Inilah Lea

Baru beberapa minggu aku menginjakkan kaki untuk menetap di kota Metropolitan ini,bagi ku kota ini asing tapi mau bagaimana lagi disinilah aku harus menuntut ilmu lanjutan.

Leandra Ardistia nama yang melekat di diri ku,aku tidak merasakan belaian kasih mami karena yang aku tahu mbok nah wanita yang memberikan kasih sayang seorang ibu,aku di besarkan dilingkungan Romo panggilan untuk kakek ku yang tinggal di daerah perkebunan yang berhawa sejuk.

Usia ku saat ini 17 tahun lebih, hampir menginjak 18 tahun tidak ada yang aku sesali dalam hidup semua aku jalani seperti alir mengalir saja.

Adiwangsa itu nama besar yang disandang Romo dia memiliki garis keturunan darah biru yang melekat pada dirinya,dia pemilik perkebunan dengan banyak mempekerjakan karyawan sebagai mata pencahariannya dan aku hidup bersanding bersama anak-anak karyawan perkebunan milik Romo dengan nyaman tidak ada perbedaan status diantara kami.

Kecerdasan yang aku miliki di atas rata-rata anak seusia ku karena itu aku lompat kelas selama bersekolah di sekolah dasar.

Hari-hari ku menyenangkan layaknya anak desa yang berkubang dengan lumpur,memanjat pepohonan dan menikmati permainan anak kampung aku suka itu dan Romo tidak pernah marah dengan segala tingkah kenakalan ku bersama anak-anak karyawan perkebunan yang tinggal tidak jauh dari kediaman Romo.

Aku masih ingat saat pulang dengan baju basah dan penuh lumpur Romo hanya menggelengkan kepalanya dan meminta mbok nah memandikan aku.

"Aduh cah ayu..ngopo toh ?"

Mbok nah sangat khawatir dengan keadaan ku yang basah serta kotor penuh lumpur.

"Aku habis cari ikan mbok, dapat banyak kasihan mboknya si gundul ga punya ikan untuk makan"

Tutur ku polos apa adanya membuat mbok nah geleng kepala sekaligus senang dengan perbuatan ku yang suka menolong orang.

"Mbok nah ga marah kan ?"

Tutur ku dengan memperhatikan mbok nah yang memandikan dengan membersihkan tubuh ku yang penuh lumpur.

"Ga,cah ayu tapi lain kali jangan lagi ya..takut cah ayu sakit "

Terlihat rasa khawatir mbok nah dengan keadaan ku yang seharusnya tidak melakukan hal itu.

Tidak pernah terlintas didalam benak ku akan tinggal di kota sebab aku lebih nyaman diperkebunan dimana aku dibesarkan,di sana aku mengenal rasa kasih sayang dan peduli sesama,juga berbagi dan memiliki.

Deandra dia papi ku pemilik banyak perusahaan dan banyak dikenal orang seantero negeri termasuk kedua kakak ku, Abimana dan Arya yang sama-sama bergelut di bidang yang sama dengan banyak memiliki perusahaan.

Hanya sesekali kami bertemu itupun waktunya cukup singkat karena keterbatasan waktu, cukup dimaklumi saja sebab mereka sangat sibuk dengan urusan perusahaan yang menjadi tanggungjawabnya.

Karena itu aku nyaman di perkebunan dengan kasih sayang Romo aku sudah merasa cukup diperhatikan dan disinilah aku bisa mengasah kemampuan dan ketrampilan yang aku mau tanpa dibatasi.

Pertama aku masuk dalam istana Deandra sang papi terasa aneh dan tidak nyaman tapi bersyukur mbok nah ikut serta bersama ku karena aku menolak bila mbok nah tidak ikut aku lebih memilih tetap di perkebunan tanpa mau melanjutkan sekolah ku.

Begitu juga dengan kedua kakak ipar ku yang baik menyambut kehadiran ku beserta ketiga keponakan ku yang masih sangat lucu dan menggemaskan.

"Ngelamun"

Tegur Juna yang menepuk pundak Lea sepanjang perjalanan pulang.

"Siapa yang ngelamun,pak mampir di masjid dulu "

Pinta Lea yang tahu sebentar lagi masuk waktu Maghrib.

"Loe ingat sholat ?"

Goda Juna dengan tersenyum seperti tidak percaya dengan penampilan cuek Lea.

"Gue selalu ingat Tuhan lah..tadi sebelum pergi ke bengkel gue sholat dulu di kampus,emang kenapa gitu?"

Lea tahu banyak yang menyangsikan penampilan dirinya yang terlihat urakan dan cuek bahkan terlihat masa bodoh.

"Loe masuk dulu gue mau cari sesuatu dulu "

Lea melangkah keluar area masjid menuju beberapa area ruko yang berjejer menjajakan makanan siap saji.

"Permisi ada yang bisa di bantu"

Sapa ramah pramusaji pada Lea ya g baru saja masuk kedalam.

"Ehm..bisa pesan bawah pulang untuk tiga puluh kotak dengan menu ini "

Lea menunjukkan pesanan yang siap dilayani dengan baik oleh pramusaji.

"Bisa mbak tapi harus tunggu mbak ga masalah kan mbak"

Pramusaji menjelaskan dengan sopan dan Lea cukup nyaman dan senang dengan pelayanannya.

"Ok..saya tinggal dulu nanti akan saya ambil dan saya bayar di muka "

Lea membayar sejumlah yang dia beli dan keluar setelah pesanan siap.

Selepas sholat magrib Lea, kembali mengambil pesanan membuat Juna, Mawar dan pak Komar bingung dengan apa yang dilihatnya.

"Banyak amat sis,mau loe bagiin "

Tegur Juna yang mewakili Mawar karena penasaran dengan segala tingkah laku Lea yang seharian ini banyak memberikan kejutan.

Sepanjang jalan makanan cepat saji itu meluncur tepat pada tangan yang membutuhkan seperti anak jalanan, pengamen,asongan,ojek online dan pemulung yang kebetulan melintas dijalan yang dilalui mobil Lea.

Ucapan terimakasih terucap dari bibir orang yang menerima dan hanya senyuman manis yang Lea tunjukkan sebagai balasan.

"Lea,semua makanan yang loe bagi dari uang yang loe terima dari bang Bimo "

Juna meminta kejelasan dari Lea karena rasa penasarannya yang menggelayuti pikirannya.

"Ya..semoga bermanfaat dan berkah "

Hanya itu yang terucap dari mulut Lea tanpa beban dan ringan saja.

"Gue baru tahu siapa loe "

Kini Mawar yang merasa kagum sekaligus bangga menjadi bagian dari Lea.

"Masih banyak yang loe ga tahu dari gue,jangan pingsan aja kalau loe tahu siapa gue yang sebenarnya "

Tanpa terbebani slow saja Lea menjabarkan siapa dirinya nanti yang membuat kedua orang yang baru masuk kedalam lingkungannya melongo dengan mulut terbuka karena masih bingung.

"Udah santai aja kali gue ga akan juga bikin loe pingsan,mahal biaya rumah sakit "

Dengan cueknya Lea berkata membuat keduanya geleng kepala sekaligus gemas.

"Amit-amit masuk rumah sakit,gue ingin sehat Lea"

Protes Juna dengan tangan mengetuk-ngetuk pahanya karena tidak mau harapan dari ucapan Lea terwujud.

Lea lebih dulu mengantarkan kedua temannya hingga rumah dengan selamat,lalu melanjutkan jalan pulang tapi terlebih dahulu mampir ke salah satu gerobak martabak untuk orang rumah termasuk semua art yang ada.

"Mbak banyak benar "

Pak Komar di buat penasaran dengan apa yang Lea lakukan seharian ini termasuk membeli martabak yang tidak sedikit.

"Bagi-bagi rezeki pak "

Dengan entengnya Lea menjawab dan masih asyik menunggu pesanan matang.

Lebih dari sepuluh kotak martabak yang Lea pesan yang cukup lama juga menunggu.

"Kenapa mas motornya "

Tanya Lea pada lelaki yang mendorong motor miliknya yang terlihat lelah, mungkin dari jarak yang jauh lelaki itu mendorong motor miliknya, yang kebetulan melintas di depan Lea menunggu pesanannya matang.

"Ga,tahu mbak padahal bensinnya penuh "

Jawabnya menjelaskan walaupun tidak akan bisa juga Lea membantu pikirnya karena Lea cewek ga mungkin juga bisa itulah yang terlintas di pikirannya.

"Coba minggir dulu kali aja saya bisa bantu"

Lea mencoba melihat yang nampak terlihat mata terlebih dahulu dan mencoba stater.

"Mas bawa alat yang biasanya di gunakan"

Pinta Lea yang langsung menggulung lengan kemejanya sampai siku dan siap membongkar mesin motor untuk membuat mesin motor kembali bisa hidup.

Tanpa hitungan jam motor hidup kembali beserta pesanan martabak selesai siap di bawah pulang.

"Alhamdulillah,bisa jalan kembali mas hati-hati di jalan semoga selamat sampai tujuan"

Ucap Lea dengan menepuk kedua tangannya untuk membersihkan kotoran yang menempel.

"Terimakasih mbak berapa yang harus saya bayar ya.."

Tanyanya dengan merasa senang karena sudah ditolong.

"Terimakasih kembali,ga usah mas saya hanya berniat membantu ga lebih"

Lea menolak uang yang disodorkan lelaki pemilik motor.

"Ya, Allah terimakasih mbak sudah membantu semoga di mudahkan urusannya"

Balas lelaki itu dengan membungkukkan badannya sebagai tanda terimakasih.

"Sama-sama mas,masnya pasti lapar dan haus kan ini buat masnya "

Lea menyodorkan satu kotak martabak dan satu botol minuman pada lelaki itu dengan tersenyum.

"Ga,mbak itu punya mbaknya kok dikasih saya ,saya yang sudah terimakasih di bantu"

Ucapnya semakin tidak enak hati sudah dibantu malah di beri makanan juga.

"Jangan ditolak mas,ini rejeki kalau masnya ga mau buat keluarga di rumah juga ga masalah"

Tutur Lea yang bersiap meninggalkan tempat penjual martabak.

"Sekali lagi terimakasih mbak"

Semakin tidak enak hati saja lelaki itu yang langsung berpikir,jangan pernah kita melihat seseorang dari luarnya saja karena belum tentu sama isi hatinya.

Lea hanya memberikan jempol sebagai balasan sebelum meninggalkan lelaki itu.

Episodes
1 Tamu di pagi hari
2 Kemarahan Papi
3 Kampus
4 Kampus 2
5 Lea
6 Inilah Lea
7 Lingkungan baru, bertambah teman baru
8 Jenderal kancil
9 Pilihan ku
10 Dimana letak salahnya
11 Cukup diam, tunjukkan tindakan dengan elegan siapa diri kita.
12 Semakin terdepan
13 Ijinkan sayap kecilku terbang
14 Busyet, ternyata loe anak sultan
15 Bau..oli
16 Baby sitter
17 Rumor yang beredar
18 Montir cantik idaman
19 Reuni jenderal kancil
20 Dipandang sebelah mata
21 Bidadari dalam pesta
22 Ada kerinduan yang mendalam
23 Bisik-bisik
24 Takut kehilangan lagi
25 Mulai beraktivitas selepas sakit.
26 Kunjungan Romo
27 Makan malam perkenalan keluarga
28 Akibat nila setitik rusak susu Sebelanga.
29 Lelaki muda,mbok nah ??
30 Mimpi Lea yang terealisasi
31 Semakin penasaran, siapa sih dia ?
32 Mengantarkan keberangkatan Lea
33 Ada cerita dalam perjalanan
34 Tempat baru
35 Ada mata yang memperhatikan
36 Pernikahan Putih (Melati)
37 Tidak perlu tebar pesona
38 Magang..i'm coming
39 Mahluk manis di kantin
40 Mencari tahu
41 Usaha mendekati Lea
42 Menyatukan dua hati
43 Licin seperti belut
44 Mencari kado untuk dua keponakan baru
45 Kabar bahagia itu terdengar
46 Memilih berteman
47 Aku pulang...
48 Pertanyaan yang sukar untuk dijawab
49 Bertemu sebelum berpisah
50 Selalu ada cerita dalam setiap perjalanan
51 Lulusan terbaik
52 Tawaran yang menggiurkan
53 Akhirnya Halal
54 Kedatangan teman dari jauh
55 Akan tetap pulang
56 Permintaan Romo
57 Kucing kawin yang meresahkan
58 Kembali membuat terpesona
59 Kehilangan mbok nah
60 Pesonanya mencuri hati
61 Permintaan yang berat dari Romo
62 Menyampaikan permintaan Romo
63 Menikah.. permintaan Romo
64 Rindu.. cemburu pada mbok nah
65 Karena pesona Lea..ah tidak
66 Sopir baru
67 Mengenal mu dari dekat
68 Mengenal secara pribadi
69 Barisan para pengagum
70 Kenapa harus ada mahluk semanis kamu
71 Berpisah bukan berarti usai
72 Tidak perlu pengakuan untuk menunjukkan diri
73 Hadir diwaktu yang tepat
74 Jangan menangis lagi
75 Kembali kerja walau hati luka
76 Kehebohan berita yang meresahkan
77 Penolakan Arsena
78 Cara Lea
79 Menghabiskan waktu masa lajang
80 Bersama keluarga
81 Momen haru
82 Janji suci
83 Ucapan selamat
84 Kembali layu sebelum berkembang (barisan para pengagum)
85 Bahagia Lea bahagia kawan kecilnya juga
86 Inilah Lea yang sebenarnya
87 Jailnya Arya
88 Ikut suami
89 Momen sebelum kembali ke perkebunan
90 Perkebunan
91 Satu frekuensi
92 Belajar saling memahami
93 Menginap
94 Terwujudnya impian
95 Hanya bonus
96 Cinta ku bukan di atas kertas
97 Kamu begitu berarti
98 Bertemu para pengagum
99 Hubungan batin
100 Semakin cinta
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Tamu di pagi hari
2
Kemarahan Papi
3
Kampus
4
Kampus 2
5
Lea
6
Inilah Lea
7
Lingkungan baru, bertambah teman baru
8
Jenderal kancil
9
Pilihan ku
10
Dimana letak salahnya
11
Cukup diam, tunjukkan tindakan dengan elegan siapa diri kita.
12
Semakin terdepan
13
Ijinkan sayap kecilku terbang
14
Busyet, ternyata loe anak sultan
15
Bau..oli
16
Baby sitter
17
Rumor yang beredar
18
Montir cantik idaman
19
Reuni jenderal kancil
20
Dipandang sebelah mata
21
Bidadari dalam pesta
22
Ada kerinduan yang mendalam
23
Bisik-bisik
24
Takut kehilangan lagi
25
Mulai beraktivitas selepas sakit.
26
Kunjungan Romo
27
Makan malam perkenalan keluarga
28
Akibat nila setitik rusak susu Sebelanga.
29
Lelaki muda,mbok nah ??
30
Mimpi Lea yang terealisasi
31
Semakin penasaran, siapa sih dia ?
32
Mengantarkan keberangkatan Lea
33
Ada cerita dalam perjalanan
34
Tempat baru
35
Ada mata yang memperhatikan
36
Pernikahan Putih (Melati)
37
Tidak perlu tebar pesona
38
Magang..i'm coming
39
Mahluk manis di kantin
40
Mencari tahu
41
Usaha mendekati Lea
42
Menyatukan dua hati
43
Licin seperti belut
44
Mencari kado untuk dua keponakan baru
45
Kabar bahagia itu terdengar
46
Memilih berteman
47
Aku pulang...
48
Pertanyaan yang sukar untuk dijawab
49
Bertemu sebelum berpisah
50
Selalu ada cerita dalam setiap perjalanan
51
Lulusan terbaik
52
Tawaran yang menggiurkan
53
Akhirnya Halal
54
Kedatangan teman dari jauh
55
Akan tetap pulang
56
Permintaan Romo
57
Kucing kawin yang meresahkan
58
Kembali membuat terpesona
59
Kehilangan mbok nah
60
Pesonanya mencuri hati
61
Permintaan yang berat dari Romo
62
Menyampaikan permintaan Romo
63
Menikah.. permintaan Romo
64
Rindu.. cemburu pada mbok nah
65
Karena pesona Lea..ah tidak
66
Sopir baru
67
Mengenal mu dari dekat
68
Mengenal secara pribadi
69
Barisan para pengagum
70
Kenapa harus ada mahluk semanis kamu
71
Berpisah bukan berarti usai
72
Tidak perlu pengakuan untuk menunjukkan diri
73
Hadir diwaktu yang tepat
74
Jangan menangis lagi
75
Kembali kerja walau hati luka
76
Kehebohan berita yang meresahkan
77
Penolakan Arsena
78
Cara Lea
79
Menghabiskan waktu masa lajang
80
Bersama keluarga
81
Momen haru
82
Janji suci
83
Ucapan selamat
84
Kembali layu sebelum berkembang (barisan para pengagum)
85
Bahagia Lea bahagia kawan kecilnya juga
86
Inilah Lea yang sebenarnya
87
Jailnya Arya
88
Ikut suami
89
Momen sebelum kembali ke perkebunan
90
Perkebunan
91
Satu frekuensi
92
Belajar saling memahami
93
Menginap
94
Terwujudnya impian
95
Hanya bonus
96
Cinta ku bukan di atas kertas
97
Kamu begitu berarti
98
Bertemu para pengagum
99
Hubungan batin
100
Semakin cinta

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!