Kedatangan kedua kakak lelakinya disertai dengan pengacara hanya disambut biasa saja oleh Leandra tanpa ada beban bersalah dimatanya.
"Kamu kok bisa kena razia sih dek.."
Abimana mengusap lembut kepala Lea dan memeluknya dengan rasa khawatir, sebab dimatanya adik perempuannya anak baru di kota ini.
"Mungkin lagi apes aja kali mas"
Jawaban cuek dan dengan entengnya keluar dari mulut mungil Lea,tanpa merasa terbebani apapun.
"Kamu kok,biasa aja sih dek.. kita-kita khawatir loh"
Arya ikut menambahkan dengan mencium kepala Lea lembut dan memberikan usapan lembut di tangannya.
"Memang aku harus apa gitu, orang disini cuma duduk-duduk aja sama ditanya-tanya ga lebih..emang aku nyolong, pakai narkoba, bahkan lebih parah jadi bandarnya atau ******* baru mas khawatir, takut di interogasi bahkan bisa jadi di gebukin kali sampai bonyok"
Kata yang terucap terdengar konyol dengan licin meluncur bebas tanpa berpikir dulu membuat Arya menyentil jidat Lea.
"Kamu ngomong apa sih..dek,dipikir dulu apa jangan asal mangap itu mulut"
Arya masih memberikan nasehat karena hubungan dengan Lea memang lebih dekat,Lea pas di bawahnya walaupun secara usia berbeda jauh.
"Sudahlah mas jangan bawel..kapan aku bisa pulang aku sudah kangen bantal nih"
Terdengar tanpa beban di telinga kedua kakaknya juga pengacara yang kebetulan ikut serta datang.
Bagi keluarga Lea tidak ada yang susah dalam menyelesaikan permasalah apapun termasuk mengeluarkan Lea dari kantor polisi,semua dengan cepat di selesaikan tanpa ada kendala yang berarti,nama keluarga besar jadi jaminannya.
Setibanya di rumah bukan bantal yang Lea jumpai tapi tatapan mata tajam sang papi yang sudah menunggu dengan kedua tangan bersedekap di dadanya.
"Kamu sudah pintar ya..tampa berpikir dulu bertindak,enak bermalam di prodeo ?"
Deandra masih dengan suara yang biasa tanpa menunjukkan kemarahan yang terpikir di kedua putranya.
"Kita bicara di ruang kerja"
Deandra tidak ingin cucu-cucunya mendengar suaranya karena menegur kesalahan yang Lea perbuat.
"Kamu tahu apa kesalahan kamu !"
Suara Deandra terdengar cukup lantang terdengar di telinga kedua putranya dan membuat keduanya tidak percaya itu suara dari Deandra.
"Maaf..aku ga tahu harus lari kemana,aku belum hafal dari sini "
Dengan polosnya Lea menjawab pertanyaan dari Deandra tentang kesalahan yang dilakukan oleh dirinya.
"Bukan itu jawaban yang harus kamu jawab Leandra Ardistia "
Tutur Deandra dengan terlihat kesal tapi gemas dengan tutur kata putrinya yang benar adanya sesuai fakta.
"Memang aku ga tahu harus lari kemana pas ada razia polisi datang, mending aku ikut aja dari pada aku bingung, kalau lari malah nyasar tambah bingung lagi untuk jalan pulang "
Kedua kakak Lea ingin rasanya tertawa tapi tidak mungkin karena sangat takut melihat kemarahan sang papi saat ini, keduanya hanya bisa menahan tawa dengan menunduk.
"Terus ngapain kamu ada disitu hmm..,mana malam-malam ga elok anak perempuan malam-malam di luar rumah apalagi di lokasi balap liar lagi !"
Deandra menepuk jidatnya seakan dibuat pusing dengan tingkah Lea yang baru saja berada dalam hitungan minggu tinggal dikediamannya.
"Ngapain lagi kalau bukan nonton balap lah..he he"
Jawaban sekenanya dengan cengengesan tanpa menunjukkan rasa bersalahnya semakin membuat pusing Deandra.
"Kamu itu perempuan Lea"
"Lah..siapa juga yang sudah bikin Lea ganti jadi laki Pi.."
Selalu ada aja jawaban yang keluar dari mulut mungilnya mana sekenanya lagi,tapi memang ini faktanya yang di lihat dari Leandra.
"Kamu tahu ga kalau papi saat ini marah sama kamu Lea !"
Karena tidak direspon Deandra menekankan kata marah pada Lea berharap dia tahu kalau perbuatannya bikin kecewa.
"Ya..aku tahu, kalau papi marah..tapi marah aja Pi..di keluarin dari pada ditahan bisa keluar loh dari bawah nanti akan lebih fatal bikin bunyi dan bau "
Dengan tanpa bersalah Lea tersenyum selepas berkata.
"Leandra Ardistia !! Kamu...!"
Entah apalagi yang harus terucap sebab bukannya merasa bersalah,Lea malah makin bikin sakit kepala setiap kata yang terucap dari mulut mungilnya.
"Mulai besok kamu ke kampus diantar pak Komar..motor kamu papi sita"
Mungkin dengan cara ini hukuman yang diberikan oleh Deandra berharap Lea tidak berkeliaran lagi di luaran sana, karena merasa diawasi.
"Ya..papi ga asyik deh,kasihan pak Komar Pi,bakalan bete dia Pi karena lama nunggu"
Lea memberikan alasan yang menurut dirinya masuk akal.
"Memang itu tugas pak Komar.. untuk apa papi membayar dia mau ga mau harus dijalani"
Deandra merasa sedikit puas dengan penolakan yang Lea sampaikan terlihat dia cemberut.
"Bener ya..ga masalah kalau pak Komar pulang telat karena mengantar aku "
Entah apa lagi yang akan dilakukan Lea sebab dari kata yang terucap sedikit membuat kedua kakaknya mengerutkan dahinya seakan berpikir kelakuan apa lagi yang akan Lea rencanakan di luaran sana.
"Kamu jangan macam-macam dek.."
Arya seakan tahu rencana apa yang ada di otak adik perempuannya yang terlewat aktif bahkan terlihat cuek dan santai.
"Tenang mas cuma satu macam kok "
Balasnya santai tapi terlihat memancing kecurigaan karena senyuman Lea penuh misteri.
"Awas ya.. kalau sampai bikin ulah lagi kamu "
Tegur Abimana yang ikut mengomentari tapi sedikit khawatir juga sebab terlihat bagaimana Lea menjawab dari tiap kata yang di sampaikan pada sang papi.
"Bila kamu melakukan tindakan yang aneh-aneh pak Komar juga akan ikut papi hukum !"
Deandra bukan ingin membuat Lea takut tapi bertanggungjawab atas semua hal baik dan buruknya sebab tidak mudah hidup di luaran sana.
"Kok..pak Komar di bawah-bawah sih.. makin ga asyik aja sih Pi"
Lea menghentakkan kakinya dengan kesal dan meremas kedua tangannya.
"Makanya jangan aneh-aneh kasihan pak Komar nanti kena hukum papi dek "
Arya mengusap lembut kepala Lea yang terlihat kesal tapi lucu karena cemberut.
"Udah sana mandi terus makan..pasti lapar kan "
Deandra mengusap dan memeluk Lea bagaimana pun dia adalah orang tua tunggal yang harus tetap menjadi tempat ternyaman bagi Lea untuk pulang.
"Papi ga marah lagi kan ?"
Lea memandang Deandra dengan mata memelas dan penuh iba membuat Deandra semakin bersalah.
"Ga..papi udah marahnya..jangan ulangi lagi ya..Pi sedih melihat kamu tidak baik di luaran sana"
Deandra semakin erat memeluk putri semata wayangnya karena teringat istrinya yang sangat berharap kehadiran Lea tapi takdir berkata lain.
"Lea sayang papi.."
"Papi tahu kamu sayang papi.."
Tiap kata yang terucap dari mulut mungilnya membuat Deandra tersayat dan bersalah karena tidak banyak waktu untuk putrinya yang sangat butuh kasih sayang seperti kedua kakaknya yang menikmati kasih sayang dari orang tua yang lengkap.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Ristya
Semarah-marah nya orang tua pada anaknya, pasti ad rasa menyesalnya
2022-12-31
0