Pagi hari kemudian
Mereka berdua masing-masing mulai bekerja. Ferdi sudah mulai bekerja serba bisa di rumah Pak Toni, yakni segala apapun yang pak Toni perintahkan ia kerjakan. Pada hari ini pak Toni langsung menyuruhnya menyetir, kebetulan Ferdi bisa menyetir. Sementara Ika menyusul jua ke rumah pak Toni sembari menggendong Alan, untuk mulai bekerja juga.
Ketika Ika sudah sampai di kediaman Pak Toni, bertemu langsung dengan istri Pak Toni bernama Riska.
"Apa kondisi badanmu sudah bisa kerja pasca melahirkan, Mba?" tanya Riska.
"Iya Bu, saya sudah bisa." Jawab singkat Ika.
Lantaran pada sebenarnya Ika belum pernah hamil dan melahirkan seorang anak, ia tidak banyak berkata mengenai bayi. Usai kalimat pertanyaan Riska dijawab, dia melihat kearah tubuh Ika, dia heran dari tampilan fisik dari sang bayi sama seperti bayinya yang baru saja di lahirkan. Namun melihat tubuh Ika masih terlihat sangat langsing seperti layaknya seorang gadis, tidak terlihat seperti seorang ibu yang baru saja melahirkan.
Namun, meskipun Riska merasa heran dan penuh tanya-tanya didalam batinnya, ia enggan untuk bertanya yang tidak perlu semacam itu. Lantas Riska mendekat ke arah bayi sembari ia menggendong bayi-nya sendiri.
"Wah, bayimu tampan sekali ya Mba ... duh imutnya dia." Riska terkagum-kagum melihat bayi milik Ika yang nampak sangat imut dan lucu. Ika balas senyum sembari mengerjakan pekerjaannya berupa nyetrika pakaian.
"Oh iya, siapa nama anakmu ini mba?" Tanya Riska.
"Namanya Alan Bu, dan siapa nama anak Ibu?" tanya balik Ika kepadanya.
"Nama anak saya Naldo mba." Jawab Riska lantas mereka lanjut berbincang layaknya sesama ibu rumahtangga.
___
Mereka berdua (Ferdi dan Ika) menjadi pesuruh sekaligus pembantu dari Pak Toni karena hidup mereka menumpang secara gratis dirumahnya tanpa ada pembayaran apapun selama ia tinggal dirumah itu. Namun, karena hidup di daerah sana aman dari para preman penagih hutang mereka, Alhasil kini Meraka pun menetap tinggal disana.
Setelah satu tahun kemudian, Ika hamil dan melahirkan seorang bayi laki-laki dan diberi nama Yadi. Kini Ika sibuk mengurus kedua anaknya. Alhasil kini tidak bekerja lagi dirumah Pak Toni (cuti sementara)
Hanya Ferdi yang kini bekerja sendiri untuk mencukupi segala biaya kebutuhan rumah tangganya. kebetulan ketika Ika melahirkan, Dia melalui operasi Caesar. Membuat-nya kini memiliki banyak hutang sama Pak Toni dan sebagian lagi sama orang lain.
Semakin lama biaya hidup kian semakin tinggi dan hutang mereka semakin menumpuk disana sini. Mengharuskan Ferdi bekerja tambahan dengan berbagai kerjaan yang orang lain suruh (panggilan) di luar jam ia bekerja di tempat Pak Toni.
Seiring berjalannya waktu, semenjak Ika memiliki bayi aslinya, kini ia mengacuhkan bayi yang ia temukan ditempat pembuangan sampah pada waktu itu. (Alan)
Menjadi pilih kasih terhadap Alan dan anak aslinya yang bernama Yadi tersebut. Pilih kasih seperti membelikan mainan untuk Yadi, tidak membelikannya jua pada Alan, dan lain sebagainya ia selalu pilih kasih nan membedakan.
Alan di acuhkan oleh Ika, terlebih lagi oleh Ferdi karena memang dari mereka menemukan Alan, Ferdi tidak pernah menyukainya dan tidak pernah mensetujui saat Ika menginginkan untuk mengurusnya. Namun, karena Ika bersikukuh untuk bisa mengurusnya, alhasil Alan tumbuh besar bersama mereka.
Dari Alan masih kecil ia sering di suruh-suruh melakukan berbagai macam pekerjaan wanita seperti menyapu, memasak, mencuci baju, cuci piring, ngepel dan lain sebagainya. Dan pekerjaan berat yang seharusnya dilakukan oleh Ferdi, semua dibebankan kepada Alan.
___
Sedari balita Sifat dan karakter Alan sudah sangat tampak, yakni pendiam yang benar-benar sangat pendiam, tidak banyak berbicara, bersikap dingin dan sangat misterius.
Ferdi sering menganiaya Alan dengan benda tumpul dan sering menggunakan ikat pinggang untuk mencambuk tubuh Alan ketika ada kesalahan kecil yang Alan perbuat.
Disaat Ferdi sedang marah dan sedang mengomeli Alan lalu Ferdi meminta penjelasan dari apa yang di lakukan oleh-nya, Alan tidak banyak menjawab, Ia hanya mengangguk atau menggelengkan kepala saja. Menjadikan Ferdi sering memanggil-nya dengan sebutan anak bisu dan anak sampah.
Pilih kasih sayang terhadap anak antara Alan dan adiknya bernama Yadi, amat menonjol yang Ferdi tunjukkan.
Ketika Alan sehabis dianiaya oleh Ferdi, ia selalu duduk menyendiri di bawah pohon yang posisinya tidak jauh dari sungai dibelakang rumahnya. Ia sering termenung seorang diri ditempat tersebut.
Kala disana ia sering di temani oleh sahabat terdekatnya yakni anak-nya Pak Agus bernama Verza. Tetangga yang hanya berjarak tiga rumah dari rumahnya.
Kini Alan sudah menginjak usia remaja. Menjalani pendidikan dengan bantuan biaya sekolah dari Pak Toni. Walaupun sang Ayah dan Ibu bekerja di rumah Pak Toni, Alan sangat jarang datang ke rumah mereka jika tidak ada suatu hal yang penting.
Tentu, semua dikarenakan Ferdi dan Ika tidak mengizinkan, sebab segala pekerjaan yang ada didalam rumah ia semua yang mengerjakan, membuatnya tak ada waktu untuk hal lain termasuk bermain.
Meski demikian, Alan berinisiatif saat mengerjakan pekerjaan rumah, ia selalu membawa buku pelajaran supaya bisa tetap belajar meskipun dalam waktu yang amat terbatas.
___
Pada sisi lain.
Naldo anak-nya Pak Toni berusia sama dengan Alan memiliki tempramen yang cukup tinggi, memiliki sifat dan sikap yang angkuh karena bangga menjadi anak dari orang terkaya di daerah tersebut.
Naldo pernah ingin mengajak Alan menjadi temannya sewaktu mereka masih kecil, namun karena sifat dan karakter Alan sangat dingin, dan susah di prediksi, membuat Naldo menjadi salah tanggap. Menjadikan Kini dia sangat benci terhadap Alan. Dari sekolah dasar dan menengah pertama, mereka tidak pernah satu sekolah. Namun setelah sudah duduk di kelas 12, Naldo satu sekolah dengan Alan bahkan satu kelas dengannya.
Lokasi Sekolahan mereka berjarak cukup jauh dari rumah mereka, menjadikan kini diantara mereka banyak yang tinggal di asrama. Begitupun dengan Yadi (adik-nya Alan) berusia beda satu tahun dari Alan.
Yadi bersekolah pada sekolahan yang sama dengan Alan tapi berbeda kelas, Yadi juga tinggal di asrama yang sama, namun karena dia sangat membenci Alan sehingga dia tidak ingin tidur pada satu ruangan bersama dengannya.
Alan satu kamar dengan Verza sahabat satu-satunya yang ia miliki dan yang mau berteman dengannya. Verza sendiri memiliki kepribadian yang unik, netral, cerewet, dan selalu ceria. Sifat Verza adalah kebalikan dari sifat Alan yang sangat dingin pendiam dan kaku, sehingga terkesan sombong dari luarnya, walau sebenarnya dia sangat lembut, nurut dan sangat baik.
Verza adalah satu-satunya teman yang bisa mengerti dengan sikap dinginnya Alan dan mereka dapat berteman dengan baik walau perbedaan karakter yang sangat berbalik dari masing-masing.
Untuk Segi fisik, Alan terlihat sangat tampan dan rupawan. Secara keseluruhan fisiknya sungguh tidak terlihat seperti pemuda kampung pada umumnya, karena pada dasarnya ia adalah anak yang memiliki kualitas tinggi yakni putra dari Marvin Muangka Lawrence.
Sehingga membuat banyak gadis-gadis sangat mengagumi parasnya. Dan jua banyak dari para gadis yang ingin memenangkan hatinya. Tetapi sayang, kekaguman dan keinginan mereka hanyalah sebatas angan-angan, menyadari sikap Alan yang sangat dingin membuat para gadis tidak begitu berani mendekatinya.
Walaupun Alan tinggal di asrama, jika sedang tidak ada kegiatan lebih disekolah, ia selalu di suruh pulang oleh orangtuanya Apalagi pada hari libur, ia selalu berada di rumah.
Terkadang saat ia hendak pulang, menunggu angkutan umum yang lewat sangat lama. Apalagi jika pulang pada jam telah lewat. Meskipun masih ada angkutan desa yang lewat, didalam angkutan itu pasti sudah di penuhi oleh para siswa dari sekolah lain. Terlebih lagi kala turun hujan, menjadikan-nya sampai rumah sudah senja.
___
Next
Pada hari ini ia pulang cukup terlambat, ketika sampai dan baru saja memasuki rumah, Tiba-tiba langsung di tampar oleh sang ayah.
Plak! Plak!
"Hey anak sampah! jangan mentang-mentang sekarang kau sudah besar, lalu kau mulai seenaknya sendiri pulang kerumah!" Bentak Ferdi.
Alan menyadari kesalahan itu meskipun ada alasan tertentu sampai ia telat pulang ke rumah yang tak pernah ia utarakan pada sang Ayah. Maka ia hanya menjawab "Maaf." Sembari menundukan kepala nan memegang pipi.
Ferdi Muak, Sebab Alan selalu saja sedikit bicara. Lantas tiba-tiba Ferdi langsung menarik kerah bajunya berakhir tinjuan keras mendarat ke perut sang Anak menggunakan lutut.
Blug! Blug!
"Arrgh!" Amat sakit rasa itu, namun tiada sekalipun keinginan untuk membalasnya.
"Dasar Anak bisu tak berguna! Cepat kau masakin mie! laper aku." Perintah-nya.
Alan mengangguk menahan rasa sakit di perutnya, namun ia masih berdiri di posisi yang sama.
"Woi, ngapa pula kau masih berdiri disitu hah! Apa kau tuli? cepat kerjakan!" Lanjut Ferdi geram kala melihat tatapan tajam dari Alan tanpa satu kalimatpun dia ucapkan.
Lantas Alan bergegas menuju ke arah dapur hendak segera melaksanakan perintah sang Ayah.
Setelah selesai membuatkan mie nan menaruhnya diatas meja tempat ayahnya duduk, ia kembali berjalan ke arah dapur. Lantas melihat sang ibu sedang asyik mainan handphone didalam kamarnya, saat tak sengaja ia lihat lantaran letak posisi Kamar sang ibu memang tidak begitu jauh dari arah dapur.
Ia berpikir, ada sang ibu dalam posisi menganggur sementara ia baru saja pulang dari sekolah sudah langsung disuruh oleh sang ayah. Tapi apalah daya, memang sudah sering terjadi seperti itu alhasil tidak begitu ia pikirkan, tetap ia jalani dengan hati yang ikhlas.
Lantas kembali melangkah hendak menyelesaikan pekerjaan lain, meskipun sesungguhnya saat ini sedang banyak tugas sekolah, ia tetap mengutamakan perintah sang ayah dan sang ibu tanpa mengeluh maupun menolak. Karena jikapun ia menolak, pastilah penyiksaan dan penganiayaan yang siap akan ia terima.
___
Beberapa saat kemudian, hari sudah semakin larut malam, ia berencana setelah selesai mengerjakan pekerjaan rumah, hendak langsung mengerjakan tugas sekolah, namun ia sangat kelelahan, alhasil sebelum tugas sekolah dikerjakan, ia sudah ketiduran.
Pagi harinya ia harus bangun masih sangat petang yakni pukul 4:30 am. Tentu, semua karena tugas rumah nyaris semua dibebankan kepadanya, yakni menyiapkan sarapan dan lain sebagainya dan juga ia harus kembali ke asrama sekolah yang berjarak sangat jauh dari kediamannya, membuat waktunya selalu di penuhi dengan kegiatan berujung badannya kelelahan.
(Alan Tidur hanya 2 jam 30 menit)
Pagi hari pun telah tiba, ia kembali membuka matanya untuk mengerjakan segala pekerjaan rutinnya. Walau wajah masih amat kusut, rasa mata masih sangat mengantuk, ia harus tetap semangat melakukan semua pekerjaan tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 186 Episodes
Comments
✰͜͡v᭄pit_hiats
karunya ih🙄
2021-12-17
0
Sazia Almira Santoso
keter laluan 😈😈😈😈
2021-06-11
1
May Tanty
kasihan Alan nasib baik Dy lelaki..klw perempuan entah macam mna lh jadi nya😭😭😭
2021-05-13
0