BAB 20

#Masih disisi Mike

#Dan disisi lain

"Mau pergi kemana kamu pagi-pagi begini, Nak?" Tanya Riska (ibunya Naldo) melihat sang anak sejak tadi sibuk mondar-mandir seorang diri sembari mencari sesuatu.

"Mau pergi ke sungai Ma, mau mancing dulu" Jawab Naldo sembari memperlihatkan kail pancing setelah berhasil menemukannya.

"Mancingnya nanti saja, agak siangan 'kan bisa nak, lihatlah matahari aja belum sepenuhnya bersinar," Lanjut Riska.

"Apa hubungannya mancing sama matahari?" Cetus Naldo beranjak keluar rumah melalui pintu belakang.

"Tapi, kamu belum sarapan loh nak, hey nak sarapan dulu, nanti kamu bisa masuk angin, Naldo!" Teriak Riska tetapi Naldo tak mendengarkannya samasekali.

Dia berjalan kaki menuju ke lokasi belakang rumahnya, berjarak cukup jauh, tetapi hanya dalam hitungan menit dia sudah sampai disana. Lantaran dia memang melangkahnya sangat cepat.

Begitu sampai, dia langsung melemparkan kail pancingnya ke air sungai tersebut. Sembari menunggu umpannya di makan ikan, dia duduk di tepian sungai sementara tangannya masih memegang gagang pancing itu berharap umpannya dapat secepatnya di sambar ikan.

Sudah beberapa menit menunggu, umpan ikan yang ia lemparkan hanya di makan oleh ikan-ikan kecil saja, alhasil umpan yang sebelumnya berukuran besar kini nyaris habis-hasilnya pun tetap nihil.

Lantas Gagang pancingnya dia tancapkan sejenak di tanah tepat di bibir sungai, masih berharap sisa umpan yang ada dapat di sambar ikan besar, dia menunggu sembari menyiapkan umpan untuk dilemparkan selanjutnya.

Semasih fokus menyiapkan umpan, tiba-tiba gagang pancing yang ia tancapkan di tanah tadi bergerak-gerak, buru-buru dia beranjak hendak meraih gagang pancingnya yang sedang tertancap di tanah itu.

Sebelum berhasil dia raih gagang pancing itu, sudah keburu tercabut dari tanah berujung terjebur ke sungai lantaran Ikan yang menyambar umpannya memang berukuran cukup besar.

"Sial!"

Melihat gagang pancing itu langsung terbawa ke arus deras oleh ikan, tanpa pikir panjang, dia langsung menceburkan diri untuk mengambil kail pancingnya itu.

Byuuurrr!

Arus sungai cukup deras, debit air juga cukup tinggi lantaran malam harinya daerah itu memang habis di guyur hujan deras. Hingga akhirnya Naldo sedikit kepayahan meraih gagang pancing itu, bahkan gagang pancing terbawa arus air cukup jauh dari lokasi dia sebelumnya.

Naldo sudah terlanjur menceburkan diri maka ia pun tetap melanjutkan untuk mengejar kail pancingnya itu. Lantas, tiba-tiba gagang pancingnya tersangkut kain yang letaknya sedikit ke area pinggir sungai.

Segera ia menuju kesana. Selepas berhasil meraihnya, perlahan dia lepaskan kail pancing itu dari kain tersebut.

Semasih tangan dia memegang kain itu membuatnya terkejut begitu menyadari kain itu adalah pakaian manusia dan masih di pakai oleh manusia yang terapung di pinggir sungai itu.

"Astaga Tuhan, ada mayat!"

Naldo berpikir manusia yang dia lihat itu adalah mayat, lantas dia angkat manusia yang terapung di air itu keluar dari sungai terlebih dahulu.

Semasih mengangkatnya, wajah manusia yang terapung di sungai itu masih tertutup sebagian jaket yang dia pakai, sehingga Naldo belum melihat seperti apakah gerangan paras seseorang yang dia pikir sudah menjadi mayat tersebut.

Selepas berhasil mengangkatnya dari sungai, langsung dia letakkan tubuh dia di tanah, posisi tubuh orang itu meringkuk ke tanah, sehingga Naldo masih belum mengetahui seperti apakah parasnya.

Tak henti dia bergumam, "Sial, mimpi apa gua semalam, sampek-sampek nemuin mayat terapung di sungai begini, sih!"

"Ah, sebaiknya aku bilang ke orang-orang dulu deh," beranjak pergi hendak memberitahukan para warga atas apa yang ia temukan itu.

Namun, baru beberapa langkah kakinya berpijak hendak pergi dari sana, entah mengapa tiba-tiba dia berubah pikiran,

"Tap-tapi ... Siapa mayat ini ya, apa jangan-jangan bukan mayat?"

Beranjak kembali ke arah seseorang yang tergeletak di tanah itu, untuk memastikannya, orang itu masih hidup atau memang benar-benar mayat?

Perlahan dia buka jaket penutup kepala yang masih terpakai orang tersebut.

Maka ...

"Astaga Tuhan, loe!"

Sangat terkejut begitu melihat parasnya, lantaran paras orang itu terlihat sama persis dengan seorang pemuda yang sangat dia kenali dan benci, dialah Alan.

Maka, yang Naldo pikir orang tersebut adalah Alan. Namun tanpa dia ketahui bahwa orang yang dia temukan terapung tersebut bukanlah Alan, melainkan saudara kembar-nya Alan bernama Mike.

"Alan! bangun Lan, apa yang terjadi sama loe, Alan!" dia tepuk-tepuk pipinya.

Plak! Plak!

"Oi Lan, buka mata loe!"

Sudah berkali-kali dia coba menepuknya, Mike tidak ada respon samasekali. Lantas Naldo mengulurkan jemarinya didekat hidung si dia hendak memastikan masih ada napasnya atau tidak.

Maka ...

'Puji Tuhan, Syukurlah'

Menghela napas perlahan "Hufff ..." pertanda lega, semasih dia merasakan hembusan napas Mike. Dia masih belum berhenti memanggilnya, secercah khawatir yang dia rasakan meski selama ini dia sering membully Alan, mendapati Mike tak kunjung meresponnya seperti ini. Lantas dia coba membangunkannya dengan cara memencet bagian perut menggunakan kedua telapak tangan supaya air yang banyak terteguk oleh Mike, keluar.

Tetapi, sudah beberapa kali dia memencet-mencet perutnya, masih tiada reaksi apapun. Akhirnya dia memberikan napas buatan dengan mulutnya hingga berkali-kali, berharap supaya Mike dapat segera sadar.

"Oi, Bangun Lan! jangan mati dulu loe gobl'k!" Pekiknya lantaran Mike masih belum ada respon juga.

Tanpa pikir panjang lekas dia bopong tubuh Mike yang dikira Alan itu menuju ke klinik terdekat. Tubuh dia masih basah kuyup tak dia pedulikan, lantaran sebenarnya dia sangat peduli pada Alan meski yang dia perlihatkan ke publik hanyalah benci.

Ya, semua itu lantaran Alan ini adalah satu-satunya orang yang di inginkan oleh Naldo untuk menjadi sahabatnya, namun karena sifat Alan sangat dingin membuat Naldo geram, hingga dia selalu menarik perhatiannya dengan cara membully-nya.

__

#Next

Selepas sampai di Klinik, Mike langsung ditangani oleh Dokter. Sementara Naldo sendiri menunggunya di area luar, mengingat badan dia masih basah kuyup.

Naldo sengaja berdiri di area depan klinik itu untuk menjemur badannya di bawah sinar matahari yang belum begitu terik, Lantas dia melihat Verza (sahabat terdekat Alan) sedang berjalan melintasi klinik tersebut hendak pulang ke rumahnya (Verza baru pulang dari asrama)

"Hei Ver, tunggu!" Panggilnya berpijak mendekat padanya.

Verza menghentikan langkahnya, menoleh ke arah suara seseorang yang sedang memanggilnya itu.

"Iya, ada apa Do?" Jawab Verza bernada sedikit sewot lantaran selama ini dia memang tidak menyukai si Naldo.

"It-itu ... si Alan Ver, Alan anu ... Ver, It-itu ..."

Naldo hendak mengatakan secara langsung tentang Alan yang dia temukan itu, tapi entah apa yang menganggu pikirannya hingga kalimat yang hendak ia ucapkan menjadi terbata.

"Kenapa sama Alan? Apa loe nge-bully dia lagi hah? udahlah, mau balik gua." Verza langsung menyimpulkan yang tidak-tidak lantaran paham tingkah Naldo selama ini, apalagi sejak kejadian kemarin dia berseteru dengan Naldo di kantin sekolah, menjadikannya kesal.

"Wei, tunggu bentar Ver." Lanjut Naldo sembari menarik bahunya semasih Verza hendak melangkah pergi dari hadapannya.

"Apa'an sih narik-narik gua, lepasin woi, Minggir loe!" Tegas Verza sembari menangkis tangan Naldo dari pundaknya.

Tapi lagi-lagi Naldo menghentikan langkah Verza lagi dengan cara yang sama (menarik pundaknya)

"Gua bilang tunggu bentar woi!"

Alhasil Verza kembali menangkisnya seraya menatap tajam ke mata Naldo. Menjadikan Naldo sendiri kesal melihat tatapan Verza seperti itu. (Tatapan sengit, tanda tidak menyukainya)

"Kenapa? apa loe mau menghajar gua di sini hah? lihat-lihat Men, ini di tempat umum!" Ucap Verza seolah siap bila Naldo hendak membuat gara-gara lagi dengannya.

"Eh kampret, gua lagi mau ngomong sama loe, ngapa loe udah sewot aja sih bangs*t!" balas Naldo bernada sedikit teriak lantaran dia paling tidak suka dengan sikap Verza seperti ini, (Langsung menyimpulkan)

"Yaudah loe buruan ngomong, gua udah mau balik, dan loe gak usah teriak-teriak gitu juga kali, ini di jalan woi!" Teriak balik si Verza.

Lantas Naldo segera mengemukakan sesuatu yang hendak dia sampaikan itu, "Loe buruan kasih tau orangtua-nya Alan, saat ini Alan berada di klinik ini, tadi gua nemuin dia terapung di sungai."

"Hah ...? Apa loe bilang, Alan berada di klinik ini? memangnya dia kenapa?" Enggan percaya, tapi ekspresinya sudah tampak sangat khawatir.

"Iya dia didalem sana, kalo loe kagak percaya, loe liat aja sendiri" Naldo menelunjuk ke arah klinik tersebut, mengingat posisi mereka saat ini sedang berdiri di seberang jalan-dari klinik itu.

Penasaran, bahkan nyaris tidak percaya dengan apa yang Naldo katakan, akhirnya Verza memutuskan untuk mencoba masuk ke dalam klinik itu, memastikan yang diucapkan oleh Naldo benar atau tidak, lantaran papun itu dia sangat paham dengan sifat dan karakter Naldo yang sangat gemar sekali berbuat jail. (Verza berpikir Naldo sedang mengerjai-nya)

Beranjak masuk kedalam klinik itu, sementara Naldo tidak ikut masuk kedalam sana, mengingat badan dia masih basah walau kini sudah sedikit kering setelah berjemur sejenak di bawah sinar matahari.

__

Sesudah Verza masuk ke dalam klinik tersebut, dia melihat seorang pemuda berparas sama dengan sang sahabat berbaring lemah tak berdaya disana, wajahnya terlihat pucat pasi serta terdapat banyak luka goresan pada beberapa bagian tubuhnya seperti tangan, leher dan sebagian lagi pada wajahnya.

Tapi khusus pada area wajah tidak begitu parah, karena saat Mike jatuh terguling, wajahnya tertutup topi jaket yang dia pakai sebelum terjebur ke sungai.

"Astaga Tuhan, Alan! apa yang terjadi sama loe?" Tampak Syok, lantas menoleh ke arah Dokter yang kini datang ke ruang itu,

"Dokter, apa dia baik-baik saja, Dok? gimana kondisi dia Dokter?" Verza langsung banyak bertanya pada sang Dokter.

"Tenang dulu Dik, Sebaiknya panggilkan anggota keluarga-nya ke sini, karena luka benturan di bagian kepala dia sangat berbahaya Dik, jika dia tidak segera di rujuk ke rumah sakit yang lebih besar, akibatnya bisa sangat fatal. Oleh karena itu, segeralah panggilkan anggota keluarganya kesini, saat ini juga." Jelas sang Dokter.

"Baik Dokter." Pungkas Verza.

Selepas Dokter berbicara, Verza beranjak keluar langsung hendak pulang ke rumah, mengingat rumah orang tua Alan hanya berjarak tiga rumah dari deretan rumahnya tentunya dia ingin cepat-cepat memberitahukannya.

Semasih baru saja keluar dari dalam klinik itu, dia melihat Naldo masih berdiri di halaman depan klinik tersebut. Tanpa basa-basi, dia langsung mendekat padanya, tak ayal dia raih kerah Naldo sangatlah kuat, nyaris membuat Naldo tercekik.

"Woi, Apa sebenarnya yang terjadi sama Alan hah? apa loe penyebabnya dia jadi seperti ini? Jawab!" Bentak Verza didekat wajah dia.

Naldo nyaris tercekik, membuat dia susah hendak menjawabnya. Alhasil dia langsung melepaskan tangan Verza yang sedang memegang kerahnya itu dengan sangat kuat.

Seet!

"Uhuk, uhuk, jaga bacot loe kalo ngomong, kampang! sembarangan banget loe nuduh gua kek gitu! Asal loe tau, gua tuh yang membawa dia kesini, bukan gua yang menyebabkan dia seperti itu, paham!" Gertak Naldo.

Verza diam sejenak, antara percaya atau tidak, tetapi dia juga tak ingin selalu berperasangka buruk meski selama ini Naldo sangat gemar menjahili sahabatnya itu,

"La-lalu .. Ke-kenapa Al-alan bisa seperti ..." Verza terbata hendak melanjutkan kalimatnya, lantas terhenti begitu perhatian teralihkan pada suara seseorang yang berteriak ke arah mereka berdua.

"Hei, kalian yang di sana! jangan berteriak-teriak di sini, cepat panggilkan anggota keluarga dari anak ini, keadaannya sangat darurat, cepatlah!" dialah sang Dokter yang menangani Mike. Posisi dia berdiri tepat di pintu klinik itu.

"Baik pak, maaf" Jawab Naldo dan Verza serentak.

Verza dirundung kebimbangan, tak henti berkutat tentang kenapa sekarang Alan bisa di klinik itu? Maka, dia hendak pergi langsung dari sana untuk segera menemui orang tua-nya Alan, namun sebelum melangkah lebih jauh, dia menoleh sejenak ke arah Naldo, yang mana posisi Naldo belum beranjak pergi dari tempat dia berdiri tadi.

"Hei Naldo, awas aja jika terbukti penyebab sahabat gua jadi begini gara-gara elo. Akan berurusan sama gua loe!"

"Cih, iya iya satu-satunya sahabat tercinta-nya Alan ... loe mau ngancam gua kek, Gua gak takut. Gua gak berharap loe percaya sama ucapan gua Ver, yang jelas gua udah ngomong apa-adanya, kalo bukan gua penyebab dia jadi begitu, Selebihnya terserah loe aja." Balas Naldo.

"Cih," Sebatas di lirik saja oleh Verza lekas dia melanjutkan langkahnya hendak pulang ke rumahnya.

"Tunggu sebentar Ver," Naldo kembali memanggilnya.

Verza menoleh tampak muram, "Apa lagi hah?"

Terpopuler

Comments

ANI dfa W⃠🍓ˢˢᶜ🌴

ANI dfa W⃠🍓ˢˢᶜ🌴

😁😁😁 waaaaaah bener tebakan q 🤭🤭🤭 jdi tukeran tmpt

2021-01-14

1

Cika🎀

Cika🎀

😢

2020-12-20

1

⏤͟͟͞R ve

⏤͟͟͞R ve

Tertukar nih...giliran Alan yg menikmati kemewahan Papanya...😊
Hmmm...baek juga ya si Naldo, mau menolong Alan (alias Mike)...padahal Naldo sering membully Alan..🤔

2020-09-02

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1
2 BAB 2
3 BAB 3
4 BAB 4
5 BAB 5
6 BAB 6
7 BAB 7
8 BAB 8
9 BAB 9
10 BAB 10
11 BAB 11
12 BAB 12
13 BAB 13
14 BAB 14
15 BAB 15
16 BAB 16
17 BAB 17
18 BAB 18
19 BAB 19
20 BAB 20
21 BAB 21
22 BAB 22
23 BAB 23
24 BAB 24
25 BAB 25
26 BAB 26
27 BAB 27
28 BAB 28
29 BAB 29
30 BAB 30
31 BAB 31
32 BAB 32
33 BAB 33
34 Michealan Stevanus Lawrence (Alan)
35 BAB 35
36 BAB 36
37 BAB 37
38 BAB 38
39 BAB 39
40 BAB 40
41 BAB 41
42 BAB 42
43 BAB 43
44 BAB 44
45 BAB 45
46 BAB 46
47 BAB 47
48 BAB 48
49 Mike Stevanus Lawrence (Mike)
50 BAB 50
51 BAB 51
52 BAB 52
53 BAB 53
54 BAB 54
55 BAB 55
56 BAB 56
57 BAB 57
58 BAB 58
59 BAB 59
60 BAB 60
61 BAB 61
62 BAB 62
63 BAB 63
64 BAB 64
65 BAB 65
66 BAB 66
67 BAB 67
68 BAB 68
69 BAB 69
70 Alan Vs Mike Part 1
71 Alan Vs Mike Part 2
72 Alan Vs Mike Part 3
73 Alan Vs Mike Part 4
74 Alan Vs Mike Part 5
75 BAB 75
76 BAB 76
77 BAB 77
78 BAB 78
79 BAB 79
80 BAB 80
81 BAB 81
82 BAB 82
83 BAB 83
84 BAB 84
85 BAB 85
86 BAB 86
87 BAB 87
88 BAB 88
89 BAB 89
90 BAB 90
91 BAB 91
92 BAB 92
93 BAB 93
94 BAB 94
95 BAB 95
96 BAB 96
97 BAB 97
98 BAB 98
99 BAB 99
100 BAB 100
101 BAB 101
102 BAB 102
103 BAB 103
104 BAB 104
105 BAB 105
106 BAB 106
107 BAB 107
108 BAB 108
109 BAB 109
110 BAB 110
111 BAB 111
112 BAB 112
113 BAB 113
114 BAB 114
115 BAB 115
116 BAB 116
117 BAB 117
118 BAB 118
119 BAB 119
120 BAB 120
121 BAB 121
122 BAB 122
123 BAB 123
124 BAB 124
125 BAB 125
126 BAB 126
127 BAB 127
128 BAB 128
129 BAB 129
130 BAB 130
131 BAB 131
132 BAB 132
133 BAB 133
134 BAB 134
135 BAB 135
136 BAB 136
137 BAB 137
138 BAB 138
139 BAB 139
140 BAB 140
141 BAB 141
142 BAB 142
143 BAB 143
144 BAB 144
145 BAB 145
146 BAB 146
147 BAB 147
148 BAB 148
149 BAB 149
150 BAB 150
151 BAB 151
152 BAB 152
153 BAB 153
154 BAB 154
155 BAB 155
156 BAB 156
157 BAB 157
158 BAB 158
159 BAB 159
160 BAB 160
161 BAB 161
162 BAB 162
163 BAB 163
164 BAB 164
165 BAB 165
166 BAB 166
167 BAB 167
168 BAB 168
169 BAB 169
170 BAB 170
171 BAB 171
172 BAB 172
173 BAB 173
174 BAB 174
175 BAB 175
176 BAB 176
177 BAB 177
178 BAB 178
179 BAB 179
180 BAB 180
181 BAB 181
182 BAB 182
183 BAB 183
184 BAB 184
185 BAB 185
186 Terima kasih
Episodes

Updated 186 Episodes

1
BAB 1
2
BAB 2
3
BAB 3
4
BAB 4
5
BAB 5
6
BAB 6
7
BAB 7
8
BAB 8
9
BAB 9
10
BAB 10
11
BAB 11
12
BAB 12
13
BAB 13
14
BAB 14
15
BAB 15
16
BAB 16
17
BAB 17
18
BAB 18
19
BAB 19
20
BAB 20
21
BAB 21
22
BAB 22
23
BAB 23
24
BAB 24
25
BAB 25
26
BAB 26
27
BAB 27
28
BAB 28
29
BAB 29
30
BAB 30
31
BAB 31
32
BAB 32
33
BAB 33
34
Michealan Stevanus Lawrence (Alan)
35
BAB 35
36
BAB 36
37
BAB 37
38
BAB 38
39
BAB 39
40
BAB 40
41
BAB 41
42
BAB 42
43
BAB 43
44
BAB 44
45
BAB 45
46
BAB 46
47
BAB 47
48
BAB 48
49
Mike Stevanus Lawrence (Mike)
50
BAB 50
51
BAB 51
52
BAB 52
53
BAB 53
54
BAB 54
55
BAB 55
56
BAB 56
57
BAB 57
58
BAB 58
59
BAB 59
60
BAB 60
61
BAB 61
62
BAB 62
63
BAB 63
64
BAB 64
65
BAB 65
66
BAB 66
67
BAB 67
68
BAB 68
69
BAB 69
70
Alan Vs Mike Part 1
71
Alan Vs Mike Part 2
72
Alan Vs Mike Part 3
73
Alan Vs Mike Part 4
74
Alan Vs Mike Part 5
75
BAB 75
76
BAB 76
77
BAB 77
78
BAB 78
79
BAB 79
80
BAB 80
81
BAB 81
82
BAB 82
83
BAB 83
84
BAB 84
85
BAB 85
86
BAB 86
87
BAB 87
88
BAB 88
89
BAB 89
90
BAB 90
91
BAB 91
92
BAB 92
93
BAB 93
94
BAB 94
95
BAB 95
96
BAB 96
97
BAB 97
98
BAB 98
99
BAB 99
100
BAB 100
101
BAB 101
102
BAB 102
103
BAB 103
104
BAB 104
105
BAB 105
106
BAB 106
107
BAB 107
108
BAB 108
109
BAB 109
110
BAB 110
111
BAB 111
112
BAB 112
113
BAB 113
114
BAB 114
115
BAB 115
116
BAB 116
117
BAB 117
118
BAB 118
119
BAB 119
120
BAB 120
121
BAB 121
122
BAB 122
123
BAB 123
124
BAB 124
125
BAB 125
126
BAB 126
127
BAB 127
128
BAB 128
129
BAB 129
130
BAB 130
131
BAB 131
132
BAB 132
133
BAB 133
134
BAB 134
135
BAB 135
136
BAB 136
137
BAB 137
138
BAB 138
139
BAB 139
140
BAB 140
141
BAB 141
142
BAB 142
143
BAB 143
144
BAB 144
145
BAB 145
146
BAB 146
147
BAB 147
148
BAB 148
149
BAB 149
150
BAB 150
151
BAB 151
152
BAB 152
153
BAB 153
154
BAB 154
155
BAB 155
156
BAB 156
157
BAB 157
158
BAB 158
159
BAB 159
160
BAB 160
161
BAB 161
162
BAB 162
163
BAB 163
164
BAB 164
165
BAB 165
166
BAB 166
167
BAB 167
168
BAB 168
169
BAB 169
170
BAB 170
171
BAB 171
172
BAB 172
173
BAB 173
174
BAB 174
175
BAB 175
176
BAB 176
177
BAB 177
178
BAB 178
179
BAB 179
180
BAB 180
181
BAB 181
182
BAB 182
183
BAB 183
184
BAB 184
185
BAB 185
186
Terima kasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!