Dimansion.
"Selamat datang tuan" Sambut para pelayan mansion dengan hormat.
Ahmed mengangguk dengan senyuman.
"Oya, oma mana paman jaka?" Tanya Ahmed kepada kepala pelayan.
"Sepertinya nyonya besar ada dikamar tuan" Jawab Jaka
"Oh.. Ya sudah. Saya kekamar dulu ya paman"
Jakapun mengangguk
Ahmed mulai masuk kekamar, untuk membersihkan diri dikamar mandi
Tak berapa lama, diapun selesai dengan balutan handuk, yang melilit diperutnya, lalu mengeringkan rambut dengan handuk kecil sambil bersiul siul.
Yah, hatinya saat ini sedang berbunga bunga seperti kumbang berlarian ditaman bunga.
Ahmed sudah rapih dengan baju rumahan
Sambil senyam senyum sendiri, ia mulai merebahkan badannya ke atas ranjang. Sambil membayangkan
"Ah...Gaby, chat ah"
Ahmed mengambil benda pipih lalu berselancar disana.
"Hai nona, besok jangan lupa datang ke mansion untuk acara ulang tahun oma ya.. Jangan lupa, jangan sampai terlambat ok. Aku tunggu " Tring... Pesan terkirim
'Ai....'
Gaby segera membalas pesan dari bosnya
"Tuan.. Memangnya nyonya besar mengundangku? Memangnya beliau kenal denganku, tuan?"
"Ya kenal lah. Kamu kan mantan pegawai nya"
Gaby sedikit berfikir, lalu membalasnya lagi "Kayaknya saya nggak bisa hadir tuan" Bohongnya
"Kebetulan saya banyak acara" Sambung pesan dari Gaby
"Jadi kau menolak undangan dari mantan bosmu?"
Hening tanpa ada berbalas pesan
"Gaby, aku telpon ya"
Kemudian panggilan telepon itu masuk
Gaby langsung menerima panggilan tersebut "Hallo tuan. Saya sudah punya janji. Saya tidak bisa"
"Kenapa tidak bisa. Lebih penting mana. Mantan bosmu, apa orang lain"
Gaby terdiam
"Hallo, kamu masih ada disana?"
"Masih"
"Ya sudah. Pokoknya, besok Anand yang akan menjemputmu. Tidak ada penolakan lagi"
"Tapi tuan"
"Apa?? Masih menolak?!"
Dengan memberanikan diri, Gaby menjawab "Nanti saya dicuekin seperti tadi siang"
"Hei... Kata siapa kunjungan tadi siang aku nyuekin. Kamunya saja yang enak enak tidur"
"Ih, tuan"
"Kau naksir sama operator ya ? apa sekarang kau sudah tidak menyukaiku?" Pedenya Ahmed
"Apaan si tuan. Untuk saat ini, belum ada tanda tanda saya menyukai seseorang"
"Sama aku juga belum ada?"
"Hiyaaaa"
"Kupotong gajimu" Ancam Ahmed
"Kalau begitu, aku tidak mau hadir"
"Hei, jangan ngancam kamu ya. Lihat saja jika besok kau gajian. Kupastikan, tinggal kertas doang" Ancamnya lagi
"Jangan begitu tuannnnnnnn.."
Tut
Panggilan terputus
Sementara dimansion, Ahmed kegirangan karena berhasil membuat kesal seseorang. Sedangkan seseorang yang berada diapartemen, marah marah tak jelas
Gaby sudah menendang nendang angin
"Kebiasaan, jika salah, selalu potong gaji. Yang benar saja. Lama lama temannya pada gajian, aku yang gigit jari. Ih, menyebalkaaaaan!!! "
-
Dimansion
"Tuan.. Makan malam sudah siap" Ucap pelayan dari luar pintu.
Ahmed berdiri, lalu menyimpan ponselnya, dan bergegas keluar, untuk makan malam.
"Hai oma" Sapa Ahmed
"Hai sayang. Besok hari terindahku, kau jadi kan mau memberi kado spesial buat oma hemm?" Ucap oma
"Doakan saja oma, pasti cucumu akan memberikan kado spesial buat oma"
Dalam hati Ahmed 'Mudah mudahan Anand berhasil membawa Gaby kemari. Suka nggak suka, kau harus kudapatkan' Tangan Ahmed mengepal, memberi semangat untuk dirinya sendiri
Oma mengernyitkan dahi "Benarkah? cucu oma akan memberikan kado spesial? "
Ahmed manggut manggut "Berdoa saja oma, semoga Anand bisa berhasil membawa kejutan kemari"
"Kok Anand. Cucu oma kan kamu bukan Anand. Masa seorang gadis saja harus asisten yang mencarikan. Kasihan banget si Anand"
"Ya bukan begitu oma, Anand hanya menjemputnya saja. Jika cucu oma yang menjemput, pekerjaan Anand apa dong? "
"Ya nyari cewek jugalah" Kesal Suzan
"Haiss, begitu saja harus kejar kejaran oma"
"Kaukan memang begitu"
-
Sementara diapartemen
Gaby yang sejak tadi berbaring sambil nonton televisi tiba tiba
"Cling" pesan masuk
"Nona. Besok jangan lupa jam 17.00 saya jemput" Anand.
"Jemput, memangnya mau kemana?" Masih melalui pesan
Tiba tiba
Dredet dredet.... ponsel Gaby berbunyi
Gaby membaca penelpon tersebut "Asisten Anand?" Gaby memencet tombol terima
"Hallo nona... Apa nona lupa undangan nyonya besar tempo hari?" Suara Anand dari ujung telepon
"Oh yang... " Gaby agak berfikir
"Yang berwarna peace masih ingat? " Suara Anand
"Oh, ya ya... Ingat ingat "
"Sudah ingat? "
"Iya tuan asisten, sepertinya undangan tersebut tertinggal dikantor"
"Oke.. Jadi, sampai jumpa besok ya"
"Ya"
Panggilan terputus..
'Iyain ajalah, daripada gajiku kepotong terus setiap salah...Tapi sebenarnya sibos tak pernah memotong gajiku sejak dulu..Tapi kenapa hobbynya senang sekali untuk menggertakku' Gumam Gaby.
-
Malam berganti pagi. Mentari pagi muncul dengan cantiknya dari ufuk timur.
Gaby yang sudah bangun, ia berdiri dibalkom apartemennya menyaksikan keindahan alam dan udara yang sejuk.
Hari ini hari sabtu, hari yang indah untuk berlibur dan bersantai. Tapi tidak dengan hari ini. Karena hari ini, Gaby ada janji untuk mendatangi undangan mantan bosnya
Gaby mulai bersih bersih, karena setiap hari disibukkan kerja dikantor.
Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 16.00.
"Ah selesai sudah pekerjaanku hari ini. Mandi dulu ah..." Gaby masuk kekamar mandi, untuk membersihkan badannya yang terasa lengket sekali.
Setelah mandi selesai, iapun berdandan tipis tipis tapi tidak mengurangi kecantikannya.
Baru saja memoles blush on dipipi, suara bel pintu depan sudah berbunyi
"Ganggu aja, siapa sih"
"Ting tong ting tong " bel berbunyi kembali
"Ya sebentar" Jawab Gaby sambil berlari membukakan pintu
Gerret
"Tuan, kok tuan tau tempat tinggalku?" Gaby terkejut
"Bagiku, itu sangat mudah nona, untuk mendapatkan alamatmu"
"Hmmm" Ejeknya pada Anand "Anda pasti mengikuti ya? benarkan? "
"Maaf nona... Saya tidak ingin bercanda. Sekarang sudah pukul 16.30 saatnya kita berangkat "
"Masih jam segitu, masih lama"
"Jangan lupa, ini akhir pekan nona. saya tidak mau seseorang menyalahkan perjuangan saya menjemput nona"
Gaby mengernyitkan alisnya "Maksud tuan apa? "
"Jalanan pasti akan macet diakhir pekan. Jadi, saya menjemput nona lebih awal" Anand beralasan, agar pekerjaannya untuk hari ini lulus dengan baik
"Oh gitu.. Ya sudah, tunggu sebentar, saya ambil tas dulu"
Gaby masuk kedalam, menyisakan Anand yang berdiri, tanpa ingin mempersilakan duduk
Hanya nunggu beberapa menit, Gaby sudah kedepan menghampiri Anand
"Tuan, saya sudah.. " Maksud Gaby sudah siap
"Baiklah..Ayo berangkat sekarang" Ucap Anand berdiri menyingkir, untuk mempersilakan Gaby berjalan duluan
Merekapun turun dari lantai 10 tempat gaby tinggal.
-
Anand membukakan pintu mobil, untuk Gaby "Silakan nona"
Gabypun menunduk, lalu masuk kedalam mobil tanpa protes
Anand mulai mengemudi mobilnya dengan kecepatan sedang. Anand tidak banyak ngomong ataupun sekedar ngobrol, jika Gaby tidak mendahului untuk bicara
Hanya beberapa belas menit mobil ikut meramaikan jalan, kini berhenti dihalaman sebuah butik yang besar dan megah
"Loh, kok berhenti disini tuan" Ucap Gaby
Anand terdiam. Ia langsung membukakan pintu saja untuk Gaby "Silahkan turun nona"
"SUSAN BUTIQUE" Gaby membaca tulisan besar diatas gedung yang lumayan ramai pengunjung
"Silakan nona, ikuti saya" Kali ini Anand berjalan didepan Gaby, tapi sesekali ia menengok kebelakang, agar tidak terkesan tak bertanggung jawab terhadap barang bawaan titipan bosnya. Harus dijaga
Dari dalam sudah dibukakan pintu oleh petugas penjaga pintu "Selamat datang tuan Anand, nona" Sapa Tika ramah
Anand dan Gaby tersenyum menyambut sapaannya
"Kami langsung masuk? " Tanya Anand pada Tika
"Iya tuan, anda sudah ditunggu sama mbak Zaidah didalam"
"Baiklah "
Anandpun masuk kebutik, untuk menemui orang kepercayaan nyonya Suzan
BERSAMBUNG....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Tutun Imam
enak amat ya si gaby
2022-02-13
0