Sore ini begitu cerah Lea kembali diberi kesempatan kembali memakai motor kesayangannya untuk pergi ke kampus tapi sayang saat perjalanan pulang langit langsung gelap dan hujan turun dengan derasnya.
Lea yang tanpa persiapan terjebak ditengah jalan yang macet parah,susah untuk dihindari hujan yang turun dengan derasnya.
"Mau ga mau ini mah harus berteduh"
ucapnya seorang diri yang langsung menepikan motor disalah satu toko yang kebetulan ada tempat parkir cukup luas.
"Gubrak...!!"
Pas di depan mata Lea terjadi kecelakaan motor yang tertabrak mobil yang lepas kendali karena faktor jarak pandang dan jalanan licin akibat hujan deras, kondisi mobil sendiri berhenti setelah menabrak tembok pembatas pagar pemilik rumah mewah, kedua pemilik kendaraan dalam keadaan luka parah memerlukan pertolongan secepatnya.
Banyak saksi mata yang melihat kejadian itu tapi tidak ada yang tergerak untuk menolong korban tabrakan yang terlihat terluka cukup parah dengan banyaknya darah yang keluar dari luka yang ditimbulkan dari benturan kedua kendaraan,bahkan dalam keadaaan kritis memprihatinkan.
Jiwa pedulinya tidak bisa hanya menonton saja, dengan tidak memperdulikan sekitarnya Lea langsung turun dan menyetop kendaraan yang mau membantu untuk ke rumah sakit membawa korban.
"Dok..tolong dia korban kecelakaan"
Setiba di IGD Lea langsung meminta bantuan pada dokter yang berjaga saat itu,tidak memedulikan pakaiannya yang berlumuran darah,bahkan dia berani menjadikan dirinya pihak yang bertanggungjawab untuk korban.
Lea masih bisa tenang dengan memeriksa tas milik korban yang kebetulan melekat di punggung korban untuk menemukan data diri atau benda yang bisa terhubung dengan keluarga korban guna memberi tahukan keadaannya saat ini.
Tidak lama korban yang lain menyusul disertai kedatangan polisi yang ingin mencari informasi baik data korban maupun kondisi terkini dan bertanya pada saksi yang membantu korban.
Masih belum beranjak dari tempatnya Lea dengan penuh harap, untuk kejelasan dari kondisi korban dan kedatangan keluarga korban, karena dirinya yang menjadi penanggung jawab.
"Mbak Lea..?"
Suara lelaki yang bertanya tepat pada Lea,yang masih berdiri di depan IGD dalam keadaan lelah dengan noda darah masih melekat di bajunya.
"Ya..saya,maaf anda siapa ya..?"
Tanya Lea pada lelaki yang terlihat khawatir dan berusaha mencari tahu perihal korban kecelakaan yang menghubungi dirinya, melalui ponsel korban yang Lea temukan di tas miliknya.
"Saya yang mbak hubungan dari ponsel yang mbak pegang"
Lelaki itu menjelaskan dengan menunjuk ponsel dalam genggaman Lea,belum sempat Lea menjelaskan maksud menghubungi lelaki itu, tiba-tiba datang wanita dan lelaki paruh baya yang langsung marah-marah pada Lea yang berdiri di samping lelaki yang baru saja meminta penjelasan padanya.
"Jadi kamu yang menabraknya.. pokoknya kamu harus tanggungjawab !!"
Teriaknya dengan menangis histeris membuat suasana di IGD semakin kacau tidak terkendali dan tidak kondusif, belum lagi kedatangan keluarga dari yang menabrak korban makin membingungkan bagi yang tidak tahu kronologis kejadiannya.
"Bunda..tenang,ini rumah sakit,kita bicarakan baik-baik !"
Lelaki muda itu menenangkan wanita paruh baya yang masih histeris yang memegang erat tangan Lea penuh amarah.
Berhubung korban dari kedua belah pihak masih belum sadarkan diri dan masih dalam penanganan,mau tidak mau Lea sebagai saksi banyak diberitakan pertanyaan seputar kronologis kejadian,tapi tidak dengan wanita paruh baya dan suaminya yang memvonis Lea yang harus bertanggungjawab.
"Ibu tenang..kasih kesempatan saya untuk bertanya padanya "
Pinta pihak polisi dengan menenangkan wanita itu, sedangkan Lea lebih memilih diam selain pihak polisi yang bertanya pada dirinya sebab dengan acara apapun Lea menjelaskan tetap akan salah dimata orang tua korban karena bukti darah yang melekat di bajunya.
"Bisa minta data dirinya mbak "
Pinta salah satu polisi dengan sopan dan masih bertindak koperatif menurut Lea, pertanyaan meluncur dari pihak polisi dan di jawab sesuai dengan apa yang Lea lihat dan lakukan tidak kurang dan tidak lebih.
Lea tidak di ijinkan pulang oleh keluarga korban dengan alasan harus bertanggungjawab, pihak polisi sudah berusaha menjelaskan tapi keluarga korban tetap dengan alibinya bahwa Lea yang harus bertanggungjawab.
"Stop,ya saya akan bertanggungjawab tapi dengarkan dulu penjelasan saya "
Lea merasa lelah selama ini dia diam bukan berarti dirinya sebagai tersangkanya yang harus bertanggungjawab tapi merasakan duka korban dan keluarganya.
"Kalau saya yang menabrak korban,saya sudah di bawah ke kantor polisi bahkan bisa jadi gebukin masa..saya hanya menolong kalau tidak percaya kita ke tempat kejadian lihat motor korban dan mobil yang menabraknya dan juga lihat motor milik saya yang terparkir tidak jauh dari tempat kejadian..sudah dengar penjelasan saya,kalau yang anda lihat ini karena saya menolong korban "
Lea menunjukkan baju yang masih berlumuran darah yang sudah mulai mengering.
"Sebelumnya saya minta maaf atas nama orang tua dan keluarga..banyak terimakasih mbak sudah menolong adik saya "
Lelaki muda itu dengan membungkukkan kepala meminta maaf dan merasa tidak enak karena kedua orangtuanya sudah lebih dulu menuduh.
Setelah mendapatkan penjelasan dari Lea, keluarga korban sedikit merasa malu bahkan tidak enak hati,tapi bagi Lea wajar karena situasi panik terkadang akal sehat tidak berfungsi yang ada emosi yang lebih mendominasi.
Lea undur diri dan siap menjadi saksi bila masih di butuhkan keterangan dengan memberikan nomor ponsel miliknya pada keluarga korban untuk menghubungi dirinya,dan tidak lupa menyerahkan mas milik korban dan keluarga diminta memeriksanya kelengkapannya berharap tidak ada salah paham di kemudian hari.
Selepas keluar rumah sakit Lea langsung mengambil motor miliknya,bukan tenang yang Lea rasakan tapi banyak pasang mata yang memperhatikan penampilannya yang persis begal hewan karena noda darah masih melekat di bajunya.
"Mbak..mbak ga kenapa-napa?"
Satpam rumah terlihat kangen dan penasaran dengan melihat kondisi Lea dengan baju penuh noda darah.
Belum sempat Lea menjawab beberapa lelaki turun dari tangga sepertinya mereka berkunjung ke kediaman Deandra tapi Lea tidak memperhatikan satu persatu lebih memilih menunduk dan melewati begitu saja berjalan untuk masuk lewat teras samping bukan pintu utama yang masih berdiri beberapa orang berpakaian rapi.
"Putri tuan Deandra kok.. seperti preman"
Bisik salah seorang tamu dengan tersenyum mencemooh sekaligus tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.
"Bukan kali, mungkin art yang kebetulan sedang membersihkan kotoran atau apa..bukan urusan kita juga"
Yang lain tidak mau ambil pusing tai tidak dengan lelaki paruh baya yang masih memiliki hubungan kerabat jauh dengan Deandra langsung to the poin.
"Dimas..jangan terlalu dikasih kebebasan berlebihan lihat..dari mana putri mu pulang dengan pakaian tidak layak "
Ucapnya langsung pada Deandra yang belum bertanya kebenarannya pada Lea yang sudah masuk ke dalam.
Tidak banyak kata Deandra hanya diam sebagai bentuk jawaban sebab dia ingin bertanya terlebih dahulu sebelum, bagaimana pun Lea sudah disebut dewasa bisa mempertanggungjawabkan semua tindak tanduknya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments