Bakat Yang Terpendam

(Mila)

Hari sudah sore, aku merasa sedikit lelah dengan aktifitas ku hari ini.

"Sebaiknya aku istirahat dulu, aku merasa badan ku sakit semua lebih baik aku kedalam kamar, ".

Baru saja hendak menutup pintu kamar mbak Siska menyelonong masuk kedalam kamar ku.

"Ada apa mbak?" tanyaku sedikit heran.

"Itu apa yang kamu bawa? "mbak Siska merampas dengan kasar kantong yang berisi baju baju mendiang mamanya Qila.

"Apa apaan sih, main rampas rampas saja," Aku mulai kesal dengan tingkah lakunya.

"Aku cuma mau lihat doang, wah baju baju nya bagus bagus, kamu pungut dimana, ada yang muat sama aku ngak yah ".

"Ngak bakalan ada yang muat, mbak gendut begitu, " kataku sedikit mengejeknya.

"Enak saja gendut aku nih bohay tauk, " mbak Siska membela dirinya.

"Terserah yang jelas, ngak bakalan ada yang muat, coba saja kalau tidak percaya, " aku tersenyum sinis.

" Iya yah, kok baju nya kecil kecil semua, baju bajunya panjang panjang lagi, apa yang makai baju ini sebelum orangnya tinggi kali ya, " mbak Siska tampak kecewa.

" Emang , ngak kayak embak semeter kotor hahaha, "kataku sambil melepas tawa.

"Kurang asem kamu ya, ya sudah aku pulang kerumah ku dulu, suamiku sudah menunggu diluar, " mbak Siska tampak nya akan pulang, tapi tunggu ada yang aneh.

" Tunggu mbak, perasaan kemaren tas yang mbak bawa kempis deh kok sekarang menggembung ya, ayo? mbak bawa apa dari sini, jangan macam macam ya, " aku sangat curiga.

" Eh itu baju baju nya si Gani yang di pake sama Gilang, selama nginap disini Gilang kan makai bajunya si Gani tapi belum sempat aku cuci, biar aku bawa pulang saja, relain saja buat si Gilang ya," Kata mbak Siska.

" Enak saja kembalikan baju anak ku, mbak pikir belinya ngak pake duit, makanya mau datang ke rumah orang bawa baju ganti, boleh sih pinjam tapi balikin, lagian bajunya si Gani ngak banyak, masak mbak bawa, terus nanti anakku pakai apa? sini enak saja bawa punya orang ngak bilang bilang, " aku merampas tas mbak Siska.

Aku melongngo benar saja baju baju Gani ada di tas mbak Siska semua, bukan hanya baju kotor tapi baju pesta, baju baju jalan jalan si Gani yang sudah aku lipat di lemari juga ikut dibawa.

" Wah wah mbak Siska bener bener ya, ini mencuri namanya, bawa barang barang orang ngak bilang bilang, awas ya mbak sekali mbak kayak gini aku bakal aduin sama mas Rido, aku yakin mbak ngak bakalan di bolehin nginap lagi, nih baju baju kotor yang sudah di pakai Gilang bawa saja, masih untung aku masih baik, " Aku melempar baju baju kotor ke kakinya mbak Siska.

" Aduin saja sana palingan nanti Rido juga bakalan belain aku, aku kan kakaknya, kamu tu hanya orang lain, dasar pelit, baju baju jelek saja di pelitin, "mbak Siska tetap saja tidak tau malu.

" Ingat ya mbak mestipun aku hanya orang lain bagimu, ya setidak nya jangan lah kamu mengganggu hidupku, lebih tepatnya mengganggu keluarga ku, kalau hanya jadi p*rasit ngak usah kesini," kataku menahan emosi.

"Bodo amat, kamu tuh tidak ada bagus bagusnya, sudah hidup tak berguna, hanya menghandalkan suami, pelit pula" .

Apakah mbak Siska tidak sadar dia juga cuma menghandalkan suami juga, memang dia tak sadar diri.

"Ya tunggu apalagi mbak pulang sana suami mu sudah menunggu diluar," kata ku mulai bosan meladeni dia.

" Jadi kamu nyusir aku, ok siap siap saja kamu akan ku aduin semua kelakuan kamu terhadapku ke pada Rido, biar nanti kamu di cere, biar jadi janda sekalian," mbak Siska mengancam ku.

"Sudah sudah pulang sana, aku pusing, mbak bisa keluar ngak, " kataku, mbak Siska membalas dengan membanting pintu.

Setelah kepergian mbak Siska aku bersandar di dinding, aku merasa hidupku begitu rumit, dari sekian masalah yang ku hadapi , rasa nya aku tak sanggup bertahan sendiri.

Aku berfikir panjang, perkataan mbak siska menari nari di kepalaku, (kamu hanya menghandalkan suamimu saja). mbak Siska tidak tau selama ini, perjuangan ku menutupi kekurangan mas Rido, mulai dari berhutang sana sini, jadi buruh cuci sampai jadi tukang permak baju.

Selama tinggal disini juga aku juga tidak berdiam diri, hari hari ku lalui dengan promosi jualan oline teman ku, kami berbagi hasil lumayan lah untuk beli keperluan aku dan juga bisa nabung sedikit demi sedikit.

Aku tidak pernah mintak ini itu ke pada mas Rido, tapi kenapa penilaian orang selalu salah kepadaku

Aku menghela nafas dan lalu bangkit menuju gudang, aku melihat kardus kardus yang penuh dengan baju bekas, aku bingung harus di apakan, tiba tiba terbesit ide untuk membuat kerajinan dari baju baju bekas, kebetulan anak anak sudah tidur, aku berkreasi.

Aku mengangkat mesin jahit otomatis keruang tengah, dan aku mulai membuat sesuatu dari baju baju itu, ide yang pertama yang ku buat yaitu sebuah tas untuk belanja, ya nanti kalau mau ke pasar bisa bawa tas itu.

Tahap demi tahap aku rangkai akhirnya selesai juga tas belanjaku, lumayan agak besar, bisa muat barang banyak, tiba tiba ada yang ngetuk pintu.

"Siapa? " tanyaku.

"Aku," kata Mba Lilis tetanggaku, perasaanku mulai tak enak. setelah ku buka kan pintu dia malah menyelonong masuk.

" Eh ini piring piring plastik mu ya, kenapa ada dirumah ku, "kata mbak Lilis.

" Ya kemaren aku buat makanan banyak aku kasih mertuamu, mang kenapa? " tanyaku sedikit heran.

"Lain kali ngak usah bagi bagi makanan apalagi pakai piring plastik kayak gini, aku alergi sama piring plastik," kata mbak Lilis sambil meletak kan piring dengan kasar ke atas meja.

" Aneh, sama barang plastik saja alergi, penyakit apa itu?".

"Jangan banyak omong pokoknya ngak usah bawa bawa piring plastik kerumahku, tunggu itu baju baju dari ku kamu apakan, " spontan Mbak Lilis melirik ke arah mesin jahit.

" Aku pernak bikin tas, biar berguna".

" Kamu tidak menghargai pemberian orang, tak tau terima kasih".

" Ya mau dimana lagi ngak muat sama aku, kekecilan,dan ngak ada yang make juga, aku bikin tas biar berguna, dari pada numpuk di gudang, "kataku membela diri.

" Ya sudah tas nya buat aku saja, lagian itu baju aku, kamu bikin yang baru lagi" kata mbak Lilis tak tau malu.

" Enak saja aku dah capek dari tadi buatnya, main ambil saja, lagian bajunya sudah di kasih ke aku, berarti itu punyaku".

"Alah kamu kan bisa bikin lagi, aku tetap mau yang ini, itu tanda bales budi kamu ke aku karna, aku sudah baik sama kamu, aku sering beri kamu baju baju, "kata mbak Lilis.

"Ya kebanyak kan ngak layak pakai, banyak yang bolong bolong" aku menyindir mbak Lilis.

" Kamu kan bisa jahit, yang bolong ya di jahit lah, lagian kamu tanya harga baju baju itu, kamu ngak bakalan mampu beli, sudah aku pulang, tas ini jadi milikku, " kata mbak Lilis berlalu pergi membawa tas itu.

Aku menghela nafas" Nasib nasib punya tetangga kayak gitu amat," kata ku sambil memijat mijat kening ku yang bertambah pusing.

Terpopuler

Comments

Duda Fenta Duda

Duda Fenta Duda

jangan di bukain pintu Mila tetangga julid

2024-11-13

1

lihat semua
Episodes
1 Selalu diremehkan
2 Tidak Dihargai
3 Noda lipstik
4 Tergoda
5 Duda sok keren
6 Tamu Yang Tak Diundang
7 Dari Masakan Minang Menjadi Cinta
8 Mesin Jahit Mendiang Istriku
9 Bakat Yang Terpendam
10 Pelampiasan
11 Ke Datangan Mertua
12 Apakah Masih Ada Rasa
13 Bukan Penampung Baju Bekas
14 Tak Kunjung Berubah
15 Pulang Kampung
16 Aib Di Dalam Pesta
17 Pindah Rumah
18 Di Usir
19 Aku Hanyalah Baju Bekas Baginya
20 Nikah Paksa
21 Di Pinang
22 Bibit Pelakor
23 Malam Pertama
24 Malam Yang Tertunda
25 Pilih Kasih
26 Tuhan Jangan Ambil Mata Anakku
27 Di Penjara
28 Aku Pulang
29 Melepas Rindu
30 Healing
31 Apa Yang Terjadi Ayah
32 Rumah Kenangan
33 Muncul Rasa Cemburu
34 Lebih Perhatian Kepadanya
35 Mencari jejak Adik Ipar
36 Bertemu Dengannya
37 Hutang
38 Kehilangan
39 Merasa Di Ujung Tanduk
40 Masih Peduli Padaku
41 Maafkan Aku
42 Penyesalan
43 Ku Anggap Ibu Kandung
44 Talak 3
45 Anak Tidak Sopan
46 Rumah Sakit
47 Di ganggu
48 Bos Cantik
49 Gubrak.
50 Gombal
51 Anak ku pulang
52 Bertemu
53 Tinggal Dengan Ayah
54 Ternyata Dia Dalangnya
55 Apakah Aku Harus Kembalikan
56 Lupa
57 Dimulainya sebuah Jebakan
58 Kado Terindah
59 Aku Mau Mangga.
60 Rahasia Rangga
61 Segelas Susu
62 Dia Bukan Anak Ku
63 Menembus Kesalahan
64 Diragukan
65 Percayalah Padaku
66 Akibat Tidak Mendengarkan Suami
67 Kecewa
68 Hampir Saja
69 Lemas
70 Melahirkan
71 Baby Blues
72 Rangga Berubah.
73 Selalu Saja Salah
74 Tinggal Di Kontrakan
75 Mengenang Masa Lalu
76 Hampir Saja Tergoda
77 Aku Yakin Kamu Baik
78 Kakak yang menyebalkan.
Episodes

Updated 78 Episodes

1
Selalu diremehkan
2
Tidak Dihargai
3
Noda lipstik
4
Tergoda
5
Duda sok keren
6
Tamu Yang Tak Diundang
7
Dari Masakan Minang Menjadi Cinta
8
Mesin Jahit Mendiang Istriku
9
Bakat Yang Terpendam
10
Pelampiasan
11
Ke Datangan Mertua
12
Apakah Masih Ada Rasa
13
Bukan Penampung Baju Bekas
14
Tak Kunjung Berubah
15
Pulang Kampung
16
Aib Di Dalam Pesta
17
Pindah Rumah
18
Di Usir
19
Aku Hanyalah Baju Bekas Baginya
20
Nikah Paksa
21
Di Pinang
22
Bibit Pelakor
23
Malam Pertama
24
Malam Yang Tertunda
25
Pilih Kasih
26
Tuhan Jangan Ambil Mata Anakku
27
Di Penjara
28
Aku Pulang
29
Melepas Rindu
30
Healing
31
Apa Yang Terjadi Ayah
32
Rumah Kenangan
33
Muncul Rasa Cemburu
34
Lebih Perhatian Kepadanya
35
Mencari jejak Adik Ipar
36
Bertemu Dengannya
37
Hutang
38
Kehilangan
39
Merasa Di Ujung Tanduk
40
Masih Peduli Padaku
41
Maafkan Aku
42
Penyesalan
43
Ku Anggap Ibu Kandung
44
Talak 3
45
Anak Tidak Sopan
46
Rumah Sakit
47
Di ganggu
48
Bos Cantik
49
Gubrak.
50
Gombal
51
Anak ku pulang
52
Bertemu
53
Tinggal Dengan Ayah
54
Ternyata Dia Dalangnya
55
Apakah Aku Harus Kembalikan
56
Lupa
57
Dimulainya sebuah Jebakan
58
Kado Terindah
59
Aku Mau Mangga.
60
Rahasia Rangga
61
Segelas Susu
62
Dia Bukan Anak Ku
63
Menembus Kesalahan
64
Diragukan
65
Percayalah Padaku
66
Akibat Tidak Mendengarkan Suami
67
Kecewa
68
Hampir Saja
69
Lemas
70
Melahirkan
71
Baby Blues
72
Rangga Berubah.
73
Selalu Saja Salah
74
Tinggal Di Kontrakan
75
Mengenang Masa Lalu
76
Hampir Saja Tergoda
77
Aku Yakin Kamu Baik
78
Kakak yang menyebalkan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!