Mohon maaf, episode ke 17 ada kesalahan cerita, yang tidak bisa direvisi. Jadi langsung nyambung ke episode 18
"Bayarin loh" Kata Ilham sedikit khawatir
"Iya. Khawatir amat sih"
"Takut aja kakak nggak mau bayar. Ntar aku disandera lagi, sama warung sini"
"Yang mau nyandera kamu siapa? Makanmu banyak. Bangkrut dia. Sudah sana buru" Anand menjotos lengan kekar Ilham yang tertutup kemeja
"Siap mas bos"
-
Sementara suasana dimansion
Ahmed masih berbincang bincang dengan oma dan juga Gaby sang istri
"Bagaimana kerjaanmu dikantor? Masih kondusif ?" Tanya Oma
Ahmed tersenyum "Anand memang top ma. Dia pintar dan mampu memegang pekerjaan kantor tanpa mengeluh"
"Tuh kan, makanya oma suka sama dia. Udah anaknya ramah, sopan, baik, pinter lagi. Jangan selalu kau marahi. Salahnya apa dia. Kenapa oma lihat, kamu selalu memusuhinya" Nasehat oma
Ahmed tertawa "Itu gaya anak muda, oma. Aku nggak benar-benar memarahi. Aku suka aja gitu"
"Itu namanya ngebully mas. Kasihan tuan Anand" Selah Gaby sang istri
"Jangan sebut dia tuan, cemburu aku" Bisik Ahmed pada Gaby, tetapi oma masih bisa mendengar dengan baik
Oma tersenyum mengejek "Kau takut istrimu suka padanya?"
"Eh, eh eh. Jangan ma. Enggak ya, sayang" Menjawab pertanyaan omanya, tetapi langsung bertanya pada istrinya
Gaby mengangguk "Enggak mas. Lagian tuan Anand orangnya kan setia sama mas. Daripada macarin istri bosnya, ntar jadi masalah. Mending pilih bu Elizabeth, kan bisa"
"Hah, yang bener. Bukannya Elizabeth sudah ibu-ibu, ya" Ahmed tidak percaya
"Benarkah??" Tanya oma sambil tertawa
"Oma tau juga?" Tanya Ahmed pada oma
"Ya nggak. Baru kali ini oma dengar. Kalau Elizabeth, suka sama cowok muda seperti Anand. Tapi oma kok kasihan sama Anand ya. Nggak rela gitu. Mending, Anand jodohin aja sama adikmu si Arzu. Baru oma sreg. Bagaimana?" Oma mengabsen pasangan cucu dan cucu mantunya
"Memangnya, mereka mau apa nggak, jika dijodohkan. Entar, Arzu yang mau, Anand yang nggak mau. Repot ntar" Jawabnya mengarang bebas
"Masalah itu oma kurang tau, tapi apa salahnya. Sepertinya mereka cocok juga"
"Itu menurut oma. Eh, bentar-bentar. Aku masih penasaran tentang Elizabeth oma" Ahmed berbelok pada Gaby "Darimana sayang tau, kalau Elizabeth suka. Dia memiliki suami kan?" Ucapnya penasaran dan tidak percaya
"Lajang !!" Ucap oma dan Gaby bersamaan
"Belum nikah??" Ahmed masih tidak percaya
"Belum. Kenapa sih, kamu suka?" Tebak oma sambil mendelik
"Oma... Sebentar. Tubuh gempal itu, belum menikah ??" Tanyanya pada mereka berdua
"Belum" Jawab oma dan Gaby bersamaan
"Kalian berdua dari tadi kompak banget jawabnya"
"Kita kan cocok ya oma?" Pertanyaan Gaby diangguki oleh oma
"Kirain sudah punya anak ma, sayang" Tanya Ahmed pada mereka berdua
"Lah, memang kenyataannya dia sudah ibu-ibu. Tapi kan masih perawan" Jawab oma santai
Ahaha
Sekarang Ahmed yang tertawa dengan keras
Oma dan Gaby hanya terdiam, karena mereka berdua memang sudah tau, kalau kepala HRDnya berstatus perawan tua
"Sebenarnya ada lagi yang menyukai tuan Anand" Kata Gaby
"Siapa lagi ?? Sayang hafal bener perasaan" Ahmed mendekatkan wajahnya pada sang istri
Oma menarik tubuh Ahmed yang menutupi Gaby dari pandangannya
Ahmed duduk dengan tegak "Siapa??" Tanyanya pada Gaby lagi
"Satpam"
Ahaha
Ahmed tertawa kembali "Primadona juga dia. Kenapa sayang tau"
"Ya taulah. Orangnya kan terlihat benci sama aku. Dia kira, pacar tuan Anand, itu aku"
"Kok"
"Kan mas sendiri yang nyuruh dia ke ruanganku untuk menjemputku. Bukankah mas yang sering butuh, tapi bisanya cuma menyuruh. Jangan pikun" Sarkas Gaby yang ditertawakan oleh oma
Ahaha
Sekarang oma yang tertawa "Sekarang aku faham. Cucuku ternyata, cemen ahahaha"
Ahmed mendengus kesal "Oma, ini cucu oma. Oma jangan sanjung Anand terus didepanku"
"Helleh, memang benar kan, kalau bukan campur tangan darinya, kamu juga akan menjadi bujang lapuk seperti para karyawanmu" Ejeknya "Udah, oma capek. Ingin tidur"
Gaby berdiri dan membantu oma untuk berdiri "Hati-hati oma"
"Iya sayang. Kamu yang sabar. Bimbing dia, biar tidak kayak anak kecil ahaha" Lagi-lagi oma mengejek cucunya dengan renyah
"Ish oma, sama cucunya ngejek melulu"
"Biarin, oma suka"
-
Anand dan Ilham sedang menyantap pecel lele yang ada diwarung tenda langganan Anand
Tiba-tiba ada wanita cantik yang menyapa Ilham "Pak dokter" Sapanya
Ilham celingak celinguk "Mbak bicara sama saya?" Tanya Ilham ragu
"Iya. Anda dokter Ilham kan?" Tanya gadis cantik tadi
"Iya betul. Anda siapa ya?"
"Saya suster Ida. Asisten anda"
"Oh, adu maaf saya lupa. Soalnya lapar, jadi nggak ingat"
Anand menatap sang adik "Terus sekarang sudah ingat"
Ilham berbisik "Belum kak" Kemudian, Ilham bertanya pada Ida yang mengaku sebagai asistennya "Kamu sendiri?" Tanyanya
"Tidak. Saya kesini bareng mamaku"
"Oh"
Anand menyodorkan uang pada Ilham "Sana bayar" Lalu, Anand berdiri dan keluar dari warung tersebut "Silahkan duduk mbak, bu" Tawarnya pada gadis tadi yang mengaku sebagai asisten adiknya
"Terimakasih pak"
'Weleh, tua banget aku' Batin Anand tersenyum kecut
-
Setelah selesai membayar, Ilham senyam-senyum, lalu membuka pintu mobil samping kemudi "Lah, kok kakak disini"
"Kamu yang ngemudi. Kontaknya kan ada pada kamu"
"Ck, udah seneng-seneng dapat duit kembalian. Eh, disuruh jadi sopir lagi"
Anand menoleh keatas, yang masih ada Ilham berdiri disampingnya "Mau nggak?? Kalau nggak mau, aku tinggal disini. Sana kamu naik ojek"
"Hmm kalah terus. Kapan menangnya aku. Nasib-nasib"
"Sudah yang ikhlas. Biasanya juga kebut-kebutan kok, sekarang banyak alasan"
"Siap gan"
Brakkk
Ilham menutup pintu mobil, kemudian berlari kecil memutari mobil
Ilham sudah duduk dikursi kemudi "Mampir kemana lagi kak ?"
"Pulanglah. Capek"
"Oh, kirain mau cari cewek" Tebaknya. Tetapi, Anand hanya diam dan santai saja tidak menanggapi adiknya
Beberapa menit tidak ada yang memulai bicara. Adanya suara alunan musik yang Ilham putar untuk teman bersenandung
"Kak"
Anand menoleh "Hmm"
"Kakak kapan menikah?" Tiba-tiba Ilham ingin bertanya seperti itu
"Kenapa tanya itu"
"Bos kakak kan sudah menikah, kok kakak nggak kesetrum gitu"
Bugk
Anand memukul lengan Ilham "Kalau kamu sudah punya cewek, nikah duluan aja. Asal ada uang pelangkah"
"Busyet. Tadi makan aja aku masih minta ditraktirin, main langkahin terus kasih uang pelangkah?? Itu namanya nggak ikhlas. Lepas kepalanya, tapi kakinya tetap dipegang"
Anand tertawa "Makanya, jangan samakan aku sama bos Ahmed"
"Memang kenapa, kakak kan sudah umur"
Anand menatap Ilham dengan tajam
"Dewasa maksudnya kak" Ilham mendorong wajah Anand "Lihat kedepan kak, jangan lihat kesini"
BERSAMBUNG.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Siti Nurjanah
ceritanya datar bngt gaada greget nya...cpt bosqn
2022-09-29
0
Yanti Linggar
gimn ga pusing,ngomong dlm hati mulu 🙄🙄
2022-03-24
1
Tutun Imam
ko banyak ngomong di hati sih thor
2022-02-14
1