Sesuai janji mereka bertemu di gerbang kampus dan langsung TKP ke lokasi pembantaian,cukup membuat pak Komar kaget awalnya untuk memenuhi permintaan Lea yang seharusnya pulang ke rumah selepas kuliah.
"Yang mana bang ?"
Perkataan Lea cukup dipahami oleh kating yang langsung menunjukkan motor yang siap akan di bantai habis untuk dibombardir jadi siap tempur berlaga di jalan bergesekan dengan aspal jalanan bersama lawan yang tangguh.
Lea mengikat rambut panjang sebahu miliknya dengan asal berharap tidak menggangu kerjanya tak lupa melepaskan kemeja yang menyisakan kaos yang pastinya tidak menampakkan bentuk tubuhnya tapi masih terlihat style dimata cowok.
"Serius loe,dia pawangnya ?"
Bisik lelaki yang penasaran dengan penampilan Lea, sepertinya lelaki berambut cepak itu meragukan kemampuan yang dimiliki Lea.
Lea tidak banyak bicara hanya tangan dan otaknya yang bekerja, walaupun sesekali dia seperti berpikir lalu kembali mencoba dan mengotak-atik di bagian lain yang menurutnya tidak pas.
"Montir cantik nih "
Ucap lelaki yang baru saja bergabung dan langsung memperhatikan wajah cantik Lea yang terlihat seksi dari peluh yang membasahi wajahnya, sesekali Lea mengusapnya dengan lengan kaos yang melekat pada tubuhnya, tak menghiraukan cuitan lelaki itu.
"Ehm.. bang boleh dicoba menurut gue sih sudah pas"
Setelah dirasa cukup Lea memberikan kesempatan pemilik motor untuk mencobanya berharap sesuai harapan.
"Bener nih gue coba ?"
Tanyanya dengan menepuk motor yang siap dicobanya dengan tersenyum, terlihat senang sekaligus penasaran.
Beberapa menit motor melesat kencang dicoba untuk melintas dijalan hanya sekitaran bengkel dengan kecepatan yang diatur dari pelan,sedang sampai paling kencang.
"Busyet.. serius nih motor gue,gue suka ini mah siap tempur Jalu "
Ucapnya menepuk motornya yang di beri nama Jalu, merasa puas dan siap meluncur melawan siapa lawannya nanti.
"Gimana bang..ada yang perlu disesuaikan di bagian mana yang menurut abang kurang pas atau biar abang nyaman pakainya gitu"
Lea menanyakan kelayakan hasil kerjanya yang tidak ingin puas secara personal sebagai pelayanan, berharap konsumen juga merasa puas dengan kinerjanya.
"Gue rasa cukup,gue puas sesuai harapan gue "
Terlihat kepuasan di mimik pemilik motor,Lea merasa senang hasil kerjanya di hargai dan sesuai harapan.
"Bang,boleh gue saranin.. sebaiknya di jaga sebelum tanding sebab biasanya ada aja yang usil,kita sama-sama tahu lah bang"
Dengan santainya Lea menyampaikan maksud baiknya bukan maksud menggurui, semua paham akan hal itu.
"Sebab saya ga bisa bertanggungjawab karena ga gabung sampai lokasi sesuai janji awal gue sama bang Bimo,ya kan bang"
Ucapan Lea diiyakan oleh Bimo,sebab tidak bisa juga memaksa sebab sudah sesuai kesepakatan awal.
Di sudut lain terlihat pak Komar yang memperhatikan Lea tidak seperti yang ada dalam pikirannya,anak perempuan yang seharusnya menunjukkan kecantikannya tapi berbanding terbalik dengan Lea yang berjibaku dengan oli dan mesin juga perangkat yang biasa dipegang lawan jenisnya, apalagi melihat hasil kerjanya semakin membuat pak Komar kagum sekaligus tidak percaya kalau anak tuannya berbeda.
Lain dengan kedua temannya yang asyik bergosip ria membahas lelaki yang berseliweran hilir mudik,ada juga yang asyik ngobrol diselingi tawa renyah.
"Jun..yang baju biru itu cakep ga menurut loe ?"
Tanya Mawar yang tidak mau menunjuk takut yang dibahas merasa gede rasa,dan kepedean karena dikagumi Mawar dari jarak yang tidak jauh.
"Ga..deh kayaknya dia tipe cowok protektif deh,mending itu tuh yang duduk di atas motor,dia cool tapi sepertinya perhatian sis"
Arjuna memberikan penilaian, sesuai yang dia lihat sebagai lelaki normal walaupun hanya sekilas sebab ga dekat juga secara personal.
Lea tidak langsung pulang selepas menjalankan tugas,dia dijamu layaknya tamu walaupun alakadarnya,tapi bisa dimaklumi.
"Sini..gabung"
Pinta Lea pada Mawar dan Juna untuk ikut merapat,Lea cukup tahu diri apalagi Mawar sangat ingin mengenal tongkrongan anak balap motor dan ini momennya yang pas.
"Ada si manis nih"
Goda salah satu lelaki pada Juna yang langsung membuat Juna sedikit takut sekaligus menarik diri.
"Maaf bang,biar dia dekat gue aja"
Lea terlihat siap menjadi tameng untuk Juna, walaupun seharusnya Juna yang menduduki posisi itu.
"Sorry..gue ga ada maksud kok"
Ucapnya dengan merasa bersalah dan menyesal karena menggoda tanpa ada maksud lain.
"Is ok,ga masalah bang"
Banyak pasang mata melihat interaksi Lea begitu care pada temannya, terlihat melindungi dan menjaga kenyamanan bersama didekatnya.
"Berapa doku nih harus gue kasih ke loe?"
Tanya Bimo yang sudah memegang lembaran uang berwarna merah, dengan ditepuk-tepuk di tangannya.
"Gini bang,biar sama-sama enak terserah abang mau kasih berapa ke gue,tapi saat ini gue minta setengahnya aja dulu, untuk setengahnya sebagai jaminan kalau lancar sampai eksekusi abang kasih ke gue tapi kalau sampai ga, gue balikin tuh setengah duit yang gue terima kembali ke tangan abang, gimana bang adil ga menurut abang?"
Penawaran Lea cukup menarik dimata anak balap, sebab biasanya belum juga barang dipegang untuk di setting sudah main harga.
"Gue..suka cara loe,ga bakal gue kecewa dengan cara loe"
Ucap pemilik motor dengan menepuk motor miliknya dan tersenyum puas dengan aturan Lea.
"Serius loe,ga merasa rugi,kan loe udah kerja ?"
Kini Bimo ikut bicara sebab dia yang mengajak Lea berharap tidak ada pihak yang dirugikan.
"Ga..bang memang aturan gue gitu,biar sama-sama nyaman aja dan saling percaya aja gue mah"
Mereka semakin kagum,Fisik beda tapi aturan sejalan dengan cara main laki itu yang disuka kaum Adam sportif.
"Kenapa gue baru ketemu loe sekarang..loe ngumpet dimana sih selama ini?"
Tanya lelaki yang berpenampilan style sepertinya dia yang mensponsori balap motor itu.
"Kampung bang,baru juga beberapa minggu gue disini "
Ungkapan jujur dari mulut Lea yang terdengar aneh menurut pendengaran mereka.
"Serius loe anak baru disini..tapi loe bisa ini semua "
Ungkapan tidak percaya terucap dari lelaki lain yang makin penasaran dengan Lea yang pembawaannya santai,cuek tidak menunjukkan kemampuannya yang dia punya.
"Hanya sedikit bang yang gue tahu.."
Lea menggaruk tengkuknya dan hanya tersenyum tanpa ingin besar kepala.
"Loe itu unik tahu"
Tutur Bimo dengan spontan tapi memang apa adanya yang terlihat.
"Ga,lah bang gue hanya menyalurkan hobi gue dari pada gabut "
Lea asal cuap aja sebab tidak ingin orang lain makin tahu siapa dirinya, baginya cukup tidak nyaman bila orang lain tahu siapa dirinya.
Setelah cukup bicara sekedar saling tahu,Lea minta undur diri dengan alasan ada keperluan lain dan memang Lea ada keperluan lain.
"Bang..boleh ga gue cabut,maaf bukan tidak sopan tapi waktunya gue ada keperluan lain"
To the poin itu gaya Lea tapi itu yang di suka dari sekian orang yang dia kenal walaupun tidak dekat secara personal.
"Is ok,thank untuk kerjasamanya "
"Sama-sama bang, semoga abang puas dengan hasilnya dan jadi juara"
Di amini oleh semua yang hadir dan kepergian Lea membuat mereka masih fokus membicarakan Lea yang menarik dan cukup misterius menurut mereka,tapi asyik.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments