Jenderal kancil

Di salah satu sudut Cafe saat ini Lea berada ditemani pak komar, walaupun pak komar sudah menolaknya tapi Lea tetap memaksa.

"Mbak ga malu nanti diomongin orang duduk bareng saya "

Pak komar sadar diri siapa dirinya hanya seorang sopir anak dari tuannya.

"Malu,pak komar kali yang malu bareng saya "

Lea balas menggoda pak Komar dengan terkekeh,bagi Lea omongan orang tidak akan pernah habis, walaupun di jelaskan kebenarannya.

Setelah memesan keduanya menikmati pesanan dengan obrolan ringan seputar keluarga pak komar dan beberapa lama pak komar bekerja bersama papinya, ada keluhan selama bekerja bersama papinya, mungkin terdengar aneh tapi tidak dengan Lea.

Selebihnya Lea lebih banyak diam seperti melamun dan mengingat sesuatu yang sesekali tersenyum menunduk.

"Kenapa mbak ada yang lucu ?"

Tanya pak Komar penasaran dengan tingkah Lea yang sesekali menahan senyum.

"Saya teringat teman-teman di perkebunan pak,kangen kebersamaan dengan mereka yang tidak pernah terlupakan "

Penjelasan Lea cukup di mengerti oleh pak komar yang sedikit banyak tahu tentang Lea yang tinggal lama di perkebunan bersama dengan lelaki yang disapa Romo orang tua dari tuan besarnya.

Lea kembali mengingat momen kebersamaan dengan teman-teman hingga pulang ke istana Deandra yang saat ini dia berada di balkon dengan duduk santai bersandar menunggu malam.

Usia Lea terbilang paling muda diantara lima sekawan yang terdiri dari Lukman yang sering disapa pak yai (kyai karena dia sering mengingatkan untuk kebaikan seperti waktu sholat,jangan mengambil barang milik orang dan masih banyak hal baik lainnya).

"Kita berangkat lepas sholat Dzuhur dan jangan lupa ijin Romo, jendral"

Itu yang selalu Lukman ucapkan sebelum meninggalkan kediaman keluarga Lea sebelum bubar ke rumah masing-masing.

"Siap yai..akan aku laksana "

Walaupun secara usia Lea paling muda tapi Lea yang selalu memberikan ide-ide cemerlang karena itu Lea di sematkan panggilan Jenderal kancil oleh lima sekawan itu.

Berbeda dengan Jaka yang dijuluki bujang menurut mereka nama Jaka tidak tepat karena kurang keren,biasanya nama Jaka (perjaka/jejak) yang mengandung arti akan selamanya membujang jadi mereka berinisiatif memberikan nama bujang pada Jaka dan hanya mereka yang memanggil nama Jaka jadi bujang padanya.

"Kita akan kumpul dimana Jenderal ?"

Tanya Jaka pada Lea yang selalu memberikan instruksi kepada lima sekawan itu.

"Seperti biasa di pohon jambu belakang rumah si putih"

Lea memberikan perintah dan mereka cukup paham siapa si putih, yang nama sebenarnya adalah Melati yang menurut mereka nama Melati cukup familiar didengar bahkan banyak yang memiliki nama itu disekitar perkebunan ini,entah siapa yang memulai nama putih yang di berikan pada Melati apa karena warna bunga melati warnanya putih jadi mereka berinisiatif memberikan nama itu hanya mereka yang tahu.

"Ok..aku tunggu, jangan telat kamu dul nanti kita tinggal "

Balas Melati mengingatkan gundul yang juga bukan nama sebenarnya hanya panggilan akrab diantara mereka saja,padahal namanya Gunawan yang di berikan oleh orang tuanya karena peristiwa salah cukur rambut membuat Gunawan harus dicukur habis rambutnya hingga plontos hingga kini keterusan memanggil Gunawan yang plontos dengan gundul karena tak memiliki rambut saat itu.

"Maaf aku suka ketiduran kalau kekenyangan mata ku ngantuk jadi lupa janji"

Gunawan menggaruk kepalanya dengan malu karena dia yang selalu ketinggalan dalam setiap kegiatan lima sekawan.

Mereka nyaman dengan panggilan unik itu dan mereka sangat dekat baik secara emosional maupun personal.

Selepas makan siang dan sholat Dzuhur Lea berpamitan pada Romo dan mbok nah, keduanya tahu Lea tidak akan jauh paling bermain di sekitar perkebunan Romo atau beberapa perkebunan milik warga yang tidak seluas milik Romo.

"Yai..kok seperti ada yang di pikiran ?"

Tanya putih yang memperhatikan Lukman dari kedatangannya dia banyak diam, seperti memikirkan sesuatu.

"Ehm..tadi sebelum aku masuk rumah selepas pulang sekolah,aku dengar buk lek Maryam tidak punya uang untuk membeli sayur untuk anak-anaknya makan..dan umma memberi sedikit sayuran miliknya yang ada di kulkas untuk mereka,aku kasihan dengan mereka "

Tutur Lukman seperti orang bingung juga iba pada buk lek Maryam adik dari abinya,yang suaminya bekerja serabutan tidak seperti abinya Lukman yang bekerja di perkebunan Romo sebagai staf kantor.

"Aku punya ide,hari ini ladang pak lek Manto panen kentang juga wortel,yang aku dengar dari orang yang datang ke rumah Romo bagaimana kalau kita bantu saja,biasanya kita akan dibagi hasil panen mereka,sayur yang kita terima kita kasih ke buk lek Maryam setuju yai.."

Ajak Lea pada kelima kawannya yang sepertinya langsung paham akan ide yang Lea sampaikan.

"Setuju Jenderal.. langsung ke lokasi "

Kompak mereka menjawab dan langsung melangkah kakinya menuju lokasi tempat ladang pak lek Manto yang kerabat jauh Romo yang hanya menanam sayur mayur tidak seperti Romo yang menanamkan perkebunan teh dan bunga segar yang akan di kirim ke kota setiap hari,sedangkan teh akan diolah di pabrik milik Romo walaupun tidak besar.

"Siap untuk membantu !!"

Pekik Lea dengan suara lantang setelah meminta ijin terlebih dahulu kepada pekerja yang mengenal siapa Lea cucu dari Romo, mereka cukup mengenal anak-anak itu hanya ingin membantu tanpa ingin berbuat iseng.

"Siap.. jenderal !!"

Ucap mereka dengan memberikan hormat sebelum melaksanakan tugasnya.

Dengan penuh semangat mereka memasukan kentang kedalam keranjang sebelum diangkut keatas mobil yang akan dikirim ke tempat pemilihan.

"Semangat.. semangat"

Teriak mereka bersautan satu sama lain yang membuat para pekerja tersenyum melihat tingkah lucu mereka dengan keringat membasahi tubuh mereka.

Selepas adzan ashar mereka menyudahi kegiatan itu dan menerima sayur hasil panen yang sebenarnya tidak seberapa yang mereka peroleh dari setiap anaknya tapi mereka begitu senang, setelah mengucapkan terimakasih dan berpamitan untuk ke rumah buk lek Maryam.

Sepanjang jalan mereka juga mendapatkan sejumlah sayuran lain dari warga yang kebetulan panen menawarkan sayuran segar seperti daun bawang,kubis juga kol untuk di bawah pulang, disini berbagi bukan hal yang aneh tapi sudah mendarah daging.

"Yeah..kita langsung ke rumah buk lek Maryam yai.."

Perintah Lea dengan berjalan paling depan bersama putih yang membawa sebagian pemberian warga,sedangkan ketiga lelaki berjalan di belakang dengan membawa kantong berisikan kentang dan wortel yang cukup banyak karena di gabungkan dari milik mereka semua.

"Hap..berat juga ya.."

Dengan kasar bujang dan gundul menurunkan kantong berisikan kentang dan wortel di atas bale bambu milik buk lek Maryam.

"Yai..kamu saja yang panggil buk lek Maryam"

Pinta Lea pada Lukman yang masih terlihat lelah duduk di bale bambu depan rumah buk lek Maryam.

"Sabar, Jenderal kita istirahat dulu "

Pinta Lukman yang selalu sabar dan lembut dalam tutur kata walaupun dia laki-laki,dia selalu ingat pesan abinya lelaki yang baik itu yang menghormati perempuan dengan tidak bertutur kata kasar.

Karena suara berisik mereka berlima dari dalam buk lek Maryam keluar dengan menggendong anak yang masih bayi keluar dan bertanya pada mereka.

"Lukman ada apa nak ?"

Buk lek Maryam terlihat bingung melihat wajah mereka yang kotor dengan tanah merah yang masih melekat di tubuh mereka dan beberapa kantong yang diletakkan di atas bale bambu miliknya.

"Ehm..ini untuk buk lek "

Buk lek Maryam terlihat terharu dengan apa yang dia lihat didalam kantong yang berisikan kentang dan wortel juga sejumlah sayuran lainnya yang masih segar dapat di lihat dari masih adanya tanah yang melekat walaupun tidak banyak.

"Dari mana ini Lukman ?"

"Ehm.. pemberian kami dari hasil kami membantu panen buk lek"

Jawab Lukman dengan tertunduk takut dimarahi oleh buk lek Maryam.

"Jangan marah buk lek..kami hanya ingin membantu buk lek saja"

Akhirnya Lea yang menjelaskan,semua warga tahu siapa Lea tidak akan ada yang berani menegur Lea karena mereka tahu siapa Lea, segala kenakalan Lea semua warga tahu tidak bermaksud untuk jahat dia hanya ingin membantu dengan caranya tanpa merugikan orang lain yang ada disekitarnya.

"Cah..ayu,ga usah repot-repot,maafin buk lek sudah merepotkan"

Buk lek Maryam merasa tidak enak karena sudah merasa merepotkan tapi dia sangat membutuhkan itu dengan berat hati dia mau menerima pemberian lima sekawan itu.

Mereka merasa senang karena buk lek Maryam mau menerima pemberian mereka, sepanjang jalan saling bersenda gurau tidak menunjukkan rasa lelahnya hanya tawa yang mereka tunjukkan,seakan rasa lelah itu hilang begitu melihat buk lek Maryam tersenyum menerima pemberian mereka.

"Dul..muka mu,masih tetap tampan walaupun berlumuran tanah merah"

Ungkap bujang pada gundul yang terlihat malu dan salah tingkah, karena pujian bujang.

"Dari mana kamu melihatnya bujang?"

Tanya putih dengan terkekeh, sepertinya putih tahu bujang hanya membual alis mengejek gundul.

"Dari atas puncak bukit yang tinggi itu"

Tunjuk bujang dengan tertawa lepas yang langsung ambil langkah seribu, karena tahu gundul akan membalasnya.

"Awas yang kamu bujang..akan selamanya kamu bujang"

Umpat gundul yang langsung mengejarnya dengan tidak mau kalah.

"Astaghfirullah.. hati-hati ucapan mu itu doa kata Abi"

Lukman menasehatinya sebelum kedua kawannya itu berlari menjauh dari Lukman.

"Jenderal besok ada misi apalagi kita?"

Tanya putih yang masih berjalan bersama menelusuri jalan pulang dengan bergandeng tangan.

"Kita lihat saja besok siapa yang perlu di bantu,benar ga pak yai.."

Lea bertanya pada Lukman yang hanya mengangguk tanpa menjawab dengan muka dan baju kotor melekat di tubuhnya.

Banyak cerita yang mereka lalui bersama dengan caranya mereka membantu siapa yang perlu mereka bantu lewat tangan kecil dan pemikiran sederhana mereka tanpa membebani orang lain.

Episodes
1 Tamu di pagi hari
2 Kemarahan Papi
3 Kampus
4 Kampus 2
5 Lea
6 Inilah Lea
7 Lingkungan baru, bertambah teman baru
8 Jenderal kancil
9 Pilihan ku
10 Dimana letak salahnya
11 Cukup diam, tunjukkan tindakan dengan elegan siapa diri kita.
12 Semakin terdepan
13 Ijinkan sayap kecilku terbang
14 Busyet, ternyata loe anak sultan
15 Bau..oli
16 Baby sitter
17 Rumor yang beredar
18 Montir cantik idaman
19 Reuni jenderal kancil
20 Dipandang sebelah mata
21 Bidadari dalam pesta
22 Ada kerinduan yang mendalam
23 Bisik-bisik
24 Takut kehilangan lagi
25 Mulai beraktivitas selepas sakit.
26 Kunjungan Romo
27 Makan malam perkenalan keluarga
28 Akibat nila setitik rusak susu Sebelanga.
29 Lelaki muda,mbok nah ??
30 Mimpi Lea yang terealisasi
31 Semakin penasaran, siapa sih dia ?
32 Mengantarkan keberangkatan Lea
33 Ada cerita dalam perjalanan
34 Tempat baru
35 Ada mata yang memperhatikan
36 Pernikahan Putih (Melati)
37 Tidak perlu tebar pesona
38 Magang..i'm coming
39 Mahluk manis di kantin
40 Mencari tahu
41 Usaha mendekati Lea
42 Menyatukan dua hati
43 Licin seperti belut
44 Mencari kado untuk dua keponakan baru
45 Kabar bahagia itu terdengar
46 Memilih berteman
47 Aku pulang...
48 Pertanyaan yang sukar untuk dijawab
49 Bertemu sebelum berpisah
50 Selalu ada cerita dalam setiap perjalanan
51 Lulusan terbaik
52 Tawaran yang menggiurkan
53 Akhirnya Halal
54 Kedatangan teman dari jauh
55 Akan tetap pulang
56 Permintaan Romo
57 Kucing kawin yang meresahkan
58 Kembali membuat terpesona
59 Kehilangan mbok nah
60 Pesonanya mencuri hati
61 Permintaan yang berat dari Romo
62 Menyampaikan permintaan Romo
63 Menikah.. permintaan Romo
64 Rindu.. cemburu pada mbok nah
65 Karena pesona Lea..ah tidak
66 Sopir baru
67 Mengenal mu dari dekat
68 Mengenal secara pribadi
69 Barisan para pengagum
70 Kenapa harus ada mahluk semanis kamu
71 Berpisah bukan berarti usai
72 Tidak perlu pengakuan untuk menunjukkan diri
73 Hadir diwaktu yang tepat
74 Jangan menangis lagi
75 Kembali kerja walau hati luka
76 Kehebohan berita yang meresahkan
77 Penolakan Arsena
78 Cara Lea
79 Menghabiskan waktu masa lajang
80 Bersama keluarga
81 Momen haru
82 Janji suci
83 Ucapan selamat
84 Kembali layu sebelum berkembang (barisan para pengagum)
85 Bahagia Lea bahagia kawan kecilnya juga
86 Inilah Lea yang sebenarnya
87 Jailnya Arya
88 Ikut suami
89 Momen sebelum kembali ke perkebunan
90 Perkebunan
91 Satu frekuensi
92 Belajar saling memahami
93 Menginap
94 Terwujudnya impian
95 Hanya bonus
96 Cinta ku bukan di atas kertas
97 Kamu begitu berarti
98 Bertemu para pengagum
99 Hubungan batin
100 Semakin cinta
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Tamu di pagi hari
2
Kemarahan Papi
3
Kampus
4
Kampus 2
5
Lea
6
Inilah Lea
7
Lingkungan baru, bertambah teman baru
8
Jenderal kancil
9
Pilihan ku
10
Dimana letak salahnya
11
Cukup diam, tunjukkan tindakan dengan elegan siapa diri kita.
12
Semakin terdepan
13
Ijinkan sayap kecilku terbang
14
Busyet, ternyata loe anak sultan
15
Bau..oli
16
Baby sitter
17
Rumor yang beredar
18
Montir cantik idaman
19
Reuni jenderal kancil
20
Dipandang sebelah mata
21
Bidadari dalam pesta
22
Ada kerinduan yang mendalam
23
Bisik-bisik
24
Takut kehilangan lagi
25
Mulai beraktivitas selepas sakit.
26
Kunjungan Romo
27
Makan malam perkenalan keluarga
28
Akibat nila setitik rusak susu Sebelanga.
29
Lelaki muda,mbok nah ??
30
Mimpi Lea yang terealisasi
31
Semakin penasaran, siapa sih dia ?
32
Mengantarkan keberangkatan Lea
33
Ada cerita dalam perjalanan
34
Tempat baru
35
Ada mata yang memperhatikan
36
Pernikahan Putih (Melati)
37
Tidak perlu tebar pesona
38
Magang..i'm coming
39
Mahluk manis di kantin
40
Mencari tahu
41
Usaha mendekati Lea
42
Menyatukan dua hati
43
Licin seperti belut
44
Mencari kado untuk dua keponakan baru
45
Kabar bahagia itu terdengar
46
Memilih berteman
47
Aku pulang...
48
Pertanyaan yang sukar untuk dijawab
49
Bertemu sebelum berpisah
50
Selalu ada cerita dalam setiap perjalanan
51
Lulusan terbaik
52
Tawaran yang menggiurkan
53
Akhirnya Halal
54
Kedatangan teman dari jauh
55
Akan tetap pulang
56
Permintaan Romo
57
Kucing kawin yang meresahkan
58
Kembali membuat terpesona
59
Kehilangan mbok nah
60
Pesonanya mencuri hati
61
Permintaan yang berat dari Romo
62
Menyampaikan permintaan Romo
63
Menikah.. permintaan Romo
64
Rindu.. cemburu pada mbok nah
65
Karena pesona Lea..ah tidak
66
Sopir baru
67
Mengenal mu dari dekat
68
Mengenal secara pribadi
69
Barisan para pengagum
70
Kenapa harus ada mahluk semanis kamu
71
Berpisah bukan berarti usai
72
Tidak perlu pengakuan untuk menunjukkan diri
73
Hadir diwaktu yang tepat
74
Jangan menangis lagi
75
Kembali kerja walau hati luka
76
Kehebohan berita yang meresahkan
77
Penolakan Arsena
78
Cara Lea
79
Menghabiskan waktu masa lajang
80
Bersama keluarga
81
Momen haru
82
Janji suci
83
Ucapan selamat
84
Kembali layu sebelum berkembang (barisan para pengagum)
85
Bahagia Lea bahagia kawan kecilnya juga
86
Inilah Lea yang sebenarnya
87
Jailnya Arya
88
Ikut suami
89
Momen sebelum kembali ke perkebunan
90
Perkebunan
91
Satu frekuensi
92
Belajar saling memahami
93
Menginap
94
Terwujudnya impian
95
Hanya bonus
96
Cinta ku bukan di atas kertas
97
Kamu begitu berarti
98
Bertemu para pengagum
99
Hubungan batin
100
Semakin cinta

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!