Pulang Kampung

Setelah kepergian mas Rido, aku memulai aktifitasku seperti biasa, sedang asik asik menjahit, ada pesan masuk ke hpku, aku melihat ternyata dari kakak iparku istri dari abang kandungku yang bernama kak Diana.

( " Dek, apa kabarmu, apa kah kamu sudah dapat baju seragam?") aku membaca pesan nya dengan berkerut kening.

Aku membalas

( " Aku baik kak, maaf maksudnya seragam apa ya kak? " )aku mengirim pesan.

ting

("?? kakak pikir kamu sudah di beri tau, hari ini keluargamu bagi bagi seragam untuk pernikahan adik bungsu mu Tiara, ") Balasan dari kakak ipar ku.

Aku terheran heran aku kok tidak ada yang beri tahu, adik bungsuku mau nikah, aku pun menanyakan secara rinci ke pada kakak ipar ku, ternyata mereka di kampung sudah berencana jauh jauh hari, aku merasa tidak di anggap keluarga.

Jatung ku berdebar debar mendengar berita itu, setelah meng akhiri saling bales pesan dengan kakak ipar ku, aku lansung menelpon abang tertua ku.

tut tut tut

( Hello, ") Abangku mengankat telpon.

(" Bang maksudnya apa ini, Tiara mau nikah kok tidak ada yang kasih kabar aku?).

( " Lah abang pikir Tiara dan kakakmu Melisa sudah memberimu kabar, ") Melisa kakakku yang pernah main api dengan suamiku.

(" Ngak ada bang, ngak ada diantara mereka yang menghubungi aku,") kataku sedikit kesal.

( Ya sudah abang saja yang jadi perwakilan mereka, kamu pulang ya dek, jangan sampai engak, keluarga kita ngak lengkap kalo tidak ada kamu, ") Kata abangku.

(" Ya bang, aku akan beri tau mas Rido, insyaAllah kami pulang nanti, ") kataku, dan kami pun mengakhiri telefon.

"Ada apa ini, sepertinya mereka melupakan aku, ok aku tunggu saja, sampai kapan mereka tidak menghubungi ku untuk memberi kabar itu, se adainya bener mereka sengaja melupakan aku, aku pastikan mereka akan ku beri kejutan nanti, " kataku ngomong sendiri.

*

*

*

Benar saja sampai saat ini mereka tidak ada yang memberi tau aku, kata kakak ipar ku acaranya 4 hari lagi.

"Aku akan segera pulang, aku memberikan kejutan untuk mereka enak saja melupakan aku, tega mereka mereka memesan seragam aku tidak di beri tau, maunya apa? Agar aku tak dianggap keluarga gitu, baiklah aku akan buat seragam terbaik untuk keluarga kecilku agar mereka tidak mengejek kami nanti, " kataku dalam kesendirian.

"Kamu ngomong sama siapa dek?" tiba tiba mas Rido membuat aku terkejut.

(Astaga aku kaget, eh ngak ada mas, o iya mas bisa ambil cuti ngak untuk seminggu, kita ke Padang yuk, adikku Tiara mau nikah, " kataku menjelaskan.

" Boleh, nanti mas minta cuti, " kata mas Rido bersemangat dengan senyum lebar.

" Kok mas kelihatan senang banget, kenapa? atau jangan kangan mas senang bisa ketemu kak Melisa gitu? " kata ku sambil menduga duga.

" Apaan sih, jangan cari masalah deh mau aku antarin ngak, kalau kamu masih kayak gitu, mas ngak mau antarin, pulang sendiri, " kata mas Rido mengancamku.

" Iya iya maaf, aku hanya becanda, ya udah aku siap siap besok kita berangkat naik bus, palingan nanti kita nyampe di sana 1 hari sebelum acara, " kataku, karna kami rencana mau naik bus, untuk ke Padang memerlukan waktu dua hari.

*

*

*

*

Kami dalam perjalanan, anak anak tampak senang bisa pulang kampung, kebetulan masih libur semester jadi masih ada waktu libur, mereka senang bisa jalan jalan, karna mereka jarang di ajak jalan jalan oleh mas Rido.

Tak terasa kami sampai juga di kampung halaman ku, udara yang segar, pepohonan yang rindang menemani perjalanan kami.

Sesampai nya kami dirumah aku di sambut abang dan kakak ipar ku, mereka lah saudaraku yang paling baik.

Dari kejauhan aku melihat dua orang memandang aku sinis, ya itu lah Kak Melisa juga kak Yani, kakakku nomor dua dan nomor tiga, dan aku tersenyum sumbang kepada mereka.

" Ternyata kamu yang datang, siapa yang kasih tau? " kata kak Melisa.

" Aku yang beri tau, ya sudah masuk yuk dek" kata abangku, kami meninggalkan mereka yang masih mematung.

Aku melihat kak Melisa dan mas Rido saling melempar senyum, ' Ah mulai lagi, ok permainan akan kita mulai dari sini, tunggu saja nanti' kataku dalam hati.

Di dalam rumah aku melihat bapak lalu aku berlari kepadanya, sambil menyalaminya, bapak ku mengendong cucunya.

" Aduh aduh, cucu kakek sudah berat, pasti banyak makan ya?, kakek kangen, kalian sudah makan, kalau belum makan bareng kakek yuk," bapak ku mengajak anak anak ku kebelakang di ikuti mas Rido, tinggal lah aku dan juga kakak kakak ku.

" Kok diantara kalian tidak ada yang beri tau aku Tiara akan menikah? Kalian tidak ada yang menganggapku lagi ah? " kataku dengan kesal.

" Untung nya kami beri tau kamu apa ah, nanti palingan kamu juga ngak bakalan nyumbang, kamu mana ada duit, " kata kak Melisa.

" Ya setidak nya kasih tau aku, soal nyumbang aku masih ada duit sedikit, atau aku kan bisa minjam, ngak kayak gini tak ada yang kasih kabar aku, Tiara adik ku juga," kata ku kesal dan dari tadi abangku menenangkan aku, ditengah kami terdebat adik ku Tiara lewat.

" Sudahlah kak yang penting kakak sudah di sini pakai acara rusuh segala, memang nya kakak ada duit berapa buat nyumbang, palingan ngak seberapa, " kata adik Tiara ,entah siapa yang telah menghasutnya seperti itu.

Setauku dulu Tiara anak baik, tak pernah membantah, tapi kenapa sekarang berubah seperti ini.

" Sudahlah, kalian apa apaan, acara ini biar abang yang nanggung semua, jadi jangan ada yang saling debat, "kata abangku kenyataan benar di antara kami 5 bersaudara, memang abang ku lah hidupnya yang paling mapan atas kerja kerasnya.

Kami pun berhenti berdebat, kakak ipar ku membawaku kedalam kamar menjauhi saudara saudara ku yang s0m bong itu.

Aku sungguh tak Sangka Tiara telah berubah, padahal aku dulu rela tidak jadi kuliah karna ingin adikku bisa sekolah tinggi, nyata sekarang pengorbanan ku sia sia. Ternyata dia tidak mau melanjutkan sekolah nya setidak nya sampai tamat SMA, dia malah memilih nikah muda.

Entah apa yang ada di pikiran nya, sehingga dengan bodoh nya melepas kan masa sekolah nya demi seorang laki laki, se adainya dia merasakan hidup ber rumah tangga itu, tidak lah se indah yang dia bayangkan.

Melainkan suatu rintangan yang teramat rumit, tapi apa boleh buat, itulah pilihan nya, aku tidak bisa berbuat apa apa.

Ku harapkan semoga adikku nanti mendapatkan kebahagiaan dari pasangan nya, hanya itu harapan ku untuk adik ku yang paling aku sayang.

Episodes
1 Selalu diremehkan
2 Tidak Dihargai
3 Noda lipstik
4 Tergoda
5 Duda sok keren
6 Tamu Yang Tak Diundang
7 Dari Masakan Minang Menjadi Cinta
8 Mesin Jahit Mendiang Istriku
9 Bakat Yang Terpendam
10 Pelampiasan
11 Ke Datangan Mertua
12 Apakah Masih Ada Rasa
13 Bukan Penampung Baju Bekas
14 Tak Kunjung Berubah
15 Pulang Kampung
16 Aib Di Dalam Pesta
17 Pindah Rumah
18 Di Usir
19 Aku Hanyalah Baju Bekas Baginya
20 Nikah Paksa
21 Di Pinang
22 Bibit Pelakor
23 Malam Pertama
24 Malam Yang Tertunda
25 Pilih Kasih
26 Tuhan Jangan Ambil Mata Anakku
27 Di Penjara
28 Aku Pulang
29 Melepas Rindu
30 Healing
31 Apa Yang Terjadi Ayah
32 Rumah Kenangan
33 Muncul Rasa Cemburu
34 Lebih Perhatian Kepadanya
35 Mencari jejak Adik Ipar
36 Bertemu Dengannya
37 Hutang
38 Kehilangan
39 Merasa Di Ujung Tanduk
40 Masih Peduli Padaku
41 Maafkan Aku
42 Penyesalan
43 Ku Anggap Ibu Kandung
44 Talak 3
45 Anak Tidak Sopan
46 Rumah Sakit
47 Di ganggu
48 Bos Cantik
49 Gubrak.
50 Gombal
51 Anak ku pulang
52 Bertemu
53 Tinggal Dengan Ayah
54 Ternyata Dia Dalangnya
55 Apakah Aku Harus Kembalikan
56 Lupa
57 Dimulainya sebuah Jebakan
58 Kado Terindah
59 Aku Mau Mangga.
60 Rahasia Rangga
61 Segelas Susu
62 Dia Bukan Anak Ku
63 Menembus Kesalahan
64 Diragukan
65 Percayalah Padaku
66 Akibat Tidak Mendengarkan Suami
67 Kecewa
68 Hampir Saja
69 Lemas
70 Melahirkan
71 Baby Blues
72 Rangga Berubah.
73 Selalu Saja Salah
74 Tinggal Di Kontrakan
75 Mengenang Masa Lalu
76 Hampir Saja Tergoda
77 Aku Yakin Kamu Baik
78 Kakak yang menyebalkan.
Episodes

Updated 78 Episodes

1
Selalu diremehkan
2
Tidak Dihargai
3
Noda lipstik
4
Tergoda
5
Duda sok keren
6
Tamu Yang Tak Diundang
7
Dari Masakan Minang Menjadi Cinta
8
Mesin Jahit Mendiang Istriku
9
Bakat Yang Terpendam
10
Pelampiasan
11
Ke Datangan Mertua
12
Apakah Masih Ada Rasa
13
Bukan Penampung Baju Bekas
14
Tak Kunjung Berubah
15
Pulang Kampung
16
Aib Di Dalam Pesta
17
Pindah Rumah
18
Di Usir
19
Aku Hanyalah Baju Bekas Baginya
20
Nikah Paksa
21
Di Pinang
22
Bibit Pelakor
23
Malam Pertama
24
Malam Yang Tertunda
25
Pilih Kasih
26
Tuhan Jangan Ambil Mata Anakku
27
Di Penjara
28
Aku Pulang
29
Melepas Rindu
30
Healing
31
Apa Yang Terjadi Ayah
32
Rumah Kenangan
33
Muncul Rasa Cemburu
34
Lebih Perhatian Kepadanya
35
Mencari jejak Adik Ipar
36
Bertemu Dengannya
37
Hutang
38
Kehilangan
39
Merasa Di Ujung Tanduk
40
Masih Peduli Padaku
41
Maafkan Aku
42
Penyesalan
43
Ku Anggap Ibu Kandung
44
Talak 3
45
Anak Tidak Sopan
46
Rumah Sakit
47
Di ganggu
48
Bos Cantik
49
Gubrak.
50
Gombal
51
Anak ku pulang
52
Bertemu
53
Tinggal Dengan Ayah
54
Ternyata Dia Dalangnya
55
Apakah Aku Harus Kembalikan
56
Lupa
57
Dimulainya sebuah Jebakan
58
Kado Terindah
59
Aku Mau Mangga.
60
Rahasia Rangga
61
Segelas Susu
62
Dia Bukan Anak Ku
63
Menembus Kesalahan
64
Diragukan
65
Percayalah Padaku
66
Akibat Tidak Mendengarkan Suami
67
Kecewa
68
Hampir Saja
69
Lemas
70
Melahirkan
71
Baby Blues
72
Rangga Berubah.
73
Selalu Saja Salah
74
Tinggal Di Kontrakan
75
Mengenang Masa Lalu
76
Hampir Saja Tergoda
77
Aku Yakin Kamu Baik
78
Kakak yang menyebalkan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!