Lantunan Tarhim terdengar syahdu dari masjid At-Taubah yang terletak di ujung jalan menuju rumah Asih.
Bergegas Bapak berdiri dan menuju kamar diikuti Ibu untuk membersihkan diri dan berganti pakaian.
Sejak peristiwa semalam, kedua orangtua itu tidak dapat memejamkan matanya barang sedetikpun dan akhirnya memilih membahas masalah Asih di bale bambu depan rumah mereka.
"Bapak ke mesjid dulu Bu," pamit Bapak sambil meraih sarung dan peci yang diserahkan istrinya.
"Iya Pak. Hati-hati di jalan," Ibu memberi pesan sambil mengikuti suaminya keluar dari kamar dan mengantarnya hingga pintu depan.
Sementara itu, Asih masih berada di kamarnya. Perempuan itu berusaha menghubungi kekasihnya untuk mengabarkan soal kehamilannya.
Namun hingga subuh menjelang, Asih tidak berhasil menghubungi Prabowo. Ternyata Prabowo telah mengganti nomor ponselnya. Asih geram. Perempuan itu meremas tangannya dengan perasaan gusar.
"Dimana kamu Prabowooo..mengapa disaat seperti ini kamu justru sangat sulit untuk dihubungi!?" geram suara Asih menyebut nama Prabowo.
Sudah hampir seratus kali Asih mencoba menghubungi Prabowo, namun percuma. Hasilnya zonk. Kemudian Asih mencoba menghubungi beberapa teman dekat Prabowo.
Sama saja...
Asih sudah mulai putus asa ketika dia teringat satu nama yang belum dihubunginya sama sekali
Ibrahim...!!
Asih terlalu angkuh untuk sekedar menghubungi Ibrahim. Harga dirinya seolah terusik jika akhirnya harus meminta pertolongan Ibrahim. Namun Ibrahim satu-satunya orang yang tau pasti soal keberadaan Prabowo.
Akhirnya dengan sisa-sisa keberanian dan harga diri yang masih dimilikinya, Asih kemudian nekat menghubungi Ibrahim.
"Assalaamualaikum Im,"
"Wa'alaikumsalam..Asih..??" jawab Ibrahim terkesima. Ada debar aneh yang tiba-tiba menjalari jantung laki-laki itu.
"Iya, ini aku..Asih," jawab Asih datar namun terdengar indah ditelinga Ibrahim.
"Ooh..A..Asih. Ada apa. Kok tumben nelpon ke aku?" tanya Ibrahim sedikit gagap.
"Ada yang ingin aku tanyakan Im!" kata Asih.
"Tanya apa?" tanya Ibrahim lagi.
"Euum..aku mau nanyak soal Prabowo Im," ucap Asih membuat Ibrahim tercekat.
"Soal Prabowo ?" tanya Ibrahim segan. Suaranya terdengar tak suka mendengar Asih menyebut nama itu.
"Iya Im..apa kamu tau nomor ponsel Ibrahim yang baru?" tanya Asih hati-hati, tak ingin membuat Ibrahim cemburu dan mengabaikan maksudnya.
"Nggak..aku nggak tau Asih. Aku bener-bener nggak tau nomor ponsel Ibrahim yang baru," jawab Ibrahim meyakinkan Asih.
Asih tidak puas dengan jawaban Ibrahim. Merasa ada yang disembunyikan Ibrahim, Asih kembali mencoba cara lain untuk memancing Ibrahim agar berkata jujur.
"Sejak semalam aku tidak berhasil menghubungi Prabowo Im. Aku hanya ingin memberitahu Prabowo soal rencana pernikahan kita. itu saja Im," ucap Asih memelas.
Ibrahim yang cinta berat kepada Asih percaya begitu saja dengan ucapan Asih. Diapun memberitahukan rahasia yang selama ini disembunyikannya dari Asih. Sebuah rahasia yang ditutupi dengan rapi oleh Ibrahim hanya untuk menjaga perasaan Asih, gadis yang dicintainya itu.
"Asih..ada sebuah rahasia yang ingin aku sampaikan ke kamu. Memang benar, nomor ponsel Prabowo sengaja diganti oleh pak Raharjo Ayahnya Prabowo agar kamu tidak bisa menghubunginya," ujar Ibrahim hati-hati.
"Ap..Apaaaa..!?" Asih terkejut. Pantas saja laki-laki itu tidak bisa dihubunginya sejak semalam.
"Mengapa Pak Camat melakukan itu Im??" tanya Asih penasaran.
"Karena..karena Prabowo masih kuliah Asih..Pak Camat nggak mau konsentrasi Prabowo teralihkan karena kamu," jawab Ibrahim jujur.
Asih memghela napasnya. Pantas saja Prabowo nggak bisa lagi dihubungi batin Asih gelisah.
Asih tersenyun bahagia. Walau tidak bisa menghubungi kekasihnya itu tapi setidaknya Asih tau tujuan Pak Camat mengganti nomor ponsel Prabowo.
Semua pasti demi masa depannya dengan Prabowo, putra semata wayang Pak Raharjo yang seorang pejabat di daerahnya sekaligus pengusaha sukses di Negara ini.
Asih termangu membayangkan dirinya setelah menjadi istri Prabowo nanti. Sampai kemudian Asih kembali dikejutkan oleh suara Ibrahim yang menegurnya.
"Asih...kamu masih disitu?" tanya Ibrahim ketika lama tak terdengar suara Asih.
""Eh..iya Im. Terus apa lagi yang nggak aku tau soal Prabowo Im?" tanya Asih lagi.
"Eum..anu..eum..gimana ya cara ceritain hal ini ke kamu Asih," guman Ibrahim enggan menceritakan hal penting yang diketahuinya.
"Ada apa Im.cerita aja. Aku nggak akan marah kok," ucap Asih meyakinkan Ibrahim.
"Eum..gini Asih. Sebenarnya...sebenarnya Prabowo sudah punya calon istri pilihan Bapaknya," cerita Ibrahim membuat Asih kaget setengah mati.
Bagai petir di siang bolong, berita yang dibawa Prabowo barusan benar-benar menghancurkan hati Asih.
"Kamu bohong kan Im..kamu sedang bercanda kan!?" desak Asih tak percaya dengan apa yang barusan diceritakan oleh Ibrahim.
"Aku berkata yang sebenarnya Sih. Aku tau tentang ini langsung dari pak Raharjo, Bapaknya Prabowo," ucap Ibrahim meyakinkan Asih.
"Aku nggak percaya Im....nggak...kamu pasti sedang bercanda. Iya kan Im..bilang iya Im," desak Asih sambil menahan tangisnya.
"Maafkan aku Asih. Tapi ini benar. Prabowo juga sempat ngomong ke aku dan minta aku untuk merahasiakan hal ini dari kamu,"
Terdengar isak tangis Asih. Perempuan itu menangisi nasibnya. Belum lama Ibrahim pergi, tapi dia telah meninggalkan jejak kelam dikehidupan Asih, perempuan bunga desa yang sangat mencintai Prabowo, kekasihnya.
Ibrahim membiarkan Asih menagis, menumpahkan seluruh kekesalan dan kemarahannya kepada Prabowo.
"Bagaimana nasibku sekarang. Bagaimana pula nasib anak yang aku kandung?" keluh Asih diantara tangisannya.
Kini pupus sudah harapan Asih untuk menjadi istri Prabowo. Kini hanya ada satu pilihan Asih yaitu menikah dengan Ibrahim.
"Bedebah si Prabowo. Setelah merenggut kesucianku lantas dia mau saja dijodohkan dengan perempuan lain," ucap Asih geram.
Tiba-tiba terasa ada hawa dendam di nada bicara Asih. Asih ingat benar sumpah Prabowo saat berdua dengan Asih.
Jangan pernah coba main-main denganku Prabowo. Sumpah yang kamu ucapkan bukanlah sumpah biasa. Sumpahmu untuk setia sampai mati denganku telah kita ikat dengan penyatuan darah dan tubuh kita, suara batin Asih penuh dendam kesumat.
"Im..aku bersedia menikah denganmu demi anak yang ku kandung dan kehormatan kedua Orangtua dan keluarga besarku. Tapi ada satu hal yang kuinginkan darimu sebelum kita menikah nanti,"
"Apa itu Asih," tanya Ibrahim
Laki-laki itu merasakan kebahagiaan yang luar biasa, bakal menikahi perempuan pujaan hatinya itu.
"Kamu harus membantu aku membalaskan dendamku pada Prabowo dan keluarganya,"
Ibrahim tercekat. Tiba-tiba kebahagiaan yang tadi dirasakannya pupus entah kemana.
"Ma..maksud kamu sih !?" tanya Ibrahim tak mengerti. Dirinya benar-benar terkejut mendengar permintaan Asih barusan.
"Ya..Prabowo akan merasakan akibat dari perbuatannya menyakiti aku im. Dia tidak akan bahagia dengan perempuan manapun yang dinikahinya. Dia hanya akan bahagia denganku. Hanya denganku," parau suara Asih, terdengat penuh dendam.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
Lina Zascia Amandia
Kak kemana aja, kangen nih tegur sapa Kakak di NToon.... kita saling sapa lagi dong, hbsnya Kak Dhaken lama ga up.
2023-02-03
0
Lina Zascia Amandia
Idihhhh, giliran dicuekin Prabowo dia baru mikirin Ibrahimmm
2023-02-03
0
Lina Zascia Amandia
Kabur kali tuh si Prabowo klo udh merasakan apem Asih.... wkwkwk
2023-02-03
0