Acara sedih dan saling harunya sudah selesai, dan kami pun melakukan aktifitas seperti biasa.
Mas Rido hari ini minta cuti kerja, karna katanya ingin menikmati kebersamaan dengan keluarga termasuk ingin mendekatkan diri dengan anak anak.
Hal itu yang tak pernah di lakukan oleh mas Rido selama ini, dia terlalu cuek ke pada anak anaknya.
Jangankan menanyakan warna yang di sukai anak anak nya, makanan favorit anak anak pun tidak tau, biasa nya mas Hanya memberi uang dan menyuruh membeli sendiri, sungguh bukan ayah idaman, aku mengingat itu dengan menggeleng geleng kepala.
Aku entah merasa senang dengan kelakuan mas Rido hari ini, tapi dari hati kecilku yang agak sedikit kotor, hal itu dilakukan mas Rido hanya untuk ambil muka orang tuanya, yah mudah mudahan dugaanku salah.
Sekian waktu berlalu aku baru ingat, stok makanan menipis dan aku mintak izin untuk keluar rumah sebentar untuk belanja.
Aku melangkah ke luar, ternyata mas Rido mengikuti, lalu menyerahkan beberapa lembar uang.
"Dek, maaf dek, mas cuma ada duit segini bulan ini gaji mas di potong lagi" mas Rido menyerahkan uang 100ribu 5 lembar, iseng iseng aku bertanya.
"Aku boleh nanya ngak? kok tiap bulan gaji mas di potong? " tanyaku dengan jantung berdebar takutnya mas Rido marah aku lancang bertanya.
" Itu karna mas sering menyenggol mobil orang, mobil bos lecet, mas di suruh ganti rugi, ngak tau kenapa mas sering melamun di jalan, mas heran sendiri,tidak bisa kosentrasi" kata mas Rido dengan bijak nya.
" Kok bisa gitu mas mikirin apa? sampai sampai tidak kosentrasi, itu bahaya loh mas," kata ku.
" Itu lah mas bingung, mau berhenti kerja, ngak tau mau kerja apa di sini, dan kita mau tinggal di mana, kita tinggal disini kan pecuma, mungkin mas tidak di pecat karna kasihan melihat kita yang tidak ada tempat tinggal lain," kata nya sambil menghela nafas.
Aneh sekali, yang bener saja masak kesenggol beberapa kali mas Rido hanya di tegur dengan hanya di potong gaji, mungkin kalau bos yang lain sudah kena pecat.
Ya sudah lah sulit ku cerna, aku hanya bisa mengucapkan.
" Ya sudah mas, mungkin hanya ini rezeki kita bulan ini, yah terpaksa kita harus berhemat, dan aku pun berusaha cari tambahan yang lain, mudah mudahan kita tidak kekurangan, " Kata ku sehingga aku melihat senyum mengambang di bibir mas Rido.
Setelah kami bercerita, aku pun lansung melaju kan motor meticku ke supermarket untuk memberi keperluan sehari hari, aku bingung membelajakan uang 500ribu untuk sebulan, ya ter paksa aku harus menutupi kekurangan nya lagi bulan ini dengan upah jahitku.
Sedang asik berkendara aku di hentikan seseorang, ternyata tetanggaku di deretan paling ujung.
" Heh mbak sini bentar mbak, ". kata mbak itu.
" Ada apa ya mbak, " kataku sambil mematikan motor dan turun dari motor.
"Nama mbak Mila ya? yang biasa nerima Baju baju Bekas itu? "kata mbak itu.
" Maaf maksudnya apa? kata ku sedikit heran dia pikir aku penapung baju bekas gitu, tega amat.
"Maaf mbak, kenalin aku Desi, temannya mbak Lilis, katanya mbak Mila suka di kasih baju baju bekas layak pakai, apa itu bener? kata mbak Desi.
" Aduh maaf mbak, mungkin salah info kali, aku bukan penampung baju baju bekas, ya kebetulan kemaren itu mbak Lilis memang kasih baju baju, tapi gimana ya ,ngak semua ke pake, tuh masih numpuk dirumah, memang kenapa yah? " kata ku sedikit menahan jengkel,
' Ini si Lilis biang keroknya, awas saja suatu saat aku kerjain biar tau rasa' kataku dalam hati.
"Oo gitu ya, ya aku kira bener mbak mau baju baju bekas, ini banyak loh, bingung mau di apain," kata mbak Desi.
" Ya maaf mbak ya mau gimana lagi, baju baju bekas banyak menumpuk di gudang aku juga bingung mau dia apain, kalau ngak di permak aja, biar aku bantuin, tapi ada syaratnya" aku memberi solusi.
" Syarat nya apa? "
" Mbak punya anak cewek ngak? kan bisa baju baju itu di permak di jadiin baju main anak anak, biar nanti aku bantu permak, ya mbak kasih upah saja Satu baju 15ribu, lumayan lah kalau ada 10baju ya di kaliin 15ribu aja, itu dah murah loh mbak, biasanya aku permak satu baju 30ribu loh, "kataku menjelaskan.
" Wah itu ide yang bagus mbak aku setuju, ya aku juga sayang kalau di buang, itu baju bajunya dulu kesayangan aku, " kata mbak Desi.
" Ya sudah mbak tau rumah ku kan, di seberang rumah mbak Lilis, mbak datang saja bawa baju baju itu, jangan lupa bawa juga anak nya, biar kita ukur juga, biar pas, " kataku.
" Sipp, baiklah, maaf ya mbak saya tadi sudah lancang, aku akui tadi aku sedikit menyinggung perasaan mbak, " kata mbak Desi.
" Sudahlah mbak biasa saja, ya sudah saya jalan dulu ya mbak, mau belanja, "
" Ya mbak hati hati, ".
Aku melajukan motor ku dengan perasaan campur aduk, "lagi lagi si Lilis buat masalah lagi sama aku apa sih salah aku, segitu ngak suka nya sama aku, jahat amat jadi tetangga, mulut nya ember banget, aku di kirain pemulung baju bekas kali ya? dasar aneh awas saja sekali lagi dia seperti itu, ku kasih pelajaran," kataku ngomong sendiri di atas motor .
Akhirnya aku sampai ditempat tujuan, aku mulai belanja mencari bahan bahan yang ku perlukan, tapi beda dengan sebelum nya, aku mencari yang lebih murah, kalau dapat yang banyak diskon nya, ya harus gimana lagi 500ribu harus cukup dalam sebulan belum lagi sembako pada mahal mahal lagi.
Setelah selesai aku pun mencari sembako, seperti cabe, bawang dan kawan kawannya, aku pun membelinya setiap macam hanya sedikit, supaya uang nya cukup.
Dan tidak lupa membeli jajanan anak anak karna anak anak ku suka ngemil, dan juga makanan lebih kebetulan mertua ku kan dirumah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments