Episode 18: Pembelaan Ibrahim..

"Jawab dengan jujur Asih, kemana kamu semalam !!?" tanya Bapak penuh selidik.

Asih diam disela isak tangisnya. Ibrahim ikut diam.

"JAWAAB..!!" bentak Bapak.

Asih menunduk, tak berani menatap wajah Bapak.

"Dengan siapa kamu semalam Hah...dengan si bedebah Prabowo!!?" tebak Bapak sembari telunjuknya mengarah ke wajah Asih.

Ibrahim menelan salivanya. Dia tau setelah Asih, Bapak bakal menanyai dirinya. Tak sepatah katapun keluar dari mulut Asih maupun Ibrahim.

Ruangan itu hening. Bapak menatap tajam putrinya dengan tatapan nyalang. Dia tidak ingin mendengar kebohongan lagi dari mulut Asih.

"Baiklah...kalau kamu tidak mau menjawab pertanyaan Bapak," ujar Bapak geram. "Ibrahim...!!!" tiba-tiba Bapak menyebut nama Ibrahim.

"Kemana Istrimu semalam !?" kali ini pertanyaan yang sama dialihkan Bapak ke Ibrahim, menantunya.

Laki-laki itu tersentak, kaget. Wajahnya pucat pasi.

Walaupun dia tau Bapak akan memberinya pertanyaan yang sama, namun Ibrahim sama sekali belum siap untuk menjawab pertanyaan Bapak.

Ibrahim dilema, diantara berkata jujur atau me nutupi kebohongan Asih.

"Bapak tau semalam kamu menguntit Istrimu!" ucap Bapak sontak membuat Asih mengangkat wajahnya dan menatap nanar kearah Ibrahim.

Jadi.....orang yang yang semalam itu Ibrahim...?? batin Asih dengan wajah yang semakin ketakutan.

Berarti dia tau semuanya soal semalam...MATI AKU..!!!

Asih merinding. Wajahnya pucat pasi membayangkan betapa murkanya Bapak jika Ibrahim berkata jujur soal semalam.

Asih memandangi wajah Ibrahim dengan raut memelas. Tolong aku Im...!!! Ucap Asih dalam hati. Sorot matanya ketakutan, seolah meminta Ibrahim untuk menolongnya disaat seperti itu.

Ibrahim memandangi wajah Asih. Dia tau, kejujurannya akan menjadi bencana besar buat Asih.

Apakah aku harus membohongi Bapak demi kamu Asih ? batin Ibrahim galau.

Beberapa detik berlalu. Bapak masih menunggu jawaban Ibrahim menantunya.

"Ibrahim....!! jawab pertanyaan Bapak dengan jujur. Kamu jangan nyembunyiin kesalahan Asih. Bapak tau kamu laki-laki yang jujur. Kamu nggak akan membohongi Bapak !," seru Bapak membuat Ibrahim semakin galau.

Dari pertanyaan Bapak, kelihatannya Bapak tidak tau soal seluruh kejadian semalam. Bapak hanya tau aku menguntit Asih, tapi dia tidak tau siapa yang ditemui Asih. .batin Ibrahim menebak.

Hanya aku dan Asih yang tau soal semalam. Kalau aku berbohong kali ini, bukan karena aku mendukung perbuatan istriku, tapi aku tak ingin kemarahan Bapak berakibat malapetaka bagi Asih

Yaa Allah, ampuni hambaMU ini yang terpaksa berbohong demi menghindari akibat dari kemarahan Bapak ..

Ibrahim menghela napas dan mengatur debaran jantungnya. "Asih bersama saya semalam pak"

Bapak menatap Ibrahim dengan sorot tak percaya. Sementara Asih menghela napas lega. Dia tau, Ibrahim terlalu mencintai dirinya. Dia tidak akan tega.

"Kamu tidak sedang membohongi Bapak kan Im!?" tanya Bapak tak percaya.

"Tidak pak. Semalam saya membawa Asih ke bidan Ida karena Asih mengeluh perutnya sakit," jawab Ibrahim mengarang cerita.

"Lantas kenapa kalian tidak pergi dan pulang berbarengan semalam kalau memang benar katamu barusan?" tanya Bapak, masih tak percaya.

"Saat pergi ke rumah bidan Ida. Saya memang meminta Asih untuk pergi duluan. Rencananya saya mau ngasi tau Bapak dan Mak. Tapi karena sudah larut makam, akhirnya saya nggak jadi bangunin bapak dan Mak dan memutuskan untuk menyusul Asih," karang Ibrahim.

"Tapi kenapa tadi subuh kamu pulangnya duluan dan tidak barengan dengan Istrimu?" tanya Bapak masih penasaran.

"Ooh..itu pak karena saya nggak mau terlambat ke Surau untuk sholat Subuh. Makanya saya memutuskan untuk pulang duluan," jawab Ibrahim, kali ini sukses membuat Bapak terdiam.

Yaa Allah..ampunilah dosa hamba..!! ucap Ibrahim dalam hati. Ibrahim berharap Bapak percaya setelah mendengar ceritanya.

__________Dh_____

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***