kaki, kaki ibuk mulai susah berjalan, dokter menyarankan ibuk terapi di rumah sakit di kota ini, apakah ibuk boleh menginap beberapa hari disini berkemungkinan terapinya bukan hanya sekali, mungkin beberapa kali, " kata ibuk mertua menjelaskan.
Sebenarnya aku tidak masalah jika ibuk mertua menginap disini cuma aku takut lama kelamaan ibuk dan bapak tau masalah rumah tangga ku yang sedang tidak baik baik saja.
" Bolehlah buk, masak tidak boleh, anggap saja rumah sendiri, tidak usah minta izin segala, ibu sudah ku anggap seperti ibu ku sendiri, oh iya kalau ibu perlu sesuatu panggil aku saja ya, " aku menunjukan ketulusan ku kepada ibuk mertua.
"Ya sudah, makasih ya nak Mila, kamu memang menantu yang baik, "kata mertua.
Aku mengangguk, dan kamipun melanjutkan makan, ibuk menikmati masakan ku.
Tapi hatiku kurang tenang, aku tidak ingin nanti metuaku jadi curiga dengan permasalahan ku, apakah harus berbuat baik seperti tidak ada apa apa dengan Mas Rido, jujur aku sangat bingung harus bagaimana, disisi lain mas Rido juga jarang di rumah, entah dimana dia sekarang,aku juga tidak ada niat untuk bertanya dimana dia sekarang.
Yang jelas mas Rido dirumah, kami seperti orang asing tidak saling sapa, sibuk dengan urusan kami masing masing, sungguh bukanlah ciri ciri keluarga bahagia.
Aku sedikit menghela nafas, ternyata diam diam ibuk mertua masih memperhatikan ku.
" Ibu tau kamu ada masalah, nanti ibuk pengen dengar cerita dari kamu, " Ibuk mertua berdiri karna telah selesai makan, dan diapun menuju ke anak anak ku dan mulai bercanda lagi.
"huff," Aku membuang nafas kasar yang ku takutkan ternyata terjadi, ternyata ibuk mertua peka dengan ke adaanku.
Setelah makan aku mencuci piring bekas makan kami tadi, sambil mencuci piring aku masih mencari cara menghindar dari pertanyaan ibuk mertua nanti, aku bingung harus bagai mana, apakah aku harus menghubungi mas Rido dan menyuruh nya pulang, benar itu langkah yang tepat setelah mencuci piring aku menelfon mas Rido di halaman belakang supaya nanti tidak kedengaran sama mertua.
tut
tut
tut.
Setelah mas Rido mengankat telfon dariku, aku menjelaskan bahwa orang tua nya ada dirumah, aku sengaja tidak menanyakan keberadaan nya, karna aku sudah mati rasa padanya, sehingga aku tidak peduli keberadaan nya.
Dan aku bernegosiasi dengan mas Rido, jika di depan mertua nanti besikaplah seperti biasa saja , tidak terjadi apa apa, tak di sangka mas Rido menyetujuinya, mungkin dia juga tidak ingin orang tuanya tau dengan ke adaan rumah tangganya. Mas Rido berjanji pulang nanti dan setelah itu aku menutup telfonnya.
Setelah selesai menghubungi mas Rido aku bergabung dengan mertua dan anak anak ku, aku melihat anak anak ku sangat bahagia kedatangan nenek dan kakeknya.
Mertua ku sangat baik, beliau mengingat kan aku kepada orang tua kandungku, lebih tepat nya ibu kandung ku, beliau telah pergi selamanya, meninggal kan aku dengan kerinduan yang mendalam kepadanya.
Aku juga merindukan ayah ku di kampung, mestipun beliau sudah memiliki keluarga baru, tapi beliau masih peduli kepada anak anaknya, termasuk kepada ku, beliau sering menghubungi kami terutama kepada anak anak ku, beliau juga sangat sayang ke pada anak anak ku, aku sangat beruntung di kelilingi para orang tua yang sangat baik.
Dari situ aku mulai termotivasi ingin menikmati hidup ini, mestipun masalah silih berganti menghadangku, tapi aku harus tetap semangat menjalani hidup ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments