Alaska yang diantarkan oleh sang sopir, terlihat begitu semangat untuk mendatangi rumah Rudi, bocah berkulit putih itu terlihat memejamkan matanya sembari berdoa semoga saja usahanya bisa berhasil, membujuk Rudi untuk mau melepaskan Nafa untuk menjadi Ibu sambungnya.
"Ya Allah! Semoga saja Om pacarnya Mama Nafa kasihan sama Aku, supaya Mama Nafa bisa menjadi Mamaku, Please! Kabulkan ya Allah, Aamiin."
Sang sopir yang mendengar doa Alaska tampak ikut terharu, ternyata bocah sekecil itu bisa membuat hati orang dewasa menjadi trenyuh, Ia begitu merindukan kasih sayang dari Ibunya, dari Nafa lah Alaska berubah menjadi anak yang lebih pendiam, tidak seperti dulu yang sangat hiperaktif, sekarang Alaska lebih menurut dan lebih anteng.
Sementara itu, Nafa dan Dion yang masih berada dalam satu mobil, tentu saja keduanya sama-sama gugup, apalagi Dion yang menggenggam tangan Nafa dengan erat. Karena Nafa masih teringat janjinya kepada Rudi, maka gadis itu langsung melepaskan tangannya dari genggaman tangan Dion. Spontan Dion menghela nafas panjang, ternyata gadis itu masih susah untuk diluluhkan.
"Maaf Tuan! Saya harap Anda tidak melakukan hal ini lagi, Saya mohon dengan sangat, kita jaga jarak, Saya tidak mau mengkhianati kepercayaan Mas Rudi kepada Saya, Saya akan tetap menikah dengannya, janji adalah tetap janji." ucap Nafa yang diiringi dengan matanya yang tampak berkaca-kaca.
"Janji! Kamu membicarakan janji, lalu apa yang kamu janjikan kepada anakku, Alaska. Bagaimana kalau dia tahu jika kamu sebentar lagi akan meninggalkannya? Padahal pagi ini aku dengar kamu berjanji kepada dia untuk selalu ada untuknya. Aku tidak memperdulikan perasaanku, Aku tidak perduli kamu akan menikah dengan siapapun. Aku cuma memperdulikan perasaan Alaska, kamu tahu bagaimana perasaannya saat Ibunya pergi meninggalkan dirinya saat anakku terbangun dari tidurnya. Malam itu mantan istriku pergi tanpa berbicara kepada kami, Alaska histeris mencari keberadaan Ibunya. Dan kamu tahu! Ternyata saat itu Ibunya sudah bersama laki-laki lain. Apa kamu bisa bayangkan bagaimana perasaan Alaska? Sejak saat itu, Anakku menjadi susah diatur, nakal dan sangat hiperaktif. Aku sudah cukup puas mencari wanita yang mampu mengasuh putraku, sementara Aku tidak bisa menemaninya sepanjang hari."
Sejenak, Dion berhenti dan menghela nafasnya, mencoba menetralkan hatinya agar Ia tidak terbawa emosi dan suasana hatinya yang teramat sedih kala mengingat Alaska kehilangan Ibunya.
Nafa menatap wajah Dion dengan sendu, sungguh pria yang terbiasa dengan sifat dinginnya itu mendadak bersedih, membuat Nafa menjadi kasihan melihat keadaannya.
"Semenderita itukah Tuan Dion? Ya Tuhan, apakah Aku sekejam itu kepadanya?" batin Nafa.
"Dan akhirnya kamu datang, pertemuan kita yang mendadak dan kecerobohan kamu, membawamu datang ke rumah dan Aku tidak menyangka jika Alaska sangat menyukaimu. Untuk sesaat Aku tidak perduli, karena kamu hanya bertugas untuk membayar kerugian cat mobil yang sudah kamu rusak. Tapi, lama-lama ada rasa nyaman saat Aku melihatmu bersama Alaska, dia seperti mendapatkan sosok Ibu yang diinginkannya. Maka dari itu, Aku berusaha menurunkan egoku untuk bisa menerimamu. Dan akhirnya perasaan itu muncul begitu saja, entahlah! Dari mana rasa ini muncul. Tapi yang jelas, Aku sudah mulai mencintaimu, Nafa! Apa kamu tidak bisa melihatnya dari mataku? Betapa Aku sangat mencintaimu."
Lagi-lagi, Nafa dibuat tidak bisa berkata apa-apa, mulutnya terkunci seolah Ia tak perlu menjawabnya, karena yang pasti, Nafa juga mulai mempunyai perasaan yang sama dengan Dion, hanya saja Nafa masih terbelenggu oleh janjinya kepada Rudi.
*.
*
*
Sementara itu, Alaska dan sang sopir tiba di sebuah rumah milik pengusaha karaoke yang cukup terkenal itu, Alaska turun dari mobil di dampingi sang sopir untuk bertemu dengan Rudi.
"Tuan muda, ini rumahnya." seru pak sopir sembari menunjuk rumah Rudi yang mewah.
"Ayo kita masuk, Pak!" ajak bocah itu tanpa ragu-ragu.
Mereka disambut dengan baik oleh penjaga rumah, Alaska dan sang sopir dipersilahkan untuk masuk dan menunggu Rudi yang saat itu masih mandi.
"Tunggu sebentar di sini. Saya akan panggilkan Tuan Rudi." seru seorang pelayan Rudi. Alaska dan sang sopir menganggukkan kepalanya.
Tak berselang lama, Rudi datang menemui sang bocah yang tengah duduk di kursi ruang tamunya. Sejenak Rudi mengernyitkan dahinya, anak siapa yang sedang duduk di sana. Sementara sang sopir menunggunya di luar.
"Adik! Adik bersama siapa ke sini?" tanya Rudi yang bingung karena Alaska sendirian tanpa siapapun yang menemani.
"Alaska sendirian, Om!" jawabnya polos.
"Hmm ... sendiri? Kamu mau bertemu dengan Om?"
Alaska menganggukkan kepalanya, kemudian Rudi duduk di samping sang bocah dan berkata, "Ada yang dapat Om bantu anak manis?"
Alaska menatap wajah Rudi dan langsung pada pokok bahasan, "Om Rudi, Om ini pacarnya Mama Nafa, ya?" seketika Rudi mengerutkan keningnya, bagaimana bisa bocah yang baru saja Ia lihat bertanya tentang hal itu.
"Mama Nafa? Mama Nafa siapa? Emmm ... oh iya, sekarang Aku tahu, kamu pasti bocah yang diasuh oleh calon istriku, bukan?" ucap Rudi balik bertanya.
"Iya Om, Saya datang ke sini ingin mengatakan sesuatu kepada Om." Alaska terus berusaha untuk memberanikan diri memohon kepada Rudi.
"Mau ngomong apa, katakan saja sama Om?" balas Rudi santai.
"Om Rudi! Alaska mohon kepada Om, tolong! Jangan menikah dengan Mama Nafa, Alaska sangat menyayangi Mama Nafa, Om mau kan mengabulkan permintaan Saya?" Alaska berkata dengan wajah memelas, Rudi melihat kepolosan pada anak itu. Tapi sayangnya, Ia tidak bisa mengabulkan permintaan Alaska.
Rudi tersenyum dan mengelus rambut sang bocah. "Alaska dengarkan Om ya! Om mengerti Alaska sayang sama Mama Nafa, tapi Om Rudi dan Mama Alaska itu sudah dari dulu berencana untuk menikah. Jadi, kita tidak semudah itu membatalkannya, Om Rudi dan Mama Nafa saling mencintai, Om mengerti kalau Alaska tidak rela jika Mama Nafa pergi dari rumah. Tapi, Alaska juga harus tahu, Mama Nafa dan Om harus menikah. Om doakan semoga Alaska segera mendapatkan pengganti Mama Nafa, ya! Karena nanti jika Mama Nafa sudah menikah dengan Om. Maka, Mama Nafa tidak akan bekerja lagi sebagai pengasuh Alaska."
Mendengar jawaban dari Rudi, tiba-tiba saja bocah itu menangis, sungguh Ia tidak rela jika harus berpisah dengan Nafa. Rudi mencoba menenangkannya. Tapi, rupanya sang bocah terlanjur kecewa.
"Alaska jangan menangis dong! Om yakin Alaska pasti dapat pengganti Mama Nafa, ya! Mama Nafa harus tetap menikah dengan Om, dan itu tidak bisa dibatalkan lagi, Sayang!"
"Tolonglah Om! Tolongin Alaska, sekali saja! Alaska sayang banget sama Mama Nafa." kembali Alaska merengek kepada Rudi. Pria itu memeluk Alaska, ada rasa iba dalam hatinya. Namun, bagaimana pun juga Ia harus menikah dengan Nafa, tidak mungkin Rudi membatalkan pernikahannya hanya karena rengekan bocah asuhan calon istrinya.
"Aku harus segera menikahi Nafa, karena bocah ini bisa saja mempengaruhi Nafa, karena Aku tahu betul Nafa sangat menyayangi anak-anak. Aku tidak mau pernikahanku gagal gara-gara seorang anak." batin Rudi.
...BERSAMBUNG ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments
violet
ok next
2023-01-10
1
Ariyani Nurreza
fillingku Rudi tdk jd nikah sma Nafa..tp sm adik tiri ny Nafa😁😁
2022-12-21
0
Rahmi Miraie
kalau aku sii berharapny pernikahan rudi sama naura gagal..😂
2022-12-21
0