Episode 19. : Ibeahim yang Gelisah

Entah mengapa, Ibrahim merasa kalau Bapak belum sepenuhnya percaya. Tapi tak apa, setidaknya keributan pagi ini berhenti sampai disini.

Asih berdiri dan tanpa suara, perempuan itu berlari ke kamarnya. Bapak menghela napas berat., menyeruput sisa kopi di gelasnya dan kemudian menyalakan sebatang rokok kretek miliknya.

Sementara Ibrahim memilih diam dan berharap Bapak mertuanya tidak bertanya lagi.

"Assalaamualaikum...," terdengar salam seorang perempuan didepan pintu.

"Wa'alaikumsalaam ," jawab Bapak dan Ibrahim berbarengan kemudian menoleh kearah asal suara barusan.

Dua orang perempuan, tetangga sebelah rumah Bapak terlihat berpakaian rapi berdiri di depan pintu rumah itu.

"Asih ada pak ?" tanya salah satu dari mereka.

"Ada...ada..," jawab Ibrahim buru-buru. "Sebentar, saya panggil dulu Istri saya,"

Alhamdulillah..selamaaat...selamat ! Seru Ibrahim dalam hati. Lega...Kehadiran mereka mengalihkan perhatian Bapak.

Sementara Ibrahim beranjak ke kamar Asih, Bapak mempersilahkan kedua tamu Asih untuk duduk.

"Ada apa nih, pagi-pagi udah rapi bener!?" tanya Bapak sekedar basa basi.

"Iya pak. Hari ini ada kegiatan di kecamatan. Pertemuan dan perkenalan dengan Ibu Camat yang baru," jawab mereka serempak.

"Ooh..iya..iya..," jawab Bapak singkat.

Tak lama berselang, Asih keluar dari kamarnya dengan berpakaian rapi dan berkerudung. Bekas memerah dipipi Asih akibat tamparan Bapak tadi ditutupi asih dengan polesan make-up seadanya.

"Kami pergi dulu pak," pamit salah seorang perempuan yang bernama Nengsih, teman Asih yang tinggal dirumah sebelah setelah melihat Asih yang berjalan mendekati mereka.

"Iya...silahkan nak," jawab Bapak.

Tak seperti biasanya saat pergi, Asih tidak salim ke Bapak. Dilewatinya Bapak begitu saja. Perempuan itu masih merasakan perih di wajahnya akibat tamparan Bapak tadi.

Tapi lebih dari itu, Asih ingin cepat-cepat keluar dari rumahnya agar terhindar dari kecurigaan Bapak dan...bertemu Prabowo, kekasih hatinya.

Ibrahim yang masih berdiri di depan pintu kamar Asih, setelah kepergian Asih dan teman-temannya memutuskan untuk menghindari Bapak.

"Ibrahim..," panggil Bapak ketika melihat Ibrahim hendak ke belakang. "Mau kemana kamu?" tanya Bapak.

"Anu pak. Saya mau ke Surau sebentar. Kata ustadz Ali, ada beberapa sumbangan dari donatur yang harus saya catat dan setor ke bank BRI kecamatan," jawab Ibrahim berbohong.

"Ya udah...Bapak juga mau ke sawah. Jangan lupa kasi tau Makmu untuk nganterin makan siang Bapak. Bapak sampe sore di sawah," ujar Bapak sembari berdiri dan mengambil cangkul yang tergeletak di teras depan.

"Iya pak," jawab Ibrahim seraya menyerahkan caping kepada Bapak.

"Assalaamualaikum," ucap Bapak memberi salam.

"Wa'alaikumsalaam," jawab Ibrahim yang kemudian mengantar Bapak keluar.

Laki-laki itu berdiri mematung. Dipandanginya punggung Bapak hingga menghilang dibelokan jalan..

"Ahh..alangkah berdosanya saya hari ini..," keluh Ibrahim sambil menyapu dadanya yang terasa sesak.

"Im...!?" tiba-tiba suara Mak mengejutkan Ibrahim.

"Eh..Mak. ," Ibrahim menoleh, dilihatnya Ulfa bergelayut manja di lengan nininya.

"Kemana Bapakmu Im ?" tanya Mak menyadari Bapak tidak berada di ruangan itu.

"Bapak ke sawah Mak," jawab Ibrahim.

"Tumben, biasanya Bapakmu kalau mau ke sawah pasti pamit ke Mak," ujar Mak bingung.

"Iya, tadi Bapak buru-buru. Bapak juga pesan kalau bekal makan siang Bapak diantar saja ke sawah. Bapak rencananya sampai sore di sawah Mak," ucap Ibrahim menyampaikan pesan Bapak.

Mak menganggukkan kepalanya.

"Saya pamit Mak, mau ke surau dulu," pamit Ibrahim sambil mencium punggung tangan Mak Mertuanya. "Ulfa sama nini ya.."

Ibrahim mencium pucuk rambut Ulfa, kemudian melangkah pergi meninggalkan Mak dan Ulfa.

Mak ingin sekali bertanya, kenapa Bapak tadi marah-marah dan suaranya terdengar sampai ke kamar. Tak biasanya Bapak begitu..

Tapi Ibrahim keburu pergi.

Mak menarik napas panjang. "Semoga tidak ada apa-apa" ucap Mak, resah. "Ayoo Ulfa, kita masuk" ajak Mak. Ulfa manut, tersenyum dan masuk ke rumah mengikuti nininya.

_________Dh___

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!