Beberapa hari melakukan bulan madu, kini pasangan pengantin baru ini pulang ke mansion.
Ahmed yang sudah terlalu lama tidak kekantor, pagi ini, iapun sudah mulai untuk bekerja lagi dikantor
Anand sudah menjemputnya lagi kemansion, rumah majikannya "Tuan, apa tuan sudah siap?" Ucapnya berdiri disamping mobil yang sudah ia buka pintunya
Ahmed tidak menjawab, melainkan melontarkan ucapan yang menohok "Kamu melihat aku tidak memakai piaya kan Nand"
Anand terdiam, tapi tangannya gatal ingin menonjok bibir bosnya yang suka bicara iseng
'Menjawab baik-baik bisa kan, tuan'
Sayangnya, Anand tidak berani berucap
Kemudian, Anand menganggukkan kepala bermaksud pamit kepada kedua wanita yang telah berdiri diteras
"Hati-hati Nand. Jika cucuku susah diatur, jewer saja kupingnya" Pesan oma yang berdiri disamping Gaby istri pak bos
Anand tersenyum "Siap ndoro oma" Lalu, Anand memutari mobil, untuk masuk dibagian kemudi
"Eh, eh. Tunggu-tunggu dulu, Anand" Ucap oma menghentikan langkah Anand
Anand mendekati oma kembali "Iya oma"
"Oma ada apa" Ahmed membuka jendelanya dari dalam mobil "Ada apa oma, ada yang ketinggalan?" Tanya Ahmed pada omanya
"Tidak. Oma tidak tanya sama kamu"
Ahmed memutar bola matanya jengah 'Kebiasaan. Oma selalu bikin malu'
"Anand, kamu nggak sarapan dulu?" Tawar oma
Anand belum menjawab, tetapi pertanyaan untuknya disambar oleh cucunya
"Jangan ditawarin oma. Ntar jadi kebiasaan"
"Nggak masalah. Orang oma yang ingin nawarin, bukan dia yang minta" Ucapnya melirik cucunya sebal
"Entar dihabiskan dia semua, oma. Dia makannya banyak" Tuduhnya pada Anand
"Tuan. Jangan sembarangan menuduh saya. Gini-gini, beras yang ada dirumah masih banyak. Katanya" Ucap Anand tersenyum dan ditertawakan oleh semuanya
Ahahaha
"Sok ngerti kamu. Palingan, dapur saja kamu nggak pernah tau letaknya kan?" Ejek Ahmed
"Itu kalau tuan. Baru benar" Ejek Anand tak mau kalah
Ahaha
Sekarang oma yang tertawa "Kau benar Anand. Dia yang tidak tau pintu dapur"
Ahaha
Anand ikut tertawa dan terbang diatas awan karena selalu dibela oleh nyonya besar
"Anand. Aku sudah didalam. Kenapa kamu masih diluar. Kupecat nanti kamu" Teriak Ahmed dari dalam mobil
"Iya, iya tuan" Jawabnya pada Ahmed, lalu "Oma, terima kasih atas tawarannya. Kebetulan, kami sudah sarapan. Karena saya kan masih mempunyai orang tua komplit oma, dan satu adik. Jadi, kami sudah sarapan berempat" Liriknya pada bosnya
Oma tersenyum
"Anand !!" Teriak Ahmed
"Tuh kan oma, bos selalu tidak tau diri" Ucapnya lirih. Hanya oma dan Gaby saja yang mendengar. Sedang orang yang didalam, tidak mendengar
Oma dan Gaby tersenyum lebar, mendengar gerutuhan asistenannya
Anand memutari mobil kembali "Mari oma, Gab.. Eh, nyonya" Pamit Anand pada kedua wanita yang masih setia berdiri
"Tua banget panggilnya" Protes Gaby pada Anand
"Maaf nyonya, saya tidak mau dipecat oleh bos. Mari" Ucap Anand yang disenyumi oleh oma Suzan
Ahmed melongok lewat kaca jendela mobil yang masih terbuka "Sayang, oma, aku berangkat dulu ya. Hati-hati dirumah" Teriak Ahmed berpamitan, lalu "Tutup jendelanya Nand"
Anand mengangguk patuh, kemudian menurutinya
-
Diperjalanan
"Ehem"
"Keselek apa kamu" Tanya Ahmed
"Lidah tuan" Jawabnya asal
Ahmed membuang muka kesamping sambil ingin tertawa
"Eng tuan"
"Apa?!"
"Bagaimana bulan madunya tuan? Manis??"
"Lengket"
"Ish, apanya tuan. Saya belum 17 plus tuan, jadi kurang faham"
Ahmed menendang kursi kemudi yang ada didepannya "Makanya buruan nikah. Biar umurmu langsung meroket. Usia hampir uzur belagu belum 17. Kebalik kali"
Anand ingin protes, tetapi sudah diserang ucapan bosnya lagi
"Jangan-jangan belum ada yang mau sama kamu kali"
"Ck. Kalau begitu, tuan kerjanya setengah hari saja tuan"
"Kok aku. Maksudnya aku disuruh nyariin pacar buatmu? Sorry"
"Sudah saya duga, jawaban tuan pasti seperti itu"
"Maksudmu apa?"
"Tuan, kita bekerja dikantor, ibarat berangkat belum ada matahari, dan pulangnya juga sudah tak ada matahari. Kapan saya akan mencari cewek"
"Dijalan banyak"
"Jangan begitu tuan"
"Loh kamu maunya seperti apa?"
Belum Anand menjawab, sudah disamber lagi "Seperti Gaby"
"Ish, bukan tuan. Mana saya berani nyamain tuan"
"La itu gadis yang ada dikantor"
"Jangan tuan"
"Kenapa jangan. Kamu pasti ditolak ya?" Bohong Ahmed. Padahal Ahmed sedikit tau, kalau Anand, termasuk pria yang menjadi incaran banyak karyawan yang ada dikantornya
"Terserah tuan"
Anand segera menghentikan mobil ini, lalu turun dan membukakan pintu mobil untuk sang bosnya
Setelah beres, Anand masuk kemobil, untuk memarkirkan mobilnya dibasement gedung perkantoran ini
-
Dikantor
Hari ini, ada jadwal rapat dengan para direksi, yang menjadi tangan kanan perusahaan ini
Selama ditinggal berbulan madu oleh bosnya, ternyata Anand mampu menyelesaikan dengan baik
"Anand, kinerjamu sangat bagus. Aku suka"
Anand hanya tersenyum
"Kenapa kamu tersenyum doang. Nggak ingin, dipuji"
"Kenyang tuan"
"Maksudnya??"
"Yaiyalah, dikit-dikit dipuji. Kenyanglah tuan"
"Dasar"
-
Malam harinya
Seperti biasa, Anand mengantarkan Ahmed terlebih dahulu ke mansion, lalu menukar mobil pribadinya, baru Anand pulang kerumah
Sebelum keluar dari gerbang mansion, Anand mendapatkan pesan dari rumah sakit, jika adiknya minta dijemput
"Ini bocah, lama-lama ingin ngucek aku. Tiap hari, ada aja acara ngerecokin"
Meskipun Anand sebal dengan adiknya, Anand selalu bertanggung jawab terhadap keluarganya. Iapun tak tega untuk mengabaikan pesan dari adiknya tersebut
Anand sudah sampai dipintu gerbang rumah sakit, dimana adik kandungnya bekerja disini
"Hehe buka pintunya kak" Ucap Ilham sambil ketok-ketok pintu mobil, yang masih tertutup dan terkunci dari dalam
Anand membukanya dari dalam "Mana motormu?"
Ilham sudah masuk kemobil milik kakaknya "Bocor"
"Kamu nabrakin apa sampai bocor" Ucapnya sibuk memutar balik mobilnya, karena Anand ingin mencari makan
"Mana aku tau kak. Taunya udah malam, aku mau pulang"
"Ya cari bengkel dong"
"Mana ada bengkel buka malam-malam gini. Eh, ini kok putar balik. Mau makan ya?" Ucap Ilham kegirangan
"Iya. Ntar kamu tunggu aja didalam mobil ya. Aku yang akan makan"
"Busyet, tega kak?"
"Kamu juga tega. Kakaknya disuruh jadi driver. Nglunjak kamu"
"Ed dah. Kakak sendiri yang bukain pintu sebelah sini. Main nyalahin aja"
"Kan kamu ngetoknya juga disebelah situ, gimana sih"
"Iya dah, salah"
Anand terdiam sejenak karena fokus dengan jalanan
"Oiya, gimana kerjaanmu. Betah?" Tanya Anand
Ilham tersenyum "Betah dong. Kan sudah ada partner"
"Pacarmu kerja disitu juga?"
"Nggaklah. Ada yang baru"
"Hus. Kamu mau ngrentengin cewek?"
"Si Susi udah kuputusin kak. Aku ini jombloh"
"Bukannya Susi menolak ya. Helleh belagu"
Anand sudah memarkirkan mobilnya diparkiran yang sudah disediakan warung tenda ini
"Kakak, aku ingin martabak. Beliin ya"
"Dih, udah punya cewek, kantongnya bokek. Nggak malu sama kantongnya?"
"Kan belum gajian kak. Hari ini hari pertama aku kerja. Tolong please. Jangan ungkit masalah duit"
"Kalau pacar?"
"Jangan juga"
Pok
Anand memukul lengan sang adik "Yuk ah masuk. Udah lapar aku"
"Martabak" Rengeknya
"Ya udah sana pesen"
"Bayarin loh"
"Iya. Khawatir amat sih"
"Takut nggak dibayar. Ntar aku disandera"
"Yang mau nyandera kamu siapa? Makannya banyak. Bangkrut dia. Sudah sana buru"
"Siap"
BERSAMBUNG....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Maulana ya_Rohman
masih nyak thor
2022-10-14
0
Nenk Leela Poetrie Mawar
hahaha papi anand sama papa Ilham lucu ya mereka pas waktu muda 🥰😂😂
2022-05-17
2