Gaby masih berdiri diam tidak menjawab
"Apakah ada yang terluka?" Ucap Ahmed memastikan tidak terjadi apa apa.
Ahmed masih berdiri didepan Gaby, tangannya masih memeriksa tangan Gaby, yang memegangi kresek yang ada belanjaannya didalam
"Tidak tuan. Aku tidak apa apa. Terima kasih" Ucap Gaby sambil menyeret tangan Lizet "Lizet, ayo pergi"
Tangan Ahmed menjulur diudara "Nona tunggu. Ayo kemarilah, kresekmu sudah hancur. Nanti kau akan kesusahan untuk membawanya pulang" Cegah Ahmed, agar Gaby tidak pergi begitu saja.
Ahmed menggandeng lengan Gaby. Gaby berontak, dan ingin melepas tangan Ahmed yang menempel dilengannya.
"Tuan" Netra Gaby menoleh pada tangan Ahmed, yang memegang lengannya. Tapi Ahmed tidak mendengarkan
"Maaf tuan, tangan anda !!" Teriak Gaby
Ahmed langsung menoleh "Eh, maaf nona. Mari bawa belanjanya kekasir, minta plastik disana. Agar nona tidak kesusahan membawa belanja" Bujuk Ahmed
"Tidak perlu ! aku bisa" Tolaknya
"Kau yakin?" Ahmed masih membujuk Gaby. Ahmed merubah cara panggilnya, agar lebih mudah
"Sudah kubilang aku bisa" Lagi lagi penolakan dari Gaby
"Baiklah baiklah, tunggulah disini Sebentar. Akan aku ambilkan" Ucap Ahmed,
Ahmed berjalan menuju kasir, meminta kresek untuk menyimpan barang barang belanjaan Gaby
Gaby masih setia berdiri, sambil menunggu kresek yang masih diambilkan oleh Ahmed
"Kenapa hari ini aku sial terus" Gerutu Gaby sambil menggaruk tengkuk yang tidak gatal.
"Kamu cerobo sih" Timpal Lizet menyenggol lengan Gaby
"Cerobo yang bagaimana? Kita tadi asyik ngobrol kan? cerobohnya yang mana? lihat" Gaby menunjuk orang orang yang lewat, sambil ngobrol "Mereka sama kayak kita kan?"
Beberapa menit kemudian, Ahmed datang, dan menyerahkan kresek yang dijanjikan tadi "Silahkan"
Lizet menyenggol lengan Gaby
"Apa?" Gaby belum faham kode dari Lizet
"Itu" Tunjuk Lizet dengan netranya
"Apaan. Ngomong yang jelas Lizee...." Gaby mengikuti tangan Lizet yang menunjuk arah belakang Gaby
"Oh, sini" Gaby menarik paksa kresek tersebut
"Terimakasih" Ucap Ahmed menyindir
"Iya, terima kasih kreseknya. Semoga bermanfaat" Ucapnya kurang ikhlas
Ahmed tersenyum, melihat seorang gadis, mengucapkan terima kasih, harus disindir terlebih dahulu
"Terima kasih, kami permisi" Ucap Gaby dan Lizet, sambil pamit dengan mengendikkan kepalanya
"Silahkan" Ucap Ahmed sopan
-
Mereka akhirnya berjalan sambil menggerutu
"Kamu sih, nggak nolongin aku. Jadinya kan begini" Ucap Gaby tak terima
"Tadikan tuan Ahmed yang menolongmu. Apa kurangnya. Jangan judes sama bos. Dipecat , baru tau rasa" Lizet menasehati
"Sudah sudah, yuk kita makan. Laper perutku"
Mereka akhirnya menuju ke foodcourt
Gaby dan Lizet duduk berdampingan, dan menaruh tangannya di meja pantry foodcourt.
Sedetik juga, pelayan datang menghampiri
"Pesen apa mbak? Silahkan dilihat lihat dulu menunya" Pelayanpun sibuk dengan pengunjung lain, yang masih memesan makanan siap saji itu.
Gaby dan Lizet masih sibuk memilih menu makanan tersebut "Lizet, kau mau makan apaan?" Ucap Gaby menawari
"Roti bakar isi sosis aja deh" Ucap Lizet
Pelayanpun mendekat kembali "Gimana mbak, pesan apa?"
"Roti bakar isi sosis dua deh, pesennya disamain aja biar cepet, sama es jus alpukat dua"
"Oke, tunggu ya mbak"
tak menunggu lama, makanan pesanan merakapun datang.
"Lizet... Lihat kesana" Ucap Gaby sambil menyikut Lizet dengan menunjuk kearah Ahmed "Kenapa dia masih keluyuran disini ,bikin tak tenang saja" Ucap Gaby sambil mempercepat menghabiskan makanannya.
"Kau ini ya.. Orang kaya itu bebas... Apalagi dia yang punya mall ini. Kau saja yang datang tak permisi" Ucap Lizet yang bikin bingung Gaby.
"Apa!! Mana ada orang mau belanja dimall harus permisi sama yang punya!! Yang benar saja kau..." Gaby matanya melotot kearah Lizet.
"Kamu kenapa ih melotot kepadaku.. Tak pernah lihat orang cantik sepertiku ha.." Ledek Lizet.
"Sudah sudah... Jangan bikin aku nambah pusing.. Ayo cepetan. Habiskan makanannya. Lalu pulang. Capek"
Lizet menurut saja. Karena dirinya juga sudah capek "Oh iya, nginep dirumahku yuk. Pamanmu malam ini menginap kan?"
"Eh, nggak tau" Gaby segera membuka ponselnya, lalu mengecek "Nggak ada pesan apapun kok. Lembur paling dia"
Pamannya Gaby biasa menginap diapartemennya, jika tidak lembur. Kalau lembur, biasanya tidur dimes atau dikontrakan temannya
"Oh kirain"
"Kamu aja yang tidur ditempatku Liz"
"Emm" Lizet sedikit bimbang. Antara mau dan tidak mau "Ya deh"
"Nah gitu dong"
-
Mereka berdua sudah diapartemen milik Gaby "Masuk yuk" Baru saja membuka pintu, seseorang yang ia kenal sedang mengusap-usap rambut basahnya dengan handuk "Loh om, kok sudah pulang. Kirain lembur"
"Tidak"
"Kok nggak ngasih tau, kalau mau pulang"
"Kan aku punya kuncinya, Gaby"
"Yah.." Gaby sedikit kecewa takut Lizet tidak enak
"Kenapa?"
"Aku ajak Lizet nginep, biar ada teman. Taunya om pulang"
"Ya nginep-nginep aja. Ngapain sungkan. Memangnya kita tidur bareng. Nggak kan"
"Liz, nggak pa-pa ya, ayo deh masuk" Gaby menarik lengan Lizet "
Setelah masuk "Oh ya Liz, kenalin dong. Ini pamanku. Om kenalin dong"
"Iya"
Mereka berjabat tangan
"Erik / Lizet" Diucap bersamaan
"Sudah, jangan lama-lama. Ayo Liz " Gaby mengajak Lizet masuk kekamar
"Gaby, aku jadi nggak enak"
"Nggak enak kenapa?"
"Sama om mu lah"
"Ish, nggak pa-pa. Dia tidurnya memang diluar. Mau tidur bareng dia?"
"Ish ngaco"
-
Sementara di mansion
Ahmed baru pulang, dan mencium pipi omanya "Malam oma"
"Malam. Kamu langsung ke market"
"Iya ma"
"Ya sudah, kau terlihat capek. Bersihkan badanmu, lalu istirahat"
Ahmed melangkah menaiki tangga
"Sayang..."
"Iya ma"
"Bagaimana kerja pertamamu hari ini? Menyenangkan?" Tanya oma.
Ahmed tersenyum
"Baiklah, mandilah"
"Baik ma"
Susan manggut-manggut "Jangan lupa, pakai air anget ya" Teriaknya
Kembali, Ahmed hanya tersenyum sebagai jawaban
Dikamar.
Ahmed segera membersihkan diri. Setelah selesai, iapun merebahkan tubuhnya diatasi ranjang
Ahmed membuka ponsel dan berselancar didunia maya, tiba tiba teringat gadis yang bertabrakan dimall, yang termasuk karyawan diperusahaannya juga.
Ahmed berteman dengan segelintir orang, yang bermain FB disana. Ahmed iseng, dengan orang orang yang ingin mengajaknya berteman.
Permintaan berteman ratusan orang, tapi tidak ia otak atik. Karena Ahmed jarang menggunakan aplikasi ini
Tak sengaja, ia melihat foto profil seorang gadis, yang ia incar tadi pagi
"Ah, ini dia Gabriella Paulina? betulkah ini namanya?" Ahmed bertanya dalam hati, sambil membuka profil.
Dengan penasaran, diapun mulai chat lewat inbox.
"Assalamualaikum...." Pesan ia kirim tring.
"Waalaikumsalam..Tuan Ahmed.. Ada apa?" pesan masuk dari Gaby.
Dengan berbinar binar wajah Ahmed langsung membalas chat Gaby.
"Kau belum tidur" Tanyanya masih dengan chat
"Anda tidak salahkah mengirim pesan tuan" Gaby
"Tidak... Bisakah aku meminta no ponselmu?" Ahmed to the point
"Tuan... Minta kepada kepala HRD kan ada tuan.."
"Kenapa aku harus meminta kepadanya, bukankah pemilik nomor ponsel yang aku maksud masih belum tidur?"
"Hehe..Tuan bisa aja.. Tapi saya tidak menjualnya tuan" Gaby.
"Kamu ya.. Ayo cepat kasih.. Apa kau mau gajimu saya potong, atau aku pecat"
"Eh jangan tuan"
"Makanya kasih. Jangan pelit"
Terlihat chat yang ia kirim, lama tidak ada balasan 'Kemana dia'
BERSAMBUNG.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Nenk Leela Poetrie Mawar
dasar bos pemaksa
2022-05-16
0
Tutun Imam
seru nih
2022-02-13
0
Saftanierni Erni
tanpa drama panjang lebar langsung terhubung
2021-08-02
0